Anda di halaman 1dari 12

Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan tropika dan subtropika

dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan
daunnya sebagai sayuran.

Deskripsi

Perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar
cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata
bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di
lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya
asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.[butuh rujukan]Umbi ketela pohon merupakan
sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru
terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionina.[butuh rujukan]

Sejarah dan pengaruh ekonomi

Sejarah Budidaya dan Penyebarannya

Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa
prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern
dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun
spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan. Walaupun
demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian
Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria menempati
urutan pertama dgn 52,4 juta ton, disusul Brasil dgn 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga
dgn 24,1 juta ton, diikuti Thailand dgn 21,9 juta ton (FAO, 2004[1]) Sebagian besar produksi dihasilkan di
Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Di Hindia Belanda
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun
1810[2], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut
Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh
Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang
menyebabkan tanaman ubi kayu seringkali disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis
Haryono.[butuh rujukan]

Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong
kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. “Bupatinya sebagai seorang
pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan
mempercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik
Ekonomi Indonesia.[butuh rujukan]

Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De
Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di
beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga,
singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan
dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai
sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20,
konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas
tanaman singkong mereka.[butuh rujukan]

Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat.
Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya
menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho
Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu
bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong
merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung.[butuh rujukan]

Pabrik Tapioka Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan & Co, Cirebon, Jawa Barat (tahun
tidak diketahui)
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia.
Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik2 pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tetapioka. Seperti
dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi
tetapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda,
Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan
sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.[butuh rujukan]

Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela
pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal dari kata
dalam bahasa Portugis "castilla" (dibaca "kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan
Castilla (Spanyol).[butuh rujukan]

Pengolahan

Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa
sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk
glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa
pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50
kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan
kadar racun.[butuh rujukan]

Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).

Kadar gizi

Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:[3]

Kalori 121 kal

Air 62,50 gram

Fosfor 40,00 gram

Karbohidrat 34,00 gram

Kalsium 33,00 miligram


Vitamin C 30,00 miligram

Protein 1,20 gram

Besi 0,70 miligram

Lemak 0,30 gram

Vitamin B1 0,01 miligram

Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan Sunda dan masakan Padang
memiliki nutrisi sebagia berikut:[4]

Nutrisi Satuan Kadar

Protein gram 6.8

Kalsium mg 165

Fosfor mg 54

Besi mg 2.0

Vitamin A IU 11000

Vitamin C mg 275

ARTIKEL MANFAAT MANFAAT

Home » Manfaat » manfaat ubi jalar » proses manfaat ubi kayu » ubi kayu download » ubi kayu untuk
ibu hamil » ubi kayu untuk wajah » 6 Manfaat Ubi Kayu

6 Manfaat Ubi Kayu

6 Manfaat Ubi Kayu - Anda pernah menyantap ubi kayu atau dipopuler disebut singkong? Ubi kayu
merupakan salah satu hidangan yang sudah sangat akrab khususnya masyarakat di wilayah pedesaan.
Memiliki sifat gampang tumbuh sehingga banyak orang yang menanamnya di mana saja, di halaman
rumah, pekarangan atau sebagai pagar hidup. Cukup dengan bermodal potongan batang saja, dan
ditancapkan di tanah, tak butuh waktu lama, ubi kayu akan bersemi. Ubi kayu alias singkong nikmat bila
digoreng atau dibakar. Namun mungkin tak banyak yang tahu bila manfaat ubi kayu bukan hanya
sebagai cemilan namun juga untuk menjaga kesehatan tubuh.
manfaat ubi jalar,ubi kayu untuk wajah,ubi kayu untuk ibu hamil,ubi kayu download,proses manfaat ubi
kayu,

baca juga : 5 Manfaat Rebung Yang Mengagumkan

Siapa kira tumbuhan yang merakyat ini mempunyai beragam manfaat untuk kesehatan. Makanan yang
murah meriah dan dianggap sebagai makanan kampung ini layak Anda gunakan sebagai makanan pokok
anda sehari-hari. Beberapa khasiat kesehatannya adalah sebagai berikut ini :

1. Ubi kayu adalah pemasok kebutuhan vitamin B kompleks dan grup vitamin misalnya folic acid, vitamin
B1, pyridoxine, vitamin B2 serta asam pantotenat. Manfaat unsur riboflavin adalah membantu
perkembangan tubuh serta menghasilkan sel-sel darah merah guna mencegah terjadinya anaemia.

2. Ubi kayu pun mampu mengurangi konsentrasi trigliserida sekaligus sebagai pensuplai kebutuhan serat
yang baik. Fakta tersebut menjadikan ubi kayu bisa meredakan kemungkinan terjadi serangan jantung,
stroke, kanker usus besar dan membantu mengontrol kadar gula dalam darah pada penderita diabetes.
Manfaat ubi kayu ini diperoleh lewat mengukus atau merebusnya.

3. Pada laman Nutrition and You menyatakan bahwa ubi kayu mempunyai total kalori 2 kali lipat
daripada kentang. Wajar karena ubi kayu adalah satu dari beberapa jenis makanan pokok yang sarat
karbohidrat. Pada 100 g ubi kayu terkandung 160 kalori, yang didominasi oleh gulasukrosa.

4. Bila anda menghendaki makanan rendah kandungan lemaknya di samping sereal dan golongan
kacang-kacangan maka anda harus mengkonsumsi ubi kayu. Ubi kayu pun mempunyai komposisi protein
yang tinggi bila dibanding ubi rambat, kentang ataupun pisang. Jelas ini akan cocok untuk Anda yang
tengah latihan stamina otot.

5. Menyembuhkan bermacam penyakit diantaranya demam, rematik, luka, mencret, cacingan, nyeri
kepala hingga memperkuat daya tahan tubuh.
6. Ubi kayu pun memiliki kandungan sejumlah mineral penting untuk tubuh antara lain magnesium,
seng, tembaga juga zat besi. Malah kadar Kalium di dalam ubi kayu mencukupi untuk mencukupi
keperluan harian tubuh.

BIBIT UNGGULAN UBI KAYU

1. Cimanggu Super

Ukuran ‘tangkai umbi’ pendek, bentuk umbi mencengkram dan rasa umbi: enak.

2. Singkong Darul Hidayah

Singkong darul hidayah merupakan singkong raksasa varietas unggul. Disebut singkong raksasa karena
per batangnya bisa menghasilkan bobot umbi 10 kali lipat dari singkong biasa.

Syarat Tumbuh

Iklim

Curah hujan yang cocok untuk tanaman singkong antara 1500-2500 mm / tahun.

Suhu udara minimum untuk pertumbuhan singkong kohon sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di bawah
10 derajat C menyebabkan sedikit terhambat pertumbuhan tanaman, menjadi terhambat karena tingkat
pertumbuhan yang kurang sempurna.

Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon antara 60-65%.

Sinar matahari yang dibutuhkan untuk pabrik singkong sekitar 10 jam / hari, terutama untuk daun
kesuburan dan pengembangan umbi.

Media Tanam

Tanah yang paling cocok untuk singkong adalah remah tanah terstruktur, gembur, tidak terlalu liat dan
tidak terlalu poros dan kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah memiliki sistem udara yang
baik, nutrisi yang lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ketela pohon
yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro dan mikro.

Jenis tanah yang cocok untuk tumbuh singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning,
Mediterania, grumosol dan andosol.
Derajat keasaman (pH) tanah yang cocok untuk budidaya singkong berkisar 4,5-8,0 dengan pH 5,8 ideal.
Di tanah di Indonesia pH umumnya rendah (asam), yang berkisar 4,0-5,5, sehingga sering dikatakan
cukup netral untuk proliferasi tanaman singkong.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl, sedangkan
toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat
tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

Teknik Budidaya Singkong

Pembibitan

Persyaratan Bibit

Bibit yang baik untuk bertanam ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).

Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.

Batangnya telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus.

Belum tumbuh tunas-tunas baru.

Penyiapan Bibit

Penyiapan bibit ketela pohon meliputi hal-hal sebagai berikut :

Bibit berupa stek batang.

Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai tengah.

Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25–30 batang stek.

Semua ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut ke lokasi penanaman.

Pengolahan Media Tanam

Persiapan

Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :


Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.

Menganalisis jenis sampel tanah atau contoh tanah yang akan ditanam untuk menentukan ketersediaan
nutrisi, kandungan bahan organik.

Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan pada
saat tanam bersama dengan asumsi tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat
memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.

Luas lahan budidaya disesuaikan dengan kebutuhan modal dan singkong masing-masing petani.
Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga
pada saat panen dan pasar. Jika pada saat panen harga akan turun karena penanaman terjadi di daerah
pusat panen, volume produksi diatur seminimal mungkin.

Pembukaan dan Pembersihan Lahan

Pembukaan pada dasarnya adalah kliring dari semua jenis gulma (tanaman) dan akar sebelum tanam.
Tujuan dari pembukaan lahan untuk akar tanaman tumbuh mudah dan menghilangkan tanaman inang
untuk hama dan penyakit yang mungkin hadir.

Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau bahkan oleh mesin traktor.
Budidaya dilakukan pada sisi yang sulit dijangkau, di atas lahan tegalan relatif sempit oleh bajak dan garu
alat sampai tanah siap tanam.

Pembentukan Bedengan

Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan
dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan
bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan
tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

Pengapuran

Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang sangat asam / gembut tanah, perlu pengapuran.
Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit / kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan untuk
pengapuran adalah 1-2,5 ton / ha. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau selama
pembentukan tidur kasar bersama dengan pupuk kandang.
Teknik Penanaman

Penentuan Pola Tanam

Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam
yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum
digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X
40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X
150 cm.

Cara Penanaman

Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon kemudian tanamkan
sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat
dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.

Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman

Untuk benih mati / abnormal, segera dilakukan sulam dan diganti dengan bibit baru / cadangan. Bibit
atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Secara umum, petani dan pengusaha untuk
menggantikan tanaman mati dengan sisa benih yang ada.

Benih sulaman yang baik juga harus tanaman yang sehat dan tepat waktu untuk ditanam. Sulam
dilakukan pada pagi atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Waktu sulam adalah minggu pertama
dan minggu kedua setelah penanaman. Ketika sulam yang melewati minggu ketiga setelah tanam
mengakibatkan perbedaan yang mencolok di antara pertumbuhan tanaman pertama dan sulaman
susulan.

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman liar/pengganggu (gulma) yang
hidup di sekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.

Pembubunan
Cara terbaik untuk pembubunan dilakukan dengan hanya menggemburkan tanah pada lahan tanam, dan
tepat setelah itu benar-benar dibuat gundukan. Periode Pembubunan pasti bisa bertepatan dengan
periode penyiangan, ini bisa menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman Ketela pohon terkikis
karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan/di tutup dengan tanah
agar akar tidak kelihatan.

Perempalan/Pemangkasan

Pada tanaman Ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap
pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3 cabang. Hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan
sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan sistem pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea=133–200
kg; TSP=60–100 kg dan KCl=120–200 kg. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K=
1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis
N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3.

Pengairan dan Penyiraman

Kondisi lahan singkong dari tanam awal + 4-5 bulan usia harus selalu lembabkan, tidak terlalu becek.
Pada lahan kering perlu dilakukan penyiraman dan irigasi dari sumber air terdekat.

Irigasi pada musim kemarau dengan cara menyiram langsung tetapi ini dapat merusak tanah. Sebuah
sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran
oleh infiltrasi. Sistem irigasi dengan genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk semua
diberikan berdasarkan kebutuhan.

Waktu Penyemprotan Pestisida

Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik
dilakukan di pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Pestisida dosis disesuaikan dengan
hama dan penyakit, baca dengan baik pada label dosis obat merek yang digunakan. Jika hama dan
penyakit yang menyerang ganas dosis pestisida harus di tambah tapi penggunaannya harus hati-hati
karena serangga yang menguntungkan dapat juga mengalami kematian.
Hama Dan Penyakit

Hama

Uret (Xylenthropus)

Ciri: berada dalam akar dari tanaman.

Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak.

Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat
pengolahan lahan.

Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)

Ciri : menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut.

Gejala : daun akan menjadi kering.

Pengendalian : menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

Gulma

Sistem penyiangan / pembersihan menyeluruh dan gulma dibakar / terkubur di dalam seperti yang
dilakukan petani umumnya Singkong dapat menekan pertumbuhan gulma. Namun, gulma masih
tumbuh dalam parit / saluran air dan lubang tanam.

Gulma khusus dari kelas teki-tekian (Cyperus sp.) Dapat diberantas dengan cara penyiangan dilakukan
secara manual dengan 2-3 kali permusim tanam. Penyiangan dilakukan sampai ke akar tanaman. Dengan
penyemprotan herbisida seperti kelompok amina 2,4-D dan sulfonil urea. Penyemprotan harus
dilakukan dengan hati-hati.

Sementara yang lain adalah spesies rumput gulma umum ditemukan pada lubang tanam atau di
selokan / parit. Spesies gulma rumput sering ditemui adalah jenis rumput belulang (Eleusine indica),
Tuton (Echinochloa colona), rumput grintingan (Cynodon dactilon), rumput pahit (Paspalum distichum),
dan sunduk penggali rumput (Digitaria ciliaris).
Pemberantasan gulma dari kelompok rumput dilakukan dengan penyiangan manual dan penyemprotan
herbisida berspektrum sempit misalnya Rumpas 120 EW dengan konsentrasi 1,0-1,5 ml / liter.

Panen

Ciri dan Umur Panen

Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai
menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan
untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.

Cara Panen

Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan
cangkul atau garpu tanah.

Anda mungkin juga menyukai