Anda di halaman 1dari 5

BIOFARM

Jurnal Ilmiah Pertanian


ISSN Print: 0216-5430; ISSN Online: 2301-6442
Vol. 16, No. 2, Oktober 2020

Potensi Olahan Sagu Dalam Mendukung Diversifikasi


Pangan Di Desa Poreang Kabupaten Luwu Utara

The Potential of Processed Sago in Support of Food Diversification in Poreang


Village, North Luwu Regency

Muhammad Arhan Rajab* dan Munisya


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo
*Korespondensi Penulis: arhanrajab@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan jumlah produk diversifikasi pangan lokal berbahan
dasar sagu. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Desain penelitiannya adalah penelitian survey yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data yang
pokok. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pencatatan.Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden
sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung seperti buku.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diversifikasi
pangan lokal berbahan dasar sagu UKM Senang Hati di Desa Poreang Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu Utara yaitu
bacci laung dan kerupuk sagu.

Kata kunci: potensi, olahan, sagu, diversifikasi, pangan

ABSTRACT
This study aims to determine how to increase the number of diversified local food products made from sago. This type of
research is descriptive research. The research design is survey research, namely research that takes a sample from a
population and uses a questionnaire as a primary data collection tool. Data collection techniques are carried out through
interviews, observation, and recording. The data used in this study are primary data and secondary data. Primary data is
obtained through direct interviews with respondents while secondary data is obtained indirectly like books. The results of
this study indicate that food diversification Local UKM Senang Hati's sago-based ingredients in Poreang Village, Tana Lili
District, North Luwu Regency, namely bacci laung and sago crackers.

Keywords: potential, processed, sago, diversification, food

PENDAHULUAN sumber karbohidrat alternatif non beras,


Tanaman sagu (Metroxylon sp) namun hingga 2009 angka konsumsi sagu
merupakan salah satu tanaman penghasil masyarakat Indonesia masih rendah yaitu
karbohidrat yang penting kedudukannya 0,41 kg/kapita/tahun.
sebagai bahan makanan sesudah padi, Potensi sagu di Indonesia dari sisi
jagung, dan umbi-umbian. Sagu memiliki luas areal sangat besar. Sekitar 60% areal
kandungan karbohidrat (kalori) yang sagu dunia berasal dari di Indonesia. Data
memadai dan memiliki kemampuan yang ada menunjukkan bahwa areal sagu
substitusi pati sagu dalam industri pangan Indonesia menurut Prof. Flach mencapai
(Hayati et all., 2014) 1,2 juta ha dengan produksi berkisar 8,4-
Tanaman sagu sangat potensial 13,6 juta ton per tahun, dan sekitar 90%
untuk dikembangkan sebagai bahan berada di Papua. Sagu merupakan salah
pangan alternatif bagi masyarakat satu makanan pokok beberapa daerah di
Indonesia selain padi. Pasalnya, sagu Indonesia Bagian Timur, bukan hanya di
menghasilkan pati kering sebagai bahan Provinsi Sulawesi Selatan (daerah Luwu),
pangan sumber karbohidrat. Meskipun tapi juga di Papua, Maluku, Sulawesi Utara,
memiliki potensi sebagai bahan pangan dan sejumlah daerah di Nusa Tenggara.
55 BIOFARM, Vol. 16, No.2, 2020

Penelitian ini dilakukan untuk menye- Populasi adalah wilayah generalisasi


lesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh yang terdiri atas objek atau subjek yang
Usaha Kecil Menengah (UKM) produk sagu mempunyai kuantitas dan karakteristik
di Desa Poreang Kecamatan Tana Lili tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Kabupaten Luwu Utara mengenai diversify- dipelajari dan kemudian ditarik kesim-
kasi pangan berbahan dasar sagu yang pulannya (Sugiyono, 2012).
banyak mengalami keterpurukan, misalnya Sampel adalah sebagian atau wakil
yaitu kurangnya pengenalan produk ke populasi yang di teliti. Apabila subjeknya
masyarakat maupun bisnis yang sedang kurang dari 100 lebih baik diambil semua.
digeluti pertanda kurangnya melakukan Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari
promosi atau promosi yang dilakukan 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-
mengalami kegagalan, kurangnya tenaga 25% (Arikunto, 2013).
kerja yang ada di sekitar kita yang memiliki Adapun yang menjadi sampel dalam
keahlian dalam hal diversifikasi pangan penelitian yang dilakukan di Desa Poreang
berbahan dasar sagu, kurang dilakukannya Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu
pemasaran yang mengakibatkan kerugian, Utara yaitu:
dan banyaknya pesaing yang ada di sekitar 1. Pemilik UKM Senang Hati berjumlah 1
kita yang mampu membuat bisnis yang orang
digeluti mengalami kebangkrutan. 2. Pengolah produk diversifikasi pangan
Untuk itu dengan adanya diversifikasi (Karyawan) berjumlah 8 orang
pangan berbahan dasar sagu Usaha Kecil 3. Konsumen berjumlah 15 orang
Menengah (UKM) dapat memiliki banyak Teknik pengambilan sampel
pengetahuan mengenai diversifikasi penelitian ini dilakukan dengan meng-
pangan sehingga tercipta produk sagu yang gunakan metode purposive sampling
baru yang dapat mengembangkan suatu (penetapan sampling) yang merupakan
bisnis dan menghasilkan produk sagu yang teknik pengambilan sampel yang
lebih kreatif. Diversifikasi pangan berbahan memberikan kesempatan yang sama
dasar sagu yang menghasilkan produk dengan populasi untuk dijadikan sampel.
yang bagus dan lebih kreatif dapat Analisis data dalam penelitian ini
mempengaruhi pemasaran, persaingan, menggunakan metode deskriptif yang
dan promosi. digunakan untuk menggambarkan
Berdasarkan latar belakang bagaimana masalah yang terjadi pada
masalah yang diuraikan diatas maka masa sekarang atau yang sedang
sangat penting melakukan penelitian berlangsung yang bertujuan untuk
dengan judul potensi olahan sagu dalam mendeskripsikan apa-apa yang terjadi
mendukung diversifikasi pangan di Desa sebagaimana mestinya pada saat
Poreang Kecamatan Tana Lili Kabupaten penelitian dilakukan.
Luwu Utara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAHAN DAN METODE Sejarah Berdirinya UKM Senang Hati
Lokasi penelitian ini ditentukan UKM adalah usaha kecil menengah
secara sengaja (Purposive Method). Lokasi yang bertujuan untuk mendukung
penelitian adalah Desa Poreang diversifikasi pangan untuk meningkatkan
Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu hasil olahan berbahan dasar sagu dan
Utara, dengan pertimbangan bahwa lokasi membuka lapangan pekerjaan bagi
tersebut merupakan salah satu lokasi yang masyarakat Desa Poreang Kecamatan
melakukan diversifikasi pangan lokal Tana Lili yang memiliki pendidikan minim.
berbahan dasar sagu dimana penelitian ini Usaha kecil menengah (UKM) adalah
dilakukan mulai bulan Maret 2019-April usaha yang bergerak di bidang industri dan
2019. merupakan usaha yang fokus meningkat-
kan hasil olahan berbahan dasar sagu
Rajab dan Munisya, Potensi Olahan……... 56

seperti bagea, kapurung, dan sinole. UKM kemudian dipanggang.


senang hati menjadikan ketiga produk Proses pemanggangan, mengguna-
tersebut sebagai salah satu produk kan sumber panas langsung, menggunakan
unggulan karena bahan baku utama dalam bahan bakar seperti oven hock. Pemerintah
membuat bagea, kapurung, dan sinole yaitu setempat sangat mendukung usaha kecil
sagu, dimana bahan baku tersebut cukup menengah (UKM) pengolahan kue bagea
banyak tersedia di daerah Desa Poreang dengan memberikan bimbingan cara
Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu pengolahan yang baik dan higienis serta
Utara. sering diikutsertakan dalam kegiatan-
Sekitar tahun 2013 di Desa Poreang kegiatan pameran lokal.
Kecamatan Tana Lili didirikan suatu usaha Pemasaran kue Bagea yang
kecil menengah (UKM) dimana usaha ini dilakukan oleh UKM Senang Hati dengan
memproduksi berbagai macam olahan cara menjual ke toko-toko kue yang ada di
berbahan dasar sagu antara lain bagea, Kabupaten Luwu Utara. Perbaikan fasilitas
kapurung, dan sinole. Pemilik UKM Senang produksi masih diperlukan melalui
Hati bernama Halijah dan memiliki karya- dukungan dana dari Pemerintah Daerah.
wan sebanyak 8 orang yang bisa bekerja Kue bagea yang ada di UKM Senang Hati
sama untuk meningkatkan usaha kecil bentuknya biasa dibuat kecil-kecil dengan
menengah (UKM) yang berada di Desa warna cokelat dan teksturnya yang agak
keras.
Poreang Kecamatan Tana Lili Kabupaten
Luwu Utara. Setiap karyawan memiliki b. Kapurung
keahlian masing-masing sesuai dengan Kapurung merupakan sumber
bidang yang menjadi tanggung jawabnya kandungan gizi seperti karbohidrat, protein,
agar semua kegiatan yang ada di usaha vitamin dan mineral. Sagu merupakan
kecil menengah (UKM) di Desa Poreang sumber karbohidrat dan campuran ikan
Kecamatan Tana Lili dapat terorganisir atau daging sebagai sumber protein, dan
secara maksimal. aneka sayuran sebagai sumber vitamin dan
mineral. Kapurung juga biasanya disajikan
Diversifikasi Pangan Berbahan Dasar bersama bumbu-bumbu, seperti kacang
Sagu tanah goreng yang dihaluskan, garam, dan
a. Bagea penyedap rasa lainnya sebagai penambah
Bagea adalah kue kering yang selera.
terbuat dari olahan sagu. Bagea adalah kue Kendati kapurung ini termasuk
tradisional khas Maluku, Maluku Utara, dan makanan tradisional, tapi tidak membuat
Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Indonesia. kapurung kalah oleh resep-resep modern.
Bagea biasanya berbentuk bulat dan Terbukti di UKM Senang Hati, masih
warnanya cokelat pucat. Bagea sifatnya menyediakan kapurung bersama dengan
keras, dan susah dimakan, orang yang tak kue-kue tradisional lainnya yang lebih
terbiasa memakannya akan kesulitan. modern.
Biasanya Bagea disantap dengan teh atau
c. Sinole
kopi. Bahan-bahan untuk membuat Bagea
Selain kapurung ada juga makanan
adalah gula halus, biji kenari yang telah
lain yang berbahan dasar sagu. Salah
dicincang, tepung sagu, minyak sayur,
satunya adalah Sinole, olahan sagu dan
tepung terigu yang telah diayak, kacang
parutan kelapa dengan citarasa yang
tanah yang dicincang halus, kayu manis
sangat unik. Makanan ini adalah alternatif
bubuk, dan cengkih bubuk.
pilihan makanan berbahan dasar sagu agar
Proses pengolahan bagea di UKM
kita tidak bosan menikmati kapurung saja.
Senang Hati masih secara tradisional.
Membuat sinole ternyata cukup
Prosesnya hanya mencampurkan pati
mudah. Sagu mentah yang sudah dijemur
sagu, santan, gula pasir, telur, kenari, kayu
disiapkan kemudian diayak hingga halus
manis sampai membentuk adonan, dicetak
57 BIOFARM, Vol. 16, No.2, 2020

menjadi tepung.Setelah itu, siapkan kelapa Proses pengolahan bacci laung masih
parut dan masukkan ke dalam wajan secara tradisional. Prosesnya hanya
panas. Selanjutnya, masukkan tepung sagu mencampurkan pati sagu, kelapa parut,
dan garam. Campur semua bahan menjadi garam di aduk dalam wajan kemudian
satu dan merata dalam proses sangrai diangkat dan siap untuk di makan.
hingga sagu berwarna kecoklatan.
Selanjutnya, Sinole sudah jadi dan siap
untuk dihidangkan.
Sinole memiliki rasa yang unik, cita
rasanya yang hambar berpadu dengan
gurihnya parutan kelapa dapat terasa di
lidah dengan cukup jelas. Tekstur
lembutnya tepung sagu pun masih dapat
terasa sekalipun makanan ini sudah Gambar 1. Bacci Laung Olahan Diversifikasi
dimasak hingga matang. Tekstur ini dari Sagu
memang sengaja dipertahankan agar
b. Kerupuk Sagu
kenikmatan makanan ini pun tetap
Kerupuk sagu terbuat dari tepung
terjaga.Sinole cukup fleksibel untuk
sagu yang berasal dari pohon rumbia.
dinikmati, dapat menjadi pilihan makanan
Bentuk kerupuk sagu ini terbilang unik
pokok seperti beras, atau dapat juga
yang memiliki warna dasar abu-abu dan
dinikmati sekedar sebagai teman minum
biasanya diberikan pewarna makanan
teh saat pagi dan sore hari.
yaitu warna merah dan hijau. Kerupuk
sagu juga merupakan sumber karbohidrat
Hasil Diversifikasi Pangan Berbahan
sehingga diperlukan peningkatan nilai
Dasar Sagu
gizinya terutama kandungan proteinnya.
a. Bacci Laung
Untuk itu diperlukan bahan tambahan
Bacci laung adalah panganan khas
seperti ikan, udang dan lain-lain sebagai
Bugis Makassar Sulawesi Selatan yang
alternatifnya.
terbuat dari olahan sagu. Bacci laung
Kerupuk sagu merupakan salah
adalah nama kudapan dalam bahasa
satu hasil olahan diversifikasi pangan
Bugis. Namun, warga Makassar lebih
yang di sarankan penulis kepada UKM
mengenalnya dengan nama sakko-sakko,
Senang Hati dan UKM tersebut bersedia
yang artinya tersedak.
menerima tawaran penulis untuk
Bacci laung merupakan salah satu
menciptakan produk yang lebih beragam
hasil olahan diversifikasi pangan yang
dan didukung oleh banyak hal seperti
disarankan penulis kepada UKM Senang
sarana prasarana dan skill demi
Hati dan UKM tersebut bersedia menerima
meningkatkan hasil olahan diversifikasi
tawaran untuk menciptakan produk yang
pangan berbahan dasar sagu. Kerupuk
lebih beragam di dukung oleh banyak hal
sagu dapat di jadikan sebagai cemilan
seperti sarana prasarana dan skill demi
atau lauk.
meningkatkan hasil olahan diversifikasi
pangan berbahan dasar sagu.
Bacci laung berbahan dasar sagu
dapat dinikmati kapan saja dan harus di
dampingi teh, kopi, atau paling tidak air
putih karena cemilan dalam segala
suasana ini dapat membuat orang
tersedak.
Gambar 2. Kerupuk Sagu
Rajab dan Munisya, Potensi Olahan……... 58

Proses pengolahan kerupuk sagu Flach, M. 1996. Sago Palm. International


ini masih dilakukan secara tradisional. Plant Genetic Resourches Institute
Prosesnya hanya mencampurkan air (IPGRI) Promoting The
panas/mendidih dengan pati sagu hingga Concervation and Use
membentuk adonan seperti kapurung, Underulitized and Neglected Crops,
dicetak tipis-tipis, di jemur dibawah terik 13. IPGRI, Italy and IPK Germany.
matahari kemudian di goreng meng-
gunakan sumber panas langsung dalam Hayati, N., R. Purwanti dan A. Kadir W.
minyak goreng mendidih. Preferensi Masyarakat Terhadap
Makanan Berbahan Baku Sagu
KESIMPULAN (Rottb) Sebagai Alternatif Sumber
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Karbohidrat Di Kabupaten Luwu
diversifikasi pangan lokal berbahan dasar Dan Luwu Utara Sulawesi Selatan.
sagu di UKM Senang Hati Desa Poreang JURNAL Penelitian Sosial dan
Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu Ekonomi Kehutanan. 11 (1): 82 –
Utara adalah bacci laung dan kerupuk 90
sagu.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif, Kualitatif, Deskriptif
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian : dan R D. Bandung: Alfabeta, cv.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. dililib
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai