i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus,
karena atas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini
kepada:
Maluku.
Indonesia Maluku.
iii
7. Keluarga Yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril
dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna
perbaikan lebih lanjut sehingga proposal ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Balita.............................................10
B. Tinjauan Umum Tentang Pola Asuh Orang Tua....................12
C. Tinjauan Umum Tentang Perkembangan Balita.....................18
D. Kerangka Konsep……………………………………………22
E. Hipotesis Penelitian................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian..............................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................24
C. Populasi dan Sampel...............................................................24
D. Variabel Penelitian..................................................................26
E. Defenisi Operasional..............................................................26
F. Instrumen Penelitian...............................................................27
G. Pengumpulan Data..................................................................28
H. Pengolahan Data.....................................................................29
I. Analissa Data..........................................................................30
J. Etika Penelitian.......................................................................31
v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia balita atau yang sering kita dengar usia dini bisa menjadi penerus
negara dengan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Karena
faktor usia, periode ini sering disebut sebagai "masa keemasan". Ini adalah era
depan dunia tergantung kepada mereka. Banyak dari mereka yang tidak
mendapatkan hak dalam hal kasih sayang, gizi, perlindungan dan keamanan,
meninggal sebelum usia 10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak
yang merupakan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara
juta anak usia dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi potensi perkembangan
1
semakin meningkat. Angka kejadian keterlambatan perkembangan di Amerika
Indonesia antara 29,9%. Menurut UNICEF didapat data masih tingginya angka
badan 5,9%, dan prevalensi anak stunting (pendek) 21,9% (WHO, 2019).
kemahiran serta kepandaian di dalam sistem fungsi tubuh yang lebih kompleks
diferensiasi sel manusia, jaringan manusia, organ, dan sistem organ, dan proses
Progresif berarti ada ikatan yang jelas antara perubahan saat ini, perubahan
anak terima pada masa balita, yaitu tahun pertama kehidupan serta kemampuan
2
pendidikan juga pengasuhan yang baik, maka anak dapat memiliki kepribadian
yang baik saat dewasa. Namun kenyataannya, tidak semua anak mampu
Keluarga memberi dasar dalam pembentukan tingkah laku, watak, moral, serta
dan tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat (Irwanto, 2020).
Kualitas hubungan seorang anak dengan orang tua sangatlah penting dan
membesarkan anaknya, termasuk cara pola asuh. Akan tetapi, beberapa orang
tua terkadang tidak menyadari pola asuh seperti apa yang mereka terapkan.
laku dan kecerdasan anak. Perlakuan orang tua terhadap anak dapat
3
memberikan kontribusi yang sangat besar pada kompetensi sosial, emosi, dan
kembang anak, antara lain pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola
asuh permisif. Pola asuh demokratis merupakan salah satu cara pola asuh yang
asuh otoriter, yang ditandai dengan obsesi yang kaku, kekakuan dan
keterpaksaan. Orang tua telah membuat peraturan yang ketat, dan anak tidak
anak. Hukuman fisik hampir sama dengan pelecehan anak, sehingga dapat
disalahgunakan dengan sedikit usaha. Pola asuh permisif merupakan salah satu
cara pola asuh yang mengutamakan kepentingan anak, tanpa mengontrol anak,
tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting
dan perlu diawasi untuk menjamin tumbuh kembangnya secara normal. Orang
hubungan antara serta orang tua sangat berguna untuk segala proses tumbuh
kembang sang anak. Anak-anak yang tumbuh dengan baik serta berkembangan
dengan baik menjaga kelanjutan hidup yang baik di era yang akan datang
(Maryam, 2020).
4
Pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat
mendatang. Peran aktif orang tua adalah usaha langsung terhadap anak, dan
peran lain yang penting adalah dalam menciptakan lingkungan (Rahmayanti &
Pujiastuti, 2020).
bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan
anak dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau P < 0,05 artinya ada
anak dengan nilai signifikansi sebesar 0,013 atau P < 0,05 artinya ada pengaruh
responden yang memiliki pola asuh demokratis sebagian besar memiliki anak
responden yang memiliki pola asuh permisif sebagian besar memiliki anak
responden yang memiliki pola asuh otoriter sebagian besar memiliki anak
5
dengan perkembangan penyimpangan sebanyak 6 responden (60%) Hasil uji
statistik Chi– Square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p-
value = 0,016 (p>0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan
responden, anak yang mendapatkan pola asuh orang tua demokratis dan
ada anak yang mendapatkan pola asuh orang tua otoriter dan perkembangannya
sesuai atau normal (0%), anak yang mendapatkan pola asuh orang tua permisif
Hasil lainnya adalah dari 20 responden, tidak ada anak yang mendapatkan pola
(66,7%), serta hanya 1 anak yang mendapatkan pola asuh orang tua permisif
p-value adalah 0,003 < α 0,005, maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti
adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak yang
signifikan.
Buria, didapatkan jumlah balita tahun 2020 sebanyak 56 orang, tahun 2021
sebanyak 63 orang, tahun 2022 sebanyak 68 dan per Juni 2023 sebanyak 70
balita, dikatakan bahwa pertumbuhan balita di lihat dari tinggi badan dan berat
6
badan sesuai dengan umur balita dan perkembangan balita dilihat dari
kemampuan balita sesuai dengan tingkatan umur balita, contohnya balita sudah
dapat berbicara lancar atau belum, balita dapat melaukan kegiatan dengan
sendiri atau butuh bantuan seperti dapat memakai baju sendiri, memilih
terkait pola asuh orang tua, dikatakan bahwa pola asuh orang tua sangat
pola asuh orang tua sejak balita. Peneliti melakukan wawancara singkat dengan
beberapa orang tua, terdapat orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis
namun juga ada yang menerapkan pola asuh otoriter. Orang tua yang
memilih baju untuk dipakai, memilih tempat bermain, memilih permainan yang
disukai anak. Sedangkan orang tua yang menerapkan pola asuh otroriter,
menghendaki semua hal untuk anak harus mengikuti kehendak orang tua
karena orang tua yang lebih tau banyak hal yang terbaik untuk perkembagan
anak. Sehingga apapun yang diperintahkan atau dilarang oleh orang tua harus
penelitian tentang “hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak
7
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “bagaimana pola asuh orang tua terhadap perkembangan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
8
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan baru bagi orang tua untuk
anak.
melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk
kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita
adalah istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-
5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk
melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati
2. Karakteristik Balita
yaitu:
10
a. Anak usia 1-3 tahun
yang relatif besar. Perut yang lebih kecil menyebabkan jumlah makanan
dibandingkan dengan anak yang usianya lebih besar oleh sebab itu, pola
Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif. Anak sudah mulai
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan anak
3. Pertumbuhan Balita
karena pada masa itu semua organ tubuh yang penting sedang mengalami
dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari
kelompok umur yang lain sehingga balita paling mudah menderita kelainan
11
B. Tinjauan Umum Tentang Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut KBBBI
dalam Goha (2019) bahwa “Pola adalah model, sistem, atau cara kerja”.
“Orang tua adalah setiap orang yang bertanggug jawab dalam suatu keluarga
atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai
merupakan metode atau cara yang dipilih pendidik dalam mendidik anak-
didiknya.” Jadi yang dimaksud pendidik adalah orang tua terutama ayah dan
(2015) menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah merupakan suatu
cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai
12
Kohn (2015) mengemukakan: Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam
berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi,
antara lain dari cara orang tua memberikan pengaturan kepada anak, cara
memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan
asuh orang tua daam mendidik anak, yang antara satu dengan yang lainnya
mengemukakan adatiga jenis pola asuh orang tua terhadap anaknya, yakni:
maupu kehendak orang tua dijadikan patokan (aturan) yang harus ditaati
hukuman yang keras kepada anak. Pola asuh otoriter merupakan cara
Sebagiamana yang dipaparkan oleh Thoha (2016) bahwa pola asuh yang
13
banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan
dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah
ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak
sanggup mengambil keputusan tentang apa saja. Akan tetapi apabila anak
patuh maka orang tua tidak akan memberikan pengahargaan karena orang
tua mengganggap bahwa semua itu adalah kewajiban yang harus dituruti
oleh seorang anak. Ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh
Yatim dan Irwanto (2016) bahwa “apabila anak patuh, orang tua tidak
menuruti kehendak orang tua”. Jadi, dalam hal ini kebebasan anak sangat
dibatasi oleh orang tua, apa saja yang akan dilakukan oleh anak harus
sesuai dengan keinginan orang tua. Jika anak membantah perintah orang
tua maka akan dihukum, bahkan mendapat hukuman yang bersifat fisik
orang tua. Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh
itu tidak mutlak, orang tua memberikan bimbingan yang penuh pengertian
kepada anak.
14
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua
tergantung pada orang tua. Kedudukan antara anak dan orang tua sejajar.
pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang
dilakukan oleh anak tetap harus di bawah pengawasan orang tua dan dapat
Dalam pola asuh ini ditandai sikap terbuka antara orang tua dengan anak.
antara orang tua dengan anak. Menurut Yatim dan Irwanto (2016), dengan
Hal ini mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab
orang yang mau menerima kritik dari orang lain, mampu menghargai
15
c. Pola Asuh Permisif
Menurut Dariyo (2017) bahwa pola asuh permisif ini orang tua
tidak peduli apakah hal itu sesuaidengan norma masyarakat atau tidak.
Keadaan lain pada pola asuh iniadalah anak-anak bebas bertindak dan
berbuat. Jadi pola asuh permisif yaitu orang tua serba membolehkan anak
oleh mereka. Mungkin karena orang tua sangat sayang (over affection)
dihasilkan dari anak permisif dijelaskan oleh Yatim dan Irwanto (2016)
bahwa sifat-sifat pribadi anak yang permisif biasanya agresif, tidak dapat
16
bekerjasama dengan orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosikurang
itu sesuai dengannorma masyarakat atau tidak. Keadaan lain pada pola
anak yang diasuh oleh orang tua yang otoriter banyak menunjukkan ciri-ciri
otoriter terhadap anaknya, bahwa pola asuh dari orang tua demokratis
takut. Setiap kegiatan pola asuh akan berpengaruh terhadap anak dalam
perilaku tertentu.
17
Pada dasarnya, setiap tipe pola asuh orang tua mempunyai kekurangan
tipe demokratis, atau pada waktu-waktu tertentu orang tua akan bersikap
otoriter dan ada saatnya orang tua bersikap halus dan ada saatnya pula orang
tua bersikap keras. Hal ini tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang
1. Pengertian Perkembangan
pegukuran pertumbuhan. Seperti contoh bayi yang baru saja lahir belum
dapat melihat, tetapi seiring dengan berjalannya waktu bayi tersebut dapat
melihat karena matanya telah bertambah fungsi dari belum bisa melihat
menjadi bisa melihat. Hal ini menunjukkan bahwa bayi tersebut mengalami
2018).
18
koheren. Progesif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi
pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya, dan
2. Tahap-Tahap Perkembangan
a. Usia 1 tahun
cangkir.
orang lain.
b. Usia 2 tahun
melewati kepala
19
4) Perkembangan Bahasa: Menggabungkan 2 kata, menunjuk gambar,
c. Usia 3 tahun
vertical.
oleh orang lain, mengucapka n kalimat yang terdiri dari tiga kata.
kemarin.
d. Usia 4 tahun
20
e. Usia 5 tahun
dengan tumit
a. Faktor Genetik
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Dalam hal
tersebut yang termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
b. Faktor Lingkungan
21
c. Faktor Psikososial
D. Kerangka Konsep
bawah ini:
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Hubungan
E. Hipotesis Penelitian
asumsi tentang hubungan dan atau lebih variabel yang diharapkan bias
sebagai berikut:
22
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Puksesmas buria
Tidak ada hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan balita
di Puksesmas buria.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen
dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam,
2017).
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
24
Sampel adalah bagian dari sejumlah karekteristik yang dimiliki oleh
n= N
1+ N (d)2
n= 70
1 + 70 (0,1)2
n= 70
1 + 0,7
n= 70
1,7
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Dengan demikian banyaknya sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini
a. Kriteria Inklusi:
b. Kriteria Eksklusi:
25
1) Anak balita 1-5 tahun yang tidak hadir saat penelitian.
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
26
yang yang ada
meliputi penyimpangan,
perkembangan jika skor ≤ 8
motorik halus,
motorik kasar,
sosial dan
bahasa.
F. Instrumen Penelitian
peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari data identitas responden
(data demografi) yang terdiri dari nama, usia balita, jenis kelamin balita, pola
Skala yang digunakan adalah skala likert. Kuesioner pola asuh orang tua
dengan skala likert ini dibuat dengan pilihan SS yaitu “Sangat Sesuai”, S yaitu
“sesuai”, TS yaitu “tidak sesuai” dan STS yaitu “Sangat Tidak Sesuai”. Skor
dengan 2 dan untuk STS sama dengan 0. Kuesioner penelitian ini diadopsi dari
peneliti sebelumnya Refi Yulita (2020) yang telah diuji validitas dan
adalah anak usia 0-72 bulan. Yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
27
anak usia 12, 24, 36, 48, dan 60 bulan untuk seluruh aspek yang ada, yaitunya
a. Jawaban Ya : Orang tua anak menjawab: anak bisa atau pernah atau
b. Jawaban Tidak : Orang tua menjawab: anak belum pernah melakukan atau
G. Pengumpulan Data
atas prosedur admistratif dan dan teknis. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
penelitian.
28
6. Peneliti menjelaskan pengisian kuesioner penelitian dan membagi kuesioner
H. Pengolahan Data
meliputi tahapan:
masih kurang atau kurang lengkap. Editing dapat di lakukan pada tahap
29
computer yang dapat di lakukan untuk memproses data. Program yang di
5. Tabulating
pengukuran.
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Sedangkan jika distribusi data ditemukan terdistribusi tidak normal maka uji
30
alternatif yang digunakan adalah uji fisher exact test. Dasar pengambilan
J. Etika Penelitian
membawa rekomendasi dari institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan
kode.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
31
DAFTAR PUSTAKA
Anis, A., W. 2022. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Anak. Malahayati Nursing Journal Volume 4 Nomor 9.
Ayun, Qurrotu. 2019. Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam
Membentuk Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal, 5(1), 102-122.
Hasinuddin, M., & Fitriah, F. 2019. Modul Anticipatory Guidance Merubah Pola
Asuh Orang Tua yang Otoriter dalam Stimulasi Perkembangan Anak. Jurnal
Ners, 6(1), 50–57.
Irwanto. 2020. Hubungan Jenis Pola Asuh dengan Perkembangan Anak Usia 1-5
Tahun.
Simkiss, D. E., MacCallum, F., Fan, E. E. Y., Oates, J. M., Kimani, P. K., &
Stewart-Brown, S. 2019. Validation of the mothers object relations scales in
2-4 year old children and comparison with the child-parent relationship
scale. Health and Quality of Life Outcomes, 11(1), 1–9.
Tasha. 2019. Pentingnya Pola Asuh Tepat untuk Membentuk Kepribadian Anak.
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
yang akan dilakukan untuk penelitian. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk
persetujuan ini saya buat dalam keadaan baik tanpa paksaan dari pihak manapun.
Responden
Lampiran 2:
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian:
A. Data Demografi
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya melihat dan memberlakukan anak
sebagai titipan dari Tuhan Yang Maha Esa
2 Saya mengasuh dan mengembangkan
anak supaya anak menjadi dirinya sendiri
3 Saya sangat menghormati dan mendukung
anak
4 Saya selalu fokus untuk mencari solusi
dari permasalahan anak
5 Saya membimbing anak kepada hal-hal
yang bermanfaat
6 Saya mendidik anak agar belajar dari
kesalahan
7 Saya melibatkan anak untuk mencari
jalan keluar terbaik
8 Saya sangat melindungi dan tidak
memberikan kepercayaan kepada anak
(Over protective)
9 Saya tidak memberi kesempatan kepada
anak untuk mengungkapkan perasaannya.
10 Saya selalu mengikuti keinginan anak
11 Saya selalu membuat keputusan sendiri
tanpa memikirkan pendapat anak
12 Saya selalu merasa khawatir atau takut
13 Saya selalu merasa kesal jika anak
berperilaku tidak sesuai dengan keinginan
saya
14 Saya mempunyai persepsi bahwa kecerdasan
intelektual adalah faktor utama yang akan
membuat anak sukses
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda bersembunyi di belakang Sosialisasi
sesuatu/di pojok, kemudian muncui dan &
menghilang secara berulang-ulang di kemandirian
hadapan anak, apakah ia mencari anda atau
mengharapkan anda muncul
kembali?
2 Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Gerak halus
Coba ambil pensil tersebut dengan
perlahan-lahan. Sulitkah anda
mendapatkan pensil itu
kembali?
3 Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik Gerak kasar
atau lebih dengan berpegangan pada
kursi/meja?
4 Apakah anak dapat mengatakan 2 suku Bicara &
kata yang sama, misalnya: “ma-ma”, “da-da” bahasa
atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia
mengeluarkan salah—satu suara tadi.
5 Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar
posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6 Apakah anak dapat membedakan anda Sosialisasi
dengan orang yang belum ia kenal? la akan &
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu- kemandirian
ragu pada saat permulaan bertemu dengan
orang yang
belum dikenalnya.
7 Apakah anak dapat mengambil Benda kecil Gerak halus
seperti kacang atau kismis, dengan meremas
di antara ibu jari dan jarinya seperti pada
gambar?
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda sedang melakukan Sosialisasi
pekerjaan rumah tangga, apakah &
anak meniru apa yang kemandirian
anda lakukan?
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah Gerak halus
kubus di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling Bicara
sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain &
"papa" dan "mama"? bahasa
4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika
anak menarik mainannya).
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya Gerak halus
seperti: baju, rok, atau celananya? (topi ;
dan kaos kaki tidak ikut dinilai). sosialisasi
&
kemandirian
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga Gerak kasar
sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga sosialisasi
dengan posisi tegak atau berpegangan pada &
dinding atau pegangan tangga. Jawab kemandirian
TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
7 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan Bicara
anda, dapatkah anak menunjuk dengan dan
benar paling sedikit satu bagian badannya bahasa
(rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Sosialisasi&
banyak tumpah? kemandirian
9 Dapatkah anak membantu memungut Gerak halus
mainannya sendiri atau
membantu mengangkat
piring jika diminta?
10 Dapatkah anak menendang bola kecil Gerak kasar
(sebesar bola tenis) ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong
tidak
ikut dinilai.
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret Gerak halus
kertas tanpa bantuan/petunjuk?
2 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan
kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –
5 cm.
3 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara &
berbicara seperti “minta minum”; “mau bahasa
tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut
4 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara &
gambar- bahasa
gambar ini tanpa bantuan?
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda Gerak kasar
tiga
sejauh sedikitnya 3 meter?
2 Setelah makan, apakah anak mencuci dan Sosialisasi &
mengeringkan tangannya dengan baik kemandirian
sehingga
anda tidak perlu mengulanginya?
3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar
berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan
beri anak anda kesempatan melakukannya 3
kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu
2 detik atau lebih?
4 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di Gerak kasar
lantai. Apakah anak dapat melompati panjang
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya
secara
bersamaan tanpa didahului lari?
5 Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus
lingkaran. Suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia.
Dapatkah anak menggambar lingkaran?