Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pertanian dengan segala kebijakannya di Indonesia pada

hakekatnya bertujuan untuk (1) Meningkatkan produksi dan pendapatan petani,

(2) Menambah lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran yang diharapkan

dapat menekan kemiskinan, (3) Menjaga kelestarian sumber daya alam, dan (4)

Meningkatkan devisa negara. Subsektor perkebunan merupakan salah dari satu

subsektor pertanian yang secara tradisional telah mampu menghasilkan devisa

bagi negara melalui ekspor hasil perkebunan. Sebagian besar tanaman perkebunan

tersebut merupakan usaha perkebunan rakyat, sedangkan sisanya diusahakan oleh

perkebunan besar baikmilik pemerintah maupun milik swasta. Oleh karena itu,

pertanian yang terdiridari berbagai subsektor merupakan sektor yang penting

dalam perekonomian Indonesia.

Enau atau Aren (Arenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma yang

serbaguna. Di beberapa tempat, terutama yang memiliki kebiasaan membuat gula

atau mengonsumsi minuman beralkohol, enau sudah sering ditanam secara

sengaja, meskipun umumnya sebagai tanaman pinggiran atau tanaman sela di

antara tanaman pepohonan yang sudah ada. Gula enau sudah dikenal oleh

masyarakat Indonesia sebagai salah satu pemanis makanan dan minuman yang

bisa menjadi substitusi gula pasir (gula tebu). Gula enau/aren diperoleh dari

proses penyadapan niro/nira aren yang kemudian dikurangi kadar airnya hingga

1
2

menjadi padat. Produk gula enau/aren ini adalah berupa gula cetak dan gula

semut. Gula cetak diperoleh dengan memasak niro enau hingga menjadi kental

seperti gulali kemudian mencetaknya dalam cetakan berbentuk setengah

lingkaran. Untuk gula semut, proses memasaknya lebih panjang yaitu hingga gula

enau/aren mengkristal, kemudian dikeringkan (dijemur atau dioven) hingga kadar

airnya di bawah 3%. Jenis yang terakhir ini memiliki keunggulan yaitu berdaya

tahan yang lebih lama.

Tabel 1
Rata-rata Konsumsi per Kapita Seminggu terhadap komoditas Gula Enau di
Indonesia pada tahun 2007-2015
No. Tahun Satuan (ons)
1. 2007 1,654
2. 2008 1,617
3. 2009 1,516
4. 2010 1,475
5. 2011 1,416
6. 2012 1,242
7. 2013 1,275
8. 2014 1,229
Sumber :Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

Pada tabel 1 menjelaskan bahwa tanaman enau memiliki prospek ekonomi

yang sangat baik karena sampai saat ini permintaan gula di Indonesia belum dapat

dicukupi dengan produksi nasional. Tanaman aren (Arenga Pinnata MERR)

adalah tanaman perkebunan yang sangat potensial dalam hal mengatasi

kekurangan pangan dan mudah beradaptasi baik pada berbagai agroklimat, mulai

dari dataran rendah sehingga 1400 m di atas permukaan laut (Effendi, 2009;

Ditjen Perkebunan, 2004). Menurut data dari Ditjend Perkebunan (2004),

produksi gula dalam negeri Indonesia rata-rata adalah 2,1 juta ton pertahun,

sementara tingkat konsumsi mencapai 2,7 juta ton. Data diatas menunjukkan

bahwa usaha budidaya enauuntuk produksi gula aren merupakan sebuah usaha
3

yang secara ekonomis masih sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

komoditas untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi angka kemiskinan

diwilayah pedesaan sekaligus sebagai upaya konservasi dan pemanfaatan lahan-

lahan marginal yang selama ini kurang mendapat perhatian yang serius

(Indriyanto, 2012)

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis menunjukan bahwa ada

petani yang sangat menikmati penghasilan dari gula aren karena mempunyai

jumlah batang enau yang produktif dalam jumlah yang banyak, sehingga

cenderung mengurangi kegiatan pada usaha tani lainnya. Ada pula petani yang

mempunyai penghasilan seadanya dari gula enau, dikarenakan jumlah

kepemilikan batang enau sedikit, dan produksi nira yang rendah. Beberapa waktu

yang lewat ditemui bahwa ada beberapa petani yang sengaja menebang tanaman

enau yang tumbuh secara alami, supaya tidak mengganggu terhadap tanaman lain

yang sedang diusahakan karena harganya sedang naik. Sekarang, hal itu

merupakan sesuatu yang sangat disesali oleh petani, karena tanaman lain yang

ditanam ternyata juga tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan, sementara

enau yang terlanjur disingkirkan harus menunggu sekitar 7-12 tahun untuk bisa

disadap kembali (Nasution, 2009).

Pengamatan awal penulis di lapangan menunjukkan bahwa komoditas enau

masih mempunyai peluang untuk dikembangkan di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Gula aren selama ini menjadi

sumber mata pencaharian penting bagi para petani di sentra-sentra produksinya,

termasuk di Nagari Andaleh Baruah Bukik sendiri. Dimana dalam rangka


4

pengembangan komoditi enau, upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Tanah Datar, antara lain memberikan pelatihan budidaya enau kepada

petani yang ada di Nagari Andaleh Baruah Bukik dan kemudian dilanjutkan

dengan pemberian bibit enau kepada peserta pelatihan. Pengusahaan tanaman

enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah

Datar Provinsi Sumatera Barat sebagian besar diusahakan oleh petani dan belum

diusahakan dalam skala besar, karena pengelolaan tanaman belum menerapkan

teknik budidaya yang baik menyebabkan produktivitas pertanaman rendah. Saat

ini produk utama tanaman aren adalah niro/nira hasilpenyadapan dari bunga

jantan yang dijadikan gula aren maupun minuman ringan, cuka dan alkohol

(Akuba, 2004; Rindengan dan Manaroinsong, 2009).

Berdasarkan pengamatan awal penulis di lapangan juga ditemui bahwa, saat

ini enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik belum ada perlakuan khusus atau lebih

dari petani. Begitu juga dengan usaha pembuatan gula enau, masih sangat

tradisional dengan mempergunakan teknologi yang sangat minim ataupun

sederhana, bahkan cenderung merupakan usaha sampingan karena penyadapan

enau dilakukan biasanya dua kali sehari pagi dan sore, sehingga di luar itu, petani

masih bisa melakukan kegiatan usaha tani lainnya. Penyadapan enau dilakukan

secara perseorangan oleh masing-masing petani kemudian proses pemasakan gula

enau dilakukan pada sore hari di sekitar lahan aren yang disadap.

Usaha gula aren di Nagari Andalas Baruah Bukit yang saat ini sebagian besar

adalah warisan dari orang tua. Mereka mengelola tanaman enau untuk mengambil

niranya, lalu diolah menjadi gula aren. Di sebagian tempat, ada juga petani yang
5

menjual nira untuk dijadikan minuman tradisonal. Selain mengelola gula enau,

petani juga mengelola komoditi lain seperti padi dan berbagai jenis sayur-sayuran.

Namun, petani tidak mempunyai kemampuan untuk menghitung penghasilannya

dari masing-masing usaha taninya, sehingga kesulitan dalam menentukan tanaman

enau apakah sebagai penghasilan utama atau sebagai penghasilan sampingan.

Petani juga tidak mampu menganalisis penerimaannya dari usaha tani enau. Dari

hasil penerimaan yang di dapatkan, kebanyakan petani gula enau tidak

mengetahui persis berapa pendapatan yang semestinya di terima petani gula enau

setelah dikurangi biaya lainnya, seperti berapa besar bahan bakar yang digunakan

untuk menghasilkan jumlah gula enau yang dihasilkan dan penggunaan alat-alat

yang diperlukan untuk memproduksi gula enau tersebut, disamping berapa besar

jumlah penyusutan peralatan yang digunakan setiap harinya dalam memproduksi

gula enau tersebut.

Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten dari Propinsi Sumatera Barat.

Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduknya termasuk tinggi bila

dibandingkan dengan daerah lain yang dipengaruhi oleh tingkat kematian dan

kelahiran, Kabupaten Tanah Datar sendiri terdiri dari empat sebelas Kecamatan,

yaitu Kecamatan Tanjung Baru, Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang, Lintau

Buo Utara, Lintau Buo, Padang Ganting, Tanjung Emas, Rambatan, Lima Kaum,

Pariangan, Batipuh Selatan, Batipuh, X Koto. Sedangkan Nagari Andaleh Baruah

Bukik sendiri terletak pada Kecamatan Sungayang.

Nagari Andaleh baruah bukik merupakan wilayah penghasil Gula Enau (gula

aren) di Kabupaten Tanah Datar. Produk Enau yang memiliki nilai ekonomi
6

tinggi adalah nira, Ijuk dan buah kolak kaling, dan daun serta batangnya.

Produktivitas nira Enau perpohon dengan 5 mayang bisa mencapai 6,7 liter

perhari. Demikian besar potensi pertanian Enau, tetapi belum dikelola petani

dengan optimal dan juga Andaleh Baruah Bukik merupakan tempat yang strategis

dijadikan atau didirikannya suatu usaha gula aren. hal ini dikarenakan bahwa di

sekitar daerah ini terdapat luas lahan, iklim dan lokasi yang strategis, maka alasan

inilah banyak pengusaha gula aren yang membuka usahanya di daerah ini karena

usaha gula aren dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan karena peluang

bisnis tersebut akan dibutuhkan sampai kapanpun dan prospek kedepannya juga

semakin bagus seiring bertambahnya jumlah penduduk. Hasil dari observasi

ditemukan terdapat 80 petani gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Tabel dibawah ini

menggambarkan jumlah penduduk Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2008-2015.

Tabel 2
Jumlah Penduduk Nagari Andaleh Baruah Bukik
Jumlah Penduduk
Tahun Laju Pertumbuhan
(Orang)
2008 4.171 -
2009 4.071 -2,40
2010 4.500 10,54
2011 4.528 0,62
2012 4.574 1,02
2013 4.556 -0,39
2014 4.567 0,24
2015 4.577 0,22
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumbar

Pada Tabel 2 menggambarkan bahwa keadaan jumlah penduduk diNagari

Andaleh Baruah Bukik dari tahun 2008 sampai 2015. Nagari Andaleh Baruah
7

Bukik merupakan salah satu Nagari yang berada di Kecamatan Sungayang. Pada

Tabel 2 terlihat bahwa pada tahun 2008 jumlah penduduk di Nagari Andaleh

Baruah Bukik sebanyak 4.171 orang, tetapi pada tahun 2009 jumlah penduduk

menurun menjadi 4071 orang dengan laju pertumbuhan -2,40. Hal ini disebabkan

pada tahun 2009 penduduk di Nagari Andaleh Baruah Bukik sebagian merantau

ke daerah-daerah lain, pada tahun 2010 jumlah penduduk di Nagari Andaleh

Baruah Bukik meningkat menjadi 4.500 dengan laju pertumbuhan 10,54, hal ini

dikarenakan penduduk asli Nagari Andaleh Baruah Bukik maupun pendatang

kembali menempati daerah ini. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka

produksi gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik meningkat.

Tabel 3
Kaitan Produksi Gula Aren terhadap Pendapatan Pengusaha gula aren di
Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah
Datar
Produksi Gula Pendapatan
Jumlah
Aren (Rp/Bulan)
(Petani Enau)
(Kg/Bulan) ≤ 2.000.000 ≥ 2.000.000
≤ 150 2 4 6
≥ 150 1 3 4
Jumlah 3 7 10
Sumber :Hasil Observasi, 2017

Tabel 3 menjelaskan kaitan produksi gula aren terhadap pendapatan

pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang

Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa dari jumlah

10 (sepuluh) responden yang diambil sebagai sampel pada observasi awal

penelitian ini, menunjukkan bahwa responden dengan jumlah produksi aren < 150

kg/bulan memiliki pendapatan yang berbeda. Dimana 2 (dua)responden

berpenghasilan rata-rata < Rp. 2.000.000,- per bulan, sedangkan 4 (empat)

responden lainnya berpenghasilan rata-rata > Rp. 2.000.000,- per bulan.


8

Sementara itu jumlah produksi aren < 150 kg/bulan memiliki pendapatan yang

berbeda. Dimana 1 (satu) responden berpenghasilan rata-rata < Rp. 2.000.000,-

per bulan, sedangkan 3 (tiga) responden berpenghasilan rata-rata > Rp.

2.000.000,- per bulan. Artinya dari kondisi diatas teori produksi menjelaskan

bahwa jika produksi naik atau meningkat maka pendapatan juga akan meningkat,

dan jika produksi turun maka pendapatan juga turun, sedangkan pada hasil

observasi diatas dinyatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan teori

produksi, dimana pada data diatas dijelaskan bahwa produksi gula aren < 150

responden justru memiliki pendapatan gula aren naik > Rp. 2.000.000,- per bulan.

Tabel 4
Kaitan Pengalaman Usaha terhadap Pendapatan Pengusaha gula aren di
Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah
Datar
Pendapatan
Pengalaman Usaha Jumlah
(Rp/Bulan)
(Tahun) (Petani Enau)
≤ 3.000.000 ≥ 3.000.000
≤ 10 3 4 7
≥ 10 0 3 3
Jumlah 3 7 10
Sumber :Hasil Observasi, 2017

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 10 responden pengusaha gula

aren terdapat 3 responden yang memiliki pengalaman kurang dari 10 tahun

memperoleh pendapatan per bulan ≤ Rp 3.000.000. 4 responden pengusaha

mempunyai pengalaman kecil dari 10 tahun dengan pendapatan ≥ Rp 3.000.000

per bulan, 3 responden pengusaha gula aren yang memiliki pengalaman besar dari

10 tahun memiliki pendapatan per bulan lebih dari Rp 3.000.000. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebanyak 4 responden pengusaha gula aren di Nagari

Andaleh Baruah Bukik memiliki pengalaman kurang dari 10 tahun tetapi memiliki

pendapatan yang ≥ Rp 3.000.000. Hal ini disebabkan oleh gula aren ini
9

merupakan usaha yang memiliki prospek yang baik karena usaha ini tidak akan

pernah mati, oleh karena itu pengusaha gula aren ini enggan meninggalkan usaha

ini, sehingga pengusaha disini memiliki pengalaman usaha dengan pendapatan

yang tinggi karena tiap tahunnya mereka melanjutkan usaha ini. Artinya dari

kondisi diatas teori menjelaskan bahwa jika pengalaman usaha banyak atau

meningkat maka pendapatan juga akan meningkat, dan jika pengalaman usaha

sedikit maka pendapatan juga sedikit, sedangkan pada hasil observasi diatas

dinyatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan teori, dimana pada data diatas

dijelaskan bahwa pengalaman usaha gula aren < 10 tahun responden justru

memiliki pendapatan gula aren naik > Rp. 3.000.000,- per bulan.

Tabel 5
Kaitan Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan Pengusaha gula aren di
Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah
Datar
Pendapatan
Jumlah
Tingkat Pendidikan (Rp/Bulan)
(Petani Enau)
≤ 2.000.000 ≥ 2.000.000
≤ SMP 1 5 6
≥ SMP 1 3 4
Jumlah 2 8 10
Sumber : Hasil Observasi, 2017

Kemudian tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pengembangan

dalam berusaha untuk meningkatkan pendapatan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan pengusaha, maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperolehnya.

Rata-rata pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh pengusaha gula aren di

Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar

Propinsi Sumatera Barat merupakan tamatan SMP.


10

Selain produksi, pengalaman usaha dan tingkat pendidikan juga

mempengaruhi pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat

menunjukkan bahwa dari jumlah 10 (sepuluh) responden yang diambil sebagai

sampel pada observasi awal penelitian ini, menunjukkan bahwa dengan jumlah

tingkat pendidikan < SMP memiliki pendapatan yang berbeda. Dimana 1 (satu)

responden berpenghasilan rata-rata < Rp. 2.000.000,- per bulan, sedangkan 5

(lima) responden lainnya berpenghasilan rata-rata > Rp. 2.000.000,- per bulan.

Sementara itu dengan tingkat pendidikan > SMP memiliki 1 (satu) responden

berpenghasilan rata-rata < Rp. 2.000.000,- per bulan, sedangkan 3 (tiga) orang

lainnya berpenghasilan > Rp. 2.000.000,- per bulan dapat di artikan bahwa tidak

positif dan signifikan data di atas dengan teori.

Berdasarkan dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan kajian

dengan mengambil judul: “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

PengusahaGula Aren Di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar”.

B. Purumusan Masalah

Dari latar belakang usaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar, maka dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Sejauhmana pengaruh produksi gula aren terhadap pendapatan

pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar?


11

2. Sejauhmana pengaruh pengalaman usaha terhadap pendapatan

pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar?

3. Sejauhmana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan

pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar?

4. Sejauhmana pengaruh produksi gula aren, pengalaman usaha dan tingkat

pendidikan secara bersama-sama terhadap pendapatan pengusaha gula

aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang

Kabupaten Tanah Datar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan di atas,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh:

1. Produksi gula aren terhadap pendapatan pengusaha gula aren di Nagari

Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

2. Pengalaman usaha terhadap pendapatan pengusaha gula aren di Nagari

Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

3. Tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengusaha gula aren di

Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten

Tanah Datar.

4. Produksi gula aren, pengalaman usaha dan tingkat pendidikan secara

bersama-sama terhadap pendapatan pengusaha gula aren di Nagari

Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.


12

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (S1) pada program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Padang.

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu ekonomi mikro.

3. Bagi Pemerintah, khususnya Pemda dan instansi terkait sebagai alat

pengambilan keputusan kebijaksanaan untuk salah satu alternatif

pengembangan usaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan atau perbandingan serta tambahan

wawasan berpikir dimasa yang akan datang.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan

laba atau rugi dari suatu usaha, laba atau rugi tersebut diperoleh dengan

melakukan perbandingan antara pendapatan dengan beban atau biaya yang

dikeluarkan atas pendapatan tersebut. Pendapatan dapat digunakan sebagai

ukuran dalam menilai keberhasilan suatu usaha dan juga faktor yang

menentukan dalam kelangsungan suatu usaha. Pendapatan dapat diartikan

sebagai jumlah uang yang diterima oleh seseorang atau badan usaha selama

jangka waktu tertentu.

Jhingan (2003:31) menyatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan

berupa uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat

diartikan sebagai semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya

kemampuan seseorang, baik yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk

tabungan. Dengan pendapatan tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan

untuk mencari kepuasan. Menurut Sukirno (2003:131) pendapatan adalah

sama dengan harga dikali dengan jumlah barang yang diperjualbelikan.

Menurut Soekortawi (2006), diperlukan kehati-hatian dalam perhitungan

penerimaan usahatani. Hal ini karena : (1) Produksi mungkin dijual berkali-

kali, (2) Dalam beberapa kali penjualan, mungkin dengan harga yang

12
13

berbeda, (3) Ada kemungkinan responden tidak mengingat volume dan harga

yang diterima, (4) Pembayaran yang diterima petani kadang tidak

sepenuhnya, karena mungkin sudah dipotong dengan hutang petani.

Untuk menghitung pendapatan bersih terlebih dahulu harus diketahui

tingkat pendapatan total dan pengeluaran. Pendekatan total didekati dengan

persamaan sebagai berikut:

1) Pendapatan Total (Total Revenue)

Total Revenue / TR adalah jumlah atau kualitas barang yang terjual,

dikalikan dengan harga satuan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = P × Q……....................................................................……2.1

Dimana:

TR= Revenue ( Pendapatan )

P= Harga

Q= Produksi

2) Pendapatan Rata-rata ( Average Revenue)

Average Revenue / AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh

dari total penerimaan dibagi dengan barang yang dijual. Pendapatan rata-

rata dapat dirumuskan sebagai berikut:

AR = TR / Q……....................…………………………………..2.2

3) Pendapatan Marginal (Marginal Revenue)

Marginal Revenue / MR adalah tambahan penerimaan karena adanya

tambahan penjualan dari setiap satuan hasil produksi. Penerimaan


14

marginal juga bisa diartikan sebagai penambahan penerimaan atas total

revenue sebagai akibat penambahan satu unit output.

Untuk dapat menghitung pendapatan bersih (profit) perusahaan

tersebut sebagai berikut :

π = TR-TC .....…….…………...................................…………...2.3

Dimana :

π = Pendapatan bersih

TR = Total penerimaan penjualan

TC= Biaya total atau semua biaya

π adalah pendapatan bersih yang diperoleh oleh Petani Gambir

dengan mengurangi pendapatan total dengan biaya total, sedangkan TR

adalah pendapatan total dari hasil penjualan getahgambir.

Ada tiga kemungkinan yang terjadi bila TR dengan TC

dibandingkan yakni:

TR < TC, maka akan terjadi kerugian

TR > TC, maka akan terjadi keuntungan

TR = TC, maka akan terjadi pulang pokok

P TR

Laba TC

Rugi

Q
Sumber :Rahardja dan Manurung 2010:151
15

Gambar 1 Kurva TR dan TC

Pada perpotongan antara garis TR dan garis TC yaitu pada titik E terjadi

pulang pokok, karena total biaya yang dikeluarkan sama dengan pendapatan.

Pada daerah garis TC di atas garis TR pengusaha gula arenakan mengalami

kerugian, sedangkan pada daerah garis TC di bawah garis TR menunjukkan

adanya keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha gula aren.

Selain pendapatan juga dikatakan sebagai penghasilan seseorang baik

berupa pendapatan utama atau tambahan.Pendapatan merupakan komponen

dari penghasilan suatu usaha dan juga faktor yang penting dalam permintaan

suatu barang.Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin besar pula

barang yang diminta.Pendapatan juga berguna sebagai ukuran dari tingkat

penghidupan perekonomian suatu masyarakat, jika pendapatan dalam

masyarakat meningkat berarti semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Hal

ini berarti bahwa pendapatan juga diperoleh oleh masyarakat yang akan

menentukan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan.

Penjelasan di atas menerangkan bahwa pendapatan bagi pengusaha gula

arensama dengan pendapatan bersih yang didapatkan dalam menjualkan

barang dagangannya yang dihitung setiap bulannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

a. Pengaruh Jumlah Produksi terhadap Pendapatan

Definisi Produksi, Produksi adalah suatu proses untuk mengubah

barang input menjadi barang output. Dapat pula dikatakan bahwa

produksi adalah rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang


16

dapat menambah atau menciptakan nilai guna dari barang dan jasa.

Fungsi Produksi, adalah hubungan yang saling mempengaruhi antara

input dan output. Memproduksi suatu output harus mempertimbangkan

besar kecilnya penggunaan input. Konsep utama yang dikenal dalam

teori ini adalah memproduksi output semaksimal mungkin dengan input

tertentu, serta memproduksi sejumlah output tertentu dengan biaya

produksi seminimal mungkin.

Sedangkan biaya Produksi adalah semua faktor produksi yang

digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama produksi

berlangsung. Pengertian lainnya adalah kompensasi yang diterima oleh

para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai

(Wanda, 2015 : 603).

Jumlah pohon enau yang produktif menghasilkan nira yang

selanjutnya dapat disadap oleh petani memberikan peluang yang besar

dalam usaha pembuatan gula aren. Dengan artian semakin banyak pohon

yang disadap, maka akan semakin banyak nira yang dapat digunakan

untu produksi gula aren. Suratiyah, (2006:61) menyatakan bahwa jika

permintaan akan produksi tinggi maka harga di tingkat petani akan

tinggi pula, sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh

pendapatan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika petani telah berhasil

meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan

turun pula.
17

b. Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap Pendapatan

Lama usaha merupakan salah satu variabel yang dapat

mempengaruhi suatu produksi, dimana semakin lama usaha itu berdiri

maka pengalaman dan ilmu yang dimiliki merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi dalam pengelolaan proses produksi, semakin lama

suatu usaha didirikan maka keterampil yang dimiliki oleh masing-

masing tenaga kerja dapat dikatakan sama rata. Jadi lamanya usaha

dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat kesetiaan

industri untuk menghasilkan barang produksinya (Lesmanan, 2014).

Pengalaman sangat besar peranannya dalam menciptakan sebuah

usaha agar dapat berkembang dengan baik, sebab seorang pengusaha

yang kurang pengalaman cenderung mengalami kegagalan dalam

usahanya dari pada pengusaha yang memiliki pengalaman. Menurut

Mankiw (2003:577) yang menyatakan bahwa pendapatan seseorang

sepanjang hidupnya sering kali berubah-ubah. Seorang pekerja muda

apabila ia masih sekolah akan memiliki pendapatan yang rendah,

pendapatan seseorang meningkat seiring dengan bertambahnya

kematangan pengalamannya.

Wijayanti (2005 : 18) dalam Damayanti (2011) mengatakan bahwa

lama usaha adalah jangka waktu pengusaha dalam menjalankan

usahanya atau masa kerja seseorang dalam menekuni suatu bidang

pekerjaan. Menurut Priyandika (2015), lama usaha adalah lamanya


18

seorang pelaku usaha atau bisnis menekuni bidang usahanya. Menurut

Damayanti (2011), lama usaha sebagai lamanya seorang pelaku bisnis

menekuni bidang usahanya.

pengusaha dengan pengalaman dan lama usaha yang lebih banyak,

secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau koneksi luas yang

berguna dalam memasarkan produknya. Pengalaman usaha seseorang

dapat diketahui dengan melihat jangka waktu atau masa kerja seseorang

dalam menekuni suatu pekerjaan tertentu. Semakin lama seseorang

melakukan usaha/kegiatan, maka pengalamannya akan semakin

bertambah (Wijayanti, 2005).

Dari pengalaman usaha ini, seorang pengusaha dapat mengumpulkan

pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Hal ini membuat pengusaha

tidak ragu lagi dalam menentukan keputusan dan usahanya. Semakin lama

usaha yang digelutinya maka semakin banyak pula pengalaman yang akan

diperolehnya. Sesuai dengan pendapat di atas yang dimaksud

pengalaman berusaha adalah pekerjaan yang pernah dilakukan oleh

pengusaha dalamjangka waktu tertentu yang ada manfaatnya baik untuk

diri pribadi maupun untuk orang lain, terutama untuk kepentingan

sebagai pengusaha sehingga memberikan hasil yang memuaskan.

Pada kenyataannya semakin lama seseorang bekerja, maka semakin

banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang tersebut, dan

sebaliknya semakin singkat masa kerja seseorang tersebut akan sedikit

pula pengalaman yang diperolehnya. Dengan sendirinya pengalaman


19

pada suatu bidang pekerjaan yang telah lama dijalankan seseorang, maka

akan berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya.

c. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan

Pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menambah

keterampilan, pengetahuan dan peningkatan kemandirian maupun

pembentukan kepribadian seorang individu.

”Pendidikan adalah sebuah proses perubahan tingkah laku,

pematangan kognitif dan pribadi, dan pembekalan kemampuan dan

keterampilan bagi peserta didik. Maksudnya ada nilai-nilai ekonomi

yang bersifat dominan pada praksis pendidikan, lebih-lebih karena di

dalamnya juga terkandung makna dan pengembangan” (Danim,

2003:24).

Menurut Sumarsono (2003:50) seseorang dapat meningkatkan

penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu

tahun sekolah berarti, disatu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan

tingkat penghasilan seseorang. Pendidikan menurut Rechey (Danim,

2003:25) berkaitan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan

perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa generasi

muda kearah peran baru bagi penunaian kewajiban dan tanggung

jawabnya di masyarakat.

Menurut Danim (2003:38) bahwa perolehan pendidikan

direferensikan sebagai fungsi dari perolehan pendapatan dimasa depan.

Keuntungan pendidikan dapat diukur dalam beberapa bentuk: 1)


20

Pendapatan yang diperoleh dikaitkan dengan pengetahuan dan

keterampilan yang dimilikinya sebagai hasil pendidikan dan pelatihan.

2) Pemahaman mengenai pola hidup sehat berdampak pada baiknya

tingkat kesehatan. 3) Akses dalam kehidupan yang dinikmati oleh orang

yang berpendidikan. 4) Kemampuan daya suai lain yang umumnya tidak

dimiliki oleh orang-orang yang tidak berpendidikan secara memadai.

Dalam teori Human Capital (Jhingan, 2004:414) pengertian

pembentukan modal manusia adalah proses memperoleh dan

meningkatkan jumlah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan, dan

pengalaman yang menentukan bagi pembangunan ekonomi dan politik

suatu negara. Pendidikan merupakan salah satu strategi untuk

meningkatkan sumber daya manusia.

Jadi pendidikan merupakan salah satu sarana dalam

mengembangkan kecerdasan, kemampuan, pengetahuan, dan

keterampilan melalui pendidikan yang baik kualitas sumber daya

manusia suatu bangsa dapat lebih ditingkatkan. Dengan demikian

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula

tingkat pendapatannya.

3. Konsep Usaha Gula Aren/Enau

Aren (Arenga pinata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan),

merupakan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya

terbungkus oleh daging buah. Tanaman atau pohon aren hampir mirip dengan

pohon kelapa (Cocus nuticera). Namun pohon kelapa dan pohon aren
21

mempunyai perbedaan pada batangnya. Pohon kelapa memiliki batang pohon

yang bersih, yaitu pelapah daun dan kapasnya mudah di ambil sedangkan

pohon aren memiliki batang yang sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk

yang warnanya hitam dan sangat kuat sehingga pelapah daun yang sudah tua

pun sangat sulit untuk diambil atau dilepas dari batangnya.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk memulai menjalankan usaha

gula aren, antara lain:

a. Pemilihan Lokasi

Ketika memilih lokasi usaha, pilih tempat yang sesuai dengan target

atau pangsa pasar, dan strategis. Karena hal ini akan menentukan berapa

banyak produk yang terjual. Pemilihan tempat yang strategis jika tak

diikuti dengan kesesuaian pangsa pasar yang dituju akan membuat produk

kurang diminati.

b. Pemasaran

Pemasaran produk memang peran penting dalam kesuksesanbisnis.

Tentukan cara promosi dan pemasaran yang efektif agar tidak

menghabiskan terlalu banyak biaya, untuk memperhatikan target pasar

sebelum berpromosi, karena beda target marketnya, maka metode

promosiyang dijalankan juga akan berbeda.

c. Produksi

Ketika menjalankan usaha gula aren, kualitas produk harus menjadi

prioritas. Kualitas produk akan menentukan apakah pelanggan akan

kembali menikmati di tempat Anda atau tidak. Sisi lain dari produk, dari
22

bahan baku, penyajian, layanan, hingga supplier , juga harus direncanakan

dengan matang.

B. Penelitian Terdahulu

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, dapat di lihat juga penelitian yang

telah di lakukan oleh peneliti sebelumnya yang menjadi acuan terhadap penelitian

ini sebagai berikut ini:

1. Tumoka (2013) dalam penelitiannya menunjukan bahwa variabel bebas

yang digunakan dalam penelitian Tumoka adalah jumlah produksi dan

harga tomat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara jumlah produksi dan harga tomat terhadap pendapatan

usaha tani di Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.

Sedangkan variabel bebas yang penulis gunakan adalahproduksi,

pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan

pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar. persamaan variable peneliti penulis

dengan peneliti terdahulu adalah produksi dan harga terhadap

pendapatan.

2. Wahyono (2017) dalam penelitiannya menunjukan bahwa variabel bebas

yang digunakan dalam penelitian Wahyono adalah modal usaha, tingkat

pendidikan, lama usaha, jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan antara modal usaha, tingkat pendidikan,

lama usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang di pasar Bantul

Kabupaten Bantul. Sedangkan variabel bebas yang penulis gunakan


23

adalah produksi, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan terhadap

pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Persamaan variable

peneliti penulis dengan peneliti terdahulu adalah tingkat pendidikan dan

lama usaha terhadap pendapatan.

3. Artianto (2010) dalam penelitiannya menunjukan bahwa variabel bebas

yang digunakan dalam penelitian Artianto adalah modal, lama usaha,

jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan lokasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara modal,

lama usaha, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan lokasi terhadap

pendapatan pedagang gladag Langen Bogan Surakarta. Sedangkan

variabel bebas yang penulis gunakan adalahproduksi, pengalaman usaha,

dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengusaha gula aren di

Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah

Datar. Persamaan variable peneliti penulis dengan peneliti terdahulu

adalah pengalaman usaha dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan,

mengungkapkan, dan menunjukan keterkaitan antara variabel yang akan diteliti

berdasarkan atas rumusan masalah. Secara teoritis bahwa produksi, harga dan

tingkat pendidikan akan dapat mempengaruhi pendapatan pengusaha gula aren di

Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.


24

Berdasarkan uraian di atas bahwa bentuk pengaruh jumlah produksi dengan

pendapatan pengusaha pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah

Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar memiliki dampak yang

berarti semakin besar jumlah produksi yang digunakan maka semakin tinggi

pendapatan pengusaha gula aren tersebut, sebaliknya jika semakin kecil produksi

yang digunakan maka akan semakin kecil pula pendapatan yang diterima.

Pengalaman usaha memiliki dampak terhadap pendapatan pengusaha

gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang

Kabupaten Tanah Datar, apabila semakin tinggi pengalaman usaha yang

dimiliki maka semakin tinggi pendapatan pengusaha gula aren tersebut,

sebaliknya jika semakin rendah pengalaman usaha yang dimiliki maka

akan semakin kecil pula pendapatan yang diterima.

Begitu juga dengan tingkat pendidikan mempunyai dampak terhadap

pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Apabila semakin tinggi

tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seorang pengusaha gula aren maka

akan semakin tinggi pendapatan yang diperolehnya, sebaliknya semakin

rendah tingkat pendidikan seorang pengusaha tersebut maka semakin

rendah pula pendapatan yang diterimanya.

Berdasarkan uraian pola pikir di atas, dapat di deskripsikan bahwa

produksi, pengalaman usaha dan tingkat pendidikan mempunyai dampak

terhadap pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah

Bukik Kecamatan
25

Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Untuk lebih jelasnya dapat dirangkum

dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

Produksi Gula
Aren
(X1)
Tingkat
Pengalaman Pendapatan
Usaha Pengusaha Gula
(X2) Aren
(Y)
Tingkat
Pendidikan
(X3)

Gambar 2
Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Dalam menganalisa potensi usaha tani gula enau/aren di Nagari

AndalehBaruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar, maka

peneliti memberikan hipotesis yang ingin di buktikan ialah sebagai berikut:

1. Jumlah produksi gula aren mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan pengusaha gula aren/enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

Ho : β1 = 0

Ha : β1 ≠ 0
26

2. Pengalaman usaha mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadappendapatan pengusaha gula aren/enau di Nagari Andaleh Baruah

Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

Ho : β2 = 0

Ha : β2 ≠ 0

3. Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan pengusaha gula aren/enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

Ho : β3 = 0

Ha : β3 ≠ 0

4. Jumlah produksi gula aren, pengalaman usaha dan tingkat pendidikan

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan pengusaha gula aren/enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

Ho : β1 : β2 : β3 = 0

Ha : salah satu β ≠ 0
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian seseorang peneliti dapat menggunakan metode

dan rancangan penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

berdasarkan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini

bersifat deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang

bertujuan menjelaskan suatu hal seperti apa adanya, dimana penelitian ini

bertujuan untuk memberikan gambaran dan uraian tentang variabel-variabel yang

diteliti, kemudian menafsirkan data yang ada dalam bentuk angka-angka.

Sedangkan penelitian ini termasuk penelitian asosiatif karena penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dimana dalam penelitian ini

menganalisis pengaruh variabel bebas yaitu produksi, pengalaman usaha,dan

tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh

Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan terhadap responden pengusaha gula aren yang

berada di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten

Tanah Datar. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan (September-

Desember 2017) dengan konsentrasi pada sentra-sentra produksi gula aren,

27
28

pengalaman usaha dan tingkat pendidikan yang tersebar di wilayah Nagari

Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Penentuan lokasi penelitian ini

didasarkan dengan pertimbangan : (1) Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah sentra produksi gula

aren, (2) Kondisi alam Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang

Kabupaten Tanah Dataryang mempunyai kesesuaian untuk pertanaman

enau/aren.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sudjana dalam Akhirmen (2004:23) adalah totalitas

semua nilai yang mungkin, baik menghitung maupun pengukuran, kuantitatif

maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek

yang lengkap dan jelas. Dengan kata lain populasi adalah sekelompok subjek

baik manusia, gejala, nilai tes, benda-benda ataupun peristiwa-peristiwa yang

memiliki karekteristik tertentu.

Berdasarkan masalah dan tujuan yang hendak dicapai, serta hipotesis

yang telah dirumuskan maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah pengusaha gula aren. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti

lakukan di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten


29

Tanah Datar tahun 2017 terdapat 40 orang pengusaha gula aren di Nagari

Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

2. Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi dan dapat

mewakili populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu

penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk

mewakili seluruh elemen populasi (Akhirmen, 2004:23). Sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota populasi, sehingga disebut juga

penelitian populasi. Hal ini dilakukan berdasarkan kriteria Arikunto

(2005:95) yang mengatakan “… apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

tetapi jika jumlah subjeknya besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau

lebih…”. Jadi, dapat juga disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel

penelitian adalah teknik total sampling karena populasi penelitian adalah 40

orang pengusaha, sehingga 40 orang pengusaha gula aren di Nagari Andaleh

Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar dijadikan

sampel dalam penelitian ini.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah produksi (X1), pengalaman

usaha (X2), dan tingkat pendidikan (X3).


30

2. Variabel Terikat

Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat pada penelitian

ini adalah pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar (Y).

E. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Menurut Supranto (2009:11) berdasarkan cara memperoleh data yaitu

dataprimer. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari

survei ke lapangan dengan menyebarkan kuisioner yang dijawab oleh

responden yang menjadi sampel, yaitu survei pada pengusaha gula aren

di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten

Tanah Datar.

2. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data ini tergolong data cross

section,yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang

dapat menggambarkan keadaan atau kondisi-kondisi pada waktu tersebut

(Akhirmen, 2004:22).

3. Berdasarkan sifatnya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif karena data yang diperoleh berbentuk angka-angka.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam memperoleh suatu penelitian

ini, maka dalam pengumpulan data penelitian menggunakan cara sebagai berikut:
31

1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan karena teknik ini sangat baik untuk

mengetahui tanggapan, pendapat, dan keyakinan serta perasaan seseorang

yang diwawancarai.Disamping itu, teknik wawancara mempunyai

kemampuan cukup besar dalam mengungkapkan data.

2. Angket

Angket untuk memperoleh data primer mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah

Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar yang kemudian angket

tersebut disusun dan dibagikan kepada responden.

3. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek penelitian di

lapangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha

gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten

Tanah Datar.

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat 3 (dua) variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat, yang menjadi variabel bebas adalah Produksi gula aren (X1),

Pengalaman usaha (X2) dan Tingkat pendidikan (X3). Sedangkan Variabel terikat

adalah pendapatan pengusaha/petani enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat (Y).

Untuk memperoleh pengertian yang sama antara pembaca dalam penelitian ini,
32

maka penulis perlu kiranya memberikan gambaran serta penjelasan tentang

konsep-konsep yang penulis gunakan.

1. Pendapatan (Y)

Pendapatan (Y) yaitu pendapatan bersih yang didapat oleh

pengusaha/petani gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan

Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat yang dinyatakan

dalam satuan Rp/bulan. Pendapatan bersih yang dimaksud yaitu hasil yang

diterima dari pengurangan biaya-biaya operasional selama sebulan.

2. Produksi gula aren (X1)

Produksi gula aren (X1) yaitu jumlah produksi gula aren yang dihasilkan

oleh pengusaha gula aren per bulannya, yang dinyatakan dalam satuan

kilogram kg/bulan.

3. Pengalaman Usaha (X2).

Pengalaman usaha (X2) yaitu lamanya menjadi pengusaha gula aren di

Nagari Andaleh Baruah Bukik kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar

yang dinyatakan dalam satuan tahun.

4. Tingkat pendidikan (X3)

Tingkat pendidikan (X3) yaitu lama pendidikan formal terakhir yang

pernah ditempuh oleh pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat

diukur dengan satuan tahun sebagai berikut:

a) Tidak sekolah = 0

b) Tidak tamat SD = n SD tahun


33

c) Tamat SD = 6 tahun

d) Tidak tamat SMP = 6 + n tahun SMP

e) Tamat SMP = 9 tahun

f) Tidak tamat SMA = 6 + 3 + n tahun SMA

g) Tamat SMA = 12 tahun

h) Tamat D 1 = 13 tahun

i) Tamat D 2 = 14 tahun

j) Tamat D 3 = 15 tahun

H. Teknis Analisis Data

Dalam melakukan analisis yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik

Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, maka

sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang diajukan penulis menggunakan

teknik analisis sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel

yaitu dalam bentuk penyajian data ke dalam tabel distribusi frekuensi

kemudian dilakukan analisa persentase, mean, standar deviasi, dan koefisien

variasi serta memberikan interpretasi terhadap analisa tersebut.

Dalam Akhirmen (2004:58), menggunakan rumus persentese yaitu

sebagai berikut:

fi
Fr per = fi × 100 ……………........…………………………………….

3.1
34

Dimana:

Fr per = Persentase frekuensi relatif

∑fi = Banyak atau jumlah data

fi = Frekuensi

H.A Sturges (dalam Akhirmen, 2004:52) mengemukakan rumus untuk

menentukan banyaknya kelas interval, yaitu sebagai berikut :

k = 1 + 3,3

log .............................................................................................. 3.2

Dimana :

k = banyaknya kelas interval

n = banyaknya data

Sedangkan untuk menentukan panjangnya kelas interval H.A Sturges

mengemukakan rumus sebagai berikut :

R
C=
K

............................................................................................................ 3.3

Dimana:

C = panjang interval

R = rentangan (range)

k = banyaknya kelas

Sebelum C ditentukan lebih baik dahulu dihitung rentangan data, yaitu

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

R = X max -

Xmin ........................................................................................ 3.4


35

Dimana :

R = rentangan (range)

Xmax = nilai data yang tertinggi

Xmin = nilai data yang terendah

Untuk mengetahui rata-rata hitung dari variabel digunakan rumussebagai

berikut (Akhirmen, 2004:75):

X= X 0+
[ ∑ fiUi
∑ fi ] .C …………............

…………………………………...... 3.5

Dimana:

fi = Frekuensi masing-masing kelas interval

C = Panjang kelas interval

X0 = Nilai tengah suatu kelas interval dimana diletakkan titik deviasi

Ui = Penyimpangan

X = Rata-rata hitung

Untuk mengetahui median dari variabel digunakan rumus sebagai berikut

(Akhirmen, 2004:87):

[ ]
1
. n−FKsb . me
2 ……………….............………………………...
M e =b me +
fi .me

3.6

Dimana:

Me = Median

bme = Batas nyata bawah kelas yang ada median


36

n = Banyak data

C = Panjang kelas interval

FKsb.me = Frekuensi kumulatif ‘kecil dari’ sebelum kelas intervalyangada

median

Untuk mengetahui modus dari variabel digunakan rumus sebagai berikut

(Akhirmen, 2004:90):

M O=bmo +
[ δ1
δ 1+ δ 2]. C …………………………………….......…………..

3.7

Dimana:

bmo = Batas nyata bawah kelas yang ada modus

δ1 = fk – fk (m-1), yakni selisih frekuensi kelas yang ada

modus dengan frekuensi kelas sebelumnya

δ2 = fk – fk (m+1), yakni selisih frekuensi kelas yang ada

modus dengan frekuensi kelas setelahnya

C = panjang kelas interval

Untuk mengetahui strandar deviasi dari variabel digunakan rumus sebagai

berikut (Akhirmen, 2004:123):

(
√ )(2 2
)
S = C n ∑ui . fi ∑ fi .ui ……………..............………..........………......….
n ( n−1 )

3.8

Dimana:

S = Standar deviasi

C = Panjang kelas interval


37

n = Banyak data pengamatan

fi = Frekuensi masing-masing kelas interval

ui = Deviasi

∑ = Jumlah

1 = Bilangan Konstan

Untuk mengetahui koefisien variasi dari variabel digunakan rumus

sebagai berikut (Akhirmen, 2004:129):

S
KV - = × 100% …………………………...........…………………….......
X

3.9 Dimana:

KV = Koefisien variasi

S = Standar deviasi

X = Rata-rata hitung (mean)

2. Analisis Induktif

Analisis induktif ini bertujuan untuk melihat pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat.Analisis data yang digunakan untuk

menganalisis pengaruh variabel bebas (produksi, pengalaman usaha, dan

tingkat pendidikan) dengan variabel terikat (pendapatan pengusaha gula aren

di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah

Datar Provinsi Sumatera Barat) adalah analisis regresi linear berganda.

Adapun bentuk persamaan ataupun model regresi linear berganda dapat

dibentuk dengan persamaan berikut ini:

Y = f (X1, X2, X3) ……………………………..............…......…………..3.10


38

Y = β 0+ β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3 + e ……………………..……..........……....3.11

Setelah dilakukannya analisis regresi linear berganda, maka dilakukanlah uji

asumsi klasik.

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini dilakukan dengan persamaan regresi linear berganda.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yang menggunakan data numerik atau

kuantitatif yang berasal dari hasil tabulasi kuisioner penelitian. Dimana

pendapatan pengusaha gula aren (Y) sebagai variabel dependen,

sedangkan sebagai variabel independen yaitu produksi (X1), harga (X2),

dan tingkat pendidikan (X3). Secara matematis dapat ditulis:

Y = f (X 1, X 2, X 3) …………........………………………………… 3.12

Y = β 0+ β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3+ e ………………......………....……....3.13

selanjutnya model tersebut akan ditransformasikan pada model Semi

loglinear berikut:

LogY = β 0 + β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3X3 + e…………….......….… 3.14

Dimana:

LogY = Pendapatan Pengusaha gula aren

β0 = Konstanta

β 1, β 2, β 3 = Koefisien Regresi

X1 = Produksi

X2 = Pengalaman Usaha

X3 = Tingkat Pendidikan
39

e = Standar Error

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolonearitas

Menurut Priyatno (2012:151) Uji multikolinearitas yaitu keadaan

dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yangsempurna

atau mendekati sempurna antar variabel independen. Padamodel

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau

mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau

mendekati 1). Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan

melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada

model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi

individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2). Dapat

dirumuskan sebagai berikut (Gujarati, 2006:70):

1
VIF = 2 ………….......
(1−r bij)

…………………………………...3.15

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika VIF > 10 berarti

terdapat multikolinieritas, dan jika VIF ≤ 10 tidak ada

multikolinieritas.

2) Uji Normalitas Residual

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara


40

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai

residual yang terdistribusi secara normal (Priyatno, 2012:144).:

D = Sup x [|f n(X) – fo(X)|]………........……………….........……3.16

Dimana:

D = Nilai deviasi absolut maksimum antara fn (X) dan fo(X)

Kriteria pengujian yaitu jika sig ≥ 0,05 maka data tersebar secara

normal, dan jika sig < 0,05 maka data tidak tersebar secara normal.

3) Uji Heterokedastisitas

Menurut Priyatno (2012:158) heterokedastisitas adalah keadaan

dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Didalam literatur, dikenal banyak metode untuk pengujian

heteroskedastisitas, diantaranya yang populer adalah uji Glejser. Pada

uji Glejser, dihitung nilai statistik uji Glejser:

|U t |= a + ßXt +

vt ............................................................................3.17 Dimana:

|U t |= nilai absolut residual

Xt = variabel independen

kriteria pengujian yaitu jika nilai sig ≥ 0,05 tidak terjadi

heterokedastisitas, dan jika nilai sig < 0,05 terjadi heterokedastisitas.


41

c. Koefisien Determinasi ( R2)

Uji ini digunakan untuk menghitung koefisien determinasi ( R2) yang

berguna untuk membuktikan besaran proporsi sumbangan seluruh

variabel bebas terhadap variabel terikat secara berganda.menyatakan

pengujian ini dapat dicari dengan menggunakan rumus:


2
2 ∑ ei
R= 1 - 2 …………………………………................................3.18
∑ Yi

Dimana:
2
R = Koefisien determinasi

ei 2 = Variabel pengganggu

Yi 2 = Total jumlah kuadrat

Hasil pengujian koefisien mencerminkan pengukuran koefisien

determinasi ( R2) untuk melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap

variasi naik turunnya variabel terikat. Nilai R2 adalah 0 < R2< 1. Jika R2

mendekati 0, maka kontribusi seluruh variabel terikat sangat rendah dan

hubungannya cenderung sangat lemah. Sebaliknya, R2 mendekati 1, maka

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sangat tinggi dan

berhubungan sangat kuat.

d. Pengujian Hipotesis

1) Uji T

Menurut Priyatno (2012:139) uji t atau uji regresi secara parsial

digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel

independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel


42

dependen.Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara parsial

variabel produksi, harga, dan tingkat pendidikan berpengaruh secara

signifikan atau tidak terhadap pendapatan pengusaha gula aren di

Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten

Tanah Datar. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 5% ( α =

0,05) dan 2 sisi, dapat dibuktikan dengan rumus:

bi
t h itung = ……..………………………….........…………..........3.19
sbi

Dimana:

bi = Koefisien regresi

Sbi = Standar Error of Coefficient Regression

Kriteria pengujian yaitu jika –ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, dan jika

–thitung < -ttabel atau t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha

diterima berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas

terhadap variabel terikat secara parsial.

2) Uji F

Uji f atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan

untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini untuk

mengetahui apakah variabel produksi, harga, dan tingkat pendidikan

berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap pendapatan

pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan


43

Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Pengujian menggunakan tingkat

signifikansi 5% (α=0,05),Priyatno (2012:137). Nilai F hitung di dapat

dengan menggunakan model (Riduwan,2007:129) sebagai berikut:


2
R /k
f hitung = ………………........………..
( 1−R ) /n−k −1
2

……………..3.20

Dimana:

Fhitung = Nilai F yang dihitung

R2 = Koefisien determinan

k = Jumlah variabel bebas ( independent)

n = Jumlah Sampel

Kriteria pengujian yakni jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima

dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat, dan jika F hitung > F tabel Ho

ditolak dan Haditerima, berarti terdapat pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Menurut Priyatno (2012:138) Berdasarkan signifikansi, jika

signifikansi < 0,05 maka Ho diterima, dan jika signifikansi > 0,05

maka Hoditolak.
44

Anda mungkin juga menyukai