Anda di halaman 1dari 14

Determinan Sosial Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh

Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo, Kabupaten
Jember

Disusun Oleh :

Rena Ratri Anggoro

NIM. 101311133102

PKIP 2016

DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
DAFTAR ISI
Judul Halaman ................................................................................
i
Daftar Isi .........................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................
1
1.1 Latar Belakang
............................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
............................................................................................
2
1.3 Tujuan
............................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
3
2.2.......................................................................................
Pengertian Antenal Care
.......................................................................................
3
2.2 Tujuan Antenatal Care
............................................................................................
3
2.3Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan
Kehamilan (ANC)
.....4
BAB 3 PEMBAHASAN ......................................................................
5
2.1 Studi Kasus

2
....................................................................................................
5
2.2 Diskusi
....................................................................................................
5
BAB 4 PENUTUP ..............................................................................
8
4.1 Kesimpulan
....................................................................................................
8
4.2 Saran
....................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
10

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
di Indonesia masih tergolong tinggi. Menurut data Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2012, Angka Kematian Bayi (AKB)
di Indonesia adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2012, sementara target yang ingin dicapai pada tahun 2015
adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka
Kematian Ibu (AKI) adalah sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012, sementara target yang ingin dicapai
pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012,
Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa
Timur yang memiliki AKI dan AKB tinggi, yakni masuk ke
dalam delapan besar AKI dan AKB tinggi di Provinsi Jawa
Timur. Pada tahun 2012 kematian ibu sebanyak 43 kasus dan
kematian bayi sebanyak 424 kasus.
Salah satu determinan terjadinya kematian ibu dan bayi
bisa disebabkan karna pemanfaatan pelayanan kesehatan
yang kurang. Di Indonesia, cakupan pelayanan kesehatan ibu
berupa cakupan antenatal untuk kunjungan pertama telah
mencapai 92,72%, hal ini menunjukkan bahwa hampir
seluruh ibu hamil pernah kontak dengan pelayanan
kesehatan. Tetapi kunjungan ibu hamil sebanyak 4 kali hanya
75,6% dan yang mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar baru mencapai 60%. Cakupan pelayanan imunisasi
baru mencapai 73,4% dan pemberian tablet besi 55,4% ibu
hamil (Depkes RI, 2002). Sedangkan cakupan K1 Kabupaten
Jember tahun 2012 adalah 109,17%, angka ini telah
melampaui target yang telah ditetapkan yakni 99%.
Sementara untuk cakupan K4 sebesar 86%, angka ini masih

1
dibawah target yang telah ditetapkan yakni 94% (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2011). Salah satu puskesmas
di Kabupaten Jember yang memiliki cakupan K4 terendah
tahun 2012 yaitu Puskesmas Tempurejo. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
determinan sosial yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan antenatal oleh ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Tempurejo, Kabupaten Jember .
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran studi kasus terkait pemanfaatan
pelayanan antenatal oleh ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember?
2. Determinan sosial apa saja yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember?
2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran studi kasus terkait
pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember?
2. Untuk mengidentifikasi determinan sosial yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten
Jember?

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antenatal Care


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya,
yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Kunjungan pelayanan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu yakni: 1 kali pada trimester 1, 1 kali
pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3 (Depkes
RI,2007). Pemeriksaan antenatal care (ANC) menurut Manuaba (1998)
adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

2.2 Tujuan Antenatal Care


Menurut Depkes RI (2007), tujuan antenatal care adalah
untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
serta menghasilkan bayi yang sehat.
Sedangkan menurut Manuaba (1998), secara khusus tujuan antenatal
care adalah:

3
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan,
kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan


Kehamilan (ANC)
Menurut Notoatmodjo (2012), terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan
kehamilan yakni faktor predisposisi (predisposing factors),
faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor pendorong
(reinforcing factors).
1. Faktorfaktor predisposisi (predisposing factors) meliputi
pendidikan ibu hamil, paritas, sikap ibu hamil, umur ibu
hamil, pekerjaan ibu hamil, pendapatan, dan pengetahuan.
2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors) meliputi jarak
fisik lokasi, biaya ANC, fasilitas pelayanan ANC, dan waktu
tunggu
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors) meliputi
perilaku petugas ANC, sikap petugas pelayanan ANC, dan
sikap tokoh masyarakat.

4
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus
Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di
Jawa Timur yang memiliki AKI dan AKB tinggi, yakni masuk ke
dalam delapan besar AKI dan AKB tinggi di Provinsi Jawa
Timur. Pada tahun 2012 kematian ibu sebanyak 43 kasus dan
kematian bayi sebanyak 424 kasus. Puskesmas Tempurejo
merupakan salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten
Jember yang memiliki cakupan K4 terendah tahun 2012.
Cakupan K1 Puskesmas Tempurejo adalah sebesar 111,66% ,
target yang ditetapkan yakni 99%. Sedangkan cakupan K4
yaitu sebesar 61,38%, targetnya 94 % . (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2012). Selain itu di Kabupaten Jember
terdapat budaya masyarakat yang masih memeriksakan
kehamilan dan persalinan di dukun menunjukkan bahwa
pemanfaatan pelayanan antenatal di fasilitas pelayanan
kesehatan masih belum optimal, padahal pelayanan
antenatal merupakan salah satu upaya yang penting dalam
usaha menurunkan AKI dan AKB. Adapun hal-hal yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal di wilayah
kerja Puskesmas Tempurejo berdasarkan hasil penelitian yaitu

5
pengetahuan, sikap, pelayanan 10T, keterjangkauan,
pelayanan petugas dan dukungan keluarga.

3.2 Determinan Sosial Pemanfaatan Pelayanan


Antenatal oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tempurejo
Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal yang berjudul
Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013, maka determinan
sosial yang diketahui dapat mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas tersebut
yaitu sebagai berikut:

Bagan 1. Determinan Sosial Pemanfaatan Pelayanan


Antenatal

Reinforcing Factors

Dukungan
Keluarga
Pendidikan Pemanfaata
Pengetahu Sikap n Pelayanan
an Antenatal

Keterjangkaua
Predisposing factors
n Enabling
Factors
Informasi
Bidan

1. FaktorFaktor Predisposisi (Predisposing Factors)

6
Sebagian besar ibu (50,6%) yang memiliki
pengetahuan sedang. Pengetahuan sedang disebabkan
karena mayoritas tingkat pendidikan ibu adalah Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Meskipun demikian, ibu hamil
dengan pengetahuan sedang masih ada yang melakukan
pemeriksaan ANC secara lengka daripada ibu yang
memiliki pengetahuan rendah. Hal ini disebabkan karena
tingkat pendidikan ibu adalah Sekolah Menengah Pertama
(SMP), sehingga masih mudah untuk menerima dan
mengerti akan informasi. Selain itu pengetahuan
responden juga disebabkan oleh peran kader dan bidan
desa yang memberikan informasi akan pentingnya
pelayanan antenatal bagi ibu hamil dan anjuran untuk
membaca buku KIA karena di dalamnya terdapat informasi
seputar pelayanan antenatal dan kehamilan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo
yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam terbentuknya perilaku
seseorang. Apabila perilaku didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (long lasting). Bila pengetahuan ibu
baik maka akan mempengaruhi sikapnya mengenai
pemanfaatan antenatal care.

2. Faktor-Faktor Pemungkin (Reinforcing Factors)


Hasil penelitian menunjukkan mayoritas memiliki
sikap cukup (62,1%). Sikap yang cukup terhadap pelayanan
antenatal disebabkan oleh pengalaman dari tetangga dan
dukungan keluarga yang telah memanfaatkan pelayanan
antenatal dan dapat melahirkan dengan selamat serta bayi
yang dilahirkannya juga sehat, sehingga menimbulkan
sikap positif ibu terhadap pelayanan antenatal. Sebaliknya,

7
bila ibu memiliki sikap negatif terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal, maka hal tersebut bisa jadi
dipengaruhi oleh kondisi sekitar dan dukungan keluarga
yang masih memiliki kepercayaan untuk melahirkan dan
melakukan perawatan kehamilan di dukun. Jadi, jika
keluarga mendukung ibu hamil untuk periksa kehamilan
maka akan berdampak pada pemanfaatan pelayanan
antenatal ibu hamil yang lengkap.

3. Faktor-Faktor Penguat (Enabling Factors)


Kemudahan ibu hamil mencapai tempat pelayanan
antenatal dari rumah juga mempengaruhi ibu dalam
memanfaatkan pelayanan antenatal. Mayoritas responden
memiliki keterjangkauan mudah. Hal ini disebabkan
karena kondisi jalan di sekitar tempat tinggal responden
sudah cukup baik meskipun beberapa daerah masih rusak,
jarak tempat pelayanan antenatal yang dekat dari tempat
tinggal responden, serta jarak tempat pelayanan antenatal
yang jauh namun responden memiliki kendaraan untuk
pergi ke tempat pelayanan antenatal. Namun sebaliknya,
hal tersebut bisa menjadi permasalahan bagi ibu yang
memiliki keterjangkauan yang sulit menuju tempat
pelayanan antenatal. Karena berdasarkan hasil penelitian
terdapat 28,7 % ibu yang merasa sulit untuk menjangkau
tempat pelayanan antenatal.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Puskesmas Tempurejo merupakan salah satu puskesmas di
wilayah Kabupaten Jember yang memiliki cakupan K4

8
terendah tahun 2012. Cakupan K1 Puskesmas Tempurejo
adalah sebesar 111,66% , target yang ditetapkan yakni
99%. Sedangkan cakupan K4 yaitu sebesar 61,38%,
targetnya 94 %.
2. Determinan sosial yang diketahui dapat mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan antenatal di wilayah kerja
puskesmas Tempurejo adalah tingkat pendidikan ibu serta
informasi bidan yang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu mengenai pemanfaaatan antenatal care
yang selanjutnya akan mempengaruhi sikap ibu. Adanya
dukungan dari keluarga juga mempengaruhi sikap ibu
mengenai pemanfaatan antenatal care. Adanya
keterjangkauan yang mudah diakses oleh ibu juga
mempengaruhi ibu dalam melakukan pemanfaatan
antenatal care. Meski memang mayoritas ibu sudah
melakukan pemanfaatan antenatal care secara lengkap
dengan kondisi pengetahuan yang sedang, sikap positif,
keluarga yang mendukung, dan keterjangkauan yang
mudah, namun cakupan K4 belum mencapai target yang
ditetapkan, hal ini disebabkan karena masih ada
masyarakat yang memiliki kondisi dan karakteristik yang
berbeda dengan karakteristik sebelumnya.

4.2 Saran
1. Pemerintah perlu melakukan pemerataan perbaikan
infrastruktur untuk mempermudah akses ibu hamil dalam
menjangkau tempat pelayanan antenatal.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil yang memiliki
pengetahuan rendah melalui sosialisai mengenai
pentingnya melakukan antenatal care bagi ibu hamil.
3. Meningkatkan pengetahuan keluarga ibu hamil yang masih
memiliki sikap negatif melalui sosialisai mengenai

9
pentingnya melakukan antenatal care agar bisa
memberikan dukungan yang positif terhadap ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

10
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departernen Kesehatan RI. 2002. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga, 1998. Jakarta.
Dinkes Provinsi Jawa Timur.2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012. [Online] available at :

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan- indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf.
[Accessed 4 December 2016].
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB. Jakarta: EGC.
Mardiyah, U. L. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai