KARYA INOVASI
i
LEMBARAN PENGESAHAN
Penulis : Linda
PopangSarungu,S.Pd NIP
197809102005012006
Jabatan : Guru Mapel IPA SMPN 1 LUBAI
Unit Kerja : SMP N 1 LUBAI, Provinsi Sumatera Selatan
Penulis
Penganekaragaman Ubi Cilembu (Ipomoea batatas) Menjadi
Selai Ubi
ABSTRACT
ABSTRAK
Halaman Judul..........................................................................i
Halaman Pengesahan..............................................................ii
Kata Pengantar..........................................................................iii
Abstrak.......................................................................................iv
Daftar Isi.....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
a. I.I. LatarBelakang............................................................1
b. II. 2 RumusanMasalah...................................................3
c. II. 3. Tujuan......................................................................3
d. II. 4. Manfaat....................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................4
BAB III LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN....................7
BAB IV KESIMPULAN...............................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................10
LAMPIRAN GAMBAR..............................................................11
LAMPIRAN VIDEO....................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1
sianindi, maka peluang untuk memperluas pemanfaatan yang menjadi
beragam produk pangan yang citra dan cita rasanya baik, misalnya dibuat
selai .Ubi jalar juga mengandung nutrisi lain yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ubi jalar jenis lain, terutama kandungan lisin, Cu,
Mg, K, Zn yang rata – rata 20 kali lebih tinggi, substansi anti kanker yaitu
selenium dan iodin dua puluh kali lebih tinggi dari jenis lainnya.
Ubi jalar Cilembu merupakan jenis ubi jalar yang paling populer
yang spesifik berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pemuliha,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Suriawiria, 2001). Ciri khas ubi jalar
Cilembu yaitu memiliki umbi yang panjang serta kulit dan daging umbinya
saat mentah berwarna krem kemerahan. Ubi jalar Cilembu ketika dimasak
daging umbi akan menjadi kuning, disertai lelehan cairan lengket seperti
madu yang memiliki rasa manis (Mehran, 2016).
Ubi jalarjuga mengandung pektin 0,005% yang merupakan salah
satu bahan penting dalam pembuatan selai. Menurut Deman dan Gupta
(1989),pembentukan gel terbaik pada pembuatan selai dapat dicapai jika
kandungan pektin yang digunakan 0,2 – 1,5%. Dengan keunggulan yang
dimiliki ubi jalar , ubi jalar cilembu dapat berpotensi untuk pembuatan selai
(Yashimoto, dkk, 1999). Pada produk selai gula ditambahkan untuk
pembentukan gel, memberikan rasa manis danpengawet. Mekanisme
pembentukan gel dalam pembuatan selai merupakan campuran dari
pektin, gula, asam, dan air (Desrosier 1988).
Selai dan roti dapat digunakan sebagai pengganti nasi pada
pagi,siang atau malam hari.Bahan dasar selai umumnya terbuat dari buah
buahan dan kacang. Selai adalah sebuah produk makanan semi basah
yang dapat dioleskan yang terbuat dari pengolahan buah-buahan, dengan
atautanpa gula, dan penambahan bahan pangan yang dijinkan
(BSN,2008).Menurut Anonim (2004) mendefinisikan selai sebagai produk
olahan buah-buahan, baik berupa buah segar, buah beku, buah
kaleng,maupun campuran ketiganya dalam proporsi tertentu terhadap
gula (sukrosa) dengan atau tanpa tambahan air.
Proses pengolahan ubi cilembu masih sangat sedikit sehingga
perlu adanya diversifikasi produk berbahan ubi cilembu untuk
meningkatkan potensi ubi cilembu dipasaran.. Sehubungan hal itu SMP
Negeri 1 Lubai membuat inovasi olahan dari ubi cilembu menjadi selai
sebagai salah satu cara penganekaragaman citra dan cita rasa yang
dapat meningkatkan nilai jual ubi cilembu.Pembuatan selai ini dibuat di
sekolah melibatkan peserta didik.
II. 3. Tujuan
Menambah keanekaragaaman citra dan citarasa nilai jual
olahan makanan dari ubi cilembu menjadi produk selai.
II.4 Manfaat
Selai ini diharapkan menjadi olahan pangan yang fungsional memiliki
citra dan cita rasa yang beragam dengan menggunakan bahan baku ubi
jalar Cilembu sehingga dapat memberi manfaat bagi pengeanekaragaman
olahan ubi jalar dan kesehatan beta karoten yang terkandung didalammya
baik buat pengelihatan serta kandungan seratnya baik buat program diet .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan yang masih
diperdepatkan Papua. Kalangan yang tidak menyetujui asal muasal ubi
jalar dari papua berpendapat bahwa orang India telah berlayar menuju ke
barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi jalar ke
Asia,terutama Filipina, Jepang dan Indonesia. Taksonomi ubi cilembu bisa
dilihat pada table 1.
Table.1. Taksonomi ubi jalar (Ipomoea batatas )
Kerajaan Plantea
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotlyledone
Bangsa Convolvulales
Suku Convolvulaceae
Marga Ipomoea
Spesies Ipomoea batatas
(Sumber : Mayastuti, 2002). Kadar gula total ubi jalar Cilembu lebih tinggi
dari pada jenis ubi varietas lainnya. Kadar gula total ubi jalar Cilembu
mencapai dua kali lebih besar dari pada kadar gula total ubi varietas
lainnya. Kandungan gula total ubi jalar Cilembu yang tinggi dapat
memengaruhi jumlah gula yang ditambahkan kedalam formulasi selai ubi
jalar Cilembu menjadi lebih sedikit dibandingkan menggunakan jenis ubi
jalar lainnya (Fatonah, 2002).
Kandungan Serat Ubi Jalar Cilembu Serat makanan termasuk ke
dalam kelompok makanan non gizi akan tetapi memiliki manfaat bagi
kesehatan, yaitu mempercepat proses usus besar dalam mencerna
makanan, memperbesar volume feses, menurunkan kadar gula darah,
memperlambat rasa lapar, dan melindungi usus dari gangguan kanker
(Marsono, 1995). Hampir semua serat pangan yang terdapat dalam
makanan bersumber dari pangan nabati, seperti serealia, sayuran, umbi-
umbian, berbagai jenis buah, dan kacang-kacangan.Komponen serat
pangan memiliki proporsi yang berbeda-beda antara satu bahan pangan
dengan bahan pangan lainnya (Selvendran dan Dupont, 1984).Serat
pangan berdasarkan sifat kelarutannya dibedakan menjadi serat larut
(soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber).Secara kimiawi, serat
tidak larut terutama terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin,
sedangkan serat larut terdiri dari pektin dan polisakarida lainnya seperti
gum (British Nutrition Foundation, 1990). Serat larut (soluble fiber) seperti
pektin lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol darah, dengan
cara mengikat kolesterol serta asam empedu sehingga dapat
diekskresikan bersama feses (Smolin dkk., 2000). Kandungan
Betakaroten Ubi Jalar Cilembu Ubi jalar Cilembu termasuk dalam
kelompok jenis ubi jalar dengan daging umbi berwarna oranye atau krem
kemerahan.Menurut Wardani dan Setyawati (2015), ubi jalar (Ipomoea
batatas (L.) Lam) cv. Cilembu segar memiliki kandungan total karoten
sebesar 17.600 µg/100 g (wb). Berdasarkan Woolfe (1992) dan Wardani
dan Setyawati (2015), dapat diketahui bahwa kadar betakaroten minimal
ubi jalar Cilembu segar sebesar 15.664 µg/100 g. Jumlah ini lebih tinggi
dibandingkan jenis-jenis ubi jalar lainnya hanya berkisar antara 84 µg/100
g sampai dengan 1.960 µg/100 g (wb) (Woolfe, 1992).
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
A. ALAT DAN
BAHAN Bahan-bahan
:
1. 500 gram ubi jalar Cilembu
2. 1 liter air
3. 20 sdm gula pasir (sesuai selera)
4. ½ kaleng SKM
5. Sedikit garam
6. Vanilii /daun pandan
Alat-alat :
1. Kukusan
2. Wajan
3. Kompor
4. Pisau
5. Pengaduk
6. Sendok
7. Wadah/baskom/ember
8. Saringan
B. CARA KERJA
1. Cuci bersih ubi cilembu
2. Kukus ubi hingga matang
3. Angkat dan tiriskan ubi yang telah matang
4. Dingginkan ubi yang telah matang
5. Masukan ubi ke dalam blender, blender ubi bersama air
6. Masukan ubi yang sudah diblender kedalam wajan
7. Masak diatas api sedang tambahkan gula, susu, garam dan vanili
aduk semuanya sampai tercampur rata.
8. Aduk –aduk terus sampai berubah warna, mengental dan
mengering kandungan airnya. Setelah mengering selai
didingkankan dan siap dihidangkan.
BAB IV
KESIMPULA
N
Buckle, K. A., R.A. Edward, G. H., Fleet dan Wootto. 2009. Food Science.
Purnomo, H., dan Adiono. (Penerjemah); 2010. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press). 365 hal.