Anda di halaman 1dari 12

KERIPIK REBUNG KAYA SERAT DAN KALIUM DARI WONOSOBO

KERIPIK REBUNG KAYA SERAT DAN KALIUM DARI


WONOSOBO
A. JUDUL PROGRAM
Keripik Rebung Kaya Serat dan Kalium dari Wonosobo.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di permukaan dasar
rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai di tempat dengan ketinggian
2.000 meter di atas permukaan laut. Tunas bambu muda tersebut enak dimakan, sehingga
digolongkan ke dalam sayuran. Rebung yang sering dikenal dengan nama bung (bahasa
Jawa), oleh masyarakat pedesaan sudah sejak zaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan
sayuran. Dalam bahasa Inggris, rebung dikenal dengan sebutan bamboo shoot.
Rebung tumbuh dibagian pangkal rumpun bambu dan biasanya dipenuhi oleh glugut
(rambut bambu) yang gatal. Morfologi rebung berbentuk kerucut, setiap ujung glugut
memiliki bagian seperti ujung daun bambu, tetapi warnanya cokelat.
Pemanenan rebung dapat dilakukan sepanjang tahun. Panen raya rebung terjadi pada
musim hujan, yaitu antara bulan Desember-Februari. Biasanya rebung dipanen saat tingginya
telah mencapai 20 cm dari permukaan tanah, dengan diameter batang sekitar 7 cm.
Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik Kandungan serat pangan pada
rebung adalah 2,56 persen, lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya, selain itu
rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram rebung
adalah 533 mg. Makanan yang serat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat mengurangi risiko
stroke.
Keripik merupakan makanan yang sangat dinikmati masyarakat. Pemanfaatan rebung
menjadi makanan yang mempunyai keunikan dan nilai gizi yang tinggi tentunya akan
menjadi sesuatu kelebihan tersendiri.

Wonosobo sendiri tersedia banyak jenis pohon bambu, sebagian besar dapat
dimanfaatkan rebungnya. Bahan makanan yang alami membuat makanan ini cocok dinikmati
semua kalangan dari balita hingga manula. Keripik dan telah dikenal oleh masyarakat sebagai
makanan ringan atau jajan yang sangat disukai. Bahan baku yang berbeda diharapkan akan
menjadi sesuatu cemilan

yang menarik dan santapan harian masyarakat luas.

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memanfaatkan rebung (tunas bambu) menjadi makanan yang mempunyai nilai
ekonomi?
2. Bagaimana menciptakan wirausaha melalui pemanfaatan rebung?
3. Bagaimana pemasaran keripik berbahan baku rebung?
4. Bagaimana menjadikan keripik rebung dikenal masyarakat luas sebagai makanan yang tinggi
serat dan kalium tinggi bermanfaat bagi kesehatan?
D. TUJUAN PROGRAM
1. Memanfaatkan rebung menjadi makanan yang kaya serat dan kalium.
2. Menciptakan wirausaha baru di bidang pangan dengan pemanfaatan rebung menjadi keripik.
3. Mencari alternatife yang tepat dalam memasarkan produk keripik rebung.
4.

Mempopulerkan produk makanan bergizi berbahan baku rebung yang dibutuhkan tubuh
manusia dalam kehidupan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1.

Produk makanan dari rebung yang memiliki kandungan serat dan kalium tinggi, aman
dikonsumsi serta bebas bahan kimia, murah dan mudah didapatkan sehingga dapat menarik
minat konsumen.

2. Dapat menciptakan lapangan kerja baru jika ternyata usaha ini mendapatkan sambutan yang
baik dari masyarakat dan berkembang menjadi usaha skala menengah.
3. Dapat memberikan suatu pelatihan jiwa wirausaha bagi mahasiswa sehingga nantinya tidak
tergantung untuk bekerja pada perusahaan orang lain.

4. Penghasilan mahasiswa sebagai penunjang biaya pendidikan.


F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Menciptakan jenis makanan baru yang menjadi menu pilihan konsumsi masyarakat.
2. Dapat memberikan peluang kewirausahaan baru.
3.

Mahasiswa dapat mempelajari dan mempraktekkan secara langsung kemampuan


berwirausaha.

4.

Diharapkan nantinya masyarakat umum dapat menyerap ilmu yang akan ditularkan
mahasiswa sehingga dapat menambah penghasilan..

5.

Mengaplikasikan teori-teori pengolahan pangan dan ilmu gizi kedalam kegiatan


kewirausahan.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


G.1. Survei
Mengingat di Wonosobo banyak terdapat bambu dan sering kali digunakan oleh masyarakat
sebagai bahan baku pembuat kerajinan tangan ataupun sebagai pembuat pagar rumah.
Terkadang mereka melupakan rebung, Rebung adalah tunas muda dari pohon bambu yang
tumbuh dari akar pohon bambu. Biasanya masyarakat setelah menebang bambu nya
melupakan rebung. Rebung dibiarkan saja tanpa dimanfaatkan terkadang dibuang begitu saja.
Berdasarkan masalah ini kami berfikir untuk memanfaatkan rebung tersebut sebagai makanan
olahan yang bermanfaat dan dapat menghasilkan pendapatan mahasiswa sebagai penunjang
biaya pendidikan.
G.2. Keripik
Keripik merupakan makanan ringan yang sering dinikmati dan mudah didapatkan di
pasar. Masyarakat lebih mengenal keripik berbahan baku singkong atau ubi. Selain dengan
rasa gurih dan renyah keripik dapat dibuat pedas sebagai lauk atau pengganti kerupuk sebagai
pelengkap hidangan. Meningkatnya perkembangan memunculkan keripik tidak hanya bisa
terbuat dari singkong dan ubi, tetapi kini rebung dapat dimanfaatkan sebagai penggantinya.
Tentunya akan memberi variasi yang berbeda, baik rasa maupun nilai gizi yang semakin
tinggi dan layak untuk dikonsumsi.
G.3. Rebung

Rebung merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan keunikan
tersndiri. Senyawa utama didalam rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 91 persen.
Disamping itu, rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin,
riboflavin, vitamin C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium. Bila
dibandingkan dengan sayuran lainnya, kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada
rebung, tidak berbeda jauh.
Rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram rebung
adalah 533 mg. Makanan yang sarat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat mengurangi risiko
stroke. Peran kalium mirip dengan natrium, yaitu bersama-sama dengan klorida, membantu
menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa. Kalium menjaga tekanan osmotik
dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan Protein.
Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat
menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat Gejala kekurangan kalium
biasanya berupa pelunakan otot.
Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik Kandungan serat pangan pada
rebung adalah 2,56 persen, lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya, seperti
kecambah kedelai (1,27 persen), pecay (1,58 persen), ketimun (0,61 persen), dan sawi (1,01
persen).
Serat pangan (dietary fiber) sempat cukup lama diabaikan sebagai faktor penting dalam
gizi manusia karena tidak menghasilkan energi. Selain itu, kekurangan serat tidak
menimbufkan gejala spesifik, seperti halnya yang terjadi pada kekurangan zat-zat gizi
tertentu.
Akhir-akhir ini, melalui penelitian epidemiologis telah dibuktikan peran fisiologis serat
pangan terhadap usus. Kurangnya konsumsi serat dapat menyebabkan timbulnya penyakit ala
masyarakat Barat, seperti aterosklorosis (penyumbatan pembuluh darah), koroner, diabetes
melitus

(kencing

manis),

hiperkolesterolemia

(kelebihan

kolesterol),

hipertensi,

hiperlipidemia (kelebihan lemak), dan kanker kolon (usus besar).


Serat pangan adalah senyawa berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak tedapat pada
dinding sel tanaman pangan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran
pencernaan manusia, tetapi memiliki fungsi yang sangat panting bagi pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan sebgai komponen penting dalam terapi gizi.
Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram per hari. Angka
ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebuhahan serat sekitar
sepertiga dan kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari.

G.4. Strategi Pemasaran


1. Harga
Produk Keripik berbahan baku rebung tentunya akan mudah dinikmati masyarakat
dengan harga yang terjangkau dibandingkan dengan produk sejenisnya berbahan baku yang
berbeda.
2. Promosi
Promosi diharapkan dapat membuat produk yang dihasilkan cepat dikenal masyarakat
sehingga meningkatkan hasil produksi, Promosi yang dilakukan antara lain :

Promosi melalui brosur atau pamflet yang berisi tentang produk keripik dari rebung dengan
cara disebarkan dilingkungan kampus dan warung-warung disertai produk yang dihasilkan.

Promosi melalui media surat kabar yaitu mengenalkan produk dengan menerbitkannya dalam
surat kabar kampus, surat kabar di tingkat SMA dan SMP serta surat kabar daerah.

Promosi melalui media elektronik, yaitu mengenalkan produk dengan menggunakan Hp,
yaitu penyebaran sms singkat mengenai produk yang dihasilkan.
3. Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses akhir produksi. Pengenalan
produk dimulai dari warung-warung makanan di lingkungan kampus. Selain itu pemasaran
dilakukan di warung-warung kampung berupa kemasan kecil.
Dalam proses selanjutnya perolehan izin dari Depkes menambah jangkauan pasar lebih
luas. Produk keripik rebung ini dapat dipasarkan pada toko oleh-oleh di kota Wononosobo
yang merupakan pusat oleh-oleh di kota Wonosobo serta dititipkan pada toko swalayan yang
ada di kota Wonosobo.
Strategi lainnya juga dapat dilakukan dengan mengolah rebung menjadi lauk kering,
misalnya dengan kering rebung dengan tempe, dan sebagainya, sehingga menarik perhatian
konsumen terhadap makanan berbahan baku rebung.
G.5. Analisis Kelayakan Usaha
Di sini disajikan analisis usaha secara sederhana dengan asumsi per satu kg keripik
dengan 1 kg rebung.
Table 1. Analisis Usaha Keripik Rebung

Investasi
No

Bahan- bahan

1. Bahan bahan
a)
Rebung
b)

Minyak goreng

Jumlah

Satuan (kg)

Total

200

kg

Rp 1500,00

Rp 300000,00

15

kg

Rp 10000,00

Rp 150000,00

c)

Mentega

kg

Rp 50000,00

Rp 50000,00

d)

Bawang putih

kg

Rp 15000,00

Rp

75000,00

e)

Garam

kg

Rp 15000,00

Rp

15000,00

f)

Penyedap rasa

0,25

kg

Rp 10000,00

Rp

10000,00

@ 250 gr

350

bungkus Rp

600,00

Rp 210000,00

@ 40 gr

1000

bungkus Rp

100,00

Rp 100000,00

Tas + sablon

60

biji

Rp 3000,00

Rp 180000,00

2.
Labeling dan packaging

Total biaya
B . Biaya Promosi dan Pemasaran

Rp 1.090.000,00

1
2

Transportasi 3 orang X Rp 150.000,00 (4 bulan)


Komunikasi 3 orang X Rp 25.000,00 (4 bulan )

Promosi (brosur, , dimedia cetak , internet, HP, dan Rp 500.000,00


Radio)

Total biaya
C . Perkiraan Pemasaran

Rp 450.000,00
Rp 75.000,00

Rp 1.025.000,00

KERIPIK: 350 Bungkus/250 gr @ Rp 5500,00


1000 Bungkus/40 @ Rp 1000,00

Rp 1.925.000,00
Rp 1.000.000,00

Jumlah
D .perkiraan keuntungan yang
didapat

Rp 2.925.000,00
Rp 675.000,00

gr

C (A+B)
2.925.000-(1.225.000,00+ 1.025.000 )

Pengolahan Produk Keripik Rebung


Bahan:
a)

Rebung

= 1 1/2

kg

b)

Minyak goreng

= 1 1/2

kg

c)

Mentega

= 0,1

kg

d)

Garam

=1

sdm

e)

Bawang putih

=5

butir

f)

Bumbu kaldu rasa ayam

=1

bungkus

g)

Air

= secukupnya

Alat :
- Kompor gas

1 buah

- Penggorengan besar 1 buah


- Penggorengan kecil

1 buah

- Sendok wajan

2 buah

- Alat pemotong

4 buah

- Siruk

2 buah

- Alat Pengiris Rebung

5 buah

- Baskom

5 buah

- Pisau

2 buah

Cara pembuatan :
Cara pembuatan keripik rebung adalah sebagai berikut:

5)

8)

1)

Rebung yang telah dibuang glugutnya dipotong menggunakan alat tersedia.

2)

Rebus rebung yang telah dipotong-potong.

3)

Potong rebung tipis-tipis dengan alat yang telah tersedia.

4)

Tambahkan garam dan bawang putih yang telah ditumbuk secukupnya.

Setelah getah rebung hilang angkat dan tiriskan di bawah terik matahari sampai tidak tampak
basah ( bukan kering)
6)

Tuangkan Penggorengan dan masukkan minyak goreng beserta mentega secukupnya.

7)

Goreng potongan rebung, tuangkan perlahan-lahan sambil dilakukan bolak-balik.

Setelah matang atau dihasilkan keripik yang renyah, angkat lalu dinginkan dan dilalukan
pengemasan.
H. METODE PELAKSANAAN
H.1. Tahap Persiapan
H.1.1. Survei
Survei dilakukan untuk mengetahui minat masyarakat terhadap produk yang akan
dihasilkan. Ini sangat penting dilakukan sehingga pemasaran keripik sesuai sasaran yang
diharapkan. Survey dilakukan dengan cara interview, yang diawali dari teman-teman sesama
mahasiswa di lingkungan kampus, kost atau kontrakan. Survei juga dilakukan kepada ibu-ibu
disekitar tempat tinggal, warung-warung sekitar kampus dan kampung.
Survei dilakukan sedetail mungkin, kami mencoba menarik perhatian dengan keunggulan
produk yang akan dihasilkan. Kandungan serat dan kalium yang tinggi ternyata menjadikan
produk murah ini menarik konsumen. Dengan melihat hal ini, maka kegiatan PKMK ini
dapat dilaksanakan.
H.1.2. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan keripik berbahan baku rebung mudah didapatkan
di pasar dengan harga yang ekonomis.
Peralatan yang digunakan antara lain :
1. Sabit, Pisau Besar, dan Cangkul Kecil

Mengambil rebung dari rumpun bambu tidaklah sulit. Dengan menggunakan pisau
besar, sabit, atau alat lain, rebung dapat dipotong pada bagian pangkalnya. Untuk mem
peroleh rebung yang panjang perlu sedikit penggalian.
2. Soblog
Pengolahan pertama pada rebung adalah merebusnya untuk menghilangkan getah yang
dikandungnya.
3. Penggorengan
Wajan digunakan untuk menggareng keripik rebung. Disarankan menggunakan wajan
yang terbuat dari stainless steel, karena akan menghasilkan panas yang maksimal
sehingga mempercepat proses produksi
4. Kompor
Kompor digunakan untuk memasak atau menggoreng sebagai penghasil api atau panas.
Kompor gas lebih praktis digunakan selain hasil api yang mudah diatur sesuai kebutuhan
kompor gas lebih efektif dan ekonomis.
5. Vacuum Sealer
Produk yang sudah jadi jika akan dipasarkan harus dikemas dan udara di dalam kemasan
harus disedot menggunakan vacuum sealer agar mikroba tidak berkembang dan produk akan
tahan lama.
6. Timbangan
Pengemasan keripik membutuhkan takaran yang akurat dan baku. Karenanya memerlukan
timbangan untuk mengukur berat bahan baku dan yang siap saji atau yang akan dikemas.
6. Loyang
Loyang digunakan untuk meletakkan keripik yang baru diangkat dari api, loyang
sebaiknya terbuat dari plastik.
7. Alat-alat lain
Tentunya masih banyak piranti penunjang lainnya dalam proses produksi meskipun dalam
skala yang kecil.
H.1.3. Persiapan Bahan Baku
Persiapan bahan baku dimulai dengan survey harga bahan baku yang tersedia di pasaran.
Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain :
1. Rebung

Untuk mengambil rebung dari rumpun bambu tidaklah sulit Dengan menggunakan pisau besar,
sabit, atau alat lain, rebung dapat dipotong pada bagian pangkalnya. Setelah itu, rebung dikupas untuk
dibuang glugutnya.

Tidak semua rebung dapat diolah menjadi masakan. Bambu janis apus (ping apus dalam
bahasa Jawa) merupakan salah satu janis bambu yang tidak dapat diolah menjadi masakan,
karena rasanya pahit. Jenis rebung yang memiliki cita rasa enak adalah rebung kuning,
rampal/suling, ampel, welet, ori, dan ater.
Rebung dari bambu betung memiliki rasa paling enak. Rebung betung berwarna merah
cokelat dan subang (ujung kelopak) pada ujung rebung berwarna ungu dilindungi oleh
kelopak-kelopak kuat yang berbulu halus.
2. Bumbu-bumbu
Dalam proses produksi keripik rebung tidak memerlukan banyak bumbu. Bumbu yang
digunakan antara lain : bawang putih, bawang merah, garam, penyedap rasa.
3. Air
Hampir semua proses memasak memerlukan air, karenanya, air harus bersih dan berasal dari
sumber yang kandungan kimianya telah teruji di laboratorium. Di sekitar tempat produksi
sendiri terdapat mata air bersih, tentunya dapat menjadi sumber air yang bebas bahan kimia
dan baik untuk kesehatan.
4. Minyak Goreng
Minyak goreng digunakan untuk menggoreng keripik rebung. Disarankan
menggunakan minyak yang berkualitas agar keripik yang dihasilkan berkualitas baik

dan

tahan lama disimpan dalam kemasan, karena kerenyahan keripik salah satu ukuran
penting terhadap kualitas keripik rebung di mata konsumen.
5. Gas
Proses pembuatan keripik rebung hampir melalui penggorengan, sehingga diperlukan bahan
bakar berupa gas. Penggunaan gas akan lebih baik karena pengaturan api akan lebih mudah
dan stabil.
6. Mentega

Mentega digunakan sebagai campuran minyak goreng untuk mendapatkan keripik


yang renyah dan gurih. Selain itu, mentega berfungsi untuk menghasilkan warna

keripik

yang bersih dan cerah.


H.2.

Tahap

Pelaksanaan
H.2.1. Pembuatan Produk
1.

Pengolahan produk keripik rebung

2.

Pengemasan produk keripik rebung


H.2.2. Analisa Standar Mutu Produk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa standar mutu produk antara lain:
1. Inspeksi untuk menemukan adanya produk dengan kualitas yang tidak dikehendaki.
2. Pemberian keterangan tentang adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Penyelidikan untuk mengetahui penyebab penyimpangan sehingga dapat dihindarkan
terjadinya kesalahan lagi.
H.2.3. Pengemasan
Setelah produk keripik rebung jadi, diperlukan pengemasan yang dilakukan
menggunakan plastik pembungkus. Produk yang sudah jadi jika akan dipasarkan harus
dikemas dan udara di dalam kemasan harus disedot menggunakan vacuum sealer agar
mikroba tidak berkembang dan tahan lama.
H.2.4. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan utama dalam proses produksi keripik rebung. Pemasaran
keripik dengan kemasan 40 gr dijual dengan harga Rp 1000 dapat di pasarkan di warungwarung kecil, kantin di sekitar kampus dan bebrapa sekolah di kota Wonosobo. Untuk
kemasan 250 gr dijual di koperasi, warung-warung dan toko makanan oleh-oleh di kota
Wonosobo. Dalam proses selanjutnya berusaha secepatnya untuk mendapatkan izin Depkes
sehingga menjamin bagi konsumen keripik.
H.2.5. Promosi Produk
Analisis pasar dilakukan setelah 1 minggu pelaksanaan pemasaran. Hal ini dilakukan
untuk melihat kondisi keripik yang terjual di pasaran, serta ada tidaknya peningkatan
permintaan pasar terhadap produk keripik rebung.

Setelah analisis pasar, langkah berikutnya adalah analisis ekonomi sesuai dengan analisis
kelayakan usaha yang terdapat dalam gambaran umum rencana usaha.
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Program
Kegiatan

Bulan Ke1

1. Persiapan
Persiapan dan Penetapan lokasi usaha
Persiapan alat dan bahan usaha
Promosi dan strategi pengadaan usaha
Evaluasi tahap pertama
2. Pelaksanaan
Penjaringan konsumen

xxx

xx

x
xx
xxx
x
xx

xxx

Pelayanan dan pemasaran

xxx xx

Pengembangan usaha dan investasi


Evaluasi tahap kedua

3. Kegiatan Bimbingan
Pelaporan kegiatan usaha

xxx

Monitoring dengan evaluasi pelaksanaan


usaha
Pengembangan usaha berdasarkan hasil
monitoring

x
xxx

J. BIAYA
Rencana Anggaran Biaya
Tabel 3. Rincian Anggaran Biaya Pembuatan Keripik Rebung
Harga/satuan

Sub Jml

TOTAL

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(5)

(6)

(7)

No

URAIAN

Jumlah

Satuan

(1)

(2)

(3)

(4)

Rebung

300

kg

1500

450.000

Minyak goreng

15

kg

11.000

165.000

Bawang putih

kg

15.000

45.000

Garam

kg

15.000

30.000

Gas elpiji

buah

82.500

82.500

Bahan Habis Pakai

Bumbu rasa daging


ayam
Plastik kemasan @

II

40

bungkus

1.000

40.000

10

pak

5.000

50.000

10

pak

10.000

100.000

Penggorengan besar

buah

200.000

400.000

Sendok Penggorengan

buah

20.000

60.000

Kompor Gas

buah

800.000

800.000

Vacum sealer

buah

250.000

250.000

Timbangan

buah

50.000

50.000

Loyang ukuran besar

buah

50.000

250.000

Loyang sedang

5
3
4
3

buah
buah
buah
buah

30.000
15.000
20.000
20.000

150.000
45.000
80.000
60.000

2.145.000

3
1

orang
paket

100.000
250.000

300.000
250.000

550.000

3
3
3
1
1
1
2
1

paket
orang
rim
buah
dos
paket
buah
paket

20.000
60.000
30.000
80.000
12.500
80.000
30.000
230.500

60.000
180.000
90.000
80.000
12.500
80.000
60.000
230.000

792.500

100
10

lembar
eksemplar

1.000
25.000

100.000
250.000

lembar

600.000

600.000

40 gr
Plastik kemasan @
250 gr
Peralatan Penunjang

Ember

III

IV

Pisau
Baskom
Transportasi
Lokal
Biaya Pemasaran
Biaya administrasi
& ATK
Surat menyurat
Telepon/pulsa
Kertas HVS
Flasdisk
Amplop
Scan gambar
Tinta print
Cetak label
Pelaporan
Biaya pengetikan
Biaya penggandaan,
Penjilidan
Pembuatan poster
TOTAL BIAYA

962.500

950.000
5.400.000

Anda mungkin juga menyukai