PENDAHULUAN
dapat menekan kemiskinan, (3) Menjaga kelestarian sumber daya alam, dan (4)
bagi negara melalui ekspor hasil perkebunan. Sebagian besar tanaman perkebunan
perkebunan besar baikmilik pemerintah maupun milik swasta. Oleh karena itu,
Enau atau Aren (Arenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma yang
antara tanaman pepohonan yang sudah ada. Gula enau sudah dikenal oleh
masyarakat Indonesia sebagai salah satu pemanis makanan dan minuman yang
bisa menjadi substitusi gula pasir (gula tebu). Gula enau/aren diperoleh dari
proses penyadapan niro/nira aren yang kemudian dikurangi kadar airnya hingga
1
2
menjadi padat. Produk gula enau/aren ini adalah berupa gula cetak dan gula
semut. Gula cetak diperoleh dengan memasak niro enau hingga menjadi kental
lingkaran. Untuk gula semut, proses memasaknya lebih panjang yaitu hingga gula
airnya di bawah 3%. Jenis yang terakhir ini memiliki keunggulan yaitu berdaya
Tabel 1
Rata-rata Konsumsi per Kapita Seminggu terhadap komoditas Gula Enau di
Indonesia pada tahun 2007-2015
No. Tahun Satuan (ons)
1. 2007 1,654
2. 2008 1,617
3. 2009 1,516
4. 2010 1,475
5. 2011 1,416
6. 2012 1,242
7. 2013 1,275
8. 2014 1,229
Sumber :Badan Pusat Statistik (BPS) 2015
yang sangat baik karena sampai saat ini permintaan gula di Indonesia belum dapat
kekurangan pangan dan mudah beradaptasi baik pada berbagai agroklimat, mulai
dari dataran rendah sehingga 1400 m di atas permukaan laut (Effendi, 2009;
produksi gula dalam negeri Indonesia rata-rata adalah 2,1 juta ton pertahun,
sementara tingkat konsumsi mencapai 2,7 juta ton. Data diatas menunjukkan
bahwa usaha budidaya enauuntuk produksi gula aren merupakan sebuah usaha
3
lahan marginal yang selama ini kurang mendapat perhatian yang serius
(Indriyanto, 2012)
petani yang sangat menikmati penghasilan dari gula aren karena mempunyai
jumlah batang enau yang produktif dalam jumlah yang banyak, sehingga
cenderung mengurangi kegiatan pada usaha tani lainnya. Ada pula petani yang
kepemilikan batang enau sedikit, dan produksi nira yang rendah. Beberapa waktu
yang lewat ditemui bahwa ada beberapa petani yang sengaja menebang tanaman
enau yang tumbuh secara alami, supaya tidak mengganggu terhadap tanaman lain
yang sedang diusahakan karena harganya sedang naik. Sekarang, hal itu
merupakan sesuatu yang sangat disesali oleh petani, karena tanaman lain yang
ditanam ternyata juga tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan, sementara
enau yang terlanjur disingkirkan harus menunggu sekitar 7-12 tahun untuk bisa
Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Gula aren selama ini menjadi
Kabupaten Tanah Datar, antara lain memberikan pelatihan budidaya enau kepada
petani yang ada di Nagari Andaleh Baruah Bukik dan kemudian dilanjutkan
Datar Provinsi Sumatera Barat sebagian besar diusahakan oleh petani dan belum
ini produk utama tanaman aren adalah niro/nira hasilpenyadapan dari bunga
jantan yang dijadikan gula aren maupun minuman ringan, cuka dan alkohol
ini enau di Nagari Andaleh Baruah Bukik belum ada perlakuan khusus atau lebih
dari petani. Begitu juga dengan usaha pembuatan gula enau, masih sangat
enau dilakukan biasanya dua kali sehari pagi dan sore, sehingga di luar itu, petani
masih bisa melakukan kegiatan usaha tani lainnya. Penyadapan enau dilakukan
enau dilakukan pada sore hari di sekitar lahan aren yang disadap.
Usaha gula aren di Nagari Andalas Baruah Bukit yang saat ini sebagian besar
adalah warisan dari orang tua. Mereka mengelola tanaman enau untuk mengambil
niranya, lalu diolah menjadi gula aren. Di sebagian tempat, ada juga petani yang
5
menjual nira untuk dijadikan minuman tradisonal. Selain mengelola gula enau,
petani juga mengelola komoditi lain seperti padi dan berbagai jenis sayur-sayuran.
Petani juga tidak mampu menganalisis penerimaannya dari usaha tani enau. Dari
mengetahui persis berapa pendapatan yang semestinya di terima petani gula enau
setelah dikurangi biaya lainnya, seperti berapa besar bahan bakar yang digunakan
untuk menghasilkan jumlah gula enau yang dihasilkan dan penggunaan alat-alat
yang diperlukan untuk memproduksi gula enau tersebut, disamping berapa besar
dibandingkan dengan daerah lain yang dipengaruhi oleh tingkat kematian dan
kelahiran, Kabupaten Tanah Datar sendiri terdiri dari empat sebelas Kecamatan,
Buo Utara, Lintau Buo, Padang Ganting, Tanjung Emas, Rambatan, Lima Kaum,
Nagari Andaleh baruah bukik merupakan wilayah penghasil Gula Enau (gula
aren) di Kabupaten Tanah Datar. Produk Enau yang memiliki nilai ekonomi
6
tinggi adalah nira, Ijuk dan buah kolak kaling, dan daun serta batangnya.
Produktivitas nira Enau perpohon dengan 5 mayang bisa mencapai 6,7 liter
perhari. Demikian besar potensi pertanian Enau, tetapi belum dikelola petani
dengan optimal dan juga Andaleh Baruah Bukik merupakan tempat yang strategis
dijadikan atau didirikannya suatu usaha gula aren. hal ini dikarenakan bahwa di
sekitar daerah ini terdapat luas lahan, iklim dan lokasi yang strategis, maka alasan
inilah banyak pengusaha gula aren yang membuka usahanya di daerah ini karena
usaha gula aren dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan karena peluang
bisnis tersebut akan dibutuhkan sampai kapanpun dan prospek kedepannya juga
Tabel 2
Jumlah Penduduk Nagari Andaleh Baruah Bukik
Jumlah Penduduk
Tahun Laju Pertumbuhan
(Orang)
2008 4.171 -
2009 4.071 -2,40
2010 4.500 10,54
2011 4.528 0,62
2012 4.574 1,02
2013 4.556 -0,39
2014 4.567 0,24
2015 4.577 0,22
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumbar
Andaleh Baruah Bukik dari tahun 2008 sampai 2015. Nagari Andaleh Baruah
7
Bukik merupakan salah satu Nagari yang berada di Kecamatan Sungayang. Pada
Tabel 2 terlihat bahwa pada tahun 2008 jumlah penduduk di Nagari Andaleh
Baruah Bukik sebanyak 4.171 orang, tetapi pada tahun 2009 jumlah penduduk
menurun menjadi 4071 orang dengan laju pertumbuhan -2,40. Hal ini disebabkan
pada tahun 2009 penduduk di Nagari Andaleh Baruah Bukik sebagian merantau
Baruah Bukik meningkat menjadi 4.500 dengan laju pertumbuhan 10,54, hal ini
Tabel 3
Kaitan Produksi Gula Aren terhadap Pendapatan Pengusaha gula aren di
Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah
Datar
Produksi Gula Pendapatan
Jumlah
Aren (Rp/Bulan)
(Petani Enau)
(Kg/Bulan) ≤ 2.000.000 ≥ 2.000.000
≤ 150 2 4 6
≥ 150 1 3 4
Jumlah 3 7 10
Sumber :Hasil Observasi, 2017
Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa dari jumlah
penelitian ini, menunjukkan bahwa responden dengan jumlah produksi aren < 150
Sementara itu jumlah produksi aren < 150 kg/bulan memiliki pendapatan yang
2.000.000,- per bulan. Artinya dari kondisi diatas teori produksi menjelaskan
bahwa jika produksi naik atau meningkat maka pendapatan juga akan meningkat,
dan jika produksi turun maka pendapatan juga turun, sedangkan pada hasil
produksi, dimana pada data diatas dijelaskan bahwa produksi gula aren < 150
responden justru memiliki pendapatan gula aren naik > Rp. 2.000.000,- per bulan.
Tabel 4
Kaitan Pengalaman Usaha terhadap Pendapatan Pengusaha gula aren di
Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah
Datar
Pendapatan
Pengalaman Usaha Jumlah
(Rp/Bulan)
(Tahun) (Petani Enau)
≤ 3.000.000 ≥ 3.000.000
≤ 10 3 4 7
≥ 10 0 3 3
Jumlah 3 7 10
Sumber :Hasil Observasi, 2017
per bulan, 3 responden pengusaha gula aren yang memiliki pengalaman besar dari
10 tahun memiliki pendapatan per bulan lebih dari Rp 3.000.000. Hal ini
Andaleh Baruah Bukik memiliki pengalaman kurang dari 10 tahun tetapi memiliki
pendapatan yang ≥ Rp 3.000.000. Hal ini disebabkan oleh gula aren ini
9
merupakan usaha yang memiliki prospek yang baik karena usaha ini tidak akan
pernah mati, oleh karena itu pengusaha gula aren ini enggan meninggalkan usaha
yang tinggi karena tiap tahunnya mereka melanjutkan usaha ini. Artinya dari
kondisi diatas teori menjelaskan bahwa jika pengalaman usaha banyak atau
meningkat maka pendapatan juga akan meningkat, dan jika pengalaman usaha
sedikit maka pendapatan juga sedikit, sedangkan pada hasil observasi diatas
dinyatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan teori, dimana pada data diatas
dijelaskan bahwa pengalaman usaha gula aren < 10 tahun responden justru
memiliki pendapatan gula aren naik > Rp. 3.000.000,- per bulan.
Tabel 5
Kaitan Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan Pengusaha gula aren di
Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah
Datar
Pendapatan
Jumlah
Tingkat Pendidikan (Rp/Bulan)
(Petani Enau)
≤ 2.000.000 ≥ 2.000.000
≤ SMP 1 5 6
≥ SMP 1 3 4
Jumlah 2 8 10
Sumber : Hasil Observasi, 2017
Rata-rata pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh pengusaha gula aren di
sampel pada observasi awal penelitian ini, menunjukkan bahwa dengan jumlah
tingkat pendidikan < SMP memiliki pendapatan yang berbeda. Dimana 1 (satu)
(lima) responden lainnya berpenghasilan rata-rata > Rp. 2.000.000,- per bulan.
Sementara itu dengan tingkat pendidikan > SMP memiliki 1 (satu) responden
berpenghasilan rata-rata < Rp. 2.000.000,- per bulan, sedangkan 3 (tiga) orang
lainnya berpenghasilan > Rp. 2.000.000,- per bulan dapat di artikan bahwa tidak
B. Purumusan Masalah
Dari latar belakang usaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik
C. Tujuan Penelitian
Tanah Datar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan atau perbandingan serta tambahan
A. Kajian Teori
1. Pendapatan
laba atau rugi dari suatu usaha, laba atau rugi tersebut diperoleh dengan
ukuran dalam menilai keberhasilan suatu usaha dan juga faktor yang
sebagai jumlah uang yang diterima oleh seseorang atau badan usaha selama
berupa uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat
penerimaan usahatani. Hal ini karena : (1) Produksi mungkin dijual berkali-
kali, (2) Dalam beberapa kali penjualan, mungkin dengan harga yang
12
13
berbeda, (3) Ada kemungkinan responden tidak mengingat volume dan harga
TR = P × Q……....................................................................……2.1
Dimana:
P= Harga
Q= Produksi
dari total penerimaan dibagi dengan barang yang dijual. Pendapatan rata-
AR = TR / Q……....................…………………………………..2.2
π = TR-TC .....…….…………...................................…………...2.3
Dimana :
π = Pendapatan bersih
dibandingkan yakni:
P TR
Laba TC
Rugi
Q
Sumber :Rahardja dan Manurung 2010:151
15
Pada perpotongan antara garis TR dan garis TC yaitu pada titik E terjadi
pulang pokok, karena total biaya yang dikeluarkan sama dengan pendapatan.
dari penghasilan suatu usaha dan juga faktor yang penting dalam permintaan
ini berarti bahwa pendapatan juga diperoleh oleh masyarakat yang akan
dapat menambah atau menciptakan nilai guna dari barang dan jasa.
oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai
dalam usaha pembuatan gula aren. Dengan artian semakin banyak pohon
yang disadap, maka akan semakin banyak nira yang dapat digunakan
tinggi pula, sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh
turun pula.
17
maka pengalaman dan ilmu yang dimiliki merupakan salah satu faktor
masing tenaga kerja dapat dikatakan sama rata. Jadi lamanya usaha
kematangan pengalamannya.
secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau koneksi luas yang
dapat diketahui dengan melihat jangka waktu atau masa kerja seseorang
tidak ragu lagi dalam menentukan keputusan dan usahanya. Semakin lama
usaha yang digelutinya maka semakin banyak pula pengalaman yang akan
pada suatu bidang pekerjaan yang telah lama dijalankan seseorang, maka
2003:24).
jawabnya di masyarakat.
tingkat pendapatannya.
terbungkus oleh daging buah. Tanaman atau pohon aren hampir mirip dengan
pohon kelapa (Cocus nuticera). Namun pohon kelapa dan pohon aren
21
yang bersih, yaitu pelapah daun dan kapasnya mudah di ambil sedangkan
pohon aren memiliki batang yang sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk
yang warnanya hitam dan sangat kuat sehingga pelapah daun yang sudah tua
a. Pemilihan Lokasi
Ketika memilih lokasi usaha, pilih tempat yang sesuai dengan target
atau pangsa pasar, dan strategis. Karena hal ini akan menentukan berapa
banyak produk yang terjual. Pemilihan tempat yang strategis jika tak
diikuti dengan kesesuaian pangsa pasar yang dituju akan membuat produk
kurang diminati.
b. Pemasaran
c. Produksi
kembali menikmati di tempat Anda atau tidak. Sisi lain dari produk, dari
22
dengan matang.
B. Penelitian Terdahulu
Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, dapat di lihat juga penelitian yang
telah di lakukan oleh peneliti sebelumnya yang menjadi acuan terhadap penelitian
pendapatan.
lama usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang di pasar Bantul
lama usaha, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan lokasi terhadap
C. Kerangka Konseptual
berdasarkan atas rumusan masalah. Secara teoritis bahwa produksi, harga dan
berarti semakin besar jumlah produksi yang digunakan maka semakin tinggi
pendapatan pengusaha gula aren tersebut, sebaliknya jika semakin kecil produksi
yang digunakan maka akan semakin kecil pula pendapatan yang diterima.
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seorang pengusaha gula aren maka
Bukik Kecamatan
25
Produksi Gula
Aren
(X1)
Tingkat
Pengalaman Pendapatan
Usaha Pengusaha Gula
(X2) Aren
(Y)
Tingkat
Pendidikan
(X3)
Gambar 2
Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Ho : β1 = 0
Ha : β1 ≠ 0
26
Ho : β2 = 0
Ha : β2 ≠ 0
Ho : β3 = 0
Ha : β3 ≠ 0
Ho : β1 : β2 : β3 = 0
Ha : salah satu β ≠ 0
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dan rancangan penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
berdasarkan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini
bertujuan menjelaskan suatu hal seperti apa adanya, dimana penelitian ini
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dimana dalam penelitian ini
1. Waktu Penelitian.
Tanah Datar. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan (September-
27
28
2. Tempat Penelitian
aren, (2) Kondisi alam Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang
enau/aren.
1. Populasi
yang lengkap dan jelas. Dengan kata lain populasi adalah sekelompok subjek
yang telah dirumuskan maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah pengusaha gula aren. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti
Tanah Datar tahun 2017 terdapat 40 orang pengusaha gula aren di Nagari
2. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi dan dapat
penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk
tetapi jika jumlah subjeknya besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah produksi (X1), pengalaman
2. Variabel Terikat
karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat pada penelitian
ini adalah pendapatan pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik
responden yang menjadi sampel, yaitu survei pada pengusaha gula aren
Tanah Datar.
(Akhirmen, 2004:22).
ini, maka dalam pengumpulan data penelitian menggunakan cara sebagai berikut:
31
1. Wawancara
2. Angket
3. Observasi
Tanah Datar.
G. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat 3 (dua) variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat, yang menjadi variabel bebas adalah Produksi gula aren (X1),
Pengalaman usaha (X2) dan Tingkat pendidikan (X3). Sedangkan Variabel terikat
Untuk memperoleh pengertian yang sama antara pembaca dalam penelitian ini,
32
1. Pendapatan (Y)
dalam satuan Rp/bulan. Pendapatan bersih yang dimaksud yaitu hasil yang
Produksi gula aren (X1) yaitu jumlah produksi gula aren yang dihasilkan
oleh pengusaha gula aren per bulannya, yang dinyatakan dalam satuan
kilogram kg/bulan.
pernah ditempuh oleh pengusaha gula aren di Nagari Andaleh Baruah Bukik
a) Tidak sekolah = 0
c) Tamat SD = 6 tahun
h) Tamat D 1 = 13 tahun
i) Tamat D 2 = 14 tahun
j) Tamat D 3 = 15 tahun
sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang diajukan penulis menggunakan
1. Analisis Deskriptif
sebagai berikut:
fi
Fr per = fi × 100 ……………........…………………………………….
∑
3.1
34
Dimana:
fi = Frekuensi
k = 1 + 3,3
Dimana :
n = banyaknya data
R
C=
K
............................................................................................................ 3.3
Dimana:
C = panjang interval
R = rentangan (range)
k = banyaknya kelas
R = X max -
Dimana :
R = rentangan (range)
X= X 0+
[ ∑ fiUi
∑ fi ] .C …………............
…………………………………...... 3.5
Dimana:
Ui = Penyimpangan
X = Rata-rata hitung
(Akhirmen, 2004:87):
[ ]
1
. n−FKsb . me
2 ……………….............………………………...
M e =b me +
fi .me
3.6
Dimana:
Me = Median
n = Banyak data
median
(Akhirmen, 2004:90):
M O=bmo +
[ δ1
δ 1+ δ 2]. C …………………………………….......…………..
3.7
Dimana:
(
√ )(2 2
)
S = C n ∑ui . fi ∑ fi .ui ……………..............………..........………......….
n ( n−1 )
3.8
Dimana:
S = Standar deviasi
ui = Deviasi
∑ = Jumlah
1 = Bilangan Konstan
S
KV - = × 100% …………………………...........…………………….......
X
3.9 Dimana:
KV = Koefisien variasi
S = Standar deviasi
2. Analisis Induktif
Y = β 0+ β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3 + e ……………………..……..........……....3.11
asumsi klasik.
Y = f (X 1, X 2, X 3) …………........………………………………… 3.12
Y = β 0+ β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3+ e ………………......………....……....3.13
loglinear berikut:
Dimana:
β0 = Konstanta
β 1, β 2, β 3 = Koefisien Regresi
X1 = Produksi
X2 = Pengalaman Usaha
X3 = Tingkat Pendidikan
39
e = Standar Error
1) Uji Multikolonearitas
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau
1
VIF = 2 ………….......
(1−r bij)
…………………………………...3.15
multikolinieritas.
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
Dimana:
Kriteria pengujian yaitu jika sig ≥ 0,05 maka data tersebar secara
normal, dan jika sig < 0,05 maka data tidak tersebar secara normal.
3) Uji Heterokedastisitas
|U t |= a + ßXt +
vt ............................................................................3.17 Dimana:
Xt = variabel independen
Dimana:
2
R = Koefisien determinasi
ei 2 = Variabel pengganggu
variasi naik turunnya variabel terikat. Nilai R2 adalah 0 < R2< 1. Jika R2
d. Pengujian Hipotesis
1) Uji T
bi
t h itung = ……..………………………….........…………..........3.19
sbi
Dimana:
bi = Koefisien regresi
antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, dan jika
–thitung < -ttabel atau t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha
2) Uji F
……………..3.20
Dimana:
R2 = Koefisien determinan
n = Jumlah Sampel
signifikansi < 0,05 maka Ho diterima, dan jika signifikansi > 0,05
maka Hoditolak.
44