Anda di halaman 1dari 22

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sayuran merupakan merupakan sumber esensial vitamin dan mineral, di dalam

sayuran mengandung vitamin A,B, C, zat kapur, dan zat besi yang diperlukan untuk

pertumbuhan tulang, gigi dan mempelancar peredaran darah serta alat pencernaan.

Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya sayuran semakin meningkat,

untuk itu peningkatan produksi sayuran perlu dilakukan. Kailan (Brassica

alboglabra) merupakan salah satu anggota dari keluarga kubis-kubisan (Cruciferae).

Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi yaitu batang dan daunnya.

Tanaman kailan adalah sayuran yang berasal dari Cina, berdaun tebal panjang

dan lebar seperti caisim, datar, mengkilap, keras, berwarna hijau kebiruan , bunganya

terdapat di ujung batang berwarna putih kecil seperti brokoli, sayur brokoli berakar

tunggang dengan kedalaman tanam 30 -35 cm . sayuran kailan banyak mengandung

vitamin A,C, thimin dan kapur dimana setiap 100 g kailan akan mengandung :

vitamin C 100 g, carotene 3.1 mg, thiamin 0,11 mg, ribovlavin 0,27 mg, niacin 2,6

mg, kalsium 24 mg, fosfor 5,8 mg dan besi 4,6 mg. Kailan dipanen pada usia muda

yaitu : 30 HST karena rasanya enak dan manis lebih dari 50 hari batang mulai

berserat daun menguning dan kurang enak.

Kailan cocok ditanam di suhu 23 – 350 C dengan ketinggian 1000- 3000 m dpl ,

curah hulan 1000- 1500 mm/tahun, tanah dengan pH 5 -6 , jenis tanah yang

dibutuhkan tanaman kailan tanah regosol, aluvial, latosol, andosol (Cahyono, 2001).

KTK yang rendah dan kandungan unsur hara N,P,dan K rendah. (Anonim. 2002).

Untuk mmeperoleh hasil tanaman kalian yang tinggi harus dengan usaha intensifikasi

melalui program panca usaha tani yaitu : penggunaan varietas unggul, perbaikan

tehnik budidaya, pengairan, pemupukan dan pengendalian hama, penyakit.Untuk


2

meningkatkan produksi tanaman kailan dengan pemupukan. Pemupukan dengan

pupuk organik dalam jumlah yang cukup dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia

dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman dan

merangsang aktivitas mikroorganisme (Nurkholis, 1994). Pupuk urea 45 – 46 %

nitrogen dapat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, membuat tanaman lebih

hijau.

B. Tujuan

Untuk mengetahui cara membudidayakan kailan dan untuk mengetahui

Pengaruh Bokasi Daun Ketapang Dan NPK 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Kailan ( Brassica Oleraceae Var. Achepala )


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Steenis (1975) klasifikasi tanaman kailan adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas :

Dicotyledoneae, Ordo : Papavorales, Famili : Cruciferae (Brassicaceae), Genus :

Brassica, Spesies : Brassica oleraceae Var. acephala.

Tanaman kailan yang dibudidayakan umumnya tumbuh semusim (annual)

ataupun dwimusim (biennual) yang berbentuk perdu. Sistem perakaran relative

dangkal, yakni menembus kedalaman tanah antara 20-30 cm (Joko dan Wibisono,

2007). .

Batang tanaman kailan umumnya pendek dan banyak mengandung air

(herbaceous). Disekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang

bertangkai pendek (Setyati, 1989).

Tanaman ini dikenal dengan daun roset yang tersusun spiral kearah puncak

cabang tak berbatang. Sebagian besar sayuran kailan memiliki ukuran daun yang

lebih besar, dan permukaan serta sembir daun yang rata. Pada tipe tertentu, daun

yang tersusun secara spiral ini selalu bertumpang tindih sehingga agak mirip kepala

longgar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Umumnya bunga berwarna kuning namun ada pula yang berwarna putih.

Bunganya terdapat dalam tandan yang muncul dari ujung batang/tunas. Kailan

berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran.

Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar

Buah–buah kailan berbentuk polong, panjang dan ramping berisi biji. Biji-

bijinya bulat kecil berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Biji-biji inilah yang

digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman kalian.


4

B. Syarat Tumbuh

1. Iklim

Untuk penanaman yang kurang mendapat sinar matahari (terlindung),

pertumbuhan kailan akan kurang baik dan mudah terserang penyakit, dan pada waktu

masih kecil sering terjadi pertumbuhan terhenti (stagnasi, etiolasi)

Kailan menghendaki keadaan iklim yang dingin selama pertumbuhannya.

Suhu yang baik berkisar antara 15-250C serta cukup mendapat sinar matahari

Kailan adalah suatu sayuran musim dingin atau lembab, dapat juga pada

musim panas jangka pendek. Pertumbuhan kailan sepanjang tahun dan pada musim

semi, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 – 2000 di atas

permukaan laut

2. Tanah

Pada tanah-tanah yang masam (pH kurang dari 5,5), pertumbuhan kalian

sering mengalami hambatan, mudah terserang penyakit akar bengkak atau “Club

root” yang disebabkan oleh cendawan Plasmodiophora brassicae Wor. Sebaliknya

pada tanah yang basa atau alkalis (pH lebih besar dari 6,5) tanaman terserang

penyakit kaki hitam (blackleg) akibat cendawan Phoma lingam (Sarief, 1989).

Kailan menghendaki keadaan tanah yang gembur dengan pH 5,5 – 6,5.

Tanaman kailan dapat tumbuh dan beradaptasi di semua jenis tanah, baik tanah yang

bertekstur ringan sampai berat. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman kailan

adalah lempung berpasir (Soemadi, 1996).


5

3. Pupuk

a. Pupuk NPK 16:16:16

Berdasarkan unsur hara yang dikandungnya, pupuk terdiri dari pupuk tunggal

dan pupuk majemuk (Sabiham et al., 1989). Pupuk tunggal adalah pupuk yang

mengandung satu jenis hara tanaman seperti N atau P atau K saja, sedangkan pupuk

majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara tanaman. contoh

pupuk majemuk antara lain seperti NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling

banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung unsure hara makro yang

penting bagi tanaman. Menurut Imran (2005), pupuk NPK mengandung tiga senyawa

penting antara lain ammonium nitrat (NH4NO3), amonium dihidrogen fosfat

(NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl).

Menurut Novizan (2007), pupuk NPK Mutiara (16:16:16) adalah pupuk

majemuk yang memiliki komposisi unsur hara yang seimbang dan dapat larut 12

secara perlahan-lahan. Pupuk NPK Mutiara berbentuk padat, memiliki warna kebiru-

biruan dengan butiran mengkilap seperti mutiara. Pupuk NPK Mutiara memiliki

beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang lambat larut sehingga dapat

mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan, dan penjerapan oleh

koloid tanah. Selain itu, pupuk NPK mutiara memiliki kandungan hara yang

seimbang, lebih efisien dalam pengaplikasian, dan sifatnya tidak terlalu higroskopis

sehingga tahan simpan dan tidak mudah menggumpal.Menurut Pirngadi et al. (2005),

salah satu cara untuk mengurangi biaya produksi serta meningkatkan kualitas lahan

dan hasil tanaman adalah dengan pemberian pupuk majemuk seperti pupuk NPK

Mutiara (16:16:16). Keuntungan menggunakan pupuk majemuk adalah

penggunaannya yang lebih efisien baik dari segi pengangkutan maupun


6

penyimpanan. Selain itu, pupuk majemuk seperti NPK dapat menghemat waktu,

ruangan dan biaya. Menurut Naibaho (2003),

keuntungan lain dari pupuk majemuk adalah bahwa unsur hara yang

dikandung telah lengkap sehingga tidak perlu menyediakan atau mencampurkan

berbagai pupuk tunggal. Dengan demikian, penggunaan pupuk NPK akan

menghemat biaya pengangkutan dan tenaga kerja dalam penggunaannya. Menurut

Mujiyati et al. (2009), pemberian pupuk NPK mampu meningkatkan nitrogen total

41%, kapasitas tukar kation 21,63%, dan karbon organik 2,43% di daerah perakaran

pada pertanaman cabai. Selain itu, pupuk NPK juga turut meningkatkan hasil cabai s

ebesar 37%.

b. Bokasi Daun Ketapang

Sawi hijau merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari

oleh berbagai kalangan masyarakat di Indonesia yang mudah dibudidayakan dan

biasanya ditanam di daerah dengan ketinggian 100-500 mdpl. Syarat tumbuh

tanaman sawi memiliki kondisi tanah yang gembur, mengandung banyak humus,

subur, berdrainase baik dan optimum tumbuh pada pH tanah 6-7 (Edi, 2010). Sawi

hijau biasanya dimakan segar atau dapat diolah menjadi berbagai macam makanan

maupun campuran makanan seperti sop, lalapan, asinan, dll. Kandungan gizi yang

tedapat pada sawi hijau yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi,

vitamin A, vitamin B, vitamin C, natrium dan air.

Berdasarkan data BPS (2017), rata-rata konsumsi sawi per orang per minggu

di Indonesia yaitu 0,04 kg pada tahun 2016. Produktivitas tanaman sawi di Indonesia

pada tahun 2014 yaitu 9,91 ton/ha, tahun 2015 yaitu 10,23 ton/ha dan tahun 2016

yaitu 9,92 ton/ha. Data tersebut menunjukkan adanya penurunan hasil produksi sawi
7

tiap tahunnya. Penurunan hasil produksi tanaman sawi salah satunya disebabkan oleh

gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) yaitu ulat grayak (Kementrian

Pertanian, 2017).

Spodoptera litura F. atau ulat grayak merupakan salah satu jenis hama

penting yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. Ulat grayak

bersifat polifag yang menyerang ke berbagai jenis tanaman seperti tanaman pangan,

sayur-sayuran, dan buah-buahan. Adapun tanaman inang dari ulat grayak antara lain

tanaman kedelai, sawi, cabai, kubis, padi, jagung, tomat, tebu, buncis, pisang,

kacang tanah dan lainnya. Ulat grayak menyerang satu tanaman secara bersama-

sama pada malam hari hingga daun tanaman maupun bagian lain tanaman tersebut

habis, kemudian pindah ke sekitar tanaman yang lainnya (Pracaya, 1995).

Awal serangan ulat grayakyaitu daun tampak terlihat berlubang-lubang, lama-

kelamaan hanya tertinggal tulang-tulang daunnya saja. Kerusakan daun yang

disebabkan oleh serangan ulat grayak dapat mengganggu proses fotosintesis

tanaman yang berakibat kehilangan hasil panen. Besarnya kehilangan hasil panen

tergantung pada tingkat kerusakan daun dan tahap pertumbuhan tanaman waktu

terjadi serangan. Kehilangan hasil panen akibat serangan ulat grayak dapat mencapai

80% (Marwoto dan Suharsono, 2008).

Kehilangan hasil panen yang disebabkan oleh serangan ulat grayak

mengakibatkan kerugian yang besar bagi petani, sehingga perlu dilakukannya

pengendalian untuk mengendalikan serangan ulat grayak. Hingga saat ini,

kebanyakan kalangan petani masih berusaha mengendalikan serangan ulat grayak

dengan menggunakan insektisida kimia. Menurut Hernayanti (2017), penggunaan

insektisida kimia yang tidak sesuai dengan dosis atau berlebihan dapat
8

menimbulkan pengaruh samping yang sangat merugikan seperti resistensi terhadap

hama, terbunuhnya musuh alami, keracunan pada manusia dan pencemaran

lingkungan. Alternatif untuk mencegah adanya penggunaan insektisida kimia yang

berlebihan dapat menggunakan pengendalian hama secara terpadu (PHT).

Pengendalian Hama Terpadu atau PHT merupakan alternatif pengendalian

hama yang mengurangi dampak-dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia

yang berlebihan. Strategi PHT adalah menggunakan teknik secara kompatibel atau

metode pengendalian hama yang didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi.

Pengendalian hama terpadu ini meliputi: (1) pengelolaan budidaya tanaman sehat

(2) pengendalian secara fisik dan mekanik (3) penggunaan agensia hayati atau

pengendalian biologis dan (5) penggunaan pestisida organik (Marwoto dan

Suharsono, 2008).

Penggunaan pestisida organik yang termasuk dalam PHT ini dapat menjadi

salah satu alternatif bagi petani untuk mengendalikan serangan ulat grayak. Pestisida

organik berasal dari tumbuhan alam sekitar sehingga murah, ramah lingkungan

(mudah terurai), aman bagi manusia maupun hewan, dan tidak menimbulkan

keracunan pada tanaman. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai

pestisida nabati adalah Ketapang ( Terminalia catappa L.).

Ketapang memiliki banyak manfaat salah satunya dimanfaatkan sebagai

tanaman obat tradisional untuk mengobati nyeri sendi, penyakit kardiovaskuler,

kulit, liver, pernafasan dan penyakit lainnya. Kandungan kimia yang terkandung

pada tanaman ketapang yaitu tannin (punicalagin, punicalin, terflavin A dan B,

tergallin, tercatain, asam chebulagic, geranin, gratanin B, corilagin), flavonoid

(isovitexin, vitexin, isoorientin, rutin) dan tripenoid (Rahayu dan Nur, 1994). Daun
9

maupun buah ketapang memiliki kandungan metabolisme sekunder alami yaitu

flavanoid 20-25%, tanin 11-23%, saponin 20% dan phytosterol 10-15%. Sementara

unsur lain yang terkandung dalam daun ketapang antara lain sulfur, nitrogen, fosfor,

Ca, Mg, Zn, Cu (Irnawati dan Nita, 2012).

Pengendalian Hama Terpadu atau PHT merupakan alternatif pengendalian

hama yang mengurangi dampak-dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia

yang berlebihan. Strategi PHT adalah menggunakan teknik secara kompatibel atau

metode pengendalian hama yang didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi.

Pengendalian hama terpadu ini meliputi: (1) pengelolaan budidaya tanaman sehat

(2) pengendalian secara fisik dan mekanik (3) penggunaan agensia hayati atau

pengendalian biologis dan (5) penggunaan pestisida organik (Marwoto dan

Suharsono, 2008).

Penggunaan pestisida organik yang termasuk dalam PHT ini dapat menjadi

salah satu alternatif bagi petani untuk mengendalikan serangan ulat grayak. Pestisida

organik berasal dari tumbuhan alam sekitar sehingga murah, ramah lingkungan

(mudah terurai), aman bagi manusia maupun hewan, dan tidak menimbulkan

keracunan pada tanaman. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai

pestisida nabati adalah Ketapang ( Terminalia catappa L.).

Ketapang memiliki banyak manfaat salah satunya dimanfaatkan sebagai

tanaman obat tradisional untuk mengobati nyeri sendi, penyakit kardiovaskuler,

kulit, liver, pernafasan dan penyakit lainnya. Kandungan kimia yang terkandung

pada tanaman ketapang yaitu tannin (punicalagin, punicalin, terflavin A dan B,

tergallin, tercatain, asam chebulagic, geranin, gratanin B, corilagin), flavonoid

(isovitexin, vitexin, isoorientin, rutin) dan tripenoid (Rahayu dan Nur, 1994). Daun
10

maupun buah ketapang memiliki kandungan metabolisme sekunder alami yaitu

flavanoid 20-25%, tanin 11-23%, saponin 20% dan phytosterol 10-15%. Sementara

unsur lain yang terkandung dalam daun ketapang antara lain sulfur, nitrogen, fosfor,

Ca, Mg, Zn, Cu (Irnawati dan Nita, 2012).

Hasil penelitian Tampemawa dkk. (2016) menunjukan ekstrak daun ketapang

di tiga macam konsentrasi menunjukkan adanya zona bening pada daerah sekitar

kertas cakram yaitu 8,8267 (30%), 11,2533 (60%), dan 12,4967 (90%) sehingga

menunjukkan adanya daya hambat terhadap bakteri B. amyloliquefaciens yang

berperan sebagai agen biokontrol. Konsentrasi ekstrak daun ketapang (Terminalia

catappa L.) yang paling efektif menghambat pertumbuhan gulma rumput teki

(Cyperus rotundus) adalah konsentrasi 55,46% (Alegore, 2017). Hasil penelitian

Pradipta (2016) menunjukkan besarnya toksisitas LC50 dalam waktu 24 jam

campuran ekstrak daun ketapang dan daun akasia berduri terhadap mortalitas larva

nyamuk Aedes aegypti adalah 65,5967 ppm atau 6,6 mg/dL. Berdasarkan kandungan

dan beberapa hasil penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang

bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi daun ketapang (Terminalia catappa L.)

yang efektif untuk mengendalikan ulat grayak dan pengaruhnya pada tanaman sawi

hijau.
11

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga,

Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama 3 bulan,

dimulai dari bulan Maret sampai Mei 2013.

B. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih kailan

sebagai objek praktikum, pupuk NPK 16:16:16, tanah, pupuk kandang, bokasi daun

ketapang, dan air sebagai media penyiraman.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul untuk

mengolah lahan, meteran atau penggaris untuk mengukur jarak tanam, gembor untuk

menyiram tanaman, buku data yang digunakan sebagai tempat penulisan data.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan media tanam.

Membersihkan lahan yang telah ada dari gulma, bagian tanah diratakan sma

datar, selanjutnya pengisian polybag dengan tanah yang saat akan dilakukan

penanaman dicampur dengan pupuk bokasi ketapang. Polybag yang telah diisi tanah

ditata agar rapi dengan jarak antar polybag 15 cm dan untuk jalan 30 cm.

2. Persemaian

Sebelum di tanam benih kailan di semai terlebih dahulu agar di peroleh bibit

tanaman yang baik dan seragam. Mulanya benih disemai pada media rockwoll atau

busa yang diisi 1 perbagiannya, diletakkan pada nampan yang kemudian diberi air

agar lembab, sehingga benih dapat menyerap air dan terjadi dormansi dan

pertumbuhan pun dimulai. Setelah umur 18 hari, bibit di pindahkan ke dalam media
12

tanam polybag yang telah diisi tanah serta campuran bokasi ( criteria tanaman siap

tanam telah tumbuh 4 – 5 helai daun )

3. Penanaman

Penanaman di lakukan setelah bibit berumur dua minggu atau telah tumbuh

empat helai daun pada persemaian. Penanaman di lakukan setelah lahan siap untuk di

gunakan, di lakukan dengan memindahkan bibit di polibag besar langsung ke lahan.

4. Pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan dengan menggunakan pupuk tunggal N P K 16:16:16

yang di berikan pada saat tanaman mulai berumur satu minggu setelah tanam.

Pemberian pupuk di lakukan 2x setelah penanaman, setengan di awal dan setengah di

akhir. Juga dilakukan penyiramana dengan pupuk NPK yang telah dilarutkan pada

air 1 gembordengan1 genggam NPK untuk keseluruhan.

5. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan meliputi penyiraman yang di lakukan setiap hari, yaitu pada pagi

dan sore hari apa bila tidak turun hujan. Penyulaman di lakukan apabila terdapat

tanaman yang mati denagan batas waktu satu minggu setelah tanam. Penyiangan di

lakukan ketika tanaman yang di teliti di tumbuhi gulma di lakukan secara manual

dengan di cabut menggunakan tangan. Pengendalian hama pun di lakukan secara

mekanis dan fisik dengan mengusir atau membunuh langsung hama yang terlihat.

6. Panen

Panen di lakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam atau

tanaman sudah layak di konsumsi. Cara panen kailan adalah dengan mencabut semua

bagian tanaman termasuk akar kemudian akarnya di gunting dan di buang


13

IV. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KAILAN

1. Persiapan Media tanam

Tanah yang cocok untuk budidaya kailan adalah tanah yang gembur dan

subur. Sebelum ditanam, tanah terlebih dulu dibajak sedalam 15 sampai dengan

20 cm. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka pembajakan bisa dilakukan

dua kali, yakni pembajakan pertama dengan kedalaman 30 cm lalu dibiarkan

selama satu minggu dengan maksud tanah bagian bawah juga terkena sinar

matahari. Kemudian dibajak kembali dengan membersihkan lahan dari semua hal

yang berpotensi mengganggu perkembangan tumbuhnya kailan seperti batu,

gulma dan akar rumput lainnya.

Berikan pupuk organik dalam media tanam. Pupuk yang biasa digkotoran

hewan dengan nakan antara lain pupuk kandang dengan dosis 5 – 20 ton/ha. Lalu,

buatlah bedengan berukuran lebar 120 cm serta panjang 3–5 meter, dan lebar

drainase 50 cm.

2. Persiapan Bibit

Persemairan bibit idealnya dilakukan pada dua minggu sebelum waktu tanam.

Biji tersebut disemai dalam barisan dengan jarak 5 cm. Bibit yang telahberumur 1

bulan kemudian dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50x60 cm, dalam

setiap hektar diperkirakan dibutuhkan benih sebanyak 150 – 300 gram bibit.
14

3. Perawatan

Pemupukan dilakukan saat umur tanaman sudah mencapai 2 minggu. Adapun

pupuk yang dipakai adalah pupuk jenis urea dan TSP. Pupuk majemuk NPK

harus memiliki kandungan N tinggi karena bisa membuat bagian batang dan daun

kailan tumbuh menjadi subur.

Kemudian lakukan penyiraman secara rutin, terlebih pada saat musim

kemarau. Lakukan proses penjarangan yang bertujuan untuk mencabuti tanaman

yang tumbuhnya terlalu rapat. Selain itu, lakukan perawatan yang lain yaitu

dengan memperhatikan tanaman yang rusak dengan mencabuti tanaman yang

mati, karena serangan hama dan penyakit, lalu ganti dengan bibit yang baru. Ini

dilakukan agar tanaman yang rusak karena serangan hama dan penyakit tidak

menularkan penyakitnya ke tanaman yang sehat lainnya.

Kemudian lakukan proses penyiangan yaitu dengan menggantikan tanaman

yang lama dengan tanaman yang baru. Tetapi ini dilakukan, jika menemukan

tanaman yang tidak memiliki potensi untuk bisa tumbuh dengan baik.

4. Hama dan penyakit

Hama yang sering kali menyerang tanaman kalian adalah ulat, kutu daun,

serangga, dan kumbang. Cara pencegahannya adalah dengan cara menggunakan

pestisida organik.

5. Panen

Panen kailan dilakukan jika umur tanaman sudah mencapai 40 hari. Cara

panen kailan yakni dengan mencabut tanaman dari akarnya dan kemudian

dibersihkan dengan air. Lakukan secara berhati-hati saat melakukan proses


15

pencabutan batang dan terutama daun jangan sampai tergores karena bisa

mempengaruhi mutu.
16

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa

dengan perlakuan berupa pemberian pupuk NPK 16:16:16 sangat berpengaruh pada

pertumbuhan kalian dapta dilihat dengan hasil daun yang melebar dan tumbuh

kokoh, serta pemberian bokasi Ketapang dapat mengurangi adanya serangan hama

dari ulat pemakan sayuran.

B. Saran

Sebaiknya dalam budidaya kailan kita harus memperhatikan syarat tumbuh

yang sesuai untuk pertumbuahan kailan, sehingga dapat meningkatkan hasil dan

lebih memperhatikan hama dan penyakit yang dapat menurunkan hasil panen.
17

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.

BPFE UGM. Yogyakarta.

G.J.Vink. 1984. Dasar-Dasar Usahatani di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.

Jakarta.

Haryanto, E.T. Suhartini dan E. Rahayu. 2001. Sawi dan Selada. PT. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Kadarsan. 1993. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mosher, A.T. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta.

Mubyarto. 1987. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Prawirokusumo, Soeharto. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Yogyakarta.

Puspita Wijayanti. 2010. eprints.uns.ac.id/260/1/162732708201004141.pdf

Setyati, M. M. 1979. Pengantar Agronomi. Departemen Agronomi Fakultas

Pertanian IPB, Bogor.

Soekartawi, et al. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani

Kecil. Jakarta : UI Press.


18

LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Tahap penyemaian benih kalian dengan media rockwoll yang telah diberi
potongan dengan ukuran 1 x 2 cm,yang kemudian diisi dengan masing –masing
1 benih dan disiram air hingga media rockwoll basah ( lembab ) selanjutnya
tanaman kalian diletakkan pada greenhouse yang ada.

Persiapan media tanam untuk tanaman kalian dengan menggunakan polybag


berukuran besar yang telah diisikan tanah dan dicampur oleh pupuk bokasi
ketapang.
19

Setelah tumbuh sekitar 6 hari danmempunya daun kira – kira 5 helai, kalian siap
untuk dipindahkan ke media tanah, ditanamdengan caradiberi lobang pada tegah
tanah seukuran rockwoll lalu dimasukkan,kemudiantepiannya ditekan
bersamatanah untuk menutupnya

selanjutnya pemberlakuan pemupukandengan member NPK 16:16:16 diberi


pada ujung ujung kedua sisi tanaman kalian, agar membantu proses
perkembangan serta pertumbuhan kalian, juga dilakukan penyiramandengan
larutan NPK 16:16:16.
20

Selain itu untuk menjcegah tanaman terserang oleh hama penyakit, juga diberi
perlakuan dengan penyemproanlarutan Ciracron juga Decis,
21

2. Jadwal Kegiatan Praktikum

Bulan
No Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyemaian x

2. Persiapan Lahan x

3. Penanaman x

4` Pemeliharaan x x x x x X x x x x

5. Pengamatan x x X X x x x x

6. Panen x x

7. Laporan x
22

3. Biodata Penulis

Misdah Rahayu Putri, dilahirkan di Kota

Pekanbaru, Riau pada hari kamis tanggal 21

Oktober 1999. Memiliki hobi yang berkaitan

dengan seni serta suka memasak, Anak kelima

dari lima bersaudara, anak dari pasangan

Rahmat J dan Bayunasri dan satu – satunya

anak perempuan. Penulis menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah 03 Unggulan Pekanbaru pada

tahun 2011. Kemudian melanjutkan Pendidikan SMP N 22 Pekanbaru dan tamat

pada tahun 2014. Kemudian melanjutkan di SMA N 10 Pekanbaru dan tamat tahun

2017. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi,

tepatnya di Universitas Islam Riau (UIR) Fakultas Pertanian pada ProgramStudi

Agroteknologi untuk menyelesaikan program Strata Satu ( S1 ) sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai