Disusun Oleh :
Nama : Andra Esmeralda Rumlauna
Nim : A1C122039
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
A. Konsep Dasar
1. Definisi Batu Ginjal
Batu ginjal atau kalkulus adalah batu yang terdapat di saluran kemih, batu
yang sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Batu ginjal atau kalkulus
adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca2+, namun
asam urat dan kristal juga pembentuk batu dalam saluran kemih, batu ini umumnya
ditemukan pada pelvis dan kaliks ginjal (Spivacow et al., 2016).
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Farmakoterapi: Dikaji obat yang diprogramkan serta jadwal pemberian obat.
b. Prosedur Diagnostik Medik.
c. Pemeriksaan Laboratorium.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan objektif yang
telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medis, dan pemberi pelayanan kesehatan
yang lain. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan mual, muntah dari efek
sekunder nyeri.
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
4. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Nyeri akut berhubungan 1. Keluhan nyeri 1. Identivikasi lokasi,
dengan agen cidera fisik menurun. karakteristik, durasi,
2. Meringis menurun frekuensi, kualitas,
3. Sikap protektif dan intensitas nyeri.
menurun. 2. Identivikasi respon
4. Gelisah menurun nyeri non-verbal
3. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri.
4. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
5. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
6. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
7. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri.
8. Kolaborasi pemberian
analgetik
Nutrisi kurang dari 1. Nafsu makan 1. Identifikasi status
kebutuhan tubuh bertambah nutrisi
berhungan dengan mual, 2. Berat badan bertambah 2. Identifikasi alergi dan
muntah dari efek intoleransi makanan
sekunder nyeri 3. Identifikasi makanan
yang disukai
4. Identifikasi
kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
5. Identfikasi perlunya
selang nasogastric
6. Monitor asupan
makanan
7. Monitor berat badan
8. Lakukan oral hygiene
sebelum makan
9. Sajikan makanan
secara menarik
10. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
11. Berikan makanan
tinggi kalori dan
protein
12. Berikan suplemen
makanan
13. Ajarkan diet yang
diprogramkan
14. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
makanan
Cemas berhubungan 1. Pasien mengatakan 1. Gunakan pendekatan
dengan kurang cemasnya berkuran yang tenang.
pengetahuan 2. Pasien menunjukkan 2. Jelaskan prosedur
cemas berkurang, tindakan dan apa
wajah tampak lebih yang dirasakan
rileks selama tindakan. 3
3. Berikan informasi
yang actual tentang
diagnosa, tindakan
dan prognosis.
4. Ajarkan teknik
Relaksasi nafas
dalam. 5
5. Libatkan keluarga
dalam pemberian
pendidikan kesehatan
6. Motivasi keluarga
untuk mendampingi
pasien.
Intoleransi aktivitas 1. Berpartisipasi dalam 1. Observasi adanya
berhubungan dengan aktivitas fisik tanpa pembatasan klien
kelemahan otot disertai peningkatan dalam melakukan
tekanan darah, nadi aktivitas
dan RR 2. Kaji adanya faktor
2. Mampu melakukan yang menyebabkan
aktivitas sehari hari kelelahan
(ADLs) secara mandiri 3. Monitor nutrisi dan
3. Keseimbangan sumber energi yang
aktivitas dan istirahat adekuat
4. Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
5. Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat,
perubahan
hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
7. Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan
progran terapi yang
tepat
5. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Implementasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen 1. Mengidentivikasi lokasi,
cidera fisik karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan intensitas nyeri.
2. Mengidentivikasi respon nyeri non-
verbal
3. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
6. Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
7. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
8. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 1. Menidentifikasi status nutrisi
berhungan dengan mual, muntah dari 2. Mengidentifikasi alergi dan
efek sekunder nyeri intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan yang
disukai
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
5. Mengidentfikasi perlunya selang
nasogastric
6. Memonitor asupan makanan
7. Memonitor berat badan
8. Melakukan oral hygiene sebelum
makan
9. Menyajikan makanan secara
menarik
10. Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
11. Memberikan makanan tinggi kalori
dan protein
12. Memberikan suplemen makanan
13. Mengajarkan diet yang
diprogramkan
14. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis makanan
Cemas berhubungan dengan kurang 1. Gunakan pendekatan yang tenang.
pengetahuan 2. Jelaskan prosedur tindakan dan apa
yang dirasakan selama tindakan. 3
3. Berikan informasi yang actual
tentang diagnosa, tindakan dan
prognosis.
4. Ajarkan teknik Relaksasi nafas
dalam. 5
5. Libatkan keluarga dalam pemberian
pendidikan Kesehatan
6. Motivasi keluarga untuk
mendampingi pasien.
Intoleransi aktivitas berhubungan 1. Mengobservasi adanya
dengan kelemahan otot pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
2. Mengkaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
3. Memonitor nutrisi dan sumber
energi yang adekuat
4. Memonitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
5. Memonitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis,
pucat, perubahan hemodinamik)
6. Memonitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
7. Melakukan kolaborasi dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alelign, T., & Petros, B. 2018. Kidney Stone Disease: An Update on Current Concepts.
Advances in Urology.
Diri, A., & Diri, B. 2018. Management Of Staghorn Renal Stones. Renal Failure, 40(1), 357–
362.
Millington, S. J., Silva Restrepo, M., & Koenig, S. 2018. Better With Ultrasound. Chest, 154
(5), 1223–1229.
Shafi, H., Moazzami, B., & Pourghasem, M. 2016. An Overview of Treatment Options For
Urinary Stones. Caspian Journal of Internal Medicine, 7(1), 1–6.
Spivacow, F. R., Del Valle, E. E., Lores, E., & Rey, P. G. 2016. Kidney Stones: Composition,
Frequency And Relation To Metabolic Diagnosis. Medicina, 76(6), 343– 348.