Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUANA.

A. Latar belakang

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika.Para ahli
botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah SelandiaBaru, Polinesia,
dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botaniSoviet, memastikan
daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah.Ubi jalar mulai menyebar
keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika padaabad ke-16. Orang-orang Spanyol
menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina,Jepang, dan Indonesia. Pada tahun 1960-
an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia
merupakan Negara penghasil ubi jalarnomor empat di dunia. Sentra produksi ubi jalar adalah
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Irian Jaya, dan Sumatra Utara.

Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan alternatif pengganti terigu
ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal oleh masyarakatIndonesia, bahkan di beberapa
daerah seperti Papua, ubi jalar dijadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, ditinjau dari segi
potensinya, ubi jalar memiliki prospek yang cukup bagussebagai komoditas pertanian unggulan.

Sebagai tanaman palawija yang memiliki potensi produksi ± 25-40 ton/ha dan waktu tanam yang
relatif singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar merupakan tanaman umbi-umbian yang paling
produktif (Widhi dan Dahrul , 2008).Ubi jalarmerupakan salah satu komodtas bahan pangan penting
d Indonesia.Menurut Sarwono (2005) Indonesia merupakan produsen ubi jalar terbesar kedua diAsia
setelah Cina (109 juta ton/th). Produksi ubi jalar Indonesia berdasarkan data BPS tahun2009
mencapai 2,06 juta ton. Produktivitassi ubi jalar Indonesia boleh dikatakan masihrendah. Hasil umbi
basah rata-rata pada tingkat petani 7,3 ton per hektar (Lingga, 2007);sedangkan rata-rata produksi di
tingkat nasional 9,5 ton per hektar (Juanda dan Cahyono,2000). Menurut Sumarno (1985),
peningkatan produktivitas pada tanaman ubi jalardipengaruhi oleh penggunaan sarana produksi
pupuk dan bibit yang baik. Tanaman ubi jalarsangat boros dalam penyerapan hara, oleh karena itu
perlu pemberian unsur yang tepat danmencukupi untuk memperoleh hasil umbi yang optimal.

B. Tujuan

Mengetahui Definisi tanaman ubi jalar dan teknik budidaya tanaman ubi jalar
BAB II

PEMBAHASANA.

A. Pengertian Ubi jalar

Ipomoea batatas Lamk. (ubi jalar) termasuk dalam famili Convolvulaceae, yang terdiridari 58 genus
dan 1650 spesies (Chenget al.1995) dan 400 spesies diantaranya termasukgenus Ipomoea (Suratman
dkk, 2000). Diantara anggota genus tersebut yang seringdibudidayakan secara komersial yaitu
Ipomoea batatas Lamk (Ubi jalar) (Wahyuni dan Wargiono.2011). Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau
dikenal juga dengan istilah ketelarambat merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis
tanaman palawija, yang dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok (beras) karena
merupakan sumber karbohidrat. Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (annual) yang
mempunyai susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah dan biji.

Ubi jalar atau ketela rambat diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian
memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, danAmerika bagian
tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika,
diperkirakan pada abad ke- 16. Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi keSpanyol melalui Tahiti,
kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas
hampir di semua provinsi di Indonesia. Daerah sentra produksi ubi jalar pada mulanya terpusat di
Pulau Jawa, terutama Kabupaten Bogor, Garut,Bandung, Kuningan, Serang, Sukabumi, Purwakarta
dan lain- lain.

Ubi jalar merupakan tanaman yang sangat familiar yang banyak ditemukan di pasardengan harga
relatif murah. Terdapat beberapa jenis ubi jalar dan jenis yang paling umumadalah ubi jalar putih,
merah, ungu, kuning atau orange. Kelebihan dari ubi jalar yaitumengandung antioksidan yang kuat
untuk menetralisir keganasan radikal bebas penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit
degeneratif seperti kanker dan jantung. Zat gizilain yang banyak terdapat dalam ubi jalar adalah
energi, vitamin C, vitamin B6(Piridoksin) yang berperan penting dalam kekebalan tubuh. Kandungan
mineralnya dalam ubi jalar sepertifosfor, kalsium, mangan, zat besi dan serat yang larut untuk
menyerap kelebihanlemak/kolesterol dalam darah (Reifa, 2005).

B. Klasifikasi Tanaman Ubi Jalar

Adapun taksonom tanaman ubi jalar menurut Heyne (1987) yaitu sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivsio : Angospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulus

Famili : Convolvulacea

Genus : Ipomoea

Speces : Ipomoea batatas L.


C. Morfologi Tanaman Ubi Jalar

1. Akar

Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbungatau umbi. Akar
penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalamtanah, sedangkan akar
lumbung berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makananyang nantinya akan
terbentuk umbi. Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar15 persen dari seluruh
akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbungyang tumbuh agak dangkal.
Ukuran umbi meningkat selama daun masih tetapi aktif (Sonhaji,2007).

2. Batang

Ubi jalar merupakan tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang menjalar dandaun
berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai daun tegak. Bagian tengah batang tempat
tumbuhnya cabang lateral biasanya bengkok dan bergantung pada panjang ruas batang, dapat
terlihat berupa semak. Tipe kultivar yaitu semak, semak menjalar ataumenjalar, lebh ditentukan oleh
panjang ruas daripada oleh panjang batang, percabangan batang berbeda-beda bergantung pada
kultivar (Rybatzky dan Yamaguchi, 1998).

3.Daun

Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai daun melekat pada buku-
buku batang. Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk-lekuk dangkal
sampai berlekuk dalam sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar,
menyatu mirip bentuk jantung, tetapi ada yang bersifat menjari. Daun berwarna hijau tua atau hijau
kekuning-kuningan (Suparman, 2007).

4.Bunga

Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3-4 cm, berwarna merah jambu pucat
dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau ungu, menyerupai warna bunga “mekar pagi”
(morning glory). Bunga mekar pada pagi hari dan menutup serta layu dalam beberapa jam.
Penyerbukan dilakukan oleh serangga.

5. Biji

Biji berbentuk kapsul, sebanyak 1-4 bij. Biji matang berwarna hitam, bentuknyamemph dan keras
dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998).Varietas unggul ubi jalar yang dianjurkan adalah daya, prambanan, borobudur,
mendut,dan kalasan. Deskripsi masing-masing varietas unggul ubi jalar adalah sebagai berikut:
(Sumber : Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan IlmuPengetahuan
dan Teknologi MIG Corp.)

a). Daya

1. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas (kultivar) putri selatan x jonggol.

2. Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar.

3. Umur panen 110 hari setelah tanam.

4. Kulit dan daging ubi berwarna jingga muda.

5. Rasa ubi manis dan agak berair.


6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

b). Prambanan

1. Diperoleh dari hasil persilangan antara varietas daya x centenial II.

2. Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar.

3. Umur panen 135 hari setelah tanam.

4. Kulit dan daging ubi berwarna jingga.

5. Rasa ubi enak dan manis.

6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

c). Borobudur

1. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas daya x philippina.

2. Potensi hasil antara 25-35 ton per ha.

3. Kulit dan daging ubi berwarna jingga.

4. Umur panen 120 hari setelah tanam.

5. Ubi berasa manis.

6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

d). Mendut

1. Varietas ini berasal dari klon MLG 12653 introduksi asal IITA, Nigeria tahun 1984.

2. Potensi hasil antara 25-50 ton per ha.

3. Umur panen 125 hari setelah tanam.

4. Rasa ubi manis.

5. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.

e). Kalasan

1. Varietas diintroduksi dari Taiwan.

2. Potensi hasil antara 31,2-42,5 ton/ha atau rata-rata 40 ton/ha.

3. Umur panen 95-100 hari setelah tanam.

4. Warna kulit ubi cokelat muda, sedangkan daging ubi berwarna orange muda (kuning).

5. Rasa ubi agak manis, tekstur sedang, dan agak berair.

6. Varietas agak tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.).

7. Varietas cocok ditanam di daerah kering sampai basah, dan dapat beradaptasi di lahanmarjinal.
D. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar

1.Iklim

Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi dengan daerah beriklim lebih
memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah 20 °C dan suhu minimumtinggal di atas 15 °C.
Untuk budidaya ubi jalar temperatur antara 15 hingga 33 °C diperlukanselama siklus vegetatif,
dengan suhu optimal yang antara 20 hingga 25 °C. Temperaturrendah pada malam mendukung
pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi padasiang hari mendukung perkembangan
vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadidalam kisaran suhu 20 hingga 30 °C, optimum
25 °C dan umumnya berhenti di bawah 10°C). Ubi jalar adalah tanaman hari pendek, yang
memerlukan cahaya untuk pembangunanmaksimum. Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama
dengan hari-hari pendekmendukung pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi pertumbuhan
dedaunan. Kelembabanmemiliki pengaruh yang menentukan pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar
air daun adalah(86%), batang (88,4%) dan umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk mencapai
perkecambahan yang baik. Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120hari),
meskipun pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisi yang
mendukung perkembangan bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relative 80% dan tanah
lembab.Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.

Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu 21-27oC. Daerah
yangmendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah yang disukai. Pertumbuhan dan
produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau). Ditanah
yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik untuk tanaman ubi jalar yaitu pada waktumusim hujan,
sedang pada tanah sawah waktu tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padidipanen. Tanaman ubi
jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun,optimalnya antara 750-1500
mm/tahun.

2. Media Tanam

a) Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanahyang
paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik,aerasi serta
drainasenya baik. Penanaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah seringmenyebabkan ubi
jalar mudah terserang hama penggerek (Cylassp.). Sebaliknya, biladitanam pada tanah yang mudah
becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi
mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol. b) Derajat keasaman tanah adalah pH=5,5-
7,5. Sewaktu muda memerlukan kelembaban tanahyang cukup.c) Ubi jalar cocok ditanam di lahan
tegalan atau sawah bekas tanaman padi, terutama padamusim kemarau. Pada waktu muda tanaman
membutuhkan tanah yang cukup lembab. Olehkarena itu, untuk penanaman di musim kemarau
harus tersedia air yang memadai.

3. Ketinggian Tempat

Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab. Tanaman ubi jalar juga dapat
beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena daerah penyebaranterletak pada 300 LU dan
300 LS. Di Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocokditanam di dataran rendah hingga
ketinggian 500 m dpl. Di dataran tinggi dengan ketinggian1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh
dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjangdan hasilnya rendah.
E. Teknik Budidaya Ubi jalar

1. Persiapan lahan

Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basahatau tidak
terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahandapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :

a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama 1 minggu.
Tanah untuk budi daya ubi jalar diolah secara sempurna (dibajak dua kali dengankedalaman lapis
olah >30 cm) dan digaru, dibersihkan dari sisa-sisa tanamansebelumnya.
b) Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan.Dibuat guludan tunggal
dengan Iebar 50-60 cm, tinggi 40-50 cm, dan jarakantarguludan 80-100 cm. Pada Iahan yang
miring dibuat teras bangku dan pembuatanguludan mengikuti kontur lahan.

Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami dibabat,
lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang dipergunakanadalah tanah tegalan
maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter. Apabila penanamandilakukan pada tanah-tanah
yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuatmembujur sesuai dengan
miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaantanah. Pada tanah yang ringan
(pasir mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak
antar guludan 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuranguludan adalah lebar bawah 40 cm, tinggi 25-
30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm.Arah guludan sebaiknya memanjang Utara-Selatan,
dan ukuran panjang guludan disesuaikandengan keadaan lahan.

2. Pemilihan varietas unggul

Pemilihan varietas ubi jalar disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan sesuaidengan
permintaan pengguna. Varietas unggul ubi jalar umur genjah (3,5-4 bulan) dan umurdalam (4,5-5,0
bulan).

3. Pemilihan Bibit berkualitas

Bibit diambil dari tanaman sehat berupa stek pucuk dengan panjang 20-25 cm.Apabila telah
digunakan 4-5 generasi, bibit diperbanyak terlebih dahulu dari umbi, kemudiansetelah berumur 2-3
bulan diambil stek pucuk untuk dijadikan bibit. Selain itu Bahan stekyang digunakan sebagai bahan
perbanyakan merupakan bagian tanaman yang berasal dari batang ubi yang diambil dari klon unggul
dengan keadaan pertumbuhannya sehat dan normal.Panjang stek adalah 3 ruas buku, sekitar 15-20
cm tergantung panjang jenis ruas setiapgenotip. Panjang stek adalah 3 ruas buku, sekitar 15-20 cm
tergantung panjang jenis ruas setiap genotip (Kementan, 2000). Sebelum ditanam, bibit direndam
dalam larutan fungisidaMancozeb 80% dan insektisida karbosulfan selama lima menit.

4. Penanaman dan pengaturan populasi tanaman

Di Iahan sawah, ubi jalar ditanam setelah panen padi pada awal atau pertengahanmusim kemarau
dandi lahan kering pada awal/pertengahan musim hujan. Penanaman dapatdilakukan dengan sistem
kering (tanah cukup lembab) dan sistem basah (diari). Sebelum bibitditanam, sebagian daunnya
dikurangi (dirempes) untuk mengurangi penguapan. Stek ditanamdatar/miring, sedalam 2-3 ruas (5-
1 0 em). Penyulaman bibit yang mati dilakukan sesegeramungkin, maksimum 2 minggu setelah
tanam.
Untuk penentuan pola tanam Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur)
dan tumpang sari dengan kacang tanah.

a) Sistem Monokultur
membuat uat larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak guludandengan
cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar lubang 25-30 cm,lalu
membuat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk
tempat pupuk, kemudian menanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga
dangkal batang (setek) terbenam tanah ½-2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat
pangkalsetek (bibit). Lalu memasukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP
seluruh bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan,
kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90 kg
N/ha (100-200kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha
(100 kgKCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg
ditambah KCl34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk
N (urea) dan K(KCl) (Kementan, 2000).
b) Sistem Tumpang Sari
Tujuan sistem tumpang sari antara lain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan per
satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah
kacang tanah. Tata cara penanaman sistem tumpang sari prinsipnya sama dengan system
monokultur, hanya di antara barisan tanaman ubi jalar atau di sisi guludan ditanami
kacangtanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x
10 cm.

5. Pemupukan

Pupuk kandang 10 t/ha diberikan pada saat pembuatan guludan. Pupuk buatan (anorganik): 100-200
kg urea+ 100 kg SP36 + 100 kg KCI/ha. Pemupukan pertama: 1/3 urea+ 1/3 KCI + semua SP36,
diberikan 2-7 hari setelah tanam, ditugal atau digarit di sekitar tanaman. Pemupukan kedua dengan
takaran 2/3 urea+2/3 KCI diberikan pada umur 1,5 bulan, ditugal/digarit.

6. Pengendalian hama, penyakit dan gulma.

A. Pengendalian hama

Hama utama pada ubi jalar adalah Penggerek batang ubi jalar, Pengendalian dapat dilakukan
dengan: (1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada
stadium umur muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama >5 %, perlu dilakukan
pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang
berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Curacron 500 EC atau
Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.

B. Pengendalian penyakit
Penyakit yang biasanya menyerang pertanaman ubi jalar adalah penyakit Kudis atauScab yang
disebabkan oleh jamur Elsinoe batatas. Tingkat serangan yang beratmenyebabkan daun tidak
produktif dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan
sama sekali. Pengendalian dapat dilakukan dengan : (1) pergiliran/rotasi tanaman untuk
memutus siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti
daya dan gedang; (3) kultur teknik budi daya secaraintensif; (4) penggunaan bahan tanaman
(bibit) yang sehat (Lingga, 1985).
C. Pengendalian gulma
- ldentifikasi jenis gulma (rumput, teki, gulma berdaun Iebar) dan menentukan tingkat kepadatan
gulma untuk menetapkan cara/teknik pengendalian.
- Taktik dan teknik pengendalian
Mekanis, Kulturteknis, Kimiawi (herbisida).
- Prinsip pengendalian
Secara mekanis pada umur 3 minggu atau sebelum pemupukan ke-2.
Secara mekanis pada umur 1 ,5 bulan, bersamaan dengan pembumbunan.
Pemberian mulsa jerami 2 t//ha dapat mengurangi penyiangan.

7. Pengairan dan pembuatan saluran drainase


Pada 8 minggu pertama, tanaman memerlukan air yang cukup, sehingga apabila tidakcukup
hujan, tanaman harus diairi tiap minggu. Pada minggu berikutnya, tanaman diairi 2-3minggu
sekali, bergantung pada keadaan. Pada 2-3 minggu sebelum panen, lahan diupayakandalam
kondisi kering. Saluran drainase diperlukan terutama pada musim hujan untukmencegah
terjadinya genangan air.

8. Pembalikan kanopi tanaman


Pembalikan dilakukan dengan mengangkat dan membalik batang/sulur tanaman untukmencegah
munculnya akar dari ruas batang agar tidak mengganggu pertumbuhan umbi.Pembalikan kanopi
dilakukan dua kali , pada umur 2 dan 3 bulan.

9. Pemanenan
Di dataran rendah, panen dilakukan pada umur 3,5-5 bulan . Di dataran tinggi, panendapat
dilakukan sampai tanaman berumur 6-8 bulan. Ciri- ciri tanaman yang siap dipanen adalah
sebagian daun telah menguning. Panen dilakukan dengan memotong batang dan menyingkirkan
brangkasan tanaman, kemudian membongkar guludan. Pada waktu panen diupayakan tidak
banyak terjadi pelukaan pada umbi. Umbi dibersihkan dari tanah dan kotoran. Sebaiknya
dilakukan pemisahan (grading) umbi berdasarkan ukurannya. Panen dengan tangkai umbi akan
memperpanjang masa simpan. Umbi disimpan dalam karung/keranjang (Juanda dan Cahyono,
2002).
BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan mengenai Ubi jalar diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman ubi jalar
merupakan tanaman semusim dengan hasil panen utama berupa umbi sebagai bahan pangan,
adapun teknik budidaya Ubi Jalar meliputi : 1) persiapan lahan, 2) pemilihan varietasunggul, 3)
pemilihan bibit berkualitas, 4) penanaman dan pengaturan populasi tanaman, 5) pemeliharaan
(pembumbunan, pemupukan, pengendalian hama, penyakit, dan gulma, pengairan dan
pembuatan saluran drainase, embalikan kanopi tanaman), dan 6) pemanenan.
DAFTAR PUSTAKA

Cheng, F.R., Staples, G., 1995. Convolvulaceae. Flora of China 16: 271 – 325.

Juanda, D.J.S. dan B. Cahyono. 2002. Ubi jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani.Kanisius.
Yogyakarta.

Kementrian Pertanian. 2000. Ubi Jalar/ Ketela Rambat ( Ipomoea batatas


L.).http://www.litbang.pertanian.go.id/.

Lingga, P. 1985. Bertanam Ubi-Ubian. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sarwono, B. 2005. Ubi jalar : Cara Budidaya yang Tepat, Efisien, dan Ekonomis. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Sumarno. 1985. Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk Urea pada Tanah Aluvial dan
Mediteran terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubi jalar Varietas Lokal Grompol dan Unggul.
Univ. Brawijaya. Malang.74 hal.

Suratman, Dwi P., Ahmad D.S. 2000. Analisis Keragaman Genus Ipomoea Berdasarkan Karakter
Morfologi. Biodiversitas 1(2): 72-79.

Wahyuni, S. dan Wargiono. 2012. Morfologi dan Anatomi Tanaman. Wargiono (ed). Proc.Ubi
jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Bogor : 37-56

Anda mungkin juga menyukai