PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal
sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada
kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, kandung kemih
dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah
karena adanya stasis urine seperti pada batu kandung kemih (VU) karena
hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada
di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta
seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering
terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69)
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan
perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan
di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal
dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas
sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12%
penduduk menderita batu saluran kemih
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah agar kita dapat lebih mengetahui
tentang Batu Ginjal dan tumor ginjal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan asuhan keperawatan ini
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Nefrolitiasis adalah batu ginjal yang ditemukan didalam ginjal, yang
merupakan pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organik, misalnya
nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya batu kalkuli terdiri atas
garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat
(Baradero, 2009).
Batu ginjal adalah terbentuknya batu dalam ginjal (pelvis atau kaliks) dan
mengalir bersama urine (Susan Martin, 2007). Nefrolitiasis merujuk pada
batu ginjal. Batu atau kalkuli dibentuk di dalam saluran saluran kemih mulai
dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari substansi ekskresi di dalam
urine
(Nursalam,
2011).
Pendapat
lain
menjelaskan
batu
ginjal
Fungsi Ginjal :
1) Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh
akan di ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine
yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga
susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
Dengan
menyesuaikan
komposisi
darah,
memastikan
muntah,
maka
pasien
sedang
mengalami
kolik
renal.
Diare
dan
E. Jenis Batu
Jenis batu ginjal yang paling sering (lebih dari 80 %) adalah yang
terbentuk dari kristal kalsium oksalat. Pendapat konvensional mengatakan
bahwa konsumsi kalsium dalam jumlah besar dapat memicu terjadinya batu
ginjal. Namun, bukti-bukti terbaru malah menyatakan bahwa konsunsi
kalsium dalam jumlah sedikitlah yang memicu terjadinya batu ginjal ini. Hal
ini disebabkan karena dengan sedikitnya kalsium yang dikonsumsi, maka
oksalat yang diserap tubuh semakin banyak. Oksalat ini kemudian melalui
ginjal dan dibuang ke urin. Dalam urin, oksalat merupakan zat yang mudah
membentuk endapan kalsium oksalat. Jenis batu yang lain adalah yang
terbentuk dari struvit (magnesium, ammonium, dan fosfat), asam urat,
kalsium fosfat, dan sistin.
1. Batu struvit dihubungkan dengan adanya bakteri pemecah urea seperti
Proteus mirabilis, spesies Klebsiela, Seratia, dan Providensia. Bakteri ini
memecah urea menjadi ammonia yang pada akhirnya menurunkan
keasaman urin.
2. Batu asam urat sering terjadi pada penderita gout, leukemia, dan
gangguan metabolism asam-basa. Semua penyakit ini menyebabkan
peningkatan asam urat dalam tubuh.
3. Batu kalsium fosfat sering berhubungan dengan hiperparatiroidisme dan
renal tubular acidosis.
4. Batu sistin berhubungan dengan orang yang menderita sistinuria.
F. Manifestasi Klinis
nyeri yang hebat pada sudut kostovertebra, dan juga dibawah iga 12.
Batu staghorm parsial atau komplet tak selalu menyebabkan obstruksi.
Dan pada batu yang bukan obstruktif ini sering gejala lebih sedikit seperti
nyeri pinggul dan belakang.
3. Ureter : Nyeri kolik hebat didaerah pinggul dan perut bagian bawah
sampai testis dan urea vulva. Nyeri mungkin lebih berat dan hilang
timbul jika batu secara progresif turun ke ureter dan menimbulkan
obstruksi yang hilang timbul. Batu yang menjadi tertahan pada tempat
tertentu akan menyebabkan nyeri berkurang terutama bila obstruksinya
parsial.
4. Kandung kemih : Biasanya asimtomatis dan relatif lebih mudah lewat
selama urinasi. Sekali kali pasien melaporkan pada posisi mana terjadi
retensi urin (sumbatan terjadi saat berdiri dan bebas saat telentang).
Biasanya batu dengan ukuran lebih kecil dengan diameter 5 10 mm
atau kurang, dapat lewat secara spontan dan jarang tertahan dikandung
kemih, kecuali bila ada obstruksi dan adanya urin sisa. Perjalanan akut
batu ginjal yang berasal dari pelvis renal melalui urete datangnya sering
tiba-tiba dengan gejala berupa nyeri kolik yang ekstrim/sangat hebat,
sehingga kadang-kadang merupakan keadaan gawat darurat yang
memerlukan tindakan/manajemen batu ginjal akut.
Selain nyeri, gejala lain yang mungkin timbul, yaitu
1. Hematuri : Pasien sering mengeluh hematuria atau urin berwarna seperti
teh. Namun lebih kurang 10-15% penderita batu urin tidak menderita
hematuria. Urinalisa yang komplet membantu diagnosis batu urin dengan
adanya hematuria, kristaluria, dan kelainan Ph urin.
2. Infeksi : Biasanya dengan gejala-gejala menggigil, demam, nyeri
pinggang, nausea serta muntah dan disuria. Secara umum infeksi pada
batu struvit (batu infeksi) berhubungan dengan infeksi dari Proteus sp,
Pseudomonas sp, Klebsiella sp. dan jarang dengan E.coli. Batu kalsium
fosfat adalah variasi kedua dari batu infeksi.
3. Demam : Hubungan batu urin dengan demam adalah merupakan
kedaruratan medik relatif. Tanda-tanda klinik sepsis adalah bervariasi
termasuk demam, takikardi, hipotensi dan vaodilatasi perifer. Demam
akibat obstruksi saluran kemih memerlukan dekompresi segera.
PATOFLOW
PATOFLOW BATU GINJAL
Obstruksi
Iritasi
Hematuria
Infeksi
Patoflow Tumor Ginjal
mencakup
visualisasi
dan
akses
ureter
denganv
tanda-tanda vital.
Kepala
Apakah klien terdapat nyeri kepala, bagaimana bentuknya,
apakah terdapat masa bekas terauma pada kepala, bagaimana
Mata
Apakah kedua mata memiliki bentuk yang berbeda, bentuk
alis mata, kelopak mata, kongjungtiva, sclera, bola mata
apakah ada kelainan, apakah daya penglihatan klien masih
baik.
Telinga
Bentuk kedua telinga simetris atau tidak, apakah terdapat
sekret, serumen dan benda asing, membran timpani utuh atau
Ekstermintas
Apakah
pada
ekstermitas
bawah
dan
atas
terdapat
4.
untuk
6.
(Doenges, 2000).
7. Biasanya mengindikasikan perdarahan arterial dan memerlukan terapi cepat.
(Doenges, 2000).
8. Dehidrasi/ hipovolimia memerlukan intervensi cepat untuk mencegah
berlanjut ke syok ( Doenges,2000 ).
9. Berguna dalam evaluasi kehilngan darah atau kebutuhan pengantian
kebutuhan (Doenges, 2000).
Kolaborasi:
1. Awasi pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi. Contoh : Hb/Ht, jumlah sel
darah merah.
3.
Tujuan
sepsis
lanjut.
kemih.
septic
sehubungan
dengan
meanipulasi/
instrumentasi.
kemih, refleks spasme otot: prosedur dan atau tekanan dari balon kandung
kemih.
Tujuan :
Rasa nyeri berkurang atau hilang setelah diberikan perawatan.
Kriteria Evaluasi :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang.
2. Raut muka tampak rileks.
3. Skala nyeri berkurang 0-4.
Mandiri:
1. Kaji nyeri, perhatikan loksi, intensitas (skala 0-10).
2. Pertahankan patensi kateter dan sistemdrainase. Pertahankan selang bebas
dari lekukan dan bekuan.
3. Tingkatkan pemasukan cairan 3000 ml / hari sesuai toleransi.
4. Berikan tindakan kenyamanan dan aktivitas terapeutik. Dorong penggunaan
tekhnik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam, visualisasi, pedoman imajinasi.
5. Nyeri tajam, intermiten dengan dorongan berkemih / pasase urine sekitar
kateter menunjukan spasme kandung kemih, yang cendrung lebih berat pada
pendekatan suprapubik atau TUR (Doenges, 2000).\Mempertahankan fungsi
kateter dan system drainase, menurunkan resiko distensi / spasme kandung
kemih (Doenges, 2000).
6. Menurunkan iritasi dengan mempertahankan aliran cairan konstan kedalam
mukosa kandung kemih (Doenges, 2000).
7. Menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian, dan dapat
meningkatkan kamampuan koping. (Doenges, 2000).
Kolaborasi:
1. Berikanobat sesuai instruksi untuk nyeri dan spasme.
Obat anti spasmodic mencegah spasme kandung kemih. Obat analgesik
mengurangi nyeri insisi (Capernito, 1999).
5.
inkontinensia
urine.
1.
a.
b.
c.
2.
Pantau:
Tekanan darah, nadi, dan pernafasan tiap 24 jam.
Masukan dan haluaran tiap 8 jam.
Warna urine.
Sediakan diet makan tinggi serat dan memberi obat untuk memudahkan
obat-obatan
yang
keseluruh
akan
tubuh.
Perencanaan Pulang
Diet tinggi kalori dan protein yakni nasi, telur, daging, susu, dan lain-lain