Dosen pengampu
Ir Syukri Risyad MP
Disusun Oleh
Ganda Elsandro Tumangger
180301050
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2020
i
2
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG
MAHA ESA , yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah kesuburan tanah dan pemupukan dengan judul
“UJI TANAH DENGAN CARA PEMUPUKAN PLUS ONE TEST”
Kami tentu menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tapi akhirnya kamipun dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu kami dalam kesempatan ini menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk
serta dukungan dan bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Kritik dan saran yang positif akan senantiasa kami harapkan dalam perbaikan makalah kami di
kemudian hari.
Akhirnya harapan penyusun semoga hasil dari laporan praktikum ini dapat berguna bagi
penyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................4
2.1 Uji Tanah..............................................................................................................................4
BAB III METODELOGI PENELITIAN...................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................................6
3.3 Cara Kerja...........................................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................7
4.1 Hasil..................................................................................................................................7
4.2 Pembahasan.....................................................................................................................8
BAB V PENUTUP.........................................................................................................................9
5.1. Kesimpulan..........................................................................................................................9
5.2 Saran................................................................................................................................9
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM...........................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga
gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
1.2 Perumusan Masalah
Tanaman dalam pengusahaannya secara harfiah pasti memerlukan nutrisi untuk hidup
dari lingkungannya. Nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri
dari hara makro dan hara mikro Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk
proses tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus hidupnya. Oleh
karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat digantikan oleh unsur-unsur yang
lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur tersebut bersifat langsung. Namun dalam
pengaplikasiannya sering terjadi permasalahan lahan-lahan yang diusahakan sebagai cocok
tanaman mengalami defisiensi hara jika di diusahakan varietas tertentu, sehingga diperlukan
pengujian tanah untuk dapat diketahui bagaimana prospektif lahan tersebut jika diusahakan
sebagai tempat bercocok tanam dan bagaimana rekomendasi pemupukan supaya hasil dapat
optimal.
1.3 Tujuan
Penulisan kali ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam korelasi antara metode uji
tanah plus one test dengan keadaan unsur hara dalam tanah yang akan mengakibatkan gejala
defisiensi hara pada tanaman.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -
unsur esensial. (Ginta, 2005).
Kadar hara dalam tanaman biasanya menurun sejalan dengan pertumbuhan dan apabila
penurunan ini cukup banyak maka laju pertumbuhan menjadi kurang daripada tanaman yang
berkadar hara lebih tinggi. Kadar hara yang menyebabkan laju pertumbuhan tanaman mulai
menurun dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai kadara hara lebih tinggi selagi faktor-
faktor tumbuh lainnya berada dalam keadaan memuaskan dinamakan kadar hara genting (critical
nutrient concennatrion). Secara kuantitatif dapat dikatakan, bahwa kadar genting ialah suatu
kadar hara yang menurunkan pertumbuhan tanaman sebanyak 10 % dibandingkan dengan
pertumbuhan maksimum. Makin lama tanaman berada di bawah kadar genting dan makin awal
hal ini terjadi pada musim tumbuh, makin berkuranglah pertumbuhan atau hasilnya dan makin
besar kebolehjadian tanaman memperlihatkan tanggapan terhadap pemupukan. Jadi dengan
analisa jaringan orang dapat menduga apakah pengadaan hara dalam tanah sesuai dengan
keperluan tanaman akan hara. Dengan analisa jaringan yang dirancang secara berulang sepanjang
masa tumbuh tanaman, orang memperoleh serentetan gambaran tentang keadaan pengadaan hara
dalam tanah masing-masing saat selama musim tumbuh itu (Notohadiprawiro, 2006).
Gejala defisiensi hara atau kahat hara secara visual umumnya telah cukup membantu
dalam mendiagnosis gangguan hara, terutama bila dilakukan oleh ahlinya. Apabila tanaman tidak
menerima hara yang cukup maka pertumbuhannya akan lemah dan perkembangannya tampak
abnormal. Diagnosis defisiensi hara pada tanaman dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
pendekatan dengan diagnosis gejala visual dan analisis tanaman. Semua tanaman hijau
memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang sama dan berbagai unsur digunakan oleh
tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat tinggi
membutuhkan 3 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro dan mikro, meskipun
pengelompokan tersebut masih diperdebatkan karena hara mikro tertentu dapat menjadi hara
makro untuk tanaman lain. Diagnosis berdasarkan gejala visual di lapangan sangat komplek dan
sulit, terutama bila kejadian kahat lebih dari satu hara mineral secara simultan atau kahat hara
tertentu bersamaan dengan toksik hara yang lain. Salah satu metode untuk menentukan unsur
hara esensial bagi tanaman adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang
dikandung oleh tumbuhan sehat (Wijayani, et al., 2004).
Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering kekurangan, sehingga
disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara
sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut hara makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan
Cl diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh
dari air dan udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk
dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara,kelembaban tanah dan aerasi, suhu
tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah (Sirappa, 2002).
5
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
7
keempat P8=N+P+K+Ca+Mg+S+B=PO - - - - -
Untuk hasil yang diperoleh dari praktikum ini tidak ada. Namun sebelum itu, dilakukan
bebrerapa perhitungan untuk mendapatkan dosis pupuk yang di butuhkan. Antara lain:
P0 = Kontrol
P1 = berupa pupuk N (Urea)
Dosis pupuk per Ha = 200 kg
Dosis pupuk per plot = 0,5/10.000 x 200 kg = 0,01 kg = 10 gr (3 bungkus)
P2 = N + P (TSP)
Dosis per Ha = 150 kg
Dosis per plot = 7,5 gr (3 bungkus)
P3 = N + P + K (KCL)
Dosis pupuk K per Ha = 100 kg
Dosis pupuk K per plot = 5 gr (3 bungkus)
P4 = N + P + K + Ca (CaCO3)
Dosis pupuk Ca per Ha = 3000 kg
Dosis pupuk per plot = 150 gr (3 bungkus)
P5 = N + P + K + Ca + Mg
Ca + Mg = Dolomit = 5000 kg/Ha = 250 gr/plot (3 bungkus)
P6 = N + P + K + (Ca + Mg) + S
N+S = ZA = 438 kg/Ha = 22 gr/plot (3 bungkus)
P7 = P + K + (Ca + Mg) + (S + N) + B (Santagrow)
Dosis pupuk B per Ha = 10 kg
Dosis pupuk B per plot = 0,5 gr
P8 = P + K + (Ca + Mg) + (S + N) + B + P.Kandang Sapi
Dosis p.kandang = 5000 kg/Ha = 250 gr/plot (3 bungkus)
4.2 Pembahasan
Tidak adanya data hasil di atas disebabkan oleh praktikum yang secara tiba tiba
digagalkan. Penyebab digagalkannya praktikum ini yakni dikarenakan wabah Covid 19 yang
merebak dengan pesat di Indonesia, maka dari itu perkuliahan pun ditiadakan untuk beberapa
8
saat kedepan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang semakin besar. Maka
dari itu di berlakukan system lockdown dan PSBB di seluruh daerah Indonesia
Pada praktikum ini sendiri bertujuan untuk mengamati pertumbuhan tanaman yang
dipengaruhi dengan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Perbedaan pemberian unsur hara
akan memberikan perbedaan pertumbuhan yang signifikan pada tanaman Jagung. Pada plot
tanaman yang satu dengan plot tanaman yang lainnya partumbuhan tanaman jagung akan
berbeda karena pada setiap plot diberikan perlakuan yang berbeda untuk mengetahui unsur hara
apa yang dibutuhkan atau yang kurang pada lahan tersebut dapat diamati dari tinggi
tanaman,jumlah helai daun,bunga tanaman,dll
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tanah yang subur sebagai media tumbuh tanaman mempunyai daya dukung yang seragam
terhadap upaya pemanfaatan pertanaman komoditi pertanian. Dikarenakan bidang lahan akan
mengalami penurunan kesuburan tanah jika ditanami terus menerus, dan peredaan tibgkat
kesubura ysng menjadi persyaratan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, maka diperlukan
pemupukan untuk menambah persediaan unsur hara ke dalam tanah. Untuk mengetahui status
hara ranah maka dalam praktikum ini digunakan uji plis one test dengan menggunakan
bermacam macam pupuk yaitu:
Urea
TSP
KCL
ZA
CaCO3
Dolomit
Santagrow
Kandang sapi
5.2 Saran
9
Semoga praktikum benar benar dilaksanakan sampai tuntas untuk lebih memahami
praktikum dan mempermudah penyusunan laporan akhir praktikum dan Untuk kedepannya lebih
memperhatikan dan memperdalam teorinya, dan menyediakan air yang banyak dan mudah
didapat untuk menyiram tanman, serta menyediakan alat yang memadai untuk berlangsungnya
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Corey, R.B. 1987. Soil Test Procedure. In J.R. Brown (Ed.). Soil Testing: Sampling, Correlation,
Calibration, and Interpretation. Soil Science Society of America Special Publication No.
21. SSSA, Madison, Winconsin.
Dahnke, W.C. and R.A. Olson. 1990. Soil test correlation, calibration, and mendation. p. 46-72.
In R.L. Westerman (Ed.). Soil
Melsted, S.W., and T.R. Peck. 1972. The principles of soil testing. In L.M. Walsh and J.D.
Beaton (Eds.). Soil Testing and Plant Analysis. Soil Science Society of America. Inc.
Madison, Wisconsin.
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor : IPB Press.
Notohadiprawiro, T. 1990. Farming Acid Mineral Soils for Food Crops : an Indonesian
Experience. Dalam : E. T. Craswell and E. Pusparajah (eds). Management of Acid Soils
in the Humid Tropics of Asia. ACIAR. Monograph. No. 13: 62- 68.
10
Sirappa, M. P. 2002. Penentuan Batas Kritis Dan Dosis Pemupukan N Untuk Tanaman Jagung
Di Lahan Kering Pada Tanah Typic Usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Vol 3 (2) (2002) pp 25-37.
Widjaja-Adhi, I.P.G and J.A. Silva. 1986. Calibration of soil phosphorus test for maize on Typic
Paleudults and Trapeptic Eutrustox. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 6 :23-25.
Widowati, L. R., D. Nursyamsi, dan J. Sri Adiningsih. 1997. Perubahan sifat kimia tanah dan
pertumbuhan padi pada lahan sawah baru di rumah kaca. Jurnal Tanah dan Iklim 15 : 50-
60.
Wijayani, A, et al. 2004. Deteksi Kahat N, P, K, Mg dan Ca pada Tanaman Bunga Matahari
dengan Sistem Hidroponik. Jurnal Agrosains. Vol. 6 (1) 1-4.
11
12