ANGGOTA :
CINDY NOVIA DIMANTRI
101311133100
FEBY CAHYANI
101311133101
101311133102
101311133192
101311133215
IKMB 2013
PENDAHULUAN
Ubi jalar atau ketela rambat (dalam bahasa latin: Ipomoea Batatas) adalah
tanaman dikotil yang masuk dalam kelompok keluarga Convol-vulaceae. Ubi jalar
merupakan tumbuhan semak bercabang yang memiliki daun berbentuk segitiga yang
berlekuk-lekuk dengan bunga berbentuk payung ini, memiliki bentuk umbi yang
besar, rasanya manis, dan berakar bongol. Artikel yang berjudul Ubi Jalar, Komoditi
Masa Depan merupakan acuan dasar kami mengangkat tema mengenai swasembada
ubi jalar mimpi ataukah mampu? Ubi jalar memiliki berbagai keunggulan dari
berbagai perspektif:
1. Jika dilihat dari nilai gizinya komposisi kandungan vitamin, karbohidrat dan
gulanya sangat disukai oleh orang asing yang telah memahami dan
menerapkan pola hidup sehat melalui diet dengan mengkonsumsi hanya
makanan sehat yang hampir seluruh kandungannya termanfaatkan oleh tubuh
tanpa efek yang akan menyebabkan penyakit. Ubi Jalar memungkinan
memenuhi semua kebutuhan tubuh untuk menjadi sehat kecuali kandungan
protein yang hanya bisa didapatkan dari sumber makanan hewani.
2. Nilai gizi yang terkandung dalam ubi jalar tersebut membuat permintaan Ubi
Jalar sebagai komoditi ekspor semakin terus meningkat, hal ini terlihat dari
semakin banyaknya investasi asing yang mengkonsumsi Ubi Jalar sebagai
bahan baku produknya, tercatat 3 perusahaan Korea dan 1 perusahaan Jepang
di Jawa Barat dan 2 perusahaan Korea di Jawa Timur yang telah menanamkan
uangnya untuk membangun pabrik pengolah berbahan baku Ubi Jalar.
3. Ubi jalar dapat dimanfaatkan secara keseluruhan seperti dibuat pasta, Ubi
Jalar dikupas diambil dagingnya kemudian masuk proses pematangan dan
sterilisasi, dikemas (vacuum pack) dan di ekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan
dalam freezing kontainer, sebagian lagi dibuat stick, digoreng dalam vacuum
fry, dikemas dan diekspor. Satu pabrik lagi memisahkan ampas dan pati Ubi
Jalar, mengambil patinya dan mengekspornya untuk bahan baku vermicelli
(bihun) dan ampasnya untuk pakan ternak. Semua investor pabrik itu adalah
Korea Selatan dan Jepang. Terlihat disini bahwa Ubi Jalar dapat
Indonesia meliputi data produksi, konsumsi, harga, jumlah penduduk, hasil panen dll
yang kemudian akan dilakukan analisis dari data tersebut dan perumusan
rekomendasi.
HASIL PENYAJIAN DATA
1. Karakteristik Ubi Jalar
A. Kandungan Gizi Ubi Jalar
Informasi tentang komposisi kandungan gizi dalam 100 gram
ubi jalar segar,
B. Masa Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila umbinya sudah tua
(matang fisiologis).
Ubi Jalar
Varietas umur pendek
Varietas umur panjang
C. Pasca Panen
Usia
33,5 bulan
4,55 bulan.
mempertahankan
daya
simpan.
Pertama
tama
bersihkan ubi dari tanah (dicuci atau atau disikat) lalu anginanginkan. Pastikan bahwa ubi yang bagus tidak bercampur
dengan ubi yang rusak atau terluka. Penyimpanan ubi
sebaiknya dilakukan di ruang bersuhu antara 2730 derajat
celcius dengan kelembapan udara antara 8590 persen.
D. Masa Tanam
Masa tanam yang cocok untuk penanaman Ubi Jalar
Penanaman Ubi Jalar
Lahan kering (tegalan)
Di lahan sawah
Keterangan
hingga 1500 m dpl (dari
permukaan laut)
pada kisaran 7501500 mm per/
tahun
rata-rata sekitar 2125c
berkisar 6070 persen
berkisar 1112 jam/hari
keseluruhan
di
Indonesia
produksi
ubi
jalar
sendiri
harga
ubi
jalar
di
AS
dan juga
Jepang.
mempunyai
kecenderungan
mengalami
peningkatan/pertumbuhan sebesar 1,67 % per tahun. Ratarata konsumsi ubi jalar selama 2002-2013 sebesar 0,056
kg/kapita/minggu atau setara dengan 2,937 kg/kapita/tahun.
2015
Negara
Volume
tujuan
(ton)
Jepang
1,475
Korea
1,264
Korea
1,277
Korea
1,781
Korea
1,622
Thailand
0,06
Thailand
0,024
Thailand
0,022
Thailand
0,076
Singapo
re
2,036
Singapo
re
1,348
Singapor
e
1,230
Singapo
re
0,967
Malaysia 3,487
Malaysia 3,644
Malaysia
2,832
Malaysia 1,494
Hong
Kong
0,037
Oman
0,248
Hong
Kong
0,134
Hong
Kong
0,13
China
0,11
United
Arab
Emirate
s
0,235
China
0,106
Bahrain
0,190
Oman
0,340
Qatar
0,048
Oman
0,020
Qatar
0,235
United
Arab
Emirate
s
0,1
China
0,24
United
Arab
Emirates
0,030
United
Arab
Emirate
s
0,010
10 Qatar
0,02
Bahrain
0,01
Qatar
0,080
11 United
states
0,419
Hong
Kong
0,076
Christma
st island
0,022
12
Netherlan 0,001
ds
Jumlah
10,53
6
10,30
8
9,55
6,199
atau
mencapai
menurun
dari
7,961
bulan
sebelumnya
ton,
yang
turun
sempat
22%.
Nilai impor ubi jalar dari Tiongkok tersebut pada Maret mencapai
US$ 10.380, sedangkan bulan sebelumnya mencapai US$
15.315.
Pada Januari juga tercatat impor ubi jalar dari sebanyak 7,219
ton atau setara dengan nilai US$ 12.135. Sedangkan pada bulan
Desember 2013 tak ada impor ubi jalar dari negara yang sama.
Total impor ubi jalar selama Januari-Maret 2014 mencapai
21,389 ton setara dengan US$ 37.830.
PEMBAHASAN
Ubi jalar merupakan sumber pangan yang dialternatifkan
dalam program diversifikasi pangan sebagai sumber karbohidrat
pengganti beras, karena sesuai dengan karakteristiknya yang
mudah dibudidayakan di mana saja bahkan di daerah marjinal.
Umbi-umbian yang banyak tumbuh di lahan kering seperti ubi jalar
ternyata
banyak
mempunyai
berbagai
keunggulan,
yaitu
berdasarkan
hasil
Sensus
Penduduk
2010
adalah
237.641.326 jiwa. Berdasarkan data BPS pada tahun 2014 produksi ubi jalar
sebesar 2.382.658 Ton, sedangkan angka konsumsi ubi jalar di Indonesia rata-rata
sebesar 2,9kg/kapita/tahun maka didapatkan hasil konsumsi ubi jalar pada semua
penduduk indonesia kurang lebih 689.159 ton per tahunnya, sehingga masih terdapat
sisa hasil produksi sebesar 1.693.499 ton. Angka konsumsi ubi jalar di kalangan
masyarakat Indonesia masih jauh dari kemampuan produksinya. Namun di lain sisi ,
Indonesia mampu melakukan ekspor ubi jalar meskipun dalam 4 tahun terakhir angka
ekspor ubi jalar memang menurun. Kemampuan produksi ubi jalar tertinggi adalah
pada Provinsi Jawa Barat dan kualitas ubi jalar yang dihasilkan di Jawa Barat pun
lebih baik dibadingkan dengan daerah lainnya, sehingga ubi jalar yang dihasilkan
paling banyak diekspor ke luar negeri terutama ke Malaysia dan Jepang.
Pada subsistem distribusi tidak ada permasalahan karena stabilitas harga ubi
jalar di Indonesia cukup terjangkau yaitu antara Rp 2.000,00- Rp 2.700,00
per kg. Permasalahan yang ada pada subsistem distribusi yaitu
Indonesia masih melakukan impor ubi jalar dari luar khususnya dari
Tiongkok, hal ini masih dilakukan guna memenuhi tujuan industri
seperti industri tepung dan lem. Karena memang untuk kepentingan
industry, Indonesia memilih impor disebabkan harga ubi jalar dari
Tiongkok (China) relatif lebih murah daripada harga ubi jalar
Indonesia. Selain itu, kenaikan penyediaan ubi jalar sebagai bahan
makanan sumber karbohidrat alternatif perlu terus diupayakan
untuk memenuhi konsumsi nasional yang terus meningkat yang
diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk. Apalagi guna
mendukung
pemerintah
dalam
program
diversifikasi
pangan
ditanam
di
berbagai
provinsi
di
Indonesia
sehingga
dapat
REKOMENDASI
Untuk mengatasi masalah sub sistem rendahnya konsumsi ubi jalar dan mewujudkan
ubi jalar sebagai Bahan makanan pokok lokalyang terdapat renstra kementrian
pertanian tahun 2015-2019. Kami berdiskusi dan memberikan beberapa rekomendasi
dalam penanganan swasembada ubi jalar dan solusi masalah sub sistem pangan pada
ubi jalar sebagai berikut:
1. Untuk penanganan konsumsi masyarakat yang rendah dapat diatasi dengan
memberikan pelatihan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) agar dapat
mengolah ubi jalar dengan cara mengubah bentuk ubi jalar tersebut menjadi lebih
menarik seperti keripik, puding, pasta, aneka tepung olahan, bakpao, roti dan
serbuk minuman serta bahan lainnya yang jika dikonsumsi dapat menambah nilai
gizi dari ubi jalar itu sendiri dan juga memperpanjang masa penyimpanan.
2. Pemerintah memberikan bantuan dan fasilitas untuk membentuk unit-unit
pengolah kecil di desa-desa untuk mengantisipasi masuknya industri kapitalis
besar yang memonopoli keuntungan, dengan memberikan hanya kepada para
pemodal dan tidak mendistribukan kepada rakyat seperti yang terjadi pada
industri kelapa sawit.
3. Upaya untuk meningkatkan produksi ubi jalar nasional dapat
dilakukan dengan perluasan areal tanam dan peningkatan
produktivitas antara lain melalui penggunaan bibit unggul.
Dengan penggunaan bibit unggul dapat meningkatkan kualitas
ubi jalar yang dapat ditanam di berbagai provinsi di Indonesia
sehingga dapat meningkatkan kemampuan ekspor ubi jalar dan
menurunkan angka impor.
4. Terkait masalah Indonesia yang masih mengimpor ubi jalar guna memenuhi
kebutuhan bahan baku industri dapat diatasi dengan Pemerintah memberikan
bantuan terkait sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk dan juga bibit
unggul kepada petani ubi jalar di Indonesia, dengan demikian biaya produksi ubi
jalar dari produsen bisa ditekan sehingga harga dan kualitas jual ubi jalar pun
mampu bersaing dengan harga ubi jalar dari Negara yang menjadi sasaran impor
Indonesia misalnya China. Apabila harga ubi jalar di Indonesia menjadi lebih
murah maka Industri lokalpun tidak perlu melakukan impor ubi jalar lagi guna
memenuhi bahan baku industrinya.
5. Selain itu perlu adanya penguatan kebijakan guna memperketat dan membatasi
impor ubi jalar di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Prospek Pengembangan Ubi Jalar Mendukung Diversifikasi Pangan
dan
Ketahanan
Pangan
[Online]
Available
at
Jayawijaya.
[Online]
Available
at:
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilojakarta/
documents/publication/wcms_342931.pdf [Accessed 20 September 2015]
Kementrian Pertanian. 2015. Data Ekspor Impor Ubi Jalar Indonesia. [Online]
available at : http://aplikasi.pertanian.go.id/eksim2012/eksporNegara.asp
[Accessed 20 September 2015]
Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2013. Buletin Konsumsi Pangan. [Online]
Available at : http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/
Buletin-Konsumsi TW4-2013.pdf [Accessed 1 Oktober 2015]