Anda di halaman 1dari 47

BAB I.

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan komoditas sumber karbohidrat
utama setelah padi, jagung dan ubi kayu, mempunyai peranan penting dalam
penyediaan bahan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak (Ginting,
2011). Ditinjau dari segi potensinya, tanaman ubi jalar memiliki prospek yang
cukup bagus untuk dijadikan sebagai komoditas pertanian unggulan karena
memiliki potensi produksi yang bisa mencapai 25-40 ton/ha dan waktu tanam
yang relatif singkat 3,5-4,5 bulan. Dari segi potensi ini budidaya ubi jalar dapat
menunjang untuk program diversifikasi pangan mengingat kandungan gizi dan
vitamin yang terkandung pada umbi ubi jalar hampir setara dengan beras.(Ginting,
2011)
Ubi jalar sebagai bahan pangan, memiliki mutu yang baik ditinjau dari
kandungan gizinya, terutama karbohidrat, mineral, dan vitamin.kandungan
vitamin A pada ubijalar dalam bentuk provitamin A mencapai 9.000SI/100 g,
terutama ubijalar yang daging umbinya berwarna orange atau jingga.Vitamin B1,
B6, niasin dan vitamin C, cukup memadai jumlahnya pada ubi jalar.kandung
kalium, fosfor, kalsium, natrium, dan magnesium pada ubijalar juga tinggi
(Bradbury dan Halloway 1988).
Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90%
berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti
selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga bermanfaat
bagi kesehatan karena karbohidrat yang dikandung ubi jalar masuk dalam
klasifikasi Low Glikemik Index (LGI 54), artinya komoditi ini sangat cocok
untuk penderita diabetes. Kandungan karbohidrattinggi pada ubi jalar ungu
mengandung 32.967 SI β-karoten (Hartoyo, 2004)
Berdasarkan data dari BPS (2015), Indonesia merupakan negara penghasil
ubi jalar terbesar setelah cina, dan memiliki produksi ubi jalar pada tahun 2013
sebesar 2.282.658 ton dengan luas lahan 161850.21 ha. Produktivitas ubi jalar
pada tahun 2015 masih berkisar antara 10-16 ton/ha, masih jauh dari potensi hasil

1
yang bisa mencapai 25-40 ton/ha tergantung dari varietas, asal bibit, sifat tanah
dan pemeliharaannya BPS (2015).
Budidaya ubi jalar memerlukan penanganan yang cukup intensif untuk
mencapai hasil yang maksimal, salah satu usaha peningkatan produksi tanaman
ubi jalar dapat dilakukan dengan pemberian pupuk. Peranan pupuk sangat penting
dalam upaya peningkatan produksi tanaman, karena dapat menyediakan unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang dapat diberikan berupa pupuk
organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa
tumbuhan atau hewan yang telah mengalami proses dekomposisi, pupuk organik
berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah.(Novizan,2012)
Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P, K , Ca,
Mg, dan unsur mikro lainya namun dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga
perlu penambahan pupuk anorganik untuk mecukupi kebutuhan unsur hara
tanaman. Nitrogen, Fosfor dan Kalium merupakan hara makro yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar, sebagai tanaman penghasil
umbi unsur kalium banyak dibutuhkan tanaman ubi jalar karena berperan penting
dalam meningkatkan fotosintesis terutama pada periode pembentukkan umbi.
(Soemarwoto,2008).
Menurut Sumayku dan Paulus (2006) kalium diperlukan untuk
meningkatkan aktivitas kambium dalam akar yang menyimpan pati didalamnya
dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintesis pati dalam umbi, kombinasi pupuk
organik dan KCl akan meningkatkan serapan hara, terutama kalium karena unsur
K sangat berperan dalam pembesaran umbi dan kualitas umbi tanaman ubi jalar.
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewanternakyang diberikan pada
lahan pertanianuntuk memperbaiki kesuburandan struktur tanah. Zat harayang
dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk
kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium,
kalium, dan kalsium. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang
adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara
baik (Nasahi, 2010).

2
Berdasarkan penelitian Hadi Sulkan,Ernita,dan T.Rosmawati (2014), berupa
jenis pupuk kandang untuk ubi jalar menghasilkan produksi 34,1 ton/ha pupuk
kandang ayam dan 33 ton/ha pupuk kandang sapi.sedangkan untuk dosis pupuk
KCl yang terbaik adalah dengan dosis 22,5 g (450 Kg/ha) dan produksi ubi jalar
44,2 ton per hektar.
Dari latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui respon pertumbuhan tanaman ubi jalar setelah dilakukan pemupukan
dengan pupuk kandang dan pupuk KCl. Perlakuan pemupukan dilakukan
perbedaan waktu pemupukan yaitu pada pagi, siang dan sore hari, dengan dosis
pupuk yang berbeda

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari respon
pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar terhadap pemberian berbagai jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk KCl.

3
BAB II. KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Sistematika dan Botani Tanaman Ubi Jalar

Menurut Rukmana (1997),Sistematika dan botani tanaman ubi jalar adalah


sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulales
Familia : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas

Secara morfologi pertumbuhan tanaman Ubi Jalar secara umum tersusun


dari dua bagian utama, yaitu Brangkasan (Shoot) yaitu organ tanaman diatas
permukaan tanah berupa bunga, batang utama dan cabang, daun dan biji.Organ
ubi jalar yang berada di dalam tanah berupa akar (fiberous noots) dan ubi
(tuberous roots).
Ubi jalar mencakup Tanaman ubi jalar memiliki 2 tipe akar, yaitu akar
penyerap hara disebut akar sejati dan akar penyimpanan energi hasil fotosintesis
yang disebut umbi. Akar serabut dapat tumbuh di kedua sisi tiap ruas pada bagian
batang yang bersinggungan dengan tanah (Sarwono, 2005
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar
lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat
untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi.
Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh

4
akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang
tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih tetapi aktif
(Sonhaji, 2007).
Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku - buku dan tipe
pertumbuhannya tegak atau merambat (menjalar). Panjang tanaman bertipe tegak
antara 1 m–2 m, sedangkan pada tipe merambat (menjalar) antara 2 m–3 m.
Ukuran batang dibedakan atas 3 macam yaitu besar, sedang, kecil. Warna batang
biasanya hijau tua sampai keungu–unguan (Rukmana, 1997).
Bentuk batang ubi jalar adalah membulat. Warna batang dominan hijau,
kuning, ungu dan kombinasi dari ketiganya. Pada permukaan batang yang masih
muda terdapat rambut menyerupai bulu yang halus, tetapi cenderung rontok
seiring dengan bertambahnya umur tanaman.Faktor eksternal yang mempengaruhi
Diameter batang, diantaranya kesuburan tanah, suhu dan air. Tetapi faktor genetik
merupakan karakter tetap (Puslitbang Tanaman Pangan, 2012).
Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai
daun melekat pada buku-buku batang (Suparman, 2007).
Jenis Kultivar akan membengaruhi lebar helaian daun dan faktor
lingkungan.Daun memiliki pigmen unguyang terdapat pada sebagian atau seluruh
bagian yang berhubungan dengan helaian daun atau batang, disepanjang tangkai
atau pada keduanya (Huaman, 1992).
Luas helaian daun dapat diketahui dari panjang dan lebar daun dewasa, yang
di ukur pada sisi paling lebar dan paling panjang, dengan kategori :luas daun
sempit bilakurangdari 8 cm, Sedang dengan ukuran8.1 sampai 14 cmdan Lebar
lebih dari 25.0 cm. Sedangkan ranting daun, panjang tangkai daun dari pangkal
tangkai yang berhubungan dengan batang tanaman sampai ujung tangkai yang
berhubungan dengan helaian daun adalah: Sangat pendek kurang dari 5cm,
Pendek antara 5 sampai 10 cm, Sedang antara 11 sampai 15 cm, Panjang antara 16
sampai 20cm serta sangat panjang lebih dari 20 cm.
Bunga tanaman ubi jalar tumbuh pada ketiak daun, Bunga ubi jalar
berbentuk terompet, tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun
bunga, dan satu tangkai putik.Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-

5
unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00. Bila
terjadi penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah (Rukmana, 1997).
Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3-4 cm,
berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau
ungu, menyerupai warna bunga. Bunga mekar pada pagi hari, dan menutup serta
layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Biji dalam
kapsul, sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan
keras, dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu
perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Buah ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras dan berbiji, buah
akan terbentuk apabila terjadi penyerbukan (Rukmana, 1997).Biji berbentuk
kapsul, sebanyak 1-4 bij. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memph dan
keras dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu
perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Berdasarkan bentuk umbi, ubi jalar mempunyai 9 tipe umbi, yaitu bulat
(round), bulat elips (round elliptic), elip (elliptic), oval dibawah (ovale), oval
diatas (obote), bulat panjang ukuran kecil (oblong), bulat panjang ukuran besar
(long oblong), elip ukuran panjang (long elip) dan panjang tak beraturan (long
irregulaer). Berdasarkan bentuk permukaan umbi, terdiri dari 4 tipe yaitu alligator
like skin, vein, horizontal contriction dan longitudinal grooves. Berdasarkan
warna kulit, terdiri dari 9 tipe, yaitu putih (white), krem (crem), kuning (yellow),
jingga (orange), jingga kecoklatan (brown orange), merah muda (pink), merah tua
(red), merah ungu (purple red), dan biru tua (dark purple) (Apriliyanti, 2010).
Umbi tanaman ubi jalar memiliki ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna
daging bermacam-macam, tergantung varietasnya. Ukuran umbi tanaman ubi jalar
bervariasi, ada yang besar dan ada pula yang kecil. Bentuk umbi tanaman ubi jalar
ada yang bulat, bulat lonjong (oval), dan bulat panjang. Kulit umbi ada yang
berwarna putih, kuning, ungu, jingga, dan merah. Demikian pula, daging umbi
tanaman ubi jalar ada yang berwarna putih, kuning, jingga, dan ungu muda. Umbi
tanaman ubi jalar memiliki tekstur daging bervariasi, ada yang masir (mempur)
dan ada pula yang benyek berair. Rasa umbi tanaman ubi jalar pun bervariasi, ada

6
yang manis, kurang manis, dan ada pula yang gurih. Bentuk umbi yang rata (bulat
dan bulat lonjong dan tidak banyak lekukan) termasuk umbi yang berkualitas
baik. Warna daging umbi memiliki hubungan dengan kandungan gizi, terutama
kandungan beta karoten. Umbi berwarna jingga atau oranye mengandung beta
karoten lebih tinggi daripada jenis ubi jalar lainnya (Juanda dan Cahyono, 2000).

2. Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar


a. Iklim
Ubi jalar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan apabila persyaratan
iklimnya sesuai selama pertumbuhannya. Suhu minimum untuk pertumbuhannya
adalah 10oC, suhu maksimum 40oC dan suhu optimumnya adalah 21oC – 27oC. Di
Indonesia tanaman ubi jalar dapat ditanam mulai dari pantai sampai ke
pegunungan dengan ketinggian 1700 meter diatas permukaan laut, suhu rata – rata
27°C dan lama penyinaran 11 – 12 jam per hari ( Jedeng, 2011).
Tanaman ubi jalar dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh
karena daerah penyebaran terletak pada 300 lintang utara dan 300 lintang selatan.
Di Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam didataran
rendah hingga ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Didataran tinggi
(pegunungan) berketinggian 1000 meter diatas permukaan laut, ubi jalar masih
dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya
rendah (Rukmana, 1997).
Tanaman ubi jalar membutuhkan intensitas sinar matahari yang sama
dengan tanaman padi atau setara dengan tanaman jagung dalam ketahanannya
terhadap kekeringan. Ubi jalar dapat di tanam pada kelembaban yang sama
dengan kelembaban yang dibutuhkan oleh jagung. Tanaman ubi jalar dapat
tumbuh subur apabila iklim panas dan lembab. Ubi jalar memerlukan paling
sedikit empat bulan musim panas dan jumlah sinar yang cukup selama periode
pertumbuhannya (Jedeng, 2011).
Kelembaban memiliki pengaruh yang menentukan pertumbuhan ubi dan
produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang (88,4%) dan umbi (70,6%).
Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik. Tanah juga harus

7
tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun pada panen
kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi (Sartika, 2011).

b. Tanah
Tanaman ubi jalar dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, namun hasil terbaik
akan didapat bila ditanam pada tanah lempung berpasir yang kaya akan bahan
organik dengan drainase yang baik. Perkembangan umbi akan terhambat oleh
struktur tanah bila ditanam pada tanah lempung berat, sehingga dapat mengurangi
hasil dan bentuk umbinya sering berbenjol - benjol dan kadar seratnya tinggi.
Apabila ditanam pada lahan yang sangat subur akan banyak tumbuh daun tetapi
hasil umbinya sangat sedikit. Derajat kemasaman (pH) tanah yang baik untuk
pertumbuhan ubi jalar berkisar antara 5,5 - 7,5. pH tanah optimum
untukpertumbuhan tanaman ubi jalar adalah 6,1 - 7,7 akan tetapi ubi jalar masih
tahan tumbuh pada pH tanah yang relatif rendah (Jedeng, 2011).

3. Peranan Pupuk Kandang


Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak yang diberikan
pada lahan pertanianuntuk memperbaiki kesuburandan struktur tanah. Zat hara
yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan
bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral
logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium.Namun demikian, manfaat utama
pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat
tumbuh secara baik. Oleh sebab itu pupuk kandang sangat baik digunakan dalam
budidaya tanaman ubi jalar karena pupuk kandang selain dapat memenuhi
kebutuhan unsurhara juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang akan
mempermudah perkembangan umbi ubi jalar sehingga hasil dari umbi ubi jalar
akan lebih besar. Kompos kotoran ternak merupakan kunci keberhasilan bagi
petani lahan kering. Selain mudah didapat kotoran sapi juga relatif lebih murah
apabila dibandingkan dengan harga pupuk an-organik yang beredar di pasaran.
Hal ini mendorong para petani yang biasa menggunakan pupuk buatan beralih
menggunakan pupuk organik (Wiskandar, 2002).

8
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran-
kotoran ternak, urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang
ada yang berupa cair dan ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk
kandang memiliki kelebihan masing-masingnya. Setiap hewan akan
menghasilkan kotoran dalam jumlah dan komposisi yang beragam. Kandungan
hara pada pupuk kandang dapat dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak,
bentuk fisik ternak, pakan dan air (Pranata, 2010).
Menurut Lingga danMarsono (2006) pupuk organik dapat berasal dari
pelapukan sisa tanaman, hewan dan manusia. Salah satu sumber pupuk
organik berasal dari kotoran ternak kambing. Kotoran kambing relatif mudah
diperoleh sebagai sumber utama unsur hara dalam budidaya
organik.Kebutuhan pupuk kandang sangat besar karena kandungan haranya
yang rendah. Menurut Hartatik dan Widowati (2006) pupuk kandang
kambing memiliki kandungan hara 0.70% N, 0.40%P2O5, 0.25%K2O,
C/N 20-25, dan bahan organik 31%.
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan
biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya
pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar kation (Hadisumitro, 2002).

4. Peranan Pupuk KCl


Tanaman ubi jalar amat tanggap (respon) terhadap pemberian pupuk N
(urea) dan K (KCl). Kalium sangat penting untuk produksi dan
translokasi karbohidrat serta protein.Unsur ini erat kaitannya dengan
pembentukan gula, pati, selulosa, dan protein dalam tanaman, namun K tidak
terdapat dalam bahan tersebut.Jumlah K yang diserap tanaman tergantung pada
jenis dan besarnya produksi tanaman. Tanaman berumbi membutuhkan unsur
K lebih banyak dibandingkan unsur lain. Serapan K yang tidak optimal akan
menyebabkan proses metabolisme dalam tanaman tidak dapat berjalan
optimal karena unsur K dalam tanaman diperlukan sebagai karier dalam

9
proses transportasi unsur hara dari akar ke daun dan translokasi asimilat dari daun
ke seluruh jaringan tanaman (Muchtadi, 2010).
Menurut Lingga (1995), pemupukan K yang cukup akan meningkatkan
produksi secara nyata. Unsur K secara positif berperan penting dalam
pembentukan umbi. Makin banyak unsur K dalam tanah, makin banyak pula
unsurK yang diisap ke dalam batang dan daun. Hal ini meningkatkan
aktifitas fotosintesis, semakin banyak karbohidrat yang terbentuk dan
semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin
besar pembentukan umbinya. Menurut Wargiono (1980), berat ubi akan naik dan
kualitasnya baik bila 5 unsur K yang tersedia cukup. Pupuk K yang biasa
diberikan dalam bentuk ZK dan KCl, dosis pupuk yang bisa diberikan yaitu 100 –
120 kg ZK per hektarnya.

B. Hipotesis
1. Pemberian jenis pupuk kandang tertentu berpengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L ).
2. Pemberian dosis pupuk KCl tertentu berpengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L ).
3. Kombinasi pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk KCl tertentu
berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar
(Ipomoea batatas L).

10
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan milik petani yang terletak di Jalan
Sukarela, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami. Penelitian dilakukan
dari bulan Januari sampai bulan April 2020.. Penelitian dilakukan dari bulan
Januari sampai bulan April 2020.

B. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stek tanaman ubi jalar
varietas Sari, Pupuk Kandang kotoran sapi dan kambing, Pupuk Urea, SP36,
serta pupuk KCl. Alat yang digunakan adalah cangkul, tali, parang, pisau,
gunting, ember, gembor, ajir, timbangan, alat tulis, kertas label, meteran,
jangka sorong, karung goni, kantong plastik dan kamera digital.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode experimen dengan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan
da perlakuan dengan 5 tanaman sampel. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
disusun secara faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama jenis
pupuk kandang yang terdiri dari :
a. Faktor Jenis Pupuk Kandang (P)
P0 = Tanpa Pupuk Kandang
P1 =Pupuk Kandang Kambing
P2= Pupuk Kandang Sapi
b. Faktor Dosis Pupuk KCl (K)
K0 = Tanpa KCL
K1 = 50 kg/ha
K2 : 100 kg/ha
K3 : 150 kg/ha

11
D. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan
menggunakan analisis keragaman seperti yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Analisis Keragaman Rancangan Acak Kelompok
(RAK)
Jumlah Kuadrat F
Sumber Derajat Bebas
Kuadrat Tengah F hit tabel
Keragaman (DB)
(JK) (KT)
(SK)
Kelompok r-1 JKK KTK(r-1) KTK/KTG -
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG -
Galat (t-1)(r-1) JKG KTG - -
Total tr-1 JKT - - -
Sumber : Gaspersz (1995), Teknik Analisa Dalam Penelitian Percobaan
Uji analisis keragaman dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan
F-tabel pada taraf uji 5% dan 1%. Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel pada taraf
uji 1%, maka dinyatakan perlakuan berpengaruh sangat nyata (**), tetapi bila F-
hitung lebih kecil dari F-tabel pada taraf uji 1% dan lebih besar dari F-tabel pada
taraf uji 5%, maka perlakuan dinyatakan berpengaruh nyata (*), sedangkan bila F-
hitung lebih kecil dari F-tabel pada taraf uji 5%, maka dinyatakan perlakuan
berpengaruh tidak nyata (tn).
Untuk menguji ketelitian hasil yang diperoleh dari penelitian ini digunakan
uji keragaman (KK) dengan rumus :

KK =√ KTG x 100%

Keterangan: KK = Koefisien Keragaman
KTG = Kuadrat Tengah Galat
Ῡ = Nilai rata-rata umum
Uji lanjutan yang dipakai untuk melihat perbedaan masing-masing
perlakuan adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus sebagai berikut :
BNJ M = Qt (M.DBG) x√KTG
K.A

12
BNJ A = Qt (A.DBG) x√KTG
K.M

BNJ I = Qt (M.A.DBG) x√KTG


K

Keterangan: Qt = Nilai baku pada padataraf uji 1% dari 5%


K = Kelompok
P = Perlakuan
DBG = Derajat Bebas Galat
KTG = Kuadrat Tengah Galat

E. Cara Kerja

1. Persiapan lahan
Lahan dengan ukuran (P 36 m x L 10 m) selanjutnya dilakukan pengolahan lahan
sebanyak 2 kali selang waktu 7 hari. Pengolahan pertama dengan cangkul
bertujuan untuk membalik tanah. Pengolahan lahan kedua bertujuan untuk
menggemburkan tanah. Selanjunya dibuat petakan dengan ukuran 2m x 3m
sebanyak 36 petak dengan jarak antar petakan 1 m dan jarak antar ulangan 1
m.Adapun kegiatan penyiapan lahan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kegiatan penyiapan lahan

13
2. Persiapan Bibit
Bibit ubi jalar yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek batang ubi jalar
varietas Sari. Adapun stek bibit yang dipergunakan dalam penelitian ini disajikan
pada Gambar 2.

Gambar 2. Kegiatan Penyiapan Bibit Tanaman

3. Penanaman
Penanaman ubi jalar dilakukan dengan cara membuat lobang tanam dengan
menggunakan cangkul jarak tanamnya 40 x 80 cm. Selanjutnya dimasukkan 1 stek
per lobang tanam kemudian lobang tanam ditutup kembali dengan tanah. Adapun
kegiatan penanaman disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Kegiatan Penanaman Bibit Tanaman Ubi Jalar

14
4.Pemupukan
Pupuk yang digunakan terbagi dua yaitu pupuk organik dan anorganik. Jenis
pupuk organik sesuai dengan perlakuan yaitu pupuk kandang kotoran kambing
dan sapi dengan dosis 10 ton /ha (6 kg/petak). Pupuk kandang tersebut diberikan
seminggu sebelum tanam dengan cara diaduk rata dengan tanah. Pemberian Pupuk
kimia (KCl) yang diberikan pada tanaman ubi jalar sesuai dengan perlakuan yaitu
Dosis yang digunakan 50 kg/ha (5 gr/petak) ,100 kg/ha (10 gr/petak), 150 kg/ha
(15 gr/petak), Urea 50 kg/ha dan SP-36 100 kg/ha Pemberian pupuk kimia
dilakukan yaitu pada saat tanam. Adapun kegiatan pemupukan tanaman disajikan
pada Gambar 4.

Gambar 4. Kegiatan Pemupukan Tanaman

5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan akan air oleh tanaman ubi jalar terutama pada saat
awal pertumbuhan. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari jika hujan tidak
turun.

b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh
abnormal. Penyulaman dilakukan pada umur 1 minggu setelah tanam.
Penyulaman bertujuan agar tanaman yang ditanam tumbuh dengan merata.

15
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara intensif pada saat gulma sudah mulai tumbuh
disekitar tanaman ubi jalar. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma
dengan menggunakan tangan dan menumpukkannya pada suatu tempat.

Gambar 5. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Ubi Jalar

6. Panen
Pemanenan dilakukan pada saat ubi jalar berumur 3.5 – 4 bulan. Cara panen ubi
jalar adalah dengan memotong bagian pangkal tanaman mengggunakan parang
dan mengumpulkan batang tanaman tersebut sambil menumpuknya, kemudian
digali lobang tanam. Setelah itu ubi jalar dimasukkan kedalam kantong plastik
yang telah diberi label, kemudian dibersihkan ubi jalar dari tanah atau kotoran dan
sisa-sisa akar yang masih menempel.

Gambar 5. Kegiatan Panen Tanaman Ubi Jalar

16
F. Pengamatan

1. Panjang Batang (cm)


Pengamatan panjang batang dilakukan dengan mengukur tunas utama tanaman
yang dimulai pada umur tanaman 15 hari setelah tanam dengan interval
pengamatan 15 hari sekali hingga tanaman berumur 2 bulan. Tanaman yang
diamati adalah tanaman sampel pada setiap petakan. Cara pengukuran dilakukan
dengan menggunakan meteran dari titik tumbuh tunas utama sampai ke ujung
tunas. Adapun kegiatan pengukuran panjang tanaman disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Kegiatan Pengukuran Panjang Batang Tanaman Ubi Jalar

2. Jumlah Umbi Pertanaman


Pengamatan jumlah umbi pertanaman dilakukan pada saat panen, dengan cara
menghitung jumlah umbi pada tanaman sampel. Adapun kegiatan pengamatan
jumlah umbi/tanaman disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Jumlah Umbi per Tanaman

17
3. Panjang Umbi Terbesar (cm)
Pengamatan panjang umbi terbesar dilakukan pada setiap tanaman sampel dengan
cara mengukur panjang umbi menggunakan meteran. Adapun kegiatan
pengukuran panjang umbi/tanaman disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Kegiatan Pengukuran Panjang Umbi per Tanaman

4. Berat Umbi per Tanaman (g)


Pengamatan berat umbi pertanaman dilakukan pada akhir penelitian dengan cara
menimbang berat umbi segar dari setiap tanaman sampel. Adapun kegiatan pengukuran
berat umbi per tanaman disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Kegiatan Penimbangan Berat Umbi per Tanaman

18
5. Berat Umbi per Petak (Kg)
Pengamatan berat umbi/petak dilakukan pada akhir penelitian, dengan cara menimbang
semua umbi yang didapat dalam satu petak perlakuan. Adapun kegiatan penimbangan
berat umbi per petak disajikan pada Gambar 10,

Gambar 10. Pengukuran Berat Umbi per Petak

19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jenis
pupuk kandang berpengaruh nyata sampai sampai sangat nyata terhadap semua
peubah yang diamati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar, akan
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap peubah jumlah ubi/tanaman. juga untuk
perlakuan dosis pupuk KCL berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap
semua peubah yang diamati. Sedangkan untuk interaksi antar perlakuan
berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati.(Tabel 2).

Tabel 2. Hasil analisis keragaman respon pertumbuhan dan produksi tanaman ubi
jalar (Ipomoea batatas. L) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk kandang dan
dosis pupuk KCl

Peubah Pengamatan Perlakuan KK (%)


P K I
Panjang Batang/Tanaman (cm) * ** tn 3,71
Jumlah Umbi/Tanaman (ubi) tn ** tn 13,08
Panjang Umbi/Tanaman (cm) ** * tn 12,58
Total Berat Umbi/Tanaman (g) ** ** tn 20,90
Berat Umbi/Petak (g) ** ** tn 21,07,
Keterangan:
P = Perlakuan jenis pupuk kandang
K = Perlakuan dosis pupuk KCl
I = Interaksi antar perlakuan
* = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
tn = Berpengaruhtidak nyata
KK = Koefisen keragaman

1. Panjang Tanaman (cm)

Data pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
KCl terhadap peubah panjang tanaman disajikan pada Lampiran 3a. Hasil analisis
keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jenis pupuk kandang

20
berpengaruh nyata dan perlakuan dosis pupuk KCL berpengaruh sangat nyata,
sedangkan interaksi antar perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap peubah
panjang tanaman (Lampiran 3b).
Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman disajikan pada
Tabel 3 dan Tabel 4. Sedangkan pengaruh kombinasi perlakuan pemberian jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman disajikan
pada Gambar Grafik 1.

Tabel 3 . Hasil uji BNJ pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang
terhadap peubah panjang tanaman ubi jalar (cm)
Perlakuan Pemberian Jenis Pupuk Rerata BNJ
Kandang (P) Panjang 0,05=3,61 0,01=4,70
per
Tanaman
(cm)
Tanpa pemberian pupuk kandang (P0) 168,75 b A
Pupuk Kandang Kotoran Kambing (P1) 174,58 ab A
Pupuk Kandang Kotoran sapi (P2) 175,83 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 3, dapat terlihat bahwa perlakuan P 2
memberikan pertumbuhan panjang tanaman tertinggi, dengan panjang tanaman
rata-rata mencapai 175,83 cm/tanaman dan berbeda nyata dibandingkan dengan
perlakuan P0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P 1. Sedangkan
panjang tanaman terendah didapat pada perlakuan P0, dengan panjang tanaman
rata-rata hanya mencapai 168,75 cm/tanaman.
Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 4, dapat terlihat bahwa perlakuan K 3
memberikan pertumbuhan panjang tanaman tertinggi, dengan panjang tanaman
rata-rata mencapai 178,89 cm/tanaman dan berbeda sangat nyata dibandingkan
dengan perlakuan K0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap perlakuan K 1 dan
K2. Sedangkan panjang tanaman terendah didapat pada perlakuan K0, dengan
panjang tanaman rata-rata hanya mencapai 167,22 cm/tanaman.

21
Tabel 4. Hasil uji BNJ pengaruh perlakuan pemberian pupuk KCl terhadap
peubah panjang tanaman ubi jalar (cm)
Perlakuan Pemberian Pupuk KCl Rerata BNJ
(K) Panjang per 0,05=3,99 0,01=5,09
Tanaman (cm)
Tanpa Pemberian pupuk KCl (K0) 167,22 b B
50 kg pupuk KCl /ha (K1) 171,11 ab AB
100 kg pupuk KCl /ha (K2) 175,00 ab AB
150 kg pupuk KCl/ha (K3) 178,89 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Secara tabulasi pengaruh kombinasi perlakuan pemberian jenis pupuk


kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman pada Gambar
Grafik 1.
200.00
Panjang batang /tanaman

150.00

100.00
(cm)

50.00

0.00
P0K0 P0K1P0K2 P0K3 P1K0 P1K1P1K2P1K3 P2K0 P2K1 P2K2P2K3
Kombinasi perlakuan

Keterangan
P0K0= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk KCl
tanpa pemberian pupuk KCl(kontrol) 100 kg/ha
P0K1= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk KCl
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha 150 kg/ha
P0K2= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K0= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 100 kg/ha tanpa pemberian pupuk KCl
P0K3= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K1= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 150 kg/ha pemberian pupuk KCl 50 kg/ha
P1K0= Kombinasi perlakuan pemberian P2K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan pemberian pupuk KCl
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
P1K1= Kombinasi perlakuan pemberian P2K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha pemberian pupuk KCl 150 kg/ha

Gambar Grafik 2. Grafik Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandangdan dosis


Pupuk KCl terhadap rata-rata Panjang Batang per Tanaman

22
Secara tabulasi pada Gambar 1, menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan
P2K3 memberikan panjang batang per tanaman tertinggi dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan lainnya, dengan panjang batang rata-rata mencapai 181,67
cm/tanaman. Sedangkan panjang batang per tanaman terendah didapat pada
kombinasi perlakuan P0K0 (kontrol), dengan panjang batang rata-rata hanya
mencapai 160,00 cm/tanaman.

2. Jumlah Umbi per Tanaman (umbi)

Data pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
KCl terhadap peubah jumlah umbi per tanaman disajikan pada Lampiran 4a. Hasil
analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang berpengaruh tidak nyata akan tetapi perlakuan dosis pupuk KCL
berpengaruh sangat nyata peubah jumlah umbi pertanaman, sedangkan interaksi
antar perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap peubah jumlah umbi/tanaman
(Lampiran 4b).
Secara tabulasi pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang
terhadap jumlah umbi per tanaman disajikan pada Gambar Grafik 2. Dan Hasil uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh perlakuan pemberian dosis pupuk KCl terhadap
peubah jumlah umbi per tanaman pada Tabel 5. Sedangkan hasil analisa secara
tabulasi pengaruh kombinasi perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk KCl terhadap peubah jumlah umbi per tanaman disajikan pada Gambar
Grafik 2.
15
Jumlah umbi/tanaman (umbi)

10

0
P0 P1 P2
Perlakuan Pemberian Jenis Pupuk Kandang

23
Keterangan
P0= Perlakuan tanpa pemberian pupuk kandang (kontrol)
P1= Perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran kambing
P2= Perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran

Gambar Grafik 2. Grafik Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang terhadap


Jumlah Umbi per Tanaman (Cm)

Secara tabulasi pada Gambar 2, menunjukkan bahwa perlakuan


pemberian pupuk Kndang kotoran sapi (P2) memberikan jumlah umbi/tanaman
tertinggi dibandingkan dengan perlakuan pemberian jenis pupuk kandang lainnya,
dengan jumlah umbi yang dihasilkan rata-rata sebesar 12,50 umbi/tanaman.
Sedangkan jumlah umbi per tanaman terendah didapat pada perlakuan P 0 dengan
jumlah umbi yang dihasilkan rata-rata hanya mencapai 11 umbi/tanaman.
Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 5, dapat terlihat bahwa perlakuan K 3
memberikan jumlah/tanaman tertinggi, dengan umbi rata-rata mencapai 14,00
umbi per tanaman dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan perlakuan
pemberian dosis pupuk KCl lainnya. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan K2. Sedangkan jumlah umbi per tanaman terendah didapat pada
perlakuan K0, dengan jumlah umbi rata-rata yang dihasilkan hanya mencapai 9,67
umbi per tanaman.

Tabel 5. Hasil Uji BNJ Pengaruh Perlakuan Pemberian Pupuk KCl terhadap
Peubah Jumlah Umbi per Tanaman (Umbi)
Perlakuan Pemberian Pupuk KCl Rerata jumlah BNJ
(K) umbi/tanaman 0,05=2,06 0,01=2,63
Tanpa Pemberian pupuk KCl (K0) 9,67 c C
50 kg pupuk KCl /ha (K1) 11,22 bc BC
100 kg pupuk KCl /ha (K2) 12,56 ab AB
150 kg pupuk KCl/ha (K3) 14,00 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

24
18.00
Jumlah Umbi/tanaman (umbi) 16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
P0K0 P0K1 P0K2 P0K3 P1K0 P1K1 P1K2 P1K3 P2K0 P2K1 P2K2 P2K3
Kombinasi perlakuan

Keterangan
P0K0= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
KCl(kontrol)
P0K1= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha KCl 150 kg/ha
P0K2= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K0= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 100 kg/ha tanpa pemberian pupuk KCl
P0K3= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K1= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 150 kg/ha pemberian pupuk KCl 50 kg/ha
P1K0= Kombinasi perlakuan pemberian P2K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan pemberian pupuk KCl
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
P1K1= Kombinasi perlakuan pemberian P2K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha pemberian pupuk KCl 150 kg/ha

Gambar Grafik 3. Grafik Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk KCl terhadap Jumlah Umbi per Tanaman (umbi).

Secara tabulasi pada Gambar 3, menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan


P2K3 menghasilkan jumlah umbi/tanaman tertinggi dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan lainnya, dengan jumlah umbi rata-rata mencapai 15,67
umbi/tanaman. Sedangkan panjang jumlah umbi/tanaman terendah didapat pada
kombinasi perlakuan P0K0 (kontrol), dengan jumlah umbi rata-rata hanya
mencapai 9,00 umbi/tanaman.

25
3. Panjang Umbi per Tanaman (cm)
Data pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
KCl terhadap peubah panjang umbi/tanaman disajikan pada Lampiran 5a. Hasil
analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang berpengaruh sangat nyata dan perlakuan dosis pupuk KCL berpengaruh
nyata, sedangkan interaksi antar perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap
peubah panjang umbi/ tanaman (Lampiran 5b).
Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh perlakuan pemberian jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman disajikan
pada Tabel 6 dan Tabel 7. Sedangkan pengaruh kombinasi perlakuan pemberian
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang
umbi/tanaman disajikan pada Gambar Grafik 4.

Tabel 6 . Hasil uji BNJ Pengaruh Perlakuan Pemberian Jenis Pupuk Kandang
terhadap Peubah Panjang Umbi per Tanaman Ubi Jalar (cm)

Perlakuan Pemberian Jenis Pupuk Panjang BNJ


Kandang (P) umbi/tanam 0,05=1,9 0,01=2,49
an (cm) 1
Tanpa pemberian pupuk kandang (P0) 11,87 b B
Pupuk Kandang Kotoran Kambing 15,37 a A
(P1)
Pupuk Kandang Kotoran sapi (P2) 16,50 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 6, dapat terlihat bahwa perlakuan P 2
menghasilkan panjang umbi per tanaman tertinggi, dengan panjang umbi rata-rata
mencapai 16,50 cm/tanaman dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan
perlakuan P0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P 1. Sedangkan
panjang umbi/tanaman terendah didapat pada perlakuan P 0, dengan panjang umbi
rata-rata hanya mencapai 11,87 cm/tanaman.

26
Tabel 7. Hasil Uji BNJ Pengaruh Perlakuan Pemberian Pupuk KCl terhadap
Peubah Panjang Umbi per Tanaman Ubi Jalar (cm)
Perlakuan Pemberian Pupuk KCl Rerata BNJ
(K) Panjang 0,05=2,44 0,01=,3,12
umbi
perTanaman
(cm)
Tanpa Pemberian pupuk KCl (K0) 13,22 b A
50 kg pupuk KCl /ha (K1) 14,39 ab A
100 kg pupuk KCl /ha (K2) 14,67 ab A
150 kg pupuk KCl/ha (K3) 16,05 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 7, dapat terlihat bahwa perlakuan K 3
menghasilkan rerata panjang umbi per tanaman tertinggi, dengan panjang umbi
rata-rata mencapai 16,05 cm/tanaman dan berbeda nyata dibandingkan dengan
perlakuan pemberian dosis pupuk K0, tetapi berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan K1 dan K2. Sedangkan panjang umbi pertanaman terendah didapat pada
perlakuan K0, dengan panjang umbi rata-rata yang dihasilkan hanya mencapai
13,22 m/tanaman.
Secara tabulasi pengaruh kombinasi perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang umbi pertanaman pada
Gambar Grafik 4.
18.00
ReraTa Panjagn Umbi/tanaman (cm)

16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
P0K0 P0K1 P0K2 P0K3 P1K0 P1K1 P1K2 P1K3 P2K0 P2K1 P2K2 P2K3
Kombinasi Perlakuan

27
Keterangan
P0K0= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
KCl(kontrol)
P0K1= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha KCl 150 kg/ha
P0K2= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K0= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 100 kg/ha tanpa pemberian pupuk KCl
P0K3= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K1= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 150 kg/ha pemberian pupuk KCl 50 kg/ha
P1K0= Kombinasi perlakuan pemberian P2K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan pemberian pupuk KCl
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
P1K1= Kombinasi perlakuan pemberian P2K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha pemberian pupuk KCl 150 kg/ha

Gambar Grafik 4. Grafik Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk KCl Terhadap Panjang Umbi per Tanaman(cm)

Secara tabulasi pada Gambar 4, menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan


P2K3 menghasilkan panjag umbi per tanaman tertinggi dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan lainnya, dengan panjang umbi rata-rata mencapai 17,00
cm/tanaman. Sedangkan panjang umbi/tanaman terendah didapat pada
kombinasi perlakuan P0K0 (kontrol), dengan panjang umbi rata-rata hanya
mencapai 9,50 cm/tanaman.

4. Berat Umbi per Tanaman (g)


Data pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
KCl terhadap peubah berat umbi per tanaman disajikan pada Lampiran 6a. Hasil
analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang dan perlakuan dosis pupuk KCL berpengaruh sangat nyata terhadap
peubah berat umbi/tanaman. Sedangkan interaksi antar perlakuan berpengaruh
tidak nyata terhadap peubah berat umbi per tanaman (Lampiran 6b).
Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh perlakuan pemberian jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman disajikan
pada Tabel 8 dan Tabel 9. Sedangkan pengaruh kombinasi perlakuan pemberian

28
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah berat umbi/ tanaman
disajikan pada Gambar Grafik 5.
Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 8, dapat terlihat bahwa perlakuan P2
menghasilkan total berat umbi/tanaman tertinggi, dengan berat umbi rata-rata
mencapai 263,19 g/tanaman dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan
perlakuan P0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1.
Sedangkantotal berat umbi per tanaman terendah didapat pada perlakuan P0,
dengan total berat umbi rata-rata hanya mencapai 211,87 g/tanaman.

Tabel 8 . Hasil uji BNJ pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang
terhadap peubah total berat umbi per tanaman (g)
Perlakuan Pemberian Jenis Rerata Berat BNJ
Pupuk Kandang (P) Umbi per 0,05=66,01 0,01=86,02
Tanaman (g)
Tanpa pemberian pupuk 211,87 b B
kandang (P0)
Pupuk Kandang Kotoran 334,03 a A
Kambing (P1)
Pupuk Kandang Kotoran sapi 363,19 a A
(P2)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Tabel 9. Hasil uji BNJ pengaruh perlakuan pemberian pupuk KCl terhadap
peubah total berat umbi per tanaman (g).
Perlakuan Pemberian Pupuk KCl Rerata Total BNJ
(K) Berat Umbi/ 0,05=84,41 0,01=107,58
Tanaman
(cm)
Tanpa Pemberian pupuk KCl (K0) 211,39 b B
50 kg pupuk KCl /ha (K1) 296,30 ab AB
100 kg pupuk KCl /ha (K2) 335,18 a A
150 kg pupuk KCl/ha (K3) 359,26 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 9, dapat terlihat bahwa perlakuan K 3
menghasilkan total berat umbi per tanaman tertinggi, dengan total berat berat
umbi rata-rata mencapai 359,26 g/tanaman dan berbeda sangat nyata
dibandingkan dengan perlakuan K0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap

29
perlakuan K1 dan K2. Sedangkan total berat umbi/tanaman terendah didapat pada
perlakuan K0, dengan total berat umbi rata-rata hanya mencapai 221,39 g/tanaman.
Secara tabulasi pengaruh kombinasi perlakuan pemberian jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk KCl terhadap peubah total berat umbi per tanaman disajikan
pada Gambar Grafik 5.

450.00
400.00
350.00
umbi/tanaman (g)
Rata-Rata berat

300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
P0K0 P0K1 P0K2 P0K3 P1K0 P1K1 P1K2 P1K3 P2K0 P2K1 P2K2 P2K3
Kombinasi perlakuan

Keterangan
P0K0= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
KCl(kontrol)
P0K1= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha KCl 150 kg/ha
P0K2= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K0= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 100 kg/ha tanpa pemberian pupuk KCl
P0K3= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K1= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 150 kg/ha pemberian pupuk KCl 50 kg/ha
P1K0= Kombinasi perlakuan pemberian P2K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan pemberian pupuk KCl
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
P1K1= Kombinasi perlakuan pemberian P2K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha pemberian pupuk KCl 150 kg/ha

Gambar Grafik 5. Grafik Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk KCl terhadap Berat Umbi per tanaman (g)

Secara tabulasi pada Gambar 5, menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan


P2K3 menghasilkan total berat umbi pertanaman tertinggi dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan lainnya, dengan total berat umbi rata-rata mencapai
405,55 g/tanaman. Sedangkan berat umbi per tanaman terendah didapat pada

30
kombinasi perlakuan P0K0 (kontrol), dengan berat umbi rata-rata hanya mencapai
158,60 g/tanaman.
5. Berat Umbi per Petak (kg)
Data pengaruh perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
KCl terhadap peubah berat umbi per petak disajikan pada Lampiran 7a. Hasil
analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang dan perlakuan dosis pupuk KCL berpengaruh sangat nyata terhadap
peubah berat umbi per petak. Sedangkan interaksi antar perlakuan berpengaruh
tidak nyata terhadap peubah berat umbi per petak (Lampiran 7b).
Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh perlakuan pemberian jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah berat umbi per petak
disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11. Sedangkan pengaruh kombinasi perlakuan
pemberian jenis pupuk kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah berat umbi
per petak disajikan pada Gambar Grafik 6.

Tabel 10 . Hasil Uji BNJ Pengaruh Perlakuan Pemberian Jenis Pupuk Kandang
terhadap Peubah Berat Umbi per Petak (kg)
Perlakuan Pemberian Jenis Rerata total berat BNJ
Pupuk Kandang (P) umbi perpetak (kg) 0,05=0,79 0,01=1,03
Tanpa pemberian pupuk 2,54 b B
kandang (P0)
Pupuk Kandang Kotoran 4,01 a A
Kambing (P1)
Pupuk Kandang Kotoran sapi 4,36 a A
(P2)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 10, dapat terlihat bahwa perlakuan
P2 menghasilkan total berat umbi/petak tertinggi, dengan total berat umbi rata-rata
mencapai 4,36 kg/tanaman dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan
P0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1. Sedangkan total berat
umbi per anaman terendah didapat pada perlakuan P0, dengan berat total umbi
rata-rata hanya mencapai 2,54 kg/tanaman.

31
Tabel 11. Hasil Uji BNJPengaruh Perlakuan Pemberian Pupuk KCl terhadap
Peubah Berat Umbi per Petak (kg)
Perlakuan Pemberian Pupuk KCl Rerata total BNJ
(K) berat 0,05=1,01 0,01=1,29
umbi/petak
(kg)
Tanpa Pemberian pupuk KCl (K0) 2,65 b B
50 kg pupuk KCl /ha (K1) 3,56 ab AB
100 kg pupuk KCl /ha (K2) 4,02 a A
150 kg pupuk KCl/ha (K3) 4,31 a A
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 11, dapat terlihat bahwa perlakuan
K3 menghasilkan berat total umbi/petak tertinggi, dengan total berat umbi rata-
rata mencapai 4,31 kg/petak dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan
perlakuan K0. Akan tetapi berbeda tidak nyata terhadap perlakuan K1 dan K2.
Sedangkan berat umbi per petak terendah didapat pada perlakuan K 0, dengan total
berat umbi per petak rata-rata hanya mencapai 2,65 kg/petak.
Secara tabulasi pengaruh kombinasi perlakuan pemberian jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah total berat umbi/petak disajikan
pada Gambar Grafik 6.
Dari hasil analisa secara tabulasi pada Gambar 6, menunjukkan bahwa
kombinasi perlakuan P2K3 menghasilkan total berat umbi/petak tertinggi
dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya, dengan total berat umbi
rata-rata mencapai 4,87kg/petak. Sedangkan total berat umbi /petak terendah
didapat pada kombinasi perlakuan P0K0 (kontrol), dengan total berat umbi rata-
rata hanya mencapai 1,90 kg/petak .

6.00
Total berat umbi/tanaman

5.00
4.00
3.00
(kg)

2.00
1.00
0.00
P0K0 P0K1 P0K2 P0K3 P1K0 P1K1 P1K2 P1K3 P2K0 P2K1 P2K2 P2K3
Kombinasi perlakuan

32
Keterangan
P0K0= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
KCl(kontrol)
P0K1= perlakuan tanpa pemberian pupuk P1K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang kambing dan pemberian pupuk
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha KCl 150 kg/ha
P0K2= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K0= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 100 kg/ha tanpa pemberian pupuk KCl
P0K3= perlakuan tanpa pemberian pupuk P2K1= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
kandang dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 150 kg/ha pemberian pupuk KCl 50 kg/ha
P1K0= Kombinasi perlakuan pemberian P2K2= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan pemberian pupuk KCl
tanpa pemberian pupuk KCl 100 kg/ha
P1K1= Kombinasi perlakuan pemberian P2K3= Kombinasi perlakuan pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dan kandang sapi dan
pemberian pupuk KCl 50 kg/ha pemberian pupuk KCl 150 kg/ha

Gambar Grafik 6. Grafik Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang dan Dosis
Pupuk KCl Terhadap Berat Umbi per Petak (kg)

33
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis kesuburan tanah pada lahan penelitian menunjukan


bahwa kandungan pH H2O 6,70 (tergolong netral), pH KCl 5,94 (tergolong netral)
kapasitas tukar kation 8,31 cmol+ kg (tergolong rendah), C-Organik 1,45 %
(tergolong rendah), N-total 0,11 % (tergolong rendah), P Bray II 25,38 ppm
(tergolong sedang), Ca-dd 5,06 cmol+ kg (tergolong rendah), Mg-dd 0,71
cmol+kg (tergolong rendah) K-dd 0,26 cmol+ kg (tergolong rendah), Na 0,03
cmol+ kg (tergolong sangat rendah), tekstur tanah 54,63 % (pasir), 28,87 %
(debu), 16,50 % (liat) tergolong tanah lempung. Tanah ini memiliki tekstur tanah
lempung, yang artinya komposisi tanahnya mengandung pasir, debu dan liat yang
seimbang, namun kandungan pasir lebih dominan, sehingga tanah-tanah seperti
ini tetap perlu diberi pupuk bila ingin bercocok tanam.
Berdasarkan hasil analisis kesuburan tanah tersebut menunjukan bahwa
kondisi kesuburan tanah pada lahan penelitian memiliki tingkat kesuburan tanah
yang tergolong rendah. Budidaya ubi jalar memerlukan penanganan yang cukup
intensif untuk mencapai hasil yang maksimal, salah satu usaha peningkatan
produksi tanaman ubi jalar dapat dilakukan dengan pemberian pupuk. Peranan
pupuk berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
Berdasalkan hasil penelitian terhadap jenis pupuk kandang, pada perlakuan
pupuk kandang hampir semua peubah memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi ubi jalar hal ini dikarenakan penggunaan pupuk
kandang berfungsi untuk mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar
dapat tumbuh secara baik dan menambah unsur hara tanah.
Perlakuan jenis pupuk kandang sapi memberikan respon terbaik pada
tanaman ubi jalar. Hal ini dapat dilihat dari peubah yang diamati yaitu pada
peubah panjang batang umbi (175,83 cm), panjang umbi (16,50 cm), berat umbi
pertanaman (363,19 gr), berat umbi per petak (4,36 kg). Sejalan dengan hasil
penelitian Novia (2015) bahwa pemberian pupuk kandang sapi memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil produksi ubi jalar. Menurut

34
Hadisumitro (2002) Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang
berasal dari kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat
fisika, kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro,
meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Sejalan
dengan pendapat Wiskandar (2002) bahwa Pupuk kandang sapi sangat baik
digunakan dalam budidaya tanaman ubi jalar karena pupuk kandang sapi
selain dapat memenuhi kebutuhan unsur hara juga dapat memperbaiki sifat
fisik tanah yang akan mempermudah perkembangan umbi ubi jalar sehingga
hasil dari umbi ubi jalar akan lebih besar.
Berdasalkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk
kandang memberikan hasil pertumbuhan dan produksi terendah dibanding dengan
perlakuan pupuk kandang lainnya, hal ini dapat dilihat dari peubah yang diamati
seperti Panjang batang (168,75 cm), Panjang umbi (11,87 cm), Berat umbi
pertanaman (211,87 gr) Berat umbi per petak (2,54 kg) hal ini disebabkan karena
kekurangan pupuk kandang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman karena kurangnya kandungan unsur hara.
Berdasalkan hasil penelitian pemberian pupuk KCl dosis 150 Kg/Ha
berpengaruh terbaik pada pertumbuhan dan produksi ubi jalar. Hal ini dapat
dilihat dari peubah yang diamati yaitu pada panjang batang (178,89 cm), jumlah
umbi pertanaman (14,00), panjang umbi (16,05 cm), berat umbi pertanaman
(359,26 gr) dan berat umbi per petak (4,31 kg). Sejalan dengan hasil penelitian
Sianturi dan Ernita (2014) menunjukkan bahwa pupuk KCl berpengaruhnyata
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar dengan perlakuan dosis
Pupuk KCl terbaik yaitu15 gr/gulundan (300 Kg/Ha) menghasilkan berat umbi
yang tertinggi 1.250 g/tanaman. Menurutnya, kecenderungan peningkatan dosis
KCl akan lebih meningkatkan berat umbi ubi jalar.
Begitu juga hasil penelitian Sulkan, Hadi dkk (2014)bahwa tanaman ubi jalar
merupakan tanaman yang sangat respon terhadap pemberian kalium, pupuk KCl
berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per tanaman, berat umbi per umbi, berat
umbi per tanaman dan berat umbi per guludan dengan dosis terbaik 22,5
gr/gulundan (450 kg/Ha), menuurutnya semakin tinggi dosis KCl yang diberikan

35
pada tanaman ubi jalar dapat meningkatkan berat umbi per tanaman, hal tersebut
karena pada dosis tersebut unsur hara kalium lebih terpenuhi.
Pada perlakuan tanpa pupuk KCl didapatkan hasil dari semua peubah yang
diamati memberikan respon terendah pada pertumbuhan dan produksi ubi jalar
dibandingkan dengan pemberian berbagai dosis pupuk KCl, hal ini disebabkan
unsur hara Kalium yang dibutuhkan tanaman tersedia tetapi dosis yang dihasilkan
kurangsehingga perakaran tanaman tidak berkembang dengan baik yang
menyebabkan jumlah umbi yang terbentuk sedikit. Kekurangan unsur hara K
pada tanaman ubi jalar menyebabkan pembentukan akar terhambat. Jika akar
yang terbentuk sedikit maka peluang pembentukan umbi juga rendah.
Sejalan dengan Sumarwoto, dkk (2008) juga mengemukakan bahwa umbi
adalah hasil penumpukan cadangan makanan berupa hasil sintesis protein dan
karbohidrat dalam bentuk pati yang dipengaruhi oleh unsur hara K serta
pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Didukung oleh pendapat Daniel
(2014) bahwa tanpa pemberian KCl unsur hara K kurang terpenuhi yang
menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal. Sejalan dengan pendapat Irmanto
(2011), menyatakan bahwa tidak semua tanah mengandung unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman, ada kalanya dalam tanah terdapat cukup unsur –unsur
hara yang diperlukan, tetapi unsur tersebut tidak dapat diserap oleh tanaman,
karena dalam keadaan terikat atau tidak larut atau karena akar tanaman tidak
berfungsi sebagai mestinya
Interaksi perlakuan berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk KCl
kurang memberikan respon. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan oleh
masing-masing interaksi perlakuan yang mendekati nilai yang sama tetapi
produksinya baik. Walaupun secara statistik interaksi kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata, tetapi secara tabulasi terlihat adanya perbedaan
kombinasi perlakuan antara berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk KCl.
Interaksi pupuk kandang sapi dan dosis pupuk KCl 150 Kg/Ha memberikan
pengaruh tertinggi terhadap produksi tanaman ubi jalar sebesar 4,86 kg/petak atau
setara 6,48 ton/hektar dibanding dengan kombinasi perlakuan lainnya.

36
Hal ini sejalan dengan Supariadi et. All. (2017), bahwa upaya untuk
meningkatkan produksi suatu tanaman yaitu dengan cara pemberian pupuk yang
optimal. Sejalan dengan Permentan (2011) bahwa pupuk organik merupakan
pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian
hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral,
dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan
hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Sedangkan menurut Muchtadi (2010), tanaman berumbi membutuhkan
unsur K lebih banyak dibandingkan unsur lain. Serapan K yang tidak
optimal akan menyebabkan proses metabolisme dalam tanaman tidak dapat
berjalan optimal karena unsur K dalam tanaman diperlukan sebagai karier
dalam proses transportasi unsur hara dari akar ke daun dan translokasi asimilat
dari daun ke seluruh jaringan tanaman.Didukung oleh pendapat Linda (2010)
yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh
kandungan K dalam tanah dan K tambahan KCl, kemudian respon terhadap
bahan organiklah kunci utama dalam meningkatkan produktivitas tanah dan
efisiensi pemupukan untuk mendukung peningkatan laju pertumbuhan vegetatif
tanaman.

37
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pemberian pupuk kandang kotoran sapi merupakan perlakuan terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L).
2. Pemberian pupuk KCl dengan dosis 150 kg/ha merupakan perlakuan
terbaikterhadap pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar (Ipomoea
batatas L).
3. Secara tabulasi interaksi perlakuan pupuk kandang kotoran sapi dan pupuk
KCl dengan dosis 150 kg/ha memberikan pertumbuhan dan produksi
tertinggi terhadap tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L), dengan hasil
panen rata-rata mencapai 4,86 kg/petak atau setara 6,48 ton/hektar.

B. Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar
(Ipomoea batatas L), dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang
kotoran sapi dan pemberian pupuk KCl dengan dosis 150 kg/hektar.

38
DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanti, Tina. 2010. Kajian Sifat Fisiko kimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar
Ungu Dengan Variasi Proses Pengeringan. Skripsi.Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.2015. Produksi Ubi Jalar


Indonesia.https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/883

Ginting, E. 2011.Potensi Ubi Jalar Ungu Sebagai Pangan Fungsional.IPTEK Tanaman


Pangan.Balitkabi. Malang.

Jedeng, I.W, 2011. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) Varietas Lokal Ungu.
Tesis Program Studi Pertanian Lahan Kering Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Denpasar.

Pranata, Ayub S. 2005. Pupuk Organik Cair: Aplikasi dan Manfaatnya.Agromedia


Pustaka: Jakarta.

Rukmana, R. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius. 68 hal

Sartika. D, 2011. Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas
L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Anorganik. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Skripsi.

Sianturi, D, A dan Ernita. 2014. Penggunaan Pupuk KCl dan Bokashi pada tanaman ubi
jalar (Ipomae Batatas). Jurnah Dinamik, 29(1): 37-44

Sulkan, dan Ernita, 2014.Aplikasi Jenis Pupuk Organik dan Dosis Pupuk KCl pada
Tanaman Ubi Jalar. Jurnah Dinamika Pertanian Vol. XXIX

Sarwono, 2005.Ubi Jalar. Penebar Swadaya. Jakarta

Suparman. 2007. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Press. Bandung.

Gaspersz, Vincent., (1995), Teknik Analisa Dalam Penelitian Percobaan, Edisi Pertama,
Penerbit Tarsito, Bandung.

Nasahi, C. 2010. Peran Mikr oba dalam Pertanian Organik Jurusan Hama dan
PenyakitTumbuhan.Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

Wiskandar. 2002. Pemanfaatan Pupuk Kandang untuk Memperbaiki Sifat Fisik


Tanah di Lahan Kritis yang Telah Diteras. Kongres Nasional VII.

39
Sonhaji,A, 2007. Mengenal dan Bertanam Ubi Jalar. Gaza Publishing, Bandung

Hadisumitro, L. M. 2002. Membuat Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya

40
Lampiran 1. Denah Penelitian di Lapangan

ULANGAN I ULANGAN II ULANGAN III

P0K0 P1K1 P2K0

P0K1 P0K2 P1K2

P0K2 P1K0 P1K0

P0K3 P2K3 P2K1

P1K0 P0K0 P1K2

P1K1 P1K3 P0K3

P1K2 P0K2 P1K3

P1K3 P2K2 P2K2

P2K0 P2K0 P0K0

P2K1 P0K1 P0K2

P2K2 P2K1 P2K3

P2K3 P0K3 P0K1

Keterangan :

I, II, II : Ulangan
P0,P1,P2 : Jenis Pupuk
K0, ,K1 , K2, K3 : Berbagai dosis Pupuk KCl
Luas petakan :2mx3m
Jarak antar petakan : 1 meter
Jarak antar ulangan : 1 meter

41
Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Ubi Jalar VarietasSari

SARI

Dilepas tanggal : 22 Oktober 2001


SK Mentan : 525/ Kpts/ T P.240/ 10/ 2001
No. Induk : MI S 104-1
Asal : Persil. Genjah Rante x Lapis
Daya hasil : 30,0– 35,0 t/ ha
Umur panen : 3,5– 4,0 bulan
Tipe tanaman : Semi kompak
Diameter buku ruas : Sangat tipis
Panjang buku ruas : Pendek
Warna dominan sulur : Hijau
Bentuk kerangka daun : Segitiga samasisi
Kedalamcuping daun : Tepi daun berlekuk dangkal
Jumlah cuping daun : Bercuping lima
Bentuk cuping pusat : Lancelatus
Ukuran daun dewasa : Kecil
Warna tulang daun : Hijau (bagian bawah)
Warna daun dewasa : Hijau dg ungu melingkari tepi daun
Warna daun muda : Agak ungu
Panjang tangkai daun : Sangat pendek
Bentuk umbi : Bulat telur melebar pada ujung umbi
Pertumbuhan umbi : Terbuka
Panjang tangkai umbi : Sangat pendek
Warna kulit umbi : Merah
Warna daging umbi : Kuning tua
Rasa umbi : Enak dan manis
Kadar bahan kering : 28%
Kadar serat : 1, 63%
Kadar protein : 1, 91%
Kadar gula : 5, 23%
Kadar pati : 32, 48%
Kadar betakarotin : 380,92 μg/ 100 g
Kadar vitamin C : 21,52 mg/ 100 g
Ketahanan thd hama : Agak tahan boleng (Cylas formicarius)dan
tahan hama penggulung daun
Ketahanan thd penyakit : Tahan kudis (S.batatas) dan bercak
Daun(Cercospora sp.)
Pemulia : St. A. Rahayuningsih, Sutrisno, Gatot S.,dan
Joko Restuono

42
Lampiran 3a. Data hasil pengamatan respon pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar
(Ipomoea batatas L ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman (cm)

Kombinasi Kelompok
perlakuan I II II Jumlah Rerata
P0K0 160 160 160 480 160,00
P0K1 160 160 180 500 166,67
P0K2 180 180 160 520 173,33
P0K3 170 180 175 525 175,00

P1K0 170 170 170 510 170,00


P1K1 170 180 170 520 173,33
P1K2 170 180 175 525 175,00
P1K3 180 180 180 540 180,00

P2K0 170 175 170 515 171,67


P2K1 170 170 180 520 173,33
P2K2 180 170 180 530 176,67
P2K3 180 180 185 545 181,67

Lampiran 3b. Hasil analisis keragamanan respon pertumbuhan dan produksi tanaman
ubi jalar (Ipomoea batatas L ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang tanaman.

F tabe
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat
F hit l
Keragaman (DB) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
(SK)
Kelompok 2 34,72 17,36 0,42 0,6640
Perlakuan 2 343,05 171,52 4,14* 0.0332
P 4 86, 11 21,51 0,52 0,7225
K 3 680,55 226,85 5,47** 0,0075
I 6 73,6 12, 26 0,30 tn 0,9309
Galat 18 745,83
Total 35 1963,88
Keterangan:
KK = 13,08 %
 = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
tn = Berpengaruh tidak nyata

43
Lampiran 4a. Data hasil pengamatan respon pertumbuhan dan produksi tanaman ubi
jalar (Ipomoea batatas L ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah total jumlah umbi per
tanaman (umbi)

Kombinasi Kelompok
perlakuan I II II Jumlah Rerata
P0K0 12,00 9,00 6,00 27,00 9,00
P0K1 10,00 11,00 11,00 32,00 10,67
P0K2 13,00 10,00 13,00 36,00 12,00
P0K3 12,00 13,00 12,00 37,00 12,33

P1K0 9,00 6,00 13,00 28,00 9,33


P1K1 12,00 10,00 14,00 36,00 12,00
P1K2 13,00 13,00 13,00 39,00 13,00
P1K3 14,00 14,00 14,00 42,00 14,00

P2K0 11,00 11,00 10,00 32,00 10,67


P2K1 11,00 11,00 11,00 33,00 11,00
P2K2 12,00 12,00 14,00 38,00 12,67
P2K3 16,00 16,00 15,00 47,00 15,67

Lampiran 4b. Hasil analisis keragamanan respon pertumbuhan dan produksi tanaman
ubi jalar (Ipomoea batatas L ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah jumlah umbi per tanaman

Derajat Jumlah Kuadrat F tabel


Sumber Keragaman F hit
Bebas (DB) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
(SK)
Kelompok 2 5.055 2.52 1.05 0.3704
Perlakuan 2 14.38 7.19 2.99 tn
0.0757
P 4 13.61 3.40 1.41 0.2697
K 3 92.52 30.84 12.81** 0.0001
I 6 11.38 1.898 0.79tn 0.5904
Galat 18 43.33
Total 35 180.30
Keterangan:
KK = 13,08 %
 = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
tn = Berpengaruh tidak nyata

Lampiran 5a. Data hasil pengamatan respon pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar

44
(Ipomoea batatasL ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang umbi per tanaman (cm)

Kombinasi Kelompok
perlakuan I II II Jumlah Rerata
P0K0 9,50 8,00 11,00 28,50 9,50
P0K1 11,50 13,00 10,00 34,50 11,50
P0K2 12,00 8,00 16,00 36,00 12,00
P0K3 15,00 14,00 14,50 43,50 14,50

P1K0 16,00 13,00 14,50 43,50 14,50


P1K1 15,00 13,00 17,00 45,00 15,00
P1K2 14,00 14,00 18,00 46,00 15,33
P1K3 18,00 16,00 16,00 50,00 16,67

P2K0 15,00 15,00 17,00 47,00 15,67


P2K1 14,00 18,00 18,00 50,00 16,67
P2K2 18,0 16,0 16,0 50,0 16,67
P2K3 16,0 18,0 17,0 51,0 17,00

Lampiran 5b. Hasil analisis keragamanan respon pertumbuhan dan produksi tanaman
ubi jalar (Ipomoea batatasL ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah panjang umbi per
tanaman

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F tabel


F hit
Keragaman Bebas (DB) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
(SK)
Kelompok 2 15.16 7.583 2.25 0.1339
Perlakuan 2 139.62 69.81 20.74** 0.0001
P 4 9.583 2.39 0.71 0.5945
K 3 36.58 12.19 3,62* 0.0332
I 6 12.20 2.034 0.60tn 0.7234
Galat 18 60.58
Total 35 273.75
Keterangan:
KK = 12,58 %
 = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
tn = Berpengaruh tidak nyata
Lampiran 6a. Data hasil pengamatan respon pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar
(Ipomoea batatas L ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk kandang

45
dan dosis pupuk KCl terhadap peubah berat umbi per tanaman (g)

Kombinasi Kelompok
perlakuan I II II Jumlah Rerata
P0K0 125,00 250,00 100,81 475,81 158,60
P0K1 166,67 150,00 158,33 475,00 158,33
P0K2 225,00 258,33 241,67 725,00 241,67
P0K3 391,67 100,00 375,00 866,67 288,89

P1K0 250,00 250,00 250,00 750,00 250,00


P1K1 333,33 333,33 341,67 1008,33 336,11
P1K2 391,67 333,33 375,00 1100,00 366,67
P1K3 375,00 391,67 383,33 1150,00 383,33

P2K0 208,33 266,67 291,67 766,67 255,56


P2K1 375,00 408,33 400,00 1183,33 394,44
P2K2 383,33 350,00 458,33 1191,67 397,22
P2K3 408,33 408,33 400,00 1216,67 405,56

Lampiran 6b. Hasil analisis keragamanan respon pertumbuhan dan produksi tanaman
ubi jalar (Ipomoea batatas L ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah berat umbi pertanaman

Derajat
Jumlah Kuadrat F tabel
Sumber Keragaman Bebas F hit
Kuadrat (JK) Tengah (KT)
(SK) (DB)
Kelompok 2 3171 1585.51 0.39 0.6794
Perlakuan 2 154680.115 77340.057 19.27** 0.0001
P 4 4202.268 1050.567 0.26 0.8986
K 3 98159.246 32719.749 8.15** 0.0012
I 6 17638.265 2939.711 0.73tn 0.6300
Galat 18 72256.204
Total 35 350107.119
Keterangan:
KK = 20,9 %
 = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
tn = Berpengaruh tidak nyata

Lampiran 7a. Data hasil pengamatan respon pertumbuhan dan produksi tanaman ubi
jalar (Ipomoea batatasL ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah total berat umbi per

46
petak (kg)

Kombinasi Kelompok
perlakuan I II II Jumlah Rerata
P0K0 1,50 3,00 1,21 5,71 1,90
P0K1 2,00 1,80 1,90 5,70 1,90
P0K2 2,70 3,10 2,90 8,70 2,90
P0K3 4,70 1,20 4,50 10,40 3,47

P1K0 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00


P1K1 4,00 4,00 4,10 12,10 4,03
P1K2 4,70 4,00 4,50 13,20 4,40
P1K3 4,50 4,70 4,60 13,80 4,60

P2K0 2,50 3,20 3,50 9,20 3,07


P2K1 4,50 4,90 4,80 14,20 4,73
P2K2 4,60 4,20 5,50 14,30 4,77
P2K3 4,90 4,90 4,80 14,60 4,87

Lampiran 7b. Hasil analisis keragamanan respon pertumbuhan dan produksi tanaman
ubi jalar (Ipomoea batatasL ) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk KCl terhadap peubah total berat umbi/petak

Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas F tabel
Sumber Keragaman Kuadrat Tengah F hit
(DB)
(SK) (JK) (KT)
Kelompok 2 0.456 0.228 0.40 0.6794
Perlakuan 2 22.27 11.136 19.27** 0.0001
P 4 0.605 0.151 0.26 0.8987
K 3 14.134 4.711 8.15** 0.0012
I 6 2.540 0.423 0.73tn 0.6299
Galat 18 10.40 0.578
Total 35 50.414
Keterangan:
KK = 20,9%
 = Berpengaruh nyata
** = Berpengaruh sangat nyata
tn = Berpengaruh tidak nyata

47

Anda mungkin juga menyukai