Ubi kayu
Manihot esculenta
Data
Sumber d singkong, tapioka dan Oloyti (e
ari n)
Tumbuhan
Jenis bua kapsul
h
Taksonomi
Divisi Tracheophyta
Upadivisi Spermatophytina
Klad Angiospermae
Klad mesangiosperms
Klad eudicots
Klad superrosids
Klad rosids
Klad fabids
Ordo Malpighiales
Famili Euphorbiaceae
Genus Manihot
Manihot esculenta
Deskripsi[sunting | sunting sumber]
Perdu bisa mencapai hingga 7 meter dengan cabang agak jarang. Akar tunggang
dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang
dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm,
tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari
pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.[1]
Umbi dari ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat
miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena
mengandung asam amino metionina.[butuh rujukan]
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa.
Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa
Timur pada 1852. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan
contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan memercayainya
sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik
Ekonomi Indonesia.[butuh rujukan]
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek,
dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang
dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam
besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti
yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan dengan setengah
abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai
sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan
abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih
rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka. [butuh rujukan]
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa
yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk.
“Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati
Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia
V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak
saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan
pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung.[butuh rujukan]
Pabrik Tapioka Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan & Co, Cirebon, Jawa Barat (tahun tidak
diketahui)
Pengolahan[sunting | sunting sumber]
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan
sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila
teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam
sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis
menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih
banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif
menurunkan kadar racun.[butuh rujukan]
Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).
Penggunaan[sunting | sunting sumber]
Singkong segar
Singkong kupas
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam
masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung
singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, cocok untuk
pengidap alergi gluten.
Kalori 121 kal
Air 62,50 gram
Fosfor 40,00 gram
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 miligram
Vitamin C 30,00 miligram
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 miligram
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,01 miligram
Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan
Sunda dan masakan Padang memiliki nutrisi sebagia berikut:[5]
Nutrisi Satuan Kadar
Kalsium mg 165
Fosfor mg 54
Besi mg 2.0
Vitamin
IU 11000
A
Vitamin C mg 275
N1 Mekarmanik
Adira 1
Malang 1
Malang 2
Darul Hidayah.
Sedangkan untuk ubi industri adalah
N1 Mekarmanik
Adira 2
Adira 4
Malang 4
Malang 6
UJ 5
UJ 3.
Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50
miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk
industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian
antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4
maupun Malang 6.
Posis Banyaknya
Negara
i Ton
1 Nigeria 52.403.500
2 Brasil 25.441.700
3 Indonesia 24.009.600
4 Thailand 21.912.400
6 Angola 14.333.500
7 Ghana 14.240.900
8 Vietnam 9.875.500
9 India 8.076.000
10 Mozambik 6.267.160
Dunia
Referensi[sunting | sunting sumber]
Referensi umum[sunting | sunting sumber]
1. FAO, June 2003 cassava market assessment Diarsipkan 2007-11-24
di Wayback Machine., 2003
2. Cereda, M.P. and Mattos, M.C.Y. (1996). "Linamarin - The Toxic
Compound of Cassava". Journal of Venomous Animals and Toxins
(online) 2 (1), 6-12; ISSN 0104-7930 [1]
Referensi khusus[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Senyawa HCN pada Ubi Kayu". Balitkabi (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-
03-29.
2. ^ FAO. 2004. Global Cassava Market Study, Rome
3. ^ Payer, M. HBI weltweit. 5.3. Zur Geschichte Indonesiens. Edisi 1997-03-18. Diakses 18 Mei
2007
4. ^ kadar gizi
5. ^ Wied Harry Apriadji (2007). Makan Enak Untuk Sehat, Bahagia, dan Awet Muda.
Gramedia. hlm. 65. ISBN 9792231315.
6. ^ Ikram, Sutjiatiningsih, Dalip, & Soejanto 1993, hlm. 58.
7. ^ "Statistik [[FAO]] resmi, baca di 14 Maret 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-
23. Diakses tanggal 2010-03-14.