Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa var.crispa)

Tanaman selada termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke

dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan

tinggi berkisar antara 20-40 cm atau lebih. Secara morfologi, organ-organ penting

yang terdapat pada tanaman selada adalah akar, batang, daun, dan biji. Selada juga

memiliki kandungan vitamin diantaranya vitamin A , vitamin B, vitamin C yang

sangat berguna untuk Kesehatan tubuh.

Gambar 1. Tanaman Selada Merah (dokumentasi pribadi)

Akar

Menurut Rukmana (1994) dalam jurnal Kamalia (2017), tanaman selada

mempunyai perakaran dengan bulu akar yang menyebar didalam tanah. Sistem

perakaran selada kecil dan akar banyak menyebar dekat dengan permukaan tanah.

Akar tanaman selada adalah akar tunggang dan cabang-cabang akar menyebar ke

semua arah pada kedalaman antara 20-50 cm. akar tunggang tanaman selada

diikuti dengan penebalan dan perkembangan efektif akar lateral yang kebanyakan

horizontal, berfungsi untuk menyerap air dan hara.

Batang

7
Sebagian besar tipe selada kecuali selada batang, batang silindernya

pendek dan tertekan, berbuku-buku yang merupakan tempat kedudukan daun.

Ketika berbunga batang ini memanjang menjadi tinggi dan bercabang (Pracaya,

2007 dalam jurnal Sembodo, 2018).

Daun

Menurut Rukmana (1994) dalam jurnal Kamalia (2017), daun selada

bentuknya bulat Panjang mencapai ukuran 25 cm dan lebarnya 15 cm atau lebih,

sering berjumah banyak, berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk spiral

dalam roset padat. Daun tidak berambut, berkeriput (savoy) atau kusut berlipat.

Warna daun mulai hijau muda hingga hijau tua, sedangkan pada kultivar tertentu

berwarna merah atau ungu. Daun bagisn dalam pada kultivar yang tidak berbentuk

kepala cenderung berwarna lebih cerah dibandingkan pada kultivar yang

membentuk kepala lebih pucat.

Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras,

berwarna cokelat tua, serta berukuran sangat kecil yaitu Panjang 4 mm dan lebar 1

mm. biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua dapat digunakan untuk

perbanyakan tanaman (Pracaya, 2007 dalam jurnal Sembodo, 2018).

2.2. Hidroponik

Menurut Yahya (2018) hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam

modern yang sering digunakan dalam bidang pertanian. Teknologi ini

memudahkan para petani dalam bercocok tanam, oleh karena itu teknologi ini

cocok diterapkan pada masa sekarang, mengingat lahan pertanian di Indonesia

semakin hari semakin sempit.

8
Hidroponik berasal dari Bahasa Yunani, hydroponic. Dibagi menjadi dua

suku kata, hydro yang berarti air dan ponous berarti kerja. Sesuai dengan arti

tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang

menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Tak jarang bertanam hidroponik dijadikan

hobi pengisi waktu luang bagi sebagian orang. Bahkan tak sekedar hobi, ada juga

kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Perbedaan yang paling

menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi

tanaman (Jalil, 2017).

Pada budidaya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat

bergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah

cukup dan lengkap. Hidroponik biasa digunakan untuk menanam sayur dan buah.

Bahkan beberapa tanaman sayur dan buah telah umum ditanam secara hidroponik.

Sebut saja paprika, timun, tomat, dan sayuran hijau.

2.3. NFT (Nutrient Film Technique)

NFT (nutrient film technique) adalah suatu metode budidaya tanaman

dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi,

sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Air yang

berisi larutan nutrisi bersirkulasi secara terus menerus dengan bantuan pompa.

Gambar 2. Sistem Hidroponik NFT (Setiawan, 2018)

9
Sistem nutrient film technique (NFT) merupakan Teknik hidroponik

dengan mengalirkan nutrisi dengan tinggi kurang lebih 3 mm pada perakaran

tanaman. Sistem ini dapat dirakit menggunakan talang air atau pipa pvc dan

pompa listrik untuk membantu sirkulasi nutrisi. Faktor penting pada sistem ini

terletak pada kemiringan pipa pvc dan kecepatan nutrisi mengalir. Penggunaan

sistem NFT akan mempermudah pengendalian perakaran tanaman dan kebutuhan

tanaman terpenuhi dengan cukup (Hendra dan Andoko, 2014 dalam jurnal Sari

Elvita, 2016).

Sistem hidroponik NFT dapat diandalkan untuk produksi tanaman skala

besar. Nutrisi pada sistem ini selalu mengalir sehingga seluruh netpot yang ada di

dalam rangkaian mendapat nutrisi yang cukup. Sistem hidroponik NFT harus

dirangkai dengan benar sehingga nutrisi dapat tersirkulasi dengan baik.

Kelemahan dari sistem hidropnik NFT ini antara lain, ketersediaan dan

pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit dan modal awal yang relative lebih

besar (Herwibowo dan Budiman, 2014 dalam jurnal Sari Elvita, 2016). Selain itu

membutuhkan lahan yang cuckup besar dan bergantung pada ketersediaan listrik.

2.4. Nutrisi Tanaman

Nutrisi tanaman adalah unsur yang diserap oleh tumbuhan. Menurut

Hanafiah (2007:252) dalam jurnal Satriawan (2019), unsur kimiawi yang

dianggap esensial sebagai unsur hara tanaman adalah jika memenuhi tiga kriteria

sebagai berikut :

a. Unsur ini harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang

dibutuhkan tanaman

b. Unsur ini tersedia agar tanaman dapat melengkapi siklus hidupnya

10
c. Jika tanaman mengalami defesiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur

tersebut

Unsur hara makro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah besar, biasanya

diatas 500 ppm dan jumlah yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit biasanya

kurang dari 50 ppm disebut mikro esensial. Yang tergolong ke dalam unsur hara

makro anatara lain nitrogen, hydrogen, oksigen, fosfor, kalium, kalsium, belerang,

dan magnesium. Sedangkan unsur hara mikro antara lain boron, besi, mangan,

tembaga, seng, molybdenum, dan khlorin.

Menurut Sutejo, (1995:22-39) dalam jurnal sagita (2020) jumlah besar yang

dibutuhkan tanaman, unsur hara tanaman dibedakan menjadi unsur hara makro

dan mikro. Unsur hara makro terdiri atas:

a. Carbon, Oksigen, dan Hidrogen (C,H,O)

Carbon, oksigen, dan hydrogen merupakan bahan baku dalam

pembentukan jaringan tubuh tanaman. Berada dalam bentuk H2O (air),

H2CO3 (asam arang), dan CO2 dalam udara.

1. Carbon (C)

Penting sebagai pembangun bahan organic, karena Sebagian besar

bahan kering tanaman terdiri dari bahan organic, diambil dalam bentuk

CO2.

2. Oksigen (O)

Terdapat dalam bahan organic sebagai atom dan termasuk pembangun

bahan organic, diambil dalam bentuk CO2.

3. Hydrogen (H)

Merupakan elemen pokok pembangun bahan organic, supplai dari air.

11
b. Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman

yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau

pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti, daun, batang, dan akar,

tetapi kalua terlalu banyak dapat menghambat pembuangaan dan

pembuahan pada tanamannya.

Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman

2. Dapat menyehatkan pertimbuhan daun,

3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman

4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan

5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah

Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat)

dan NH4+ (ammonium), akan tetapi nitrat ini segera tereduksi menjadi

ammonium. Menurut Wirawatmaja (2017) kekurangan unsur nitrogen

dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan

selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati, daun

mati inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan

bewarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang

terhambat ini akan berpengaruh pada pembuahan, yang dalam hal ini

perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat

matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh

dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membrane sel daun

sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.

12
c. Fosfor (P)

Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4-, dan HPO4. Secara

umum, fungsi dari fosfor (P) dalam tanaman adalah sebagai berikut:

1. Dapat mempercepat pertumbuhan akar

2. Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda

menjadi tanaman dewasa

3. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah

4. Dapat meningkatkan produksi biji-bijian

Fosfor dalam tanah dapat digolongkan dalam 2 bentuk, yaitu

bentuk organis dan bentuk anorganis. Di dalam tanah fungsi P terhadap

tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-

senyawa organis, dan sebaliknya hanya sebagian kecil saja yang terdapat

dalam bentuk anorganis sebagai ion-ion fosfat. Fungsi fosfat dalam

tanaman adalah dapat mempercepat pertumbuhan akar semai,

mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan produk biji-bijan dan

dapat memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga tidak mudah

roboh. Bagian tubuh tanaman yang bersangkutan dengan pembiakan

generative, seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala-kepala

sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal biji ternyata

mengandung unsur P. Jadi, unsur P banyak diperlukan untuk pembentukan

bunga dan buah. Defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan

pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang, seperti misalnya pada

tanaman serelia (padi-padian, rumput-rumputan penghasil biji yang dapat

dimakan, jewawut, gandum, jagung). Daun-daunnya berwarna hijau

13
tua/keabu-abuan, mengkilap,sering pula terdapat pigmen merah pada daun

bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai-tangkai daun kelihatan lancip-

lancip. Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji.

d. Kalium (K)

Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda).

Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang

banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Zat

kalium mempunyai sifat mudah larut dan hanyut, selain itu mudah

difiksasi dalam tanah. Zat kalium yang tidak diberikan secara cukup, maka

efisien N dan P akan rendah, dengan demikian maka produksi yang tinggi

tidak dapat diharapkan.

Kalium berfungsi sebagai berikut:

1. Pembentukan protein dan karbohidrat

2. Mengeraskan Jerami dan bagian kayu dari tanaman

3. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit

4. Meningkatkan kualitas biji/buah

Defisiensi gejala yang terdapat pada daun, pada awalnya tampak

agak mengkerut dan kadang- kadang mengkilap, selanjutnya ujung dan

tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula diantara

tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor,

berwarna coklat, dan jatuh kemudian mengering dan mati. Gejala yang

terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga

tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak padabuah, misalnya buah

kelapa dan jeruk buahnya banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang

14
masak buahnya berlangsung lambat. Bagi tanaman yang berumbi yang

mengalami defisiensi K hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat

arangnya rendah.

e. Kalsium (Ca)

Kalsium diserap dalam bentuk Ca++, sebagian besar terdapat

dalam daun berbentuk kalsium pektat yaitu bagian lamella pada dinding

sel. Selain itu terdapat juga pada batang, berpengaruh baik dalam

pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar. Kalsium terdapat pada tanaman

yang banyak mengandung protein.

Fungsi kalsium pada tanaman yaitu:

1. Kalsium dapat menetralkan asam-asam organic yang dihasilkan pada

metabolisme.

2. Kalsium penting bagi pertumbuhan akar.

3. Kalsium dapat menetralkan tanah asam, dapat menguraikan bahan

organik, tersediannya pH dalam tanah tergantung pada kalsium.

Defisiensi unsur Ca menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem

perakaran. Gejala yang tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain

berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepinya klorosis

(berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara tulang-tukang

daun, jaringan daun mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati.

Defisiensi unsur Ca menyebabkan pertumbuhan tanaman lemah, karena

terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari jaringannya dan

menyebabkan distrisbusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian

yang lain terhambat (tidak lancar).

15
f. Magnesium (Mg)

Magnesium diserap tanaman dalam bentuk Mg++, merupakan

bagian dari klorofil. Mg ini termasuk unsur yang tidak mobil dalam tanah.

Kadar Mg di dalam bagian vegetatif dapat dikatakan rendah daripada

kadar Ca, akan tetapi di dalam bagian generatif malah sebaliknya. Mg

banyak terdapat dalam buah dan juga dalam tanah. Ada beberapa faktor

seperti temperature, kelembapan pH, dan beberapa faktor lainnya dapat

mempengaruhi tersedianya magnesium di dalam tanah. Defisiensi Mg

menimbulkan gejala-gejala yang tamapak pada bagian daun, terutama

daun-daun tua. Klorosis tampak diantara tulang-tulang daun. Bagian

diantara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning

dengan bercak-bercak merah kecoklatan. Daun-daun ini mudah terbakar

oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena

itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan

mengkerut. Defisiensi Mg menimbulkan pengaruh pertumbuhan biji.

g. Sulfur (S)

Sulfur diserap tanaman dalam bentuk SO4-, sulfur yang larut

dalam air akan segera diserap akar tanaman, karena zat ini sangat

diperlukan tanaman (terutama tanaman-tanaman muda) pada pertumbuhan

pemula dan perkembangannya. Pada kenyataannya S yang dibutuhkan

banyak terdapat di dalam tanah, sehingga tanah jarang menderita

kekurangan S, bahkan terjadi kadang-kadang keracunan S. pada tanah

pertanian banyak ditemukan bentuk senyawa belerang lain antara lain,

16
belerang organis, sulfat yang larut dalam air, sulfat yang terabsorbsi, sulfat

yang tidak larut (BaSO4) dan sulfat yang tidak larut bersenyawa dengan

CaCO3. Defisiensi S gejalanya klorosis terutama pada daun muda,

perubahan warna tidak langsung serempak, melainkan perlahan-lahan,

warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau sangat muda, kadang

mengkilap keputih-putihan dan kadang perubahannya tidak merata tetapi

berlangsung secara perlahan-lahan.

Menurut Sutejo (1995: 74-77) dalam jurnal Sagita (2020), yang termasuk unsur

hara mikro adalah sebagai berikut:

a. Besi (Fe)

Zat besi penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil),

pembentukan zat karbohidrat, lemak, protein, dan enzim. Tersedianya zat

besi dalam tanah secara berlebihan, misalnya karena pemupukan dengan

zat ini yang overdosis, dapat membahayakan bagi tanaman yaitu

keracunan. Sebagai pupuk zat besi ini dipakai dalam bentuk larutan yang

disemprotkan melalui daun atau dalam bentuk bubuk yang diinjeksikan

pada tanah. Gejala defisiensi Fe tampak pada daun muda, mula-mula tidak

secara bersamaan berwarna hijau muda pucat atau hijau kekuningan.

Sedangkan tulang daun serta jaringannya tidak mati. Kemudian tulang

daun terjadi klorosis, yang tadinya hijau menjadi kuning dan adapula yang

menjadi putih dan jika terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda

banyak yang menjadi kering dan berjatuhan.

b. Borium (BO)

17
Borium diserap tanaman dalam bentuk BO3 dan berperan dalam

pembentukan/pembiakan sel terutama pada titik tumbuh pucuk, juga

dalam pertumbuhan tepungsari, bunga, dan akar. Kekurangan unsur ini

dapat berpengaruh pada kuncup-kuncup pucuk yang tumbuh dan akibatnya

dapat mematikan, juga pertumbuhan meristem akan terganggu, dapat

menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam pembentukan berkas

pembuluh, sehingga pengangkutan makanan menjadi terganggu dan

pembentukan tepung sarinya menjadi jelek. Kekurangan borium banyak

terjadi pada tanah berpasir dan tanah-tanah yang kaya akan kapur.

c. Mangan (Mn)

Mangan diserap tanaman dalam bentuk Mn+, mangan diperlukan

oleh tanaman untuk pembentukan zat protein dan vitamin terutama

vitamin c. Mn juga penting untuk mempertahankan kondisi hijau daun

pada daun yang tua. Tersedianya Mn bagi tanaman tergantung pada pH

tanah, dimana pH rendah mangan akan banyak tersedia. Kelebihan

mangan bisa dikurangi dengan cara menambah zat fosfor dan kapur.

Defisiensi Mn gejalanya daun-daun muda diantara tulang-tulang daun

secara bersamaan terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi kuning

selanjutnya putih.

d. Tembaga (Cu)

Unsur tembaga diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu++, tembaga

sangat diperlukan dalam pembentukan enzim-enzim dan juga

pembentukan hijau daun (klorofil). Pada umumnya tanah jarang sekali

kekurangan Cu, apabila terjadi maka akan berpengaruh pada daun yaitu

18
daun bercoreng-coreng (belang), ujung daun memutih, dan juga pada

pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal (pelayuan cepet disertai

batang tanaman melemah).

e. Seng (Zn)

Seng diserap akar tanaman dalam bentuk Zn++, dalam keadaaan yang

sedikit Zn sudah cukup untuk tanaman dan apabila kelebihan dapat

menjadi racun bagi tanaman. Kekurangan Zn terjadi pada tanah-tanah

yang asam sampai sedikit netral. Defisiensi Zn dapat menyebabkan

pertumbuhan vegetatif terhambat selain juga dapat menghambat

pertumbuhan biji.

f. Molibdenum (Mo)

Mo diserap akar tanaman dalam bentuk MoO4 (ion molibdat), Mo

dalam tanah terdapat dalam bentuk MoS2. Tersedianya Mo bagi tanaman

dipengaruhi oleh pH. Dalam hal ini apabila pH rendah maka tersedianya

Mo bagi tanaman akan kurang. Mo diperlukan tanaman dalam jumlah

yang sedikit. Defisiensi unsur ini menimbulkan beberapa gejala pada

tanaman, antara lain pertumbuhannya tidak normal, terutama pada sayur-

sayuran. Secara umum daunnya mengalami perubahan warna, kadang-

kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan

mati.

g. Klorida (Cl)

Dari hasil analisis pada tanaman ternyata Cl banyak terdapat pada

abu tanaman (relative besar) dari hasil penyelidikan Cl banyak terdapat

19
pada tanaman yang mengandung serat. Terhadap tanaman yang

menghasilkan tepung, Cl memberikan pengaruh yang jelek terhadap

kualitas tepungnya. Defisiensi Cl dapat menimbulkan gejala pertumbuhan

daun yang kurang normal (terutama pada tanaman sayuran), daun akan

nampak kurang sehat dan berwarna tembaga.

2.5. Lama Aliran Air

Salah satu prinsip dasar sistem NFT ialah lama aliran air (debit air). Untuk

menentukan lama masuknya larutan nutrisi ke talang perlu pengamatan rutin. Hal

yang penting, ketebalan lapisan nutrisi tidak lebih 3 mm. lama masuknya nutrisi

tersebut bisa diturun-naikkan dengan memperkecil/memperbesar bukaan kran.

Penyerapan nutrisi merupakan komponen penting dalam budidaya NFT.

Penyerapan nutrisi tidak akan berjalan baik apabila tidak didukung dengan aliran

nutrisi yang kontiyu atau (intermitten) dengan kecepatan aliran nutrisi yang sesuai

(Harjoko, 2009:58-59 dalam jurnal Qalyubi, 2014).

2.6. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (integrated circuit) yang dapat

menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan

progam yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari

sensor yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output

ditujukan kepada akuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara

sederhana mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat

produk yang mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

20
2.6.1.Sensor Level Air

Rangkaian sensor level air menggunakan kawat penghantar yang terbuat

dari tembaga dengan panjang yang berbeda-beda, yang nantinya digunakan untuk

membedakan level ketinggian air. Prinsip kerja dari sensor ini adalah hanya

menghubungkan kawat sensor level yang terendam dalam air dengan kawat yang

satunya lagi yang telah terhubung dengan tengangan +5V, karena media air dapat

mengalirkan arus listrik maka kawat sensor level akan teraliri arus juga, sehingga

tegangan yang terukur pada sesnsor level sekiter 4,5, jadi ada penurunan tegangan

sekitar 0,5V (Jalil, 2017).

Tegangan +5V tersebut akan memberikan bias tegangan pada basis

transistor, sehingga transistor dalam kondisi menghantar (jenuh) yang

menyebabkan tegangan pada kolektor-ground sekitar 0,56V dan pada saat

transistor pada kondisi menyumbat yaitu pada basis transistor tidak mendapatkan

bias tegangan maka tegangan pada kolektor-ground menjadi 4,8V (Wildan,2020).

Perbedaan tegangan output kolektor 0,56V dan 4,8V mewakili logika digital yang

akan dibaca oleh microkontroller. 0,56V identik dengan logika ‘0’ (low) dan 4,8

identik dengan logika ‘1’ (high). Dimana data dengan logika ‘0’ dan ‘1’ akan

digunakan suatu informasi yang diterima oleh microkontroller untuk memutus

nyala dan padamnya pompa dan untuk menampilkan display level pada seven

segment (Jalil, 2017).

2.6.2.Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah rangkaian yang dikembangkan dari

mikrokontroller berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 kaki digital

input/output, dimana 6 kaki digital diantaranya dapat digunakan sebagai sinyal

21
PWM (Pulse Width Modulation). Sinyal PWM berfungsi untuk mengatur

kecepatan perputaran motor. Arduino Uno memiliki 6 kaki analog input, kristal

osilator dengan kecepatan jam 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah konektor

listrik, sebuah kaki header dari ICSP, dan sebuah tombol reset yang berfungsi

untuk mengulang program (Jalil, 2017).

Kelebihan Arduino diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip

programmer karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani

upload program dari komputer, Arduino sudah memiliki sarana komunikasi USB,

sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa

menggunakannya. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino

dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup lengkap, dan Arduino memiliki

modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya

shield GPS, Ethernet, SD Card, dll (Jalil, 2017).

22

Anda mungkin juga menyukai