BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan
pendapatan negara. Saat ini pertanian tidak hanya terfokus pada aspek budidaya,
enunjang sektor pertanian. Hal ini yang disebut agribisnis, adanya integrasi dari
(Syifa , 2012).
cukup luas. Melihat sedemikian besar manfaatnya maka kentang dapat berpotensi
menghasilkan devisa negara melalui ekspor. Hal tersebut juga harus didukung
oleh sistem agribisnis yang baik agar dapat meghasilkan produk yang berkualitas.
domestik bruto (PDB), peluang penyerapan kesempatan kerja dan ikut serta dalam
totalitas atau kesatuan kinerja yang terdiri dari subsistem hulu, usahatani,
(Dian, 2016).
Kentang merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang dapat memproduksi
makanan bergizi lebih banyak dan lebih cepat, namun membutuhkan hamparan
lahan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya. Pada basis bobot segar,
2
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan prospek yang
tinggi. Oleh karena itu, banyak petani ataupun investor mulai menanamkan modal
perannya yang sangat penting bagi penderita diabetes membuatnya banyak dicari
dan berharga cukup tinggi diantara komoditas pertanian yang lain (Samadi, 2002).
kentang di Indonesia dari tahun 2007 sampai ke tahun 2013 selalu mengalami
kenaikan. Pada tahun 2011 tanaman kentang nasional mengalami penurunan baik
Di Indonesia kentang dikonsumsi sebagai sayur dan belakangan ini sudah mulai
dikonsumsi sebagai makanan alternatif yang disukai dalam bentuk French fries
atau potato chips sebagai makanan ringan. Sentra produksi kentang di Indonesia
3
tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara seperti terlihat pada Tabel 2.
sangat rendah dengan produksi rata-rata hanya sekitar 16 ton per hektar.
Rendahnya hasil tersebut terkait dengan mutu bibit yang kurang baik (misalnya
terinfeksi virus), teknologi bercocok tanam yang belum memadai, serta iklim yang
pentingnya gizi bagi kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat konsumsi
kentang per kapita yang mengalami rata-rata peningkatan dari tahun 2002 hingga
Salah satu jenis kentang yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia adalah
berkadar air lebih rendah. Hal ini membuat olahan kentang merah menjadi keripik
dan makanan lain akan lebih gurih dan lezat. Dari sisi pembudidayaan, kentang
merah lebih tahan terhadap hama atau penyakit. Kentang merah merupakan salah
satu komoditas sayuran penting yang memiliki peluang bisnis prospektif. Sampai
kapan pun, produk ini tetap akan di konsumsi dan sangat dibutuhkan oleh
beberapa kandungan natrium, sebagai sumber vitamin C dan B1, mineral fosfor,
Sesuai pernyataan diatas saya memilih kentang merah karena komoditi ini
memiliki peluang bisnis prospektif karena berbagai manfaat yang dikandung serta
keunggulannya, saya memilih desa Ajijulu karena desa ini pada tahun 2011
menjadi desa pemasok Kentang Merah terbesar di kabupaten Karo oleh karena itu
Kabupaten Karo.
Karo.
5
Kabupaten Karo.
Sebagai bahan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan juga sebagai
Kentang Merah dan dapat menjadi tambahan referensi untuk pembaca ketika ada
tugas kuliah dengan studi pustaka ataupun ketika pembaca akan melakukan
penelitian yang lebih mendetail lagi untuk usahatani yang bergerak di komoditi
Kentang Merah .
Sebagai tambahan informasi bagi pemerintah dan juga sebagau gambaran untuk
lanjut dan dapat berperan dalam membantu para petani kentang merah di
Kabupaten Karo dan juga pemerintah mendapatkan manfaat lain yaitu mengetahui
Sebagai bahan informasi bagi para petani lainnya yang menanam produk
hortikultura khususnya pada kooditi kentang merah agar dapat lebih termotivasi
pendapatan dan juga memiliki manfaat untuk menambah wawasan nya tentang
pertanian pada komoditi kentang merah sehingga lebih mudah menyusun strategi
waktu 2 jam 7 menit menggunakan alat transportasi umum. Lokasi berada tidak
jauh dari kota Brastagi dan dapat ditempuh sekitar 5 menit dari pusat kota, letak
lokasi penelitian begitu strategis karena sangat dekat dengan lokasi pemasaran
yakni Pasar Roga yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 5-10 menit dari
lokasi penelitian.
sampel data petani kentang merah sebagai bahan dalam menyelesaikan laporan
Praktikum Ilmu Usahatani, lokasi ini pada tahun 2011 pernah menjadi lokasi
penyalur kentang merah terbesar di kabupaten karo karena banyak nya petani
yang membudidayakan kentang merah di daerah ini. Lokasi ini juga pernah
diadakan penelitian tentang kentang merah sebelumnya, oleh karena itu penulis
dilakukan pada pukul 08:00 – 15:00 WIB. Waktu penelitian dilakukan Selama
satu hari untuk kegiatan dilokasi penelitian yang dituju meliputi minta izin kepada
kepala desa, wawancara dengan petani , makan siang, mengambil foto-foto yang
diperlukan untuk lampiran dan mengambil beberapa data yang diperlukan di desa
Adapun data data yang dimaksud yaitu surat keterangan dari Kepala desa,
lampiran foto didepan plank kantor kepala desa, lampiran foto di depan plank
kantor kepala desa beserta kepala desa dan perangkat desa dan foto kepala desa.
Data tersebut diambil dan sekaligus didampingi oleh perangkat desa . Desa ini
memiliki data yang lengkap untuk melengkapi lampiran yang dibutuhkan. Dan
waktu ketika melakukan penelitian tidak terlalu lama karena dipermudah oleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pendek, dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim
karena hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umur tanaman relatif
genjah berumur 90 – 120 hari, varietas medium berumur 120 – 150 hari, dan
varietas dalam berumur 150 – 180 hari. Berikut ini merupakan klasifikasi ilmiah
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta/Spermatophyta
Subkelas : Asteridae
Seksi : Petota
Akar
tanah dangkal. Akar tanaman berwarna keputih– putihan dan halus berukuran
sangat kecil. Di antara akar–akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan
fungsinya menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang.
Akar tanaman berfungsi menyerap zat–zat yang diperlukan tanaman dan untuk
Batang
Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada
agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai 50–
120 cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau kemerah-merahan atau hijau
keungu–unguan. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat–zat hara dari tanah
ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tanaman
Daun
Tanaman kentang memiliki daun yang rimbun dan terletak berselang seling pada
batang tanaman, berbentuk oval dengan tulang daun menyirip dan ujung daun
warna yang bervariasi kuning dan ungu, tumbuh pada katiak daun 3 teratas.
putik, kedudukannya bisa lebih rendah, sama, atau lebih tinggi dari kepala putik.
10
Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji
(Samadi, 2007).
Bunga
bunga atau karangan bunga yang tumbuh pada ujung batang dengan tiap
karangan bunga memiliki 7–15 kuntum bunga. Warna bunga bervariasi : putih,
merah, biru. Struktur bunga terdiri dari daun kelopak (calyx), daun mahkota
(corolla), benang sari (stamen), yang masing–masing berjumlah 5 buah serta putih
1 buah. Bunga bersifat protogami, takni putik lebih cepat masak daripada tepung
(Andry, 2010).
Biji
Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan
biji–biji (Samadi, 1997). Buah kentang berbentuk bulat, bergaris tengah kurang
lebih 2,5 cm, berwarna hijau tua sampai keungu–unguan dan tiap buah berisi 500
bakal biji. Bakal biji yang dapat menjadi biji hanya berkisar 10 butir sampai
dengan 300 butir. Biji kentang berukuran kecil, bergaris tengah kurang lebih 0,5
mm, berwarna krem, dan memiliki masa istirahat (dormansi) sekitar 6 bulan
(Andry, 2010)
Umbi
Umbi kentang merupakan umbi batang yang terbentuk dari pembesaran ujung
stolon; mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Bentuk
umbi, warna daging umbi, warna kulit umbi, dan mata tunas bervariasi menurut
11
varietas kentang. Umbi kentang berbentuk bulat, lonjong, meruncing, atau mirip
ginjal; memiliki ukuran kecil hingga besar. Mata tunas umbi terletak pada kulit
(Pitojo, 2004).
Di dalam usahatani kentang merah, benih merupakan input produksi yang paling
berkualitas baik akan berpotensi menghasilkan produktivitas yang lebih besar dan
perbenihan kentang merah dan hasilnya ditunjukkan bahwa faktor utama yang
merah bermutu, tepat waktu, dan tepat umur fisiologis. Sistem perbanyakan benih
Penggunaan benih kentang merah yang bermutu sangat diperlukan dalam upaya
Pada perbenihan kentang merah prinsip menghasilkan umbi dalam jumlah banyak
menjadi hal yang paling diperhatikan. Benih kentang merah yang umumnya
generasi benih kentang merah yang diperbanyak atau ditanam secara terus-
menerus. Hal ini diakibatkan adanya infestasi penyakit yang terakumulasi pada
setiap generasi dan terus terbawa pada regenerasi benih. Hingga saat ini,
Indonesia yaitu adanya kelemahan pada prosedur sertifikasi benih. Masalah ini
perlu diperbaiki agar mutu benih menjadi lebih baik, terutama yang menyangkut
kesehatan benih. Peningkatan mutu benih kentang merah lokal sangat diperlukan
Sumatera Utara. Petani kentang merah di Kabupaten Karo yang sepuluh tahun lalu
masih dapat membeli benih kentang merah impor, kini harus membeli benih yang
berasal dari dalam negeri. Padahal, ketersediaan benih unggul bermutu jumlahnya
masih terbatas. Akibatnya, petani kentang di Kabupaten Karo masih banyak yang
menggunakan benih dari sisa hasil panen kentang merah konsumsinya dan sudah
tidak ada lagi kejelasan mengenai generasi ke berapa yang digunakan dalam
ini dilakukan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPTP)
Jawa Barat. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2002 ini membandingkan
usahatani yang dijalankan oleh petani penangkar bibit kentang merah dan petani
kentang merah konsumsi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa petani penangkar
13
terutama dalam hal penggunaan bibit unggul berkualitas tinggi, pupuk kandang,
dan pupuk anorganik. Namun demikian, hasil yang diperoleh petani penangkar
tersebut belum optimal karena persentase hasil umbi kentang merah yang lolos
Hal tersebut berdampak pada penggunaan bibit kentang merah bermutu di tingkat
petani yang secara umum masih tergolong rendah. Rendahnya penggunaan bibit
bibit kentang merah yang bermutu atau bersertifikat, keterbatasan modal yang
dimiliki petani, dan tingginya harga bibit impor. Oleh karena itu, perlu adanya
faktor produksi pertanian meliputi tanah (lahan), tenaga kerja , modal, dan
1. Iklim
Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin)
dengan suhu rata–rata harian antara 15–20o C. Kelembaban udara 80- 90%
cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antara 200– 300 mm
2. Tanah
bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan reaksi tanah
(pH) 5–6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri–ciri solum
tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua,
bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur remah.
Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi,
produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral
(Andry, 2010).
3. Suhu
(Smith 1968). Menurut Lovatt (1997), tanaman kentang pada setiap fase
menghendaki nilai suhu berbeda-beda. Pada fase vegetatif, suhu sekitar 25°C
pertumbuhan umbi akan terhambat. Batang, daun dan akar kentang dapat tumbuh
lebih cepat (Smith 1968). Pada fase inisiasi dan pembesaran umbi, suhu ideal
4. Kelembapan
yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk
tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil.
Kelembaban yang tinggi dapat disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan
meningkat. Air yang menguap akan lebih banyak diserap oleh akar. Hal tersebut
berakibat sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut dan tanaman
5. Cahaya Matahari
jumlah cahaya yang diterima pada setiap titik waktu (Runkle 2006). Menurut
salah satu tanaman yang memerlukan intensitas cahaya tinggi untuk dapat tumbuh
dengan baik. Pemberian cahaya akan mempengaruhi bentuk dan ukuran daun.
6. Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau daerah
7. Angin
Angin merupakan faktor iklim yang dapat mempengaruhi tanaman secara tidak
pengaliran CO2 ke tanaman meningkat dengan nilai kecepatan angin yang tinggi.
Peningkatan laju aliran CO2 ini berarti meningkatkan laju fotosintesis dan
Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering
tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang
Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan
1. Sifat
Selain atas dasar sifatnya yaitu menghemat lahan dan menghemat tenaga kerja ada
juga yang justru menyerap tenaga kerja lebih banyak tetapi ada pula yang
memperbesar efisiensi.
2. Kegunaan
Atas dasar kegunaannya modal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu modal
aktif dan modal pasif. Modal aktif adalah modal yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat meningkatkan produksi. Modal pasif adalah modal yang
3. Waktu
Atas dasar pemberian manfaatnya modal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
modal produktif dan modal prospektif. Modal dikatakan produktif jika langsung
meningkatkan produksi tetapi baru akan dirasakan pada jangka waktu yang lama.
4. Fungsi
Atas dasar fungsinya modal dapat dibagi dalam dua golongan yaitu modal tetap
dan modal variabel. Modal tetap adalah modal yang dapat dipergunakan dalam
beberapa kali proses produksi. Modal tidak tetap atau modal variabel adalah
modal yang hanya dapat dipergunakan dalam satu kali proses produksi
(Suratiyah, 2015).
produksi yang dapat digunakan beberapa kali. Meskipun akhirnya modal itu
18
tandas atau habis juga, tetapi sama sekali tidak terhisap dalam hasil. Contoh
produksi dan habis terpakai dalam proses produksi. Contoh modal bergerak:
Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat
penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipat gandakan tanpa harus memperluas
Modal dikatakan labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat
(Suratiyah, 2008).
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penentu terutama bagi usahatani yang
produktifitas dan kualitas produk. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam
dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja
dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian. Menurut Suratiyah (2015)
1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontiniu dan tidak merata.
4. Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
Potensi tenaga kerja keluarga petani adalah jumlah tenaga kerja potensial yang
tersedia pada satu keluarga petani. Dengan demikian, semua jenis tenaga kerja
yaitu pria, wanita, anak-anak, ternak dan mekanik yang dimiliki dihitung. Tenaga
kerja pria umumnya dapat mengerjakan semua pekerjaan dalam usahatani begitu
juga dengan tenaga kerja wanita. Akan tetapi pada umumnya tenaga kerja wanita
untuk menanam, memelihara tanaman dan panen. Sedangkan tenaga kerja anak-
anak itu hanya membantu pekerjaan tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja
dalam keluarga pada umumnya oleh para petani tidak di perhitungkan dan sulit
luar keluarga tergantung dari tiap-tiap kegiatan usahatani. Upah tenaga kerja
dalam keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional
Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani tergantung pada
jenis tanaman ataupun komoditi yang diusahakan. Peranan anggota keluarga yang
20
lain adalah sebagai tenaga kerja disamping juga tenaga luar yang diupah. Banyak
atau sedikitnya tenaga luar yang dipergunakan tergantung pada dana yang
tersedia. Namun ada beberapa hal yang dapat membedakan antara tenaga kerja
luar keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga antara lain adalah komposisi
menurut umur, jenis kelamin, kualitas dan kegiatan kerja (prestasi kerja).
Kegiatan kerja tenaga luar keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem upah, lamanya
waktu kerja, kehidupan sehari-hari, kecakapan, dan umur tenaga kerja. Umur
seorang tenaga kerja menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut.
Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin
(Suratiyah,2006).
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun
tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga
dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja,
terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak
Padat Karya adalah pekerjaan yang berasaskan pemanfaatan tenaga kerja yang
tersedia (dalam jumlah yang besar). Kegiatan pembangunan proyek yang lebih
mesin. Kesimpulan dari semuanya, padat karya itu adalah pendekatan yang kita
(Kasmir, 2003).
Padat modal merupakan industri yang dibangun dengan modal besar dan
atau indutri hulu seperti mesin, logam dasar, industri elektronik.Industri padat
perusahaan kecil atau rumah tangga jarang atau bahkan tidak dapat menjalankan
a. Hari Kerja Pria (HKP) tenaga yang dikeluarkan satu pria dewasa per hari
b. Hari Kerja Wanita (HKW) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu wanita
dewasa per hari dalam kegiatan usahatani yang nilainya setara dengan 0,8
HKP.
c. Hari Kerja Anak (HKA) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh seorang anak
d. Hari Kerja Ternak (HKT) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu ekor
hewan ternak (kerbau, lembu/sapi) per hari yang nilainya setara dengan 5
HKP.
e. Hari Kerja Mesin (HKM) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu unit
mesin yang setara dengan 25 HKP per hari penggunaannya dalam kegiatan
usahatani.
Menurut Suratiyah (2015) manajemen sebagai sumber daya juga sangat penting
karena sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Sebagai contoh dua orang
petani dengan luas lahan dan kondisi yang sama, pada saat yang sama dapat
diperoleh hasil yang berbeda. Hal ini karena ditentukan oleh pengelolaan yang
berbeda. Manajemen atau pengelolaan yang baik dan benar akan memberikan
23
hasil yang lebih baik pula. Dengan demikian, manajemen dapat dikatakan sebagai
faktor produksi yang tidak dapat dikatan sebagai faktor produksi yang tidak dapat
a. Perencanaan
secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
b. Pengorganisasian
Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang
c. Pengarahan
bekerja sama dan bekerja efektif secara efisien dalam membantu tercapainya
(Suratiyah, 2015).
d. Pengendalian
e. Evaluasi
Evaluasi (Evaluating) adalah kegiatan untuk menilai seluruh kegiatan yang telah
kegiatan didalam organisasi dan juga untuk menilai apa apa saja yang sudah
menanam, penentuan lokasi, dan setelah pergiliran tanaman, berapa bibit yang
akan ditanam, pestisida apa yang akan digunakan, berapa pupuk yang dipakai,
tenaga kerja yang dibutuhkan, dan berapa biaya atau modal yang dibutuhkan.
Pengorganisasian dalam usahatani kentang merah mencakup siapa aja yang akan
petani sendiri dan tenaga kerja luar keluarga, pengawasan dilakukan langsung
berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga mamberikan manfaat
yang sebaik-baiknya.
usaha pertanian, peternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah
yang diperoleh dari kegiatan produksi yang dihasilkan oleh petani. Analisis
dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya. Data dan informasi yang telah
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
26
meliputi ; luas lahan yang dimiliki, jumlah benih yang digunakan, jumlah tenaga
(Soekartawi, 2002).
2.4.3 Penerimaan
Menurut Sinaga (2011), Pada analisis ekonomi usaha data penerimaan biaya dan
antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual yang berlaku saat ini.
TR =Y x Py
27
Py = Harga y (Rp/kg).
Menurut Warsana (2007), Penerimaan bersih yaitu penerimaan yang berasal dari
penjualan hasil produksi usahatani setelah dikurangi biaya total yang dikeluarkan
π = TR-TC
2.4.4 Pendapatan
maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang
pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan
yang akan diperoleh. Selain itu lembaga pemasaran juga berperan didalam
menyalurkan hasil produksi petani yang berpengaruh pada tingkat harga yang
diketahui dengan menghitung selisih antara penerimaan dengan total biaya, yaitu:
Pendapatan = TR – TC
Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung sejauh mana usaha yang telah
apabila semua biaya usaha yang telah dikeluarkan dapat ditutupi oleh hasil
2.4.5 Biaya
Menurut Warsana (2007), Biaya produksi dibedakan menjadi dua macam, yaitn
biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya tetap seluruhnya dan biaya variabel
sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Biaya tetap adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan pada berbagai tingkat
output yang dihasilkan. Pada penelitian ini yang termasuk biaya tetap dalam
usahatani jagung adalah biaya pajak lahan tanah, peralatan dan biaya Penyusutan.
29
Biaya variabel adalah biaya yang berubah ubah menurut tinggi rendahnya tingkat
output yang termasuk dalam penelitian ini adalah : biaya tenaga kerja, pembelian
pupuk SP36, pembelian pupuk Urea dan biaya pestisida (Warsana, 2007)
Analisis kelayakan merupakan penilaian sejauh mana manfaat yang di dapat dari
Kelayakan suatu usahatani yang sedang dilaksanakan dapat dikatakan layak atau
1. R/C > 1
2. B/C > 1
Apabila kriteria diatas sudah terpenuhi maka usaha tersebut layak untuk
1. R/C Ratio
digunakan yang digambarkan oleh nilai ratio penerimaan dan biaya yang
setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi. Usahatani dapat dikatakan
layak untuk diusahakan apabila nilai R/C Ratio lebih besar dari satu. Semakin
R/C (Return Cost Ratio), atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara
TR
R/C Ratio =
TC
Keterangan :
Kriteria:
Bila R/C Ratio = 1, maka usaha tidak untung dan tidak rugi (impas).
2. B/C Ratio
Menurut Sunarjono (2012), Analisis Benefit Cost Ratio (B/C) digunakan untuk
melihat tingkat keuntungan relatif usaha dalam setahun terhadap total biaya yang
Π
B/C Ratio =
TC
Keterangan:
Π = Keuntungan
TC = Total Biaya
Kriteria:
Bila B/C Ratio < 1, maka usaha Tidak Layak mendapat untung.
Bila B/C Ratio = 1, maka usaha Tidak Untung dan tidak rugi (impas).
Menurut Sinaga (2011), BEP (Break Event Point) adalah suatu kondisi yang
menggambarkan bahwa hasil usahatani yang diperoleh sama dengan modal yang
BEP Harga
BEP Harga produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan.
TC
BEP Harga =
Py
Keterangan :
Kriteria:
Apabila nilai BEP Harga > Harga usahatani maka usaha tersebut tidak layak untuk
dijalankan, dan sebaliknya apabila BEP Harga,< Harga usahatani tersebut layak
4. BEP Produksi
TC
BEP Produksi =
Y
32
Keterangan :
Y = Jumlah Produksi
Kriteria:
Apabila nilai BEP Produksi > Produksi usahatani maka usaha tersebut tidak layak
untuk dijalankan, dan sebaliknya apabila nilai BEP Produksi < Produksi usahatani
5. BEP Penerimaan
dihasilkan.
TFC
BEP Penerimaan =
Margin Kontribusi per unit
Keterangan :
Kriteria:
Apabila nilai BEP Penerimaan > Penerimaan usahatani maka usaha tersebut tidak
layak untuk dijalankan, dan sebaliknya apabila BEP Penerimaan lebih kecil dari
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Secara geografis Desa Ajijulu yang berlokasi ± 4 km dari kota Berastagi memiliki
luas sekitar 359 hektar. Desa Ajijulu mempunyai letak geografis sebagai berikut:
Desa Ajijulu adalah salah satu desa di Kecamatan Tiga Panah yang mempunyai
orbitasi, yaitu jarak ke ibu kota kecamatan terdekat 9 km. Lama tempuh ke ibu
kota kecamatan terdekat 15 menit. Jarak ke ibu kota kabupaten terdekat 12 km.
Lama tempuh ke ibu kota kabupaten terdekat 25 menit. Lama tempuh diukur
dengan alat angkutan desa yang digunakan oleh masyarakat Desa Ajijulu. Luas
Desa Ajijulu adalah 359 Ha dengan penggunaan wilayah diasjikan pada Tabel
berikut ini.
lahan didominasi oleh lahan pertanian yaitu sebanyak 210 hektar yang
dipergunakan sebagai tempat untuk bercocok tanam. Desa Ajijulu adalah salah
satu desa di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo yang memproduksi berbagai
jenis sayur-sayauran misalnya kol, tomat, cabe, kentang, dan sebagainya serta
Selain memproduksi hasil-hasil pertanian, ada juga kegiatan lain yang dilakukan
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk berjumlah 2962 jiwa terdapat
pada kelompok terbanyak terdapat pada perempuan, yakni 1491 jiwa (50,34%)
Jumlah penduduk Desa Dalun Kenas adalah 2962 jiwa dengan jumlah laki-laki
adalah 1471 jiwa dan jumlah perempuan 1491 jiwa. Penduduk Desa Talun Kenas
mayoritas bekerja sebagai petani dengan jumlah laki-laki 300 orang dan
perempuan 500 orang, penduduk yang bekerja sebagai buruh tani dengan jumlah
laki-laki 50 orang dan jumlah perempuan 100 orang, jumlah Pegawai Negeri Sipil
Swasta dengan jumlah 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan (Laza, 2015).
Suku yang ada di Desa Ajijulu mayoritas suku Karo. Penduduk desa yang bersuku
Karo berjumlah 751 orang laki-laki dan 774 Perempuan, suku Jawa berjumlah 32
orang laki-laki dan 51 orang perempuan, suku Batak berjumlah 10 orang laki-laki
Di Desa ajijulu terdapat 3 agama yang dianut oleh penduduk desa, yaitu: Islam,
Kristen Protestan, dan Kristen Katholik. Kristen Protestan adalah agama yang
agama Kristen Protestan adalah 745 orang laki-laki dan 645 orang perempuan,
Jumlah penduduk yang menganut agama Katholik adalah 50 orang laki-laki dan
1. Identitas Petani
Umumnya masyarakat Desa Ajijulu sangat bergantung kepada hasil pertanian,
Salah satu petani tanaman kentang merah adalah Pak Nelah Sitepu (64 tahun)
tahun. Pak Nelah beragama Islam, suku Karo, dan daerah asalnya juga dari Desa
Ajijulu. Pak Nelah memiliki pendidikan sampai tingkat SMP dan juga pernah
2. Pengalaman Petani
Secara umum Petani mengenal cara bertani dikarenakan kedua orang tua yang
berprofesi sebagai petani jadi secara otomatis kemampuan bertani itu didapatkan
sejak kecil. Bapak Nelah sudah menjadi petani selama 40 tahun. Komoditi yang di
usahakan bapak Nelah adalah Kentang Merah dengan total luas lahan yang
pendidikan terakhir di SMP dan juga pernah mengikuti pendidikan non formal
Secara Khusus sebelumnya petani sudah pernah menanam komoditi lain seperti
tomat, cabai, kopi dan sawi di lahannya dan kemudian ia memutuskan untuk
mengapa petani memilih kentang merah dikarenakan harga kentang merah lebih
mahal dari kentang kuning dan jumlah petani yang memproduksi kentang merah
Adapun rincian dari jumlah keluarga dan tanggungan petani adalah sebagai
berikut:
Bapak Nelah sebagai petani kentang merah sudah tidak memiliki tanggungan
karena istrinya sudah meninggal dan anak- anak nya sudah bekerja dan sudah
Luas lahan yang dimiliki bapak nelah adalah 5000 m atau 0,5 ha , dan 3000 m
digunakan untuk Kentang Merah sedangkan sisanya untuk komoditi lain yaitu
1. Penentuan lokasi
. Dalam penentuan lokasi ini diperhatikan waktu ketersediaan bibit dan waktu
musim tanam. Selain hal diatas jenis tanah, pH, tekstur dan struktur serta
kandungan air tanah perlu diperhatikan agar tanaman kentang merah dapat
tumbuh dengan baik. Dalam pembersihan lahan digunakan tenaga kerja 1 orang
pria selama 1 jam yaitu petani itu sendiri dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 0.
(1 x 1)
Total HKP = 𝑥1
8
= 0,125
2. Persiapan Lahan
dasar.
a. Pembersihan lahan
kembali atau masa setelah panen. Waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan
seluas 5000 meter adalah 6 jam dalam satu hari. Pembersihan lahan tersebut dapat
38
dilakukan dengan cara mencangkul secara manual hingga rumput rumput bersih
dan lahan menjadi siap tanam, saat membersihkan lahan membutuhkan tenaga
kerja luar keluarga sebanyak 3 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja
(3 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 2,25
b. Penggemburan
menjadi gembur dan dingin sehingga tidak mudah terserang hama dan jamur serta
mengangkat hara yang ada dibawah sehingga hara kembali dalam keadaan
tanah dengan cangkul. membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 1 orang
(1 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 0,75
c. Pembuatan bedengan
Pembuatan bedengan perlu dilakukan agar air tidak tergenang dan akar tanaman
tidak menjadi busuk. Ukuran bedengan yang dibuat yaitu lebar 60 cm, tinggi 30-
40 cm, dan jarak antar bedengan yaitu 50 cm, Pembuatan bedengan dilakukan
2 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 180.000.
(2 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 1,5
39
Dalam pembuatan lubang tanam, jarak lubang tanam yang dibuat yaitu 30 x 30
cm. Dalam setiap lubang tanam dimasukkan 1 bibit. Dilakukan secara manual
kerja luar keluarga sebanyak 3 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja
(3 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 2,25
e. Pemupukan dasar
Pupuk yang diberikan pada saat pemupukan dasar yaitu Pupuk Kandang. Cara
sebelum bibit dimasukkan untuk menyediakan hara untuk bibit yang akan ditanam
dan agar tidak terjadi kekurangan unsur hara, kegiatan ini membutuhkan tenaga
kerja luar keluarga sebanyak 3 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja
(3 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 2,25
3. Pembibitan
dengan membeli bibit , bibit yang dibudidayakan berjenis bibit local yaitu dengan
cirri memiliki postur tanaman yang memiliki batang tinggi dan berdaun lebat serta
memiliki umbi yang berukuran besar dan kegiatan ini membutuhkan tenaga kerja
40
luar keluarga sebanyak 3 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar
Rp. 270.000.
(3 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 2,25 .
4. Penanaman
didalam lubang tanam yang telah ditugal dengan menggunakan cangkul dan telah
diisi pupuk kandang kemudian ditutup oleh tanah. Penanaman dilakukan dengan
system monokultur, dengan jarak antar tanaman 30cm dan membutuhkan tenaga
kerja luar keluarga sebanyak 3 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja
(3 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 2,25
5. Pemeliharaan
a. Penyiangan
masa penanaman dan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 2 orang
(2 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 1,5
b. Penyulaman
41
Petani kentang merah tidak melakukan penyulaman karena jumlah bibit yang
c. Pendangiran
dilakukan dengan meninggikan tanah agar umbi tidak tergenang air, dilakukan
saat umur 1 bulan kentang, dilakukan 2x dalam satu musim tanam dengan
menggunakan alat cangkul dan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak
2 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 180.000.
(2 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 1,5
d. Penjarangan
e. Pemangkasan
terganggu.
f. Pemupukan
Pupuk yang dipakai biasanya urea, hidrokomplit, KCL, TSP, Phonska, dan SS.
Dengan dosis masing masing yaitu 50, 60, 30, 40, 50, dan 40 kg. Dilakukan
dengan mencampur seluruh pupuk tersebut terlebih dahulu semua pupuk lalu
ditabur di sekitar lubang tanam, pada saat memupuk digunakan tenaga kerja 1
42
orang pria selama 6 jam yaitu petani itu sendiri dengan biaya tenaga kerja sebesar
Rp 0.
(1 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 0,75
g. Pengeandalian HPT
pestisida. Hama yang biasanya menyerang tanaman kentang merah yaitu ulat,
thrip, tungau, lalat daun, penggerek umbi, penggerek batang, dan penggerek daun.
Pestisida yang biasa digunakan yaitu trinep, dakonil, prepaton, kurakon, samit,
digunakan tenaga kerja 1 orang pria selama 1 jam yaitu petani itu sendiri dengan
(1 x 4)
Total HKP = 𝑥1
8
= 0,5
6. Panen
Panen dilakukan sekitar 80-85 hari setelah tanam. Ciri Tanaman yang siap
dipanen yaitu daun kentang sudah menguning dan kelihatan tua., panen dilakukan
dalam waktu 1 hari dan dengan cara yaitu tanah dikorek lalu diangkat umbi
kentang yang siap panen digunakan tenaga kerja 4 orang pria selama 6 jam yaitu
(4 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
=3
7. Pasca Panen
a. Pemipilan
43
Pemipilan dilakukan oleh 4 orang tenaga kerja luar keluarga dilakukan selama 6
jam dalam satu hari dengan menggunnakan 4 orang tenaga kerja luar keluarga
(4 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
=3
b. Penyortiran
Penyortiran dilakukan oleh 4 orang tenaga kerja luar keluarga dilakukan selama 6
jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 360.000, alat yang dituhkan dan
digunakan yaitu ember, kegiatan penyortiran dilakukan dengan tujuan agar umbi
dapat lebih dibedakan bedasarkan kualitasnya dan akan memepengaruhi harga jual
nantinya.
(4 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
=3
c. Pengemasan
menjaga umbi kentang merah agar tidak rusak saat diangkut, alat yang dibutuhkan
yaitu keranjang.
d. Penyimpanan
Kentang merah disimpan apabila pasar sudah penuh stoknya, maka kentang akan
merah apat disimpan selama 2 minggu membutuhkan tenaga kerja luar keluarga
sebanyak 2 orang selama 6 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 180.000.
(2 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
44
= 1,5
e. Pengangkutan
panen membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 2 orang selama 6 jam
(2 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 1,5
f. Pemasaran
kepasar dengan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga sebanyak 2 orang selama
(2 x 6)
Total HKP = 𝑥1
8
= 1,5
3.1.5 Biaya
100.000
Penyusutan Cangkul = x 1 = 50.000
2
300.000
Penyusutan Beko = x 1 = 150.000
2
15.000
Penyusutan Ember = x 1 = 15.000
1
50.000
Penyusutan Parang = x 1 = 16.666
3
800.000
Penyusutan Sprayer = x 1 = 400.000
2
25.000
Penyusutan Arit = x1 = 25.000
1
1000.000
Penyusutan Tampungan Air = x 1 = 200.000
5
Peralatan yang mengalami penyutusan antara lain cangkul, beko, ember, parang,
sprayer, arit dan tampungan air. Besar biaya penyusutan masing masing yaitu
dan biaya penyusutan terkecil adalah ember, yaitu Rp15.000/tahun. Adapun total
46
Rp.122.380,857.
Biaya lain yang dikeluarkan pak Nelah adalah PBB lahan pertahun yang
Rp.50.000/tahun.
Fungisida
-Trinep kg 10 95.000 950.000
-Dakonil gr 10 75.000 750.000
Insektisida
-Prepaton Botol 3 115.000 345.000
-Kurakon Botol 3 65.000 195.000
-Samit Botol 1 125.000 125.000
Herbisida
- Botol 1 40.000 40.000
Gramosom
4. Obat-0batan
-Grenpantas Botol 3 12.000 36.000
Total 5.756.000
Rataan 387.733,333
Jenis biaya variabel yang digunakan dalam usahatani Kentang merah antara lain
bibit, pupuk, pestisida, dan obat- obatan. Biaya variabel terbesar adalah biaya
fungisida dengan merk dagang trinep yaitu Rp.950.000. dan biaya terkecil yaitu
biaya obat-obatan grenpantas yaitu 36.000. adapun total biaya input produksi
Adapun total curahan dan tenaga kerja yang digunakan adalah sebagai berikut:
7 Pascapanen
- Pemipilan - - 3 - 3 360.000
- Penyortiran - - 3 - 3 360.000
- Penyimpanan - - 1,5 - 1,5 180.000
- Pengemasan - - 1,5 - 1,5 180.000
- Pengangkutan - - 1,5 - 1,5 180.000
- Pemasaran - - 1,5 - 1,5 180.000
Total 1,375 - 23 - 24,375 2.960.000
Rataan 0,4583 - 1,4375 - 1,282 185.000
Curahan tenaga kerja dalam penentuan lokasi adalah 0,125 HKP dengan biaya 0.
Curahan tenaga kerja dalam persiapan lahan adalah 9 HKP dengan biaya
49
Rp.1.060.000, Curahan tenaga kerja dalam Pembibitan adalah 2,25 HKP dengan
biaya Rp. 270.000. Curahan tenaga kerja dalam Penanaman adalah 2,25 HKP
dengan biaya Rp. 270.000. Curahan tenaga kerja dalam Pemeliharaan adalah
8,125 HKP dengan biaya Rp. 900.000. Curahan tenaga kerja dalam panen adalah
3 HKP dengan biaya Rp. 360.000. Curahan tenaga kerja dalam pasca panen
adalah 12 HKP dengan biaya Rp. 1.440.000. Curahan tenaga kerja yang paling
tinggi adalah pada saat Pemeliharaan yaitu sebesar 8,125 HKP dengan Biaya
Rp.900.000, sedangkan yang paling rendah adalah penentuan lokasi yaitu 0,125
HKP dengan biaya 0 rupiah karena petani sendiri yang mengerjakan. Biaya Total
curahan kerja yang digunakan dalam usahatani kentang merah adalah 24,375
dimana biaya yang di keluarkan adalah Rp. 2.960.000, yang terdiri dari 24,375
HKP, Rataan nya sebesar 1,282 HKP dengan biaya Rata-Rata sebesar Rp.185.000.
Upah tenaga kerja dalam penentuan lokasi adalah 0. Upah tenaga kerja dalam
persiapan lahan adalah Rp.1.060.000, Upah tenaga kerja dalam Pembibitan adalah
Rp. 270.000. Upah tenaga kerja dalam Penanaman Rp. 270.000. Upah tenaga
kerja dalam Pemeliharaan adalah Rp. 900.000. Upah tenaga kerja dalam panen
adalah Rp. 360.000. Upah tenaga kerja dalam pasca panen adalah Rp. 1.440.000.
Upah tenaga kerja yang paling tinggi adalah pada saat Pemeliharaan yaitu sebesar
Rp.900.000, sedangkan yang paling rendah adalah penentuan lokasi yaitu 0 rupiah
karena petani sendiri yang mengerjakan. Biaya Total Upah Tenaga Kerja yang
digunakan dalam usahatani kentang merah adalah 24,375 dimana biaya yang di
4. Biaya Total
Adapun biaya total keseluruhan biaya yang digunakan dalam usahatani kentang
Biaya investasi terdiri dari penyusutan dengan nilai Rp. 856.666 dan biaya PBB
dengan nilai Rp. 50.000 . Biaya variable terdiri dari biaya input senilai
Rp.5.756.000 dan biaya tenaga kerja senilai Rp. 2.960.000.Biaya terbesar adalah
biaya variable yaitu biaya input sebesar Rp. 5.756.000 dan biaya terendah adalah
biaya tetap yaitu biaya PBB sebesar Rp.50.000/ tahun. Total keseluruhan biaya
tetap adalah Rp. 906.666 dan biaya variable adalah Rp. 8.716.000. Total biaya
3.2. Pembahasan
3.2.1. Penerimaan
No Uraian Nilai
1 Produksi yang dihasilkan 1.000 kg
2 Produksi yang di jual 1.000 kg
3 Harga Produksi Rp.12.000
4 Jumlah Produksi x Harga Produksi 1000kg x Rp. 12.000
Penerimaan Rp12.000.000
Jumlah produksi yang dihasilkan adalah sebanyak 1000kg sekali panen , sebesar
itu juga hasil yang dijual ke pasar,. Harga kentang merah dipasar adalah Rp.
12.000/ kg, maka total penerimaan yang diterima petani adalah Rp.12.000.000.
3.2.2 Pendapatan
kentang merah.
Penerimaan Rp. 12.000.000 dikurangi biaya tetap sebesar Rp. 906.666 dan
dikurangi lagi dengan variable sebesar Rp. 8.716.000 , maka total pendapatan
1) R/C Ratio
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
R/C =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rp12.000.000
=
Rp9.622.666
= 1,24
R/C Ratio sebesar 1,24 menunujukkan bahwa nilai R/C > 1, maka usahatani
2) B/C Ratio
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
B/C=
𝑇𝐶
Rp2.377.334
=
Rp9.622.666
=0,247
B/C Ratio sebesar 0,247 menunjukkan bahwa nilai B/C < 1 . Maka usahatani
perhitungan B/C usahatani kentang merah ini malah merugi, dan yang
menyebbabkan rugi didalam analisis ini karena adanya biaya penyusutan alat alat
yang baru saja dibeli seperti sprayer yang harganya cukup mahal dan harusnya
jika ini tidak dihitung maka usahatani kentang merah masih berada didalam
kategori layak.
54
3) BEP Harga
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Harga =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑝.9.622.666
=
1.000 𝐾𝑔
= Rp 9.622,666/ Kg
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat harga lebih besar nilai BEP harga. Atau
Rp. 12.000/ 𝐾𝑔. > Rp9.622,666/kg. Maka dapat disimpulkan bahwa usahatani
yang dilakukan LAYAK untuk diusahakan karena bedasarkan analisis BEP harga
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎
𝑅𝑝. 9.622.666
=
𝑅𝑝12.000/𝑘𝑔
= 801,888 kg
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa produksi lebih besar dari nilai
BEP Volume produksi, yaitu 801,888 kg < 1.000 kg. Maka dapat disimpulkan
analisis ini usahatani kentang merah milik pak Nelah masih menguntungkan.
5) BEP Penerimaan
𝐹𝐶
Penerimaan =
1−𝑉𝐶/𝑇𝑅
55
𝑅𝑝906.666
=
1−(𝑅𝑝8.716.000/𝑅𝑝.12.000.000)
𝑅𝑝906.666
=
0,273
= 𝑅𝑝3.321.120,88
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penerimanaan lebih besar dai
bedasarkan analisis ini usahatani kentang merah milik pak Nelah masih
meguntungkan.
Kondisi di sekitar lahan cukup strategis karena dekat dengan pasar. Namun
Harga Kentang Merah yang berlaku sekarang adalah Rp12.000/kg di pasar. Harga
Kondisi tanaman kentang merah pak nelah saat ini sangat bagus. Ciri-cirinya yaitu
umbinya besar dan tidak ada tunas sedangkan yang jelak memiliki cirri berukuran
Rata-rata produksi Kentang Merah saat ini adalah 1.000 kg. Produksi Kentang
Merah menurun karena cuaca yang tidak menentu dipengaruhi oleh curah hujan.
Semakin banyak hujan maka semakin rendah produksi dan rendah kualitasnya.
Cara mnegatasi produksi yang rendah yaitu dengan membuat pergiliran tanaman.
e. Kondisi Alam
Kondisi alam yang dikehendaki tanaman Kentang Merah adalah curah hujan yang
sebaliknya jika kondisi cuaca hujan terlalu tinggi maka hasil produksi akan
Fasilitas yang mendukung usahatani Kentang Merah adalah jalan. Jalan sudah ada
g. Jenis Lahan
Jenis lahan Pak Nelah adalah lahan kering. Lahan yang baik mengandung tanah
57
yang subur, rata, dan gembur. Semakin subur lahan, maka semakin tinggi
h. Usahatani Lainnya
Selain Kentang Merah, Pak Nelah juga menanam Tomat, Cabai, Kopi, Sawi, dan
Jagung. Dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu sehingga hampir menghasilkan.
i. Pola Tanam
Pola tanam yang diterapkan oleh para petani adalah jenis pola tanam monokultur,
yang dimana jenis pola tanam ini dirasa paling cocok di terapkan untuk saat ini.
j. Kendala Usahatani
Adapun kendala yang sering menjadi masalah yang dihadapi petani Kentang
Merah adalah masalah hama dan penyakit busuk umbi yang tidak dapat dikenali
k. Dan Lain-lain
Pemerintah belum ada memberikan bantuan kepada petani Kentang Merah di desa
Ajijulu, dan diharapkan setelah membuat laporan ini member bantuannya segera.
58
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Biaya investasi terdiri dari penyusutan dengan nilai Rp. 856.666 dan biaya
PBB dengan nilai Rp. 50.000 . Biaya variable terdiri dari biaya input senilai
adalah biaya variable yaitu biaya input sebesar Rp. 5.756.000 dan biaya
terendah adalah biaya tetap yaitu biaya PBB sebesar Rp.50.000/ tahun. Total
keseluruhan biaya tetap adalah Rp. 906.666 dan biaya variable adalah Rp.
sebesar Rp.2.405.666,5.
2) Penerimaan Rp. 12.000.000 dikurangi biaya tetap sebesar Rp. 906.666 dan
dikurangi lagi dengan variable sebesar Rp. 8.716.000 , maka total pendapatan
3) R/C ratio bernilai 1,24 menunujukkan bahwa nilai R/C > 1, maka usaha
bahwa nilai B/C < 1, maka usahatani ini TIDAK LAYAK untuk diusahakan.
besar dari BEP harga sehingga usaha tersebut LAYAK untuk dilanjutkan.
Produksi lebih besar dari nilai BEP Volume produksi, yaitu 801,888 kg <
1.000 kg, Maka dapat disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan LAYAK
untuk diusahakan. Penerimanaan lebih besar dari nilai BEP Penerimaan, yaitu
59
4.2. Saran
Sebaiknya petani menggunakan kombinasi input yang optimum agar dengan biaya
semakin tinggi
harga, serta subsidi berbagai input seperti menyediakan jumlah bibit dalam jumlah
Agar penulis menggali lebih banyak informasi dari petani untuk mengetahui
mengetahui apakah usahatani tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Dan
LAMPIRAN