PENDAHULUAN
kebutuhan pokok manusia yang hakiki yang setiap saat di setiap permukiman perlu
tersedia, dalam jumlah yang cukup, dengan mutu yang layak, aman dikonsumsi dan
dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Namun sejak beberapa tahun terakhir
pangan bagi rakyat Indonesia sendiri, khususnya akan ketersediaan beras sebagai
bahan pangan utama. Swastika et al (2000) bahkan menyebutkan bahwa laju produksi
beras pada 10 tahun terakhir hanya 50% dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia.
Budaya pangan masyarakat Indonesia secara dinamis terus berubah. Pada tahun
variatif yang ada di berbagai daerah. Masyarakat Maluku dan Papua memiliki budaya
pangan yang berkaitan dengan sagu dan umbi-umbian, sementara masyarakat Nusa
Tengara Timur (NTT) mengandalkan jagung. Tiga dekade kemudian, pada tahun
(revolusi hijau) yang berorientasi pada padi/beras pada masa Orde Baru ternyata juga
diikuti oleh perubahan pola pangan pokok masyarakat. Konsumsi pangan pokok beras
terus meningkat dan sejak awal tahun 2000an hampir seratus persen masyarakat
Indonesia mengonsumsi beras (Ariani, 2016). Gejala ini sering disebut ‘berasisasi’
ketersediaan beras sebagai basis kebijakan pangan, yang diikuti oleh peningkatan
turunannya juga semakin meningkat. Konsumsi makanan berbahan gandum kini telah
mempraktikkan budaya pangan global (Simatupang, 2016). Dalam hal pola konsumsi
(dari 33) provinsi memiliki pola konsumsi pangan pokok berasterigu. Selanjutnya di
sejumlah provinsi tertentu masyarakat memiliki kombinasi beras dan pangan lokal:
2
Di dalam konteks tendensi penurunan konsumsi pangan lokal tersebut, hipotesa
kajian ini adalah budaya pangan lokal tidak akan hilang begitu saja. Masyarakat
jagung, sagu, dan lain-lain, dalam kondisi ekosistem yang beragam, dari yang subur
sampai yang kritis. Masyarakat Indonesia memiliki pola makan khas dan unik di
berbagai daerah: singkong/ubi kayu (Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur), sagu
(Maluku, Papua), jagung (Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara), cantel/sorgum
(Nusa Tenggara), talas dan ubi jalar (Papua) sebagai pangan pokok selama bertahun-
tahun (Khudori, 2009; Sutrisno & Edris, 2009). Di samping itu, pemerintah, melalui
kelembagaan dan kearifan lokal sejak tahun 2006 (Masithoh et al, 2009), yang diikuti
oleh program Kawasan Mandiri Pangan (BKP, 2019). Karena itu, budidaya dan
konsumsi pangan lokal sebenarnya merupakan bagian inheren dari sistem pangan
masyarakat Indonesia
petani dan nelayan. Tanaman utama yang tumbuh di desa Nuwewang adalah Kelapa
jagung, kacang tanah dan ketela pohon. Selain tanaman utama tersebut di atas, bila
ditinjau dikebun setiap warga umumnya memiliki pohan mangga minimal 2 sampau
3
Manfaat biji mangga lainnya adalah sebagai bahan pembuatan tepung yang bisa
mengeringkan bagian dalam dari biji mangga dan kemudian dijadikan serbuk.
Setelahnya dikemas dalam wadah kedap udara dan siap digunakan saat diperlukan.
hanya buah mangga yang dimanfaatkan. Namun juga pemanfaatan dari biji mangga
juga telah ada. Biji buah mangga dibuat menjadi tepung. Karena dalam biji buah
mangga memiliki kandungan lemak, karbohidrat, dan protein serta senyawa lain yang
dapat bermanfaat bagi tubuh manusia. Tepung dari biji mangga kemudian dikemas
dan dijual ke pasar dan toko-toko kue yang ada di pulau letti bahkan di jual sampai ke
Kota kabupaten. Hal ini juga dapat menambah dapat menambah pendapatan
Nuwewang,yang dimana biji mangga itu dicampur dengan jangung dan kacang merah
baru dimasak sebagai makanan sehari-hari disana. Hampir setiap keluarga di Desa
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya menginisiasi untuk mengambil judul
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Produksi Biji Mangga (Mangifera Indical)
Bertolak dari permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian
ini adalah untuk dapat mengetahui “Untuk mengetahui Produksi Biji Mangga
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini dapat menjadi referensi serta acuan bagi Program Studi
Geografi Ekonomi
b. Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sangat penting bagi peneliti
dalam mempelajari dan mengenal lebih baik tentang prose produksi biji
5
2. Manfaat praktis
Kabupaten Maluku Barat daya tentang proses produksi biji mangga sebagai
lokal.
1. Proses Produksi
Menurut Suharso (2014: 475), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ’’Proses
menghasilkan produk.”
2. Biji mangga
Biji mangga terletak di dalam kulit biji keras (endocarp) besarnya bervariasi.serat-
serat yang asalnya dari kulit biji tersebut kadang-kadang dapat menembus
seringkalii hanya cairanya. Biji mangga umumnya terdiri dari dau keeping yang
6
3. Kondisi Ekonomi
Kondisi adalah pernyataan, keadaan atau sesuatu pernyataan yang dapat dilihat
Kondisi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni suatu keadaan ekonomi orang
4. Ketahanan Pangan
rumah tangga dalam jumlah, mutu dan ragam sesuai dengan budaya setempat dari
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
sebagai berikut: geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
menegaskan bahwa yang menjadi obyek studi geografi tidak lain adalah geosfer,
yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri dari
atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air,
perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan
bumi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menampakkan
persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut tidak terlepas dari relasi
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat sifat penting atau
seri sifat-sifat penting. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dalam analisa
telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan
lokasi yang terdiri dari data titik (point data) seperti: data ketinggian tempat, data
sampel tanah, data sampel batuan, dan data bidang (areal data) seperti: data luas
2. Pendekatan Ekologi
organisme hidup yang penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu muncul
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut analisa kompleks
9
areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan
berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang
lain. Pada analisa ini diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu
Sumaatmadja dalam buku Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa keruangan
geografi dalam peta serta mengungkapkan hubungan antara gejala geografi yang satu
dengan yang lain. Hal tersebut disebabkan penyebaran gejala dan fakta geografi tidak
dan non fisik. Prinsip tersebut dapat mengungkapkan gejala atau fakta Geografi di
jauh tentang gejala dan masalah geografi yang dianalisis. Prinsip ini tidak hanya
10
menampilkan deskripsi dalam bentuk peta, tetapi juga dalam bentuk diagram, grafik
Prinsip korologi disebut juga prinsip keruangan. Dengan prinsip ini dapat
dianalisis gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau dari penyebaran, interrelasi, dan
1. Konsep Lokasi
Lokasi sangat berkaitan dengan keadaan sekitarnya yang dapat memberi arti
mengenai letak lokasi fasilitas pendidikan yang ada di Kota Ambon Fasilitas tersebut
2. Konsep Jarak
Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Jarak
berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan
11
sebagai jarak tempuh baik yang dikaitkan dengan waktu perjalanan yang diperlukan
3. Konsep Aksesibilitas
Aksesibilitas juga berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana
perekonomiannya.
4. Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam
ruang muka bumi, baik fenomena alami (misalnya jenis tanah, curah hujan,
penelitian ini untuk menganalisis persebaran fasilitas pendidikan yang ada di Kota
Ambon
5. Konsep Morfologi
12
6. Konsep Aglomerasi
pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling menguntungkan baik karena
artinya tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu.
individualis tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah
yang lain. Unsur atau fenomena lingkungan bersifat dinamis dan interaksi atau
fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang baik yang
13
2.2. Proses Produksi
produk.” Menurut Ana Retnoningsih (2014: 475), Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Handoko T Hani (2011: 2), Kegiatan kegiatan Proses produksi yaitu:
kaleng. atas dasar perkembangan tersebut istilah manajemen produksi yang telah
ekonomi kita.
14
Menurut Handoko T Hani (2011: 5), produksi dan operasi adalah: merupakan
sering disebut faktor faktor produksi tenaga kerja, mesin-mesin peralatan, bahan
mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja
menjadi berbagai produk atau jasa. mengarahkan berbagai masukan (input), agar
dapat memproduksi berbagai keluaran (output), dalam jumlah kualitas, harga, waktu
Proses produksi diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah
untuk memperoleh suatu hasil. Menurut Gaspersz, Vincent (2004;4) Proses Produksi
adalah integrasi sekuasial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja dan
mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan yang kompetitif dipasar. Sedangkan
proses produksi menurut Zulian Yamit (2003;123) adalah suatu kegiatan dengan
melibatkan tenaga manusi, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang
berguna.
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi
adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa
15
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan
2.3. Mangga
Mangga merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Negara India.
sama dengan jambu monyet dan kedondong. Genus dari keluarga anacardiaceae yang
berasal dari asia tenggara tercatat ada 62 spesies. Enam belas spesies diantaranya
dapat dimakan, tetapi yang biasa dimakan hanya spesies Mangifera caesia, Jack.
(kemang), Mangifera feotida, Lour. (pakel, bacang, atau limus), Mangifera odorata,
Griff. (kuweni atau kebembem), dan Mangifera indica, L.. Dari keempat spesies
mangga manalagi) secara taksonomi termasuk spesies Mangifera indica, L., genus
pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi dengan batang yang tegak dengan
tinggi pohon dewasa dapat mencapai 10-40 meter, bercabang banyak, bertajuk
rindang dan hijau sepanjang tahun. Umur tanaman mangga dapat mencapai 100 tahun
16
lebih. Berdasarkan SK.Mentan.No.28/Kpts/TP.240/1/1995 dalam Broto (2003)
Gedong memiliki bentuk pohon tegak dengan ketinggian 9-15 meter, tajuk pohon
permukaan daun sempit dengan lipatan daun menyempit berbentuk lancip pada
dasarnya dan datar pada pucuknya, bentuk malai bunga lancip berwarna kuning atau
merah.
berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar kewilayah Asia Tenggara
yaitu manggas atau man-kay. Dalam bahasa botani, mangga disebut Mangifera indica
L. yang berarti tanaman mangga berasal dari India (Rohmaningtyas, 2010). Menurut
Tanaman mangga terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang
tanaman mangga yang masih muda terbentuk dari kulit yang amat tipis disebut kulit
ari atua epidermis, kemudian kulit ini dirubah menjadi lapisan gabus. Bila pohon
bertambah tua, lapisan ini tidak tumbuh lagi, melainkan pecah-pecah.Karena dibagian
sebelah dalam kulit timbul lapisan gabus baru. Di dalam lapisan kayu ini terdapat
17
pembuluh kayu yang berfungsi membawa zat makanan dari akarkeatas. Di dalam
lapisan kulit terdapat pembuluh lapisan yang membawa zat makanan dari daun ke
tempat lain. Bunga mangga dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tepung sari
yang jatuh pada tampuk berasal dari pohon itu sendiri.Hal ini menyebabkan mangga
disebut tanaman berumah satu. Bunga mangga terdiri dari beberapa bagian dasar
bunga, kelopak, daun bunga, benang sari dan kepala putik. Bunga mangga dalam
keadaan normal, adalah bunga majemuk yang tumbuh dari tunas ujung. Tunas yang
asalnya bukan dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi menghasilkan
ranting daun biasa. Daun mangga terdiri atas dua bagian yaitu tangkai daun dan
badan daun. Badan daun bertulang tulang dan berurat-urat antara tulang daun dan urat
tertutup daging daun. Daun mangga diselimuti oleh kulit tipis yang tidak mudah
terlihat oleh mata telanjang yang dinamakan kulit ari, di kulit ari ini terletak mulut
daun atau stomata (Rohmaningtyas, 2010). Panjang daun keseluruhan antara 8,47 –
23,82 cm, lebar daun antara 3,22 – 6,04 cm luas daun antara 30,20 – 101,10 cm2
Buah mangga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu kulit, daging dan biji.
Komposisi buah mangga terdiri dari kulit buah dengan bobot berkisar antara 11 18%,
biji 14-22% serta daging buah yang berkisar antara 60-75% dari berat buah.
Komponen utama buah mangga terdiri dari air, karbohidrat (dalam bentuk gula)dan
vitamin. Komponen lain terdiri dari berbagai macam asam, protein, mineral, zat
warna, tannin dan zat-zat volatile (ester) yang memberikan bau harum (khas).
18
Vitamin C pada buah mangga berkisar antara 13 mg sampai 80 mg/100 g tergantung
buah mangga sebagai bentuk yang unik. Pada ujung buah mangga ada yang berbentuk
runcing, biasanya disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok disebut
sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut, dan bagian belakang perut yang disebut
punggung. Mangga memiliki kulit (eksokarp) yang tebal yang diukur dari lapisan
tempurung biji terluar dan terdapat titik kelenjar pada permukaannya. Daging buah
mangga (mesokarp) ada yang tebal dan ada yang tipis, tergantung dari jenis dan
varietasnya. Beberapa jenis atau kultivar mangga, pada daging buahnya memiliki
serat. Selain itu mangga ada yang berair ada yang tidak berair, tingkat kemanisannya
pun berbeda-beda bahkan ada juga yang rasanya seperti terpentin. Warna pada daging
buahnya juga bermacam macam ada yang kuning, krem, atau orange. Serat-serat yang
berasal dari kulit biji (endokarp) kadang-kadang bisa menembus daging buah
sehingga daging buahnya berserat. Mangga berserat yang layak dimakan seringkali
seringkalii hanya cairanya. Biji mangga umumnya terdiri dari dau keeping yang
19
berdanging, yaitu biji monoebrionik dan biji poliebrionik (Pracaya,1991). Selain
daging (mesocarp),buah mangga yang aromantis berwarna putih sampai kuning yang
dimamfaatkan (Quane,2002).
pangan bagi manusia.Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran secara objektif mengenai
disimpulkan bahwa biji mangga cukup potensial untuk makanan. Pengukuran dan
Analisis lainnya juga telah dilakukan dalam satuan yang berbeda. Beberapa uji
daintaranya adalah kandungan tanim 1,28 mg/g, WSI (Water sorpatin index) sebesar
kandungan gizi dari tepun biji mangga yang dihasilkan tidak mengalami perubaan
atau penyustan ,sehingga dari indikasi yang ada menunjukan kualitas biji mangga
tidak berbeda dengan kualitas biji secara umu (Arogba 1999). Menurut Arpba (1999),
tepung biji mangga dapat dihasilkan dari beberapa tahapan proses yaitu proses
20
1. Dalam undang undang No : 7 tahun 1996 tentang pangan, pengertian ketahanan
pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin
dari ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman,
ketersediaan yang cukup, dengan pengertian ketersediaan pangan dalam arti luas,
mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan dan memenuhi
kebutuhan atas karbohidrat, vitamin dan mineral serta turunan, yang bermanfaat
kondisi aman, diartikan bebas dari pencemaran biologis, kimia, dan benda lain
manusia, serta aman untuk kaidah agama. (c) Terpenuhinya pangan dengan
tersedianya pangan pada setiap saat dan merata di seluruh tanah air. (d)
ketahanan pangan sebagai akses setiap rumah tangga atau individu untuk
21
3. World Food Summit 1996 memeperluas defenisi diatas dengan persyaratan
4. World Bank 1996: Ketahanan Pangan adalah: akses oleh semua orang pada
segala waktu atas pangan yang cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif.
5. Oxfam 2001: Ketahanan Pangan adalah kondisi ketika: “setiap orang dalam
segala waktu memiliki akses dan kontrol atas jumlah pangan yang cukup dan
kualitas yang baik demi hidup yang aktif dan sehat. Dua kandungan makna
tercantum di sini yakni: ketersediaan dalam artian kualitas dan kuantitas dan
2005 ): Ketahanan Pangan adalah: kondisi ketika semua orang pada segala waktu
secara fisik, sosial dan ekonomi memiliki akses pada pangan yang cukup, aman
dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi (dietary needs) dan pilihan
anggota rumah tangga dalam jumlah, mutu dan ragam sesuai dengan budaya
cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimalisasi
22
pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya domestik. Salah satu
2004). Dengan adanya aspek tersebut maka ketahanan pangan dipandang menjadi
suatu sistem, yang merupakan rangkaian dari tiga komponen utama yaitu ketersediaan
Terwujudnya ketahanan pangan merupakan hasil kerja dari suatu sistem yang
terdiri dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi, yaitu subsistem ketersediaan
Ketersediaan pangan menyangkut masalah produksi, stok, impor dan ekspor, yang
bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, pangan yang tersedia bagi
keluarga harus cukup volume dan jenisnya, serta stabil dari waktu kewaktu.
pangan antar wilayah dan antar waktu serta stabilitas harga pangan. Hal ini ditujukan
untuk meningkatkan daya akses masyarakat terhadap pangan yang cukup. Surplus
individu/masyarakatnya.
23
Sedangkan subsistem konsumsi menyangkut pendidikan masyarakat agar
mempunyai pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik, sehingga dapat mengelola
pangan tanpa memperhatikan asupan zat gizi yang cukup dan berimbang tidak efektif
bagi pembentukan manusia yang sehat, daya tahan tubuh yang baik, cerdas dan
produktif (Thaha, dkk, 2000). Apabila ketiga subsistem diatas tidak tercapai, maka
Kondisi adalah pernyataan, keadaan atau sesuatu pernyataan yang dapat dilihat
Kondisi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni suatu keadaan ekonomi orang tua,
ekonomi keluarga yang bisa dirasakan atau diukur oleh indera manusia. Kondisi
ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya
tinggi, sedang, dan rendah. Kondisi sosial ekonomi menurut Abdulsyani (2002,
hlm.12) menjelaskan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang
24
dimiliki. Bintarto dalam Oktama (2013, hlm.12) mengemukakan tentang pengertian
kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu
parameter yang dapat di gunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan.
sebagai keadaan urusan keuangan keluarga, yang menjelaskan suatu keadaan yang
dapat dilihat indera manusia, mengenai keadaan dan kemampuan ekonomi orang tua
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan ekonomi
Orang tua, dalam kajian penelitian ini akan dibatasi empat faktor yang melatar
belakangi kondisi ekonomi Orang tua yang berpengaruh terhadap motivasi siswa
melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu latar pekerjaan orang tua, latar belakang
pendidikan orang tua, dan jumlah anggota keluarga. Sunardi dan Evers dalam Oktama
1. Pekerjaan
pekerjaan tersebut dalam lahan basah, dalam arti lahan basah yang bisa cepat
mendapatkan uang atau dalam lahan yang sulit untuk memperoleh uang yang biasa
25
2. Pendapatan Keluarga
adalah jumlah penerimaan berupa uang atau barang yang dihasilkan oleh segenap
orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi, ada 3 sumber
a. Pendapatan dari gaji dan upah yaitu balas jasa terhadap kesediaan orang
menjadi tenaga kerja.
b. Pendapatan dari asset produktif yaitu asset yang memberikan pemasukan atas
balas jasa penggunaanya
adalah seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga yang
berlaku saat itu”. Uang atau barang tidak langsung kita terima sebagai pendapatan
tanpa kita melakukan suatu pekerjaan baik itu berupa jasa ataupun produksi.
kelangsungan hidup. Oleh karena itu, setiap orang harus bekerja demi kelangsungan
Pendapatan dapat diartikan sebagai hasil yang diterima seseorang karena orang
itu bekerja dan hasilnya bisa berupa uang atau barang. Pendapatan orang tua adalah
26
hasil yang diterima orang tua dari hasil bekerja, baik dari pekerjaan pokok maupun
pekerjaan sampingan yang berupa uang atau barang yang dinilai dengan uang.
3. Pendiidikan
orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih cepat untuk
keluarga. Semakin banyak anggota keluarga yang bekerja semakin banyak pula
pendapatan yang diperoleh keluarga, namun akan terjadi sebaliknya bila yang bekerja
sedikit sedang upah yang diterima sedikit, sedangkan jumlah tanggungan banyak
pendidikan semakin besar biaya pendidikannya. Pendapatan seorang antara yang satu
dengan yang lainnya berbeda-beda sesuai dengan pekerjaan, pendidikan dan jumlah
anggota keluarganya.
27
seperti kebutuhan makan akan lebih diperhatikan dengan makanan yang bergizi.
Demikian pula dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan, orang tua akan
memiliki pengeluaran yang berbeda satu sama lain tergantung pada pendapatan yang
pengeluaran. Hal ini dikarenakan semakin banyak pula yang diinginkan dalam
pemenuhan kebutuhan.
Biji Manggga
Produksi
BAB II
Pangan Lokal Pemasaran Ekonomi
28
BAB III
METODE PENELITIAN
memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara objektif dengan data yang
data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang di butuhkan dalam penelitian ini tercatat selama 1 bulan
pada tanggal 05 -30 Mey 2020 setelah proposal ini di seminarkan dengan rincian
sebagai berikut :
29
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
orang.
Menurut Arikunto (2002) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu
Produksi Biji Mangga (Mangifera Indical) sebagai bahan pangan lokal untuk
berikut.
1. Faktor-faktor Produksi
b. Jumlah Panen
c. Tenaga Kerja
d. Pembibitan
30
e. Pemupukan
f. Pemeliharaan
g. Modal
2. Ekonomi Keluarga
a. Pemasaran hasil
b. Harga jual
c. Keuntungan
d. Pendapatan
1. Observasi
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala
atau gejala-gejala pada obyek penelitian”. Untuk memperoleh data awal, maka
2. Kuesioer
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
31
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
3. Dokumentasi
berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari
memperkuat data dari hasil wawancara, sehingga diharapkan dapat diperoleh data
memperoleh data tentang proses produksi biji mangga (mangifera indical) sebagai
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis kualitatif yang bertujuan
Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya adalah Analisis kualitatif yaitu
32
mengorgganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. (Lexy J.
Moleong, 2012:103).
Selanjutnya dari data yang akan diperoleh di lapangan, maka data bersifat
kualitatif.
33