TINJAUAN PUSTAKA
3
4
keputihan hingga kehijauan, dan tiap satu buah memiliki 2 - 8 butir biji
berbentuk bulat kecil berwarna coklat hingga kehitaman, memiliki permukaan
licin, mengkilap, keras dan juga berlendir.
Syarat tumbuh yang cocok untuk tanaman sawi caisim mulai dari tinggi
tempat 5 - 1.200 m dpl dengan curah hujan 200 – 300 mm per bulan. Tanah
yang dikehendaki untuk pertumbuhannya adalah tanah gembur dan kaya
bahan organik, drainasenya baik dan pH 6 sampai 7.
2.2 Pupuk Nitrogen
Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi caisim yang optimal dapat
tercapai dengan cara pembudidayaan yang tepat, salah satunya dengan
pemberian pupuk nitrogen dengan dosis yang tepat.
Nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman, khususnya tanaman
yang dipanen daunnya dapat dibedakan atas empat kelompok utama, yaitu:
1. Nitrogen nitrat (NO3-),
2. Nitrogen ammonium (NH4+),
3. Nitrogen molekuler (N2), dan
4. Nitrogen organik.
Pupuk Nitrogen memegang peranan sangat penting dalam peningkatan
produksi sawi caisim. Nitrogen merupakan bagian dari protein, bagian
penting konstituen dari protoplasma, enzim, agen katalis biologis yang
mempercepat proses metabolisme dalam tanaman. Dengan demikian maka
protein bersifat seperti katalisator dalam proses metabolisme. Nitrogen
merupakan unsur yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam
hubungannya dengan pertumbuhan tanaman (Yanti, dkk., 2014). Menurut
Mertayasa (2016) Nitrogen merupakan komponen penting dalam tanaman.
Unsur nitrogen yang terdapat dalam pupuk urea berada dalam kondisi tersedia
dan langsung bisa diserap oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi maksimal. Patti, dkk. (2013) menyatakan bahwa nitrogen
mempunyai peran penting bagi tanaman yaitu mendorong pertumbuhan
tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan kualitas,
pengembangan luas daun dan sintesis protein.
5
berbanding lurus dengan produksi asimilat yang dihasilkan oleh klorofil yang
melakukan proses fotosintesis. Meningkatnya laju fotosintesis akan
menghasilkan karbohidrat dalam jumlah banyak, senyawa karbohidrat
merupakan bahan dasar untuk sintesis protein dan senyawa lain yang
digunakan untuk pertumbuhan organ tanaman seperti daun (Fauzi, dkk.,
2014).
Hasil penelitian Erawan, dkk. (2013) pada tanaman sawi caisim
pemberian pupuk urea menunjukkan hasil tertinggi pada tinggi tanaman, luas
daun pada umur 21 dan 28 hst, berat kering akar, berat kering daun dan laju
tumbuh relatif. Penelitian Sarif, dkk. (2015) menunjukkan pemberian pupuk
urea memberikan respon terbaik pada tanaman sawi caisim, hasil terbaik pada
tinggi tanaman (36,74 cm) jumlah daun (13,40 buah) bobot segar (205, 76 g)
dan bobot kering (25,79 g).
Selain urea, pupuk ZA merupakan salah satu pupuk yang mengandung
nitrogen. Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk
memberi tambahan hara nitrogen dan sulfur bagi tanaman. Pupuk ZA
berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Pupuk
ZA mengandung belerang 24 % (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21 %
(dalam bentuk amonium) (Jaya, 2018). Unsur yang dikandung oleh pupuk ZA
akan dapat memacu pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan jumlah daun
(Putra, 2013). Fungsi ammonium sulfat pada pupuk ZA adalah menurunkan
pH tanah sehingga menyeimbangkan pH tanah. Dalam tanah ion Ammonium
sulfat dilepaskan dan membentuk asam yang dapat menurunkan pH tanah.
Selain itu pupuk ZA juga mampu memperbaiki kualitas hasil panen tanaman
(Arief, dkk., 2016).
2.3 Jarak Tanam
Jarak tanam merupakan pengaturan populasi dalam satuan luas.
Pengaturan jarak tanam tergantung pada daya tumbuh benih, kesuburan
tanah, musim, dan varietas yang ditanam. Pengaturan jarak tanam dilakukan
untuk mendapatkan produksi yang optimal dan sangat menentukan kebutuhan
benih. Pengaturan jarak tanam digunakan untuk mengetahui jumlah populasi
7
dengan jumlah radiasi matahari yang dapat diserap oleh tanaman. Disamping
itu, kepadatan tanaman juga mempengaruhi persaingan diantara tanaman
dalam menggunakan unsur hara. Penentuan kerapatan tanam pada suatu areal
pertanaman pada hakekatnya merupakan salah satu cara untuk mendapatkan
hasil tanaman secara maksimal, pengaturan kepadatan tanaman sampai batas
tertentu, tanaman dapat memanfaatkan lingkungan tumbuhnya secara efisien.
Pengaturan jarak tanam pada tanaman perlu dilakukan, karena untuk
mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, distribusi unsur hara yang
merata, efektivitas penggunaan lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan
pada perkembangan hama dan penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak
benih yang diperlukan pada saat pertanaman.
Menurut Huda, dkk. (2015) pada jarak tanam rapat terjadi kompetisi
tanaman dalam mendapatkan sumberdaya untuk mendukung
pertumbuhannya. Hal ini terjadi karena jarak tanam akan mempengaruhi
efektivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman sehingga partumbuhan
tanaman akan terganggu dan produksi pertanaman akan menurun. kerapatan
tanaman akan mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama
karena koefisien penggunaan cahaya, hara, air dan ruang tumbuh. Menurut
Hikmawati, (2014) jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan
efisiensi penggunaan cahaya. Secara teoritis produksi tertinggi tanaman dapat
diperoleh dengan menaikkan jumlah populasi tanaman namun semua
komponen faktor pertumbuhan harus terpenuhi. (Abdullah, dkk., 2014).
Menurut Fahrurroji (2013), jarak tanam optimal tanaman sawi caisim
adalah 20 cm x 20 cm, sedangkan menurut Qolik (2014) jarak tanam optimal
tanaman sawi caisim adalah 30 cm x 30 cm Hasil penelitian Ali (2017)
penggunaan jarak tanam 20 cm x 25 cm memberikan hasil terbaik pada
tanamn sawi. Menurut jurnal penelitian Kaiman, dkk. (2013), menyatakan
bahwa penggunaan jarak tanam 20 cm x 25 cm memberikan hasil terbaik
pada tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah pada tanaman sawi
dibandingkan jarak tanam yang lainnya.