Oleh
1
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka Bahan Ajar “
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Bahan ajar ini merupakan sub
tersusunnya Bahan Ajar ini maka seluruh materi yang tersurat dan tersirat
ii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 42
iii
I. DIAGNOSIS DEFISIENSI DAN TOKSISITAS
HARA MINERAL
menjelaskan bahasa tubuh dan status hara mineral dalam tubuh tanaman.
Apabila manusia sakit, maka mereka akan berkata kepada dokter dan
visual melalui gejala yang berkemabng pada daun, batang, akar atau organ
yang lain. Hal yang penting bagi kita adalah bagaimana memahami bahasa
visual itu sehingga kita dapat mendiagnose secara lebih baik lalu mengatasi
negatif yang timbul, pemberian pupuk tertentu baru dilakukan bila status
1987).
1
hasil adalah berbeda antara zone defisiensi, peralihan, kecukupan dan lewat
cukup. Namun status nutrisi seperti pada gambar tersebut tidak selalu dapat
berlaku umum, karena sangat tergantung dari jenis hara mineral dan
tanamannya.
Zone kecukupan
75 Zone peralihan (transisi)
Zone lewat cukup (toksik)
Zone defisiensi
50
hara dalam jaringan tanaman, tetapi tidak meningkatkan berat kering atau
hasil panen. Kurva respon pada bagian ini disebut “luxury consumption”
2
hara melalui pemupukan berakibat kandungan hara dalam jaringan tanaman
bawah nilai tersebut. Para ahli lalu mengajukan istilah “CNR” (Critical
Nutrient Range) yaitu kisaran konsentrasi hara dalam jaringan tanaman yang
sebesar 10% disebut CDL (critical defisiensi level), sedangkan CTL (critical
Dalam situasi seperti itu, petani-petani modern dan juga ilmuwan pertanian
sulit terutama bila kejadian defisiensi lebih dari satu hara mineral secara
3
simultan atau defisiensi hara tertentu bersamaan dengan toksik hara yang
defisiensi Mg. Diagnosis akan semakin komplek bila kekurangan atau toksik
1986).
Diagnosis berdasarkan gejala visual (visible symptom) memerlukan
mobil dalam floem atau tidak, bagian tanaman mana yang terserang dan
terhadap teknik budidaya, curah hujan, suhu, waktu tanam, varietas, jenis
gangguan hara umumnya terjadi pada banyak tanaman pada area luas
4
Gejala defisiensi atau toksisitas secara visual umumnya telah cukup
oleh orang atau ahli yang sudah berpengalaman pada tanaman spesifik
tertentu dan daerah tertentu dimana dia sudah biasa bekerja disana. Artinya
adalah dituntut pengetahuan yang cukup dan ketelitian yang tinggi karena
dengan gangguan lain seperti infeksi penyakit, kerusakan oleh hama atau
Duncan, 1990).
Apabila tanaman tidak dapat menerima hara yang cukup seperti yang
1990).
Sebagian besar gejala mudah terlihat dan tampak pada sistem tajuk,
kecuali bila tanaman ditumbuhkan secara hidroponik. Gejala pada akar tak
5
dapat dilihat tanpa mencabut akar dari tanah, sehingga gejala kekahatan
yaitu fungsi unsur tersebut dan mudah tidaknya unsur tersebut berpindah
dari daun tua ke daun yang lebih muda atau ke organ-organ lainnya
(Epstein, 1972). Contoh yang baik untuk menjelaskan kedua faktor tersebut
esensial molekul klorofil, maka klorofil tak terbentuk tanpa Mg atau terbentuk
dalam jumlah sedikit bila konsentrasi Mg rendah. Klorosis pada daun tua
yang terletak lebih rendah terlihat lebih parah dari pada daun muda.
bergerak (mobil) dari bagian yang lebih tua (Salibury dan Ross, 1992).
hasil dalam sekala yang ringan tidak dapat dilihat karakteristik gejala
Mg pada serealia dapat teramati dengan jelas pada kondisi lapang selama
perkembangan batang, tetapi hal itu tidak berpengaruh merusak bila kahat
terjadi pada akhir pengisian biji (Pisarak, 1979 dalam Marschner, 1986).
Gejala defisiensi atau kelebihan hara lebih mudah dilihat pada daun,
tetapi mungkin juga terjadi pada bagian lain dari tanaman seperti pucuk
batang, buah dan akar. Gejala defisiensi atau toksisitas umumnya spesifik
6
yang memuaskan, Marschner (1986) menyatakan perlunya pendekatan
dilihat pada daun tua dan daun dewasa (“old and mature leaf blades”) atau
pada daun muda dan pucuk (“young leaf blades and apex”) tergantung
apakah hara yang didiagnosis sifatnya mobil atau immobil dalam phloem.
Untuk hara mobil seperti N dan Mg gejala visual pertama tampak pada daun
tua dan daun dewasa, sedangkan untuk hara immobil seperti Ca gejala
7
Bagian tanaman Gejala umum Gangguan
(Plant part) (prevailing symptoms) (disorder)
Defisiensi
Old and mature leaf Chlorosis Uniform N (S)
blades Interveinal atau Mg (Mn)
Blotched
Nekrosis Ca, B, Cu
Toksik
Old and mature leaf Nekrosis Spots Mn (B)
blades Tip and marginal scorch B (garam)
pendekatannya hanya berdasarkan gejala visual pada daun tua dan daun
spesifik sifatnya dari gejala visual toksisitas, karena toksik satu unsur hara
tambahan meliputi pH tanah, hasil analisis tanah, status air tanah, kondisi
8
gejala visual dapat secara langsung digunakan sebagai rekomendasi
dan hasil tanaman betul-betul tertekan; (2) Diagnosis menjadi komplek bila
terjadi defisiensi beberapa jenis hara secara bersamaan atau defisiensi hara
defisiensi Mg disertai toksik Mn; dan (3) Diagnosis menjadi sulit bila ada
meliputi kondisi lingkungan tanaman seperti curah hujan dan suhu, waktu
tanam, varietas yang ditanam, riwayat tindakan budidaya dan tipe tanah, b)
tunggal (“a single plant”) biasanya hal tersebut disebabkan oleh hal-hal tadi
pada banyak tanaman dalam sekala areal yang cukup luas karena terkait
9
dengan jenis tanah, manajemen pengelolaan, dan lain-lain. Bila gangguan
mekanis dapat dieleminasi, maka gejala visual tiap-tiap jenis hara tertentu
10
pertumbuhan lanjut matinya jaringan di
daerah ini.
Fosfor Tumbuhan hijau Boron Daun muda pada
tua, sering muncul kuncup khir
warna merah dan pangkalnya
ungu, tangkai menjadi hijau muda
pendek dan pipih lalu patah. Pada
jika kekahatan pertumbuhan lanjut
unsur terjadi pada daun terpilin
taraf pertumbuhan akhirnya tangkai
lanjut kuncup akhir mati
pucuk.
Magnesium Efeknya sering Tembaga Daun muda layu
mengelompok, tetap (ujungnya
bercak warna atau terbakar) tanpa
klorosis dengan bercak atau gejala
atau tanpa bercak klorosis. Ranting
jaringan mati pada atau tangkai tepat
daun yang terletak dibwah ujung dan
lebih bawah, sedikit pentul biji sering
atau tak ada daun tak mampu tegak
yang terletak di bila kekurangannya
bawah yang parah.
mengering
Magnesium Daun dengan Tembaga Kuncup akhir
bercak warna atau umumnya tetap
klorosis, memerah hidup, layu atau
secara khas klorosis pada daun
seperti pada muda atau daun
tanaman kapas, kuncup dengan
kadang dengan atau tanpa bercak
bercak mati, ujung jaringan mati, urat
dan tepi daun daun berwarna
melengkung ke hijau muda atau
bawah atau ke hijau tua.
atas, tangkai pipih
Kalium Daun dengan Mangan Daun muda tidak
bercak warna atau layu, klorosis
klorosis, berbercak dengan atau tanpa
jaringan mati kecil bercak, jaringan
atau besar. mati tersebar
diseluruh daun
Bercak jaringan Urat yang kecil
mati kecil, cendrung tetap
biasanya diujung hijau sehingga
dan diantara urat- tampak seperti
urat daun, lebih jala-jala
jelas di tepi daun,
11
tangkai pipih.
Seng Bercak meluas, Belerang Daun muda
menyebar dengan dengan urat dan
cepat, biasanya jaringan antar urat
meliputi daerah daunberwarna
antar urat daun hijau muda
dan akhirnya
mencapai urat
sekunder bahkan
primer, daun tebal,
tangkai beruas
pendek.
Besi Daun muda
klorosis, urat
pokoknya bewarna
hijau khas, tangkai
pendek dan pipih.
nilai CDL bukan merupakan satu titik nilai, melainkan merupakan suatu
variasi suplai hara mineral dalam kisaran yang luas. Berdasarkan atas hasil
12
kisaran defisiensi, rendah, cukup, tinggi atau toksik (Marschner, 1986).
lain (Grundon, 1987). Oleh karena itu daun biasanya paling sering
terutama untuk kalsium dan boron yang sangat terkait erat dengan kualitas
buah dan daya simpan (Chen et al., 1998)
13
Penggunaan organ daun sebagai sampel juga perlu
indikator status hara karena pada daun muda ketiga hara tersebut
cocok sebagai indikator karena taraf defisiensi dan toksik berkisar hanya dari
3,0 sampai 3,5% dibandingkan dengan 1,5 sampai 5,5% pada daun dewasa.
Sebaliknya untuk Ca, daun muda lebih cocok digunakan sebagai indkator
berdasarkan hasil analisis tanaman atau hasil analisis tanah. Analsis tanah
relatif dalam meilih salah satu metode dari kedua metode tersebut
tergantung pada beberapa kondisi seperti spesies tanaman, sifat tanah dan
tanaman adalah :
pembentuk struktur sel (dinding sel dan ligin). Contohnya seperti tabel
berkut 3.
14
Tabel 3. Kandungan hara tanaman Picca abies pada umur berbeda
Jenis Umur tanaman Picca abies (tahun)
hara 1 2 3 4
N 1,79 1,76 1,46 1,22
P 0,20 0,17 0,14 0,13
K 0,63 0,56 0,47 0,44
Mg 0,04 0,04 0,03 0,03
Ca 0,28 0,40 0,50 0,59
lebih mudah.
meningkat.
15
6. Sifat tanah. Pada pH rendah maka Al, B, Cu, Fe dan Mn meningkat
kecil. Efek lebih jauh adalah menurunkan asimilat (hasil fotosintesis) bersih
tanaman.
sel secara tiba-tiba. Akan tetapi respon sel berbeda-beda menurut jaringan
dan organ tanaman. Respon sel akar (root) dan tajuk (shoot) terhadap
Artinya pada kondisi defisiensi, akar memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih
baik dari pada tajuk. Keadaan ini terjadi disebabkan oleh distribusi asimilat
lebih besar ditujukan pada akar dengan harapan akar akan tumbuh lebih
cepat, lebih panjang, lebih dalam dan kelak akan mampu memasok nutrisi
gejala-gejala umum defisiensi dan toksisitas unsur hara seperti pada Tabel 5
dan Tabel 6.
16
Tabel 4. Pengaruh defisiensi berbagai unsur hara dan jaringan/ organ yang
dipengaruhi
Pengaruh Jaringan/organ
Defisiensi N
- Menekan jumlah sel Akar
- Menghambat pembesaran sel Daun dan akar
- Meningkatkan denukleasi Kortek akar
- Meningkatkan pembentukan sel aerenchyma Kortek akar
Defisiensi P
- Menghambat pembesaran sel Daun
- Meningkatkan pembentukan sel aerenchyma Akar
Defisiensi K
- Ukuran sel mengecil Daun
Defisiensi Ca
- Menghambat pembelahan sel Berbagai organ
- Menghambat pembesaran sel Pollen tube
- Meningkat denukleasi Kortek akar
Defisiensi Fe
- Memacu pembelahan sel Akar
Defisiensi Mn
- Memacu pembesaran sel Akar
- Memacu pembelahan sel Akar
Defisiensi B
- Menekan pembelahan sel Akar
- Menekan pembesaran sel Akar
- Menekan pemanjangan sel Akar
Kelebihan Na
- Menekn pembelahan sel Akar
- Menekan pembesaran sel Akar
Sumber : Fageria (1992)
17
Tabel 5. Gejala-Gejala Umum Defisiensi Unsur hara
18
Tabel 6. Gejala-gejala Umum Keracunan Unsur hara
K
Kelebihan K menyebabkan defisiensi Mg, Mn, Zn dan Fe.
S
Pertumbuhan terhambat dan ukuran daun menjadi sempit,
tulang daun menguning dan menimbulkan gejala terbakar pada
Mg daun.
Interveinal necrosis
Sumber : Fageria et.al.(1997)
19
1.5. Diagnosis Berdasarkan Analisis Tanah
oleh akar dalam kondisi pertumbuhan dan aktivitas akar yang baik. Analisis
tanaman merepleksikan status hara aktual dalam tanaman. Oleh karena itu,
ternak (pastures) metode analisis tanaman lebih baik, karena pola perakaran
dari pasture yang tercampur (ada spesies yang akarnya dalam dan dangkal),
dan dengan mengetahui komposisi hara aktual pada rumput sangat penting
dapat dinilai dengan beberapa metode pendekatan yaitu : (1) Analisa contoh
Analisa contoh tanaman, (4) Percobaan pot di rumah kaca, dan (5)
tanah seperti pH, kapasitas tukar kation, nitrogen, kalium, fosfor, kalsium,
magnesium (hara makro), hara mikro (Fe, Cu, Zn, B, Mo, dll), bahan organik,
tekstur tanah dan sebagainya. Kadar unsur hara tanah yang diperoleh dari
20
data analisis tanah bila dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi
unsur hara dalam tanah tersebut sangat rendah (kurang), rendah, sedang,
Prinsip yang harus diperhatikan dalam uji tanah ialah bahwa metode
analisa tanah tersebut : (1) harus dapat mengekstraksi bentuk unsur hara
yang tersedia saja, secara tepat. Jadi sifatnya selektif artinya tidak
dilaksanakan dan memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi, (3) hasil analisis
harus dapat direproduksi. Dengan demikian larutan kimia yang dibuat harus
unsur hara di dalam tanah dan tentang sifat akar tanaman dan mekanisme
pelarutan bentuk-bentuk kimia oleh akar tanaman. Oleh karena itu uji kimia
percobaan rumah kaca (uji korelasi) dan percobaan lapangan (uji kalibrasi).
untuk mendapatkan hubungan antara selang kadar suatu unsur hara atau
tanah tersebut. Tanpa uji kalibrasi maka angka-angka uji tanah tidak berarti
sama sekali. Tentang uji kalibrasi, hal yang perlu diingat ialah bahwa
pengujian harus dilakukan terhadap tiap jenis tanaman, tiap tanah dan tiap
Hasil uji tanah yang dilakukan dapat dipakai untuk: (1) menentukan
jumlah hara yang tersedia bagi tanaman, (2) memberi peringatan kepada
21
petani tentang bahaya-bahaya yang mungkin akan terjadi pada
dasar penetapan dosis pupuk, dan (4) memberikan perkiraan produksi akibat
keadaan kesuburan tanah akan lebih baik apabila kedua cara ini (analisis
22
tanah dan tanaman) digabungkan. Teknik analisis tanaman lebih umum
pemilihan metode analisis dilakukan melalui uji-uji korelasi dan kalibrasi. Uji
korelasi disini bertujuan untuk mencari hubungan yang paling baik dari kadar
pada umur-umur tertentu dengan produksi tanaman. Pada uji kalibrasi dicari
hubungan antara selang ataupun nilai kritis dari unsur tersebut dalam
atau vigor tanaman tetap baik, tetapi produksi rendah. Analisis tanaman
23
sebenarnya unsur hara masuk/diserap ke dalam tanaman. Dengan
perkataan lain, jika ada respons tidak ada hara yang diserap, padahal
hara dapat diserap setelah ditahan oleh tanah, atau pemberian yang
dan mikro.
24
kadar Mn sangat tinggi (1000 mg/kg) sedangkan lainnya terlihat normal.
Padahal pH tanahnya hanya berkisar dari 4,7 sampai 5,0; range pH ini
contoh-contoh tanah diambil dari daerah yang akan diteliti kemudian dengan
jenis dan jumlah unsur hara yang diteliti (sebagian tanpa pupuk/kontrol).
kekurangan dan kebutuhan akan unsur hara dari tanah dan tanaman
tersebut.
Percobaan Lapangan
Percobaan pertumbuhan dan produksi tanaman (biological test) di
tanah dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman
25
II. . RESPON HASIL
lebih dari 2.000 tahun yang lalu (Marschner, 1986). Kemampuan tanaman
persediaan hara tanah, dan ketiga; zone toksik (toxic range) yaitu laju
1986).
informasi jumlah hara yang tersedia dalam tanah serta status nutrisi pada
26
analisis status hara tanaman. Analisis status hara tanaman dapat dilakukan
jenis apa yang diperlukan dan berapa jumlahnya (Grundon, 1987; Baligar
dampak negatif yang timbul, pemberian pupuk tertentu baru dilakukan bila
(Grundon, 1987).
27
symptoms) dan analisis tanaman (plant
sebagai fungsi dari konsentrasi suatu unsur dalam tumbuhan. Pada rentang
tajam bila unsur diberikan lebih banyak dan konsentrasinya dalam tumbuhan
meningkat. Di atas konsentrasi kritis (konsentrasi jaringan minimum yang
28
menghasilkan pertumbuhan hampir maksimum, sekitar 90%), kenaikan
Daerah tersebut cukup lebar untuk hara makro, tetapi lebih sempit untuk
hara mikro. Kenaikan lebih lanjut dari unsur itu akan menyebabkan
tanah miskin P akan memiliki kadar P yang rendah. Kadar P tanaman yang
daya penyerapan P.
besarnya luas daun tanaman. Luas daun yang rendah akan membatasi
hasil fotosintesis bersih yang dihasilkan. Bila hal tersebut terjadi pada fase
reproduktif, maka hasil per luasan areal yang didapatkan akan menurun.
29
Hara mineral berpengaruh terhadap perkembangan bunga dan biji.
Pada beberapa tanaman seperti kedelai, gugurnya bunga dan polong yang
periode pengisian biji dan mengurangi berat biji. Pada tanaman Buah Naga
rendah jauh lebih besar serta berat segar dan berat kering oven tunas nyata
lebih berat, dimana hal itu antara lain berhubungan dengan kemampuan
Pertumbuhan tunas yang lebih baik pada tanaman buah naga merah di
didukung oleh lingkungan tumbuh yang sesuai dengan syarat tumbuh yang
dikehendaki. Suhu udara yang ideal bagi tanaman buah naga merah adalah
udara harian di dataran rendah lebih sesuai dengan kondisi optimal yang
dibutuhkan tanaman buah naga merah yaitu suhu udara berkisar antara 28 –
30
cahaya matahari untuk pertumbuhan tanaman buah naga merah yang baik
70 – 80%.
Dataran
tinggi 0,78 0,77 9,37 9,25 21,46 29,98 5,22
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata berdasarkan uji-t (P < 0,05)
Nilai t-tabel 5% = 2,064 ;
1% = 2,797
serapan hara pada tanaman buah naga merah di dataran tinggi ditunjukkan
31
cahaya matahari yang lebih rendah di dataran tinggi membatasi proses
32
Rata-rata suhu udara harian
35
30
25
Suhu ( C)
20
15
10
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
Minggu
33
Rata-rata kelembaban udara harian
100
95
90
85
80
Kelembaban udara (%)
75
70
65
60
55
50
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
Minggu
34
Tabel 8. Hasil analisis jaringan tanaman pada masing-masing lokasi
penelitian
35
Dari analisis jaringan tanaman (Tabel 21) diketahui bahwa tanaman di
dataran tinggi memiliki rata-rata kandungan N total jauh lebih kecil (0,41 %)
serupa juga terjadi pada analisis jaringan tanaman terhadap unsur P dan K.
dibandingkan di dataran rendah dan tekstur tanah yang lebih kasar dimana
di dataran tinggi lempung berpasir (Tabel 22). Data curah hujan selama
dataran rendah 216,2 mm dengan jumlah hari hujan 12,8 hari sedangkan
rata-rata curah hujan bulanan di dataran tinggi 391,6 mm dengan jumlah hari
dari tanah disebabkan pencucian oleh air hujan dan konsentrasi N lebih
rendah pada tanah berpasir karena lebih mudah merembeskan air. Peranan
memacu dan memperbaiki ukuran panjang, lebar, dan luas batang tanaman.
36
tingkat gurgurnya bunga dan buah pada tanaman manggis. Hasil penelitian
P dan K daun pada pucuk yang bunganya gugur berbeda tidak nyata
dengan kandungan hara N, P dan K daun pada pucuk yang bunganya tidak
gugur, baik pada tanaman asal biji maupun asal sambungan. Hal tersebut
juga berbeda tidak nyata dengan kandungan hara N, P dan K daun pada
pucuk yang buahnya tidak gugur, baik pada tanaman asal biji maupun pada
pucuk yang bunga dan buahnya gugur yang diperoleh dari hasil penelitian ini
asal biji dan sambungan tidak berhubungan erat dengan status hara N, P
ketidakseimbangan hara.
37
Tabel 10. Kandungan hara N, P dan K daun pada pucuk yang bunga dan
buahnya gugur dan tidak gugur pada tanaman manggis asal biji
dan sambungan
sink-source.
terhadap unsur hara. Ada tiga unsur hara esensial utama bagai tanaman
yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. Tanaman yang kekurangan unsur hara
lain selain nitrogen, fosfor dan kalium juga sangat penting bagi pertumbuhan
38
dan perkembangan tanaman, tetapi dalam praktek budidaya upaya
tersebut.
dan nitrogen pada pohon apel. Pohon apel termasuk kelas I jika karbohidrat
kurang, vegetatif lemah, nitrogen cukup, dan tidak membentuk bunga; Kelas
sedikit yang jarang membentuk buah. Kondisi pohon dapat diubah dari satu
berbuah atau tidak mampu berbuah sama sekali, karena daun-daun banyak
yang ternaungi. Daun-daun yang ternaungi (shaded) atau tumpang tindih
(overlap) antara yang satu dengan yang lain merupakan daun “parasit”
39
sehingga daun tersebut tidak berfungsi sebagai penghasil fotosintat, malah
kontinyuitas produksi.
dan kapasitas “sink” (sink strenght). “Source” pada umumnya adalah daun,
yang dihasilkan, dengan kata lain mampu memprodusir fotosintat lebih dari
yang dia konsumsi. Sedangkan “sink” adalah organ tanaman yang memakai
buah dan daun-daun yang ternaungi. Kapasitas “source” meliputi dua aspek
yaitu (1) aspek kuantitatif (source size), berkaitan dengan banyaknya
“source”, ditunjukkan oleh jumlah daun atau luas daun, dan (2) aspek
kualitatif (source activity), berkaitan dengan mutu “source” yaitu kecepatan
berfotosintesis per satuan waktu per satuan luas daun. Kapasitas “sink” juga
terdiri atas dua aspek yaitu (1) aspek kuantitatif (sink size), bekaitan dengan
40
sink. Upaya budidaya lain seperti pemangkasan cabang, ranting dan daun-
daun ternaungi misalnya, disatu sisi mengurangi source size sekaligus sink
size tetapi disisi lain meningkatkan source activity sehingga pada akhirnya
41
DAFTAR PUSTAKA
Rai, I. N 2007. Bunga dan Buah Gugur pada Tanaman Manggis (Garcinia
mangostana L.) Asal Biji dan Sambungan. AGRITROP. Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian Vol.26, No.2, 2007. ISSN : 0215 8620, Hal. 66-73.
Ryugo K. 1988. Fruit Culture: Its Science And Art. New York: John Wiley
& Sons, Inc. 344pp.
42