Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Pelajaran
Metode Penelitian
NISN : 0036616488
BIDANG PENELITIAN :
BIOLOGI
SMA YADIKA 6
Tp. 2020/2021
1
Kata pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena dengan rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyusun Laporan Penelitian ini dengan baik.
Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas Metode Penelitian tahun ajaran
2021/2022.
Dalam hal ini saya sebagai penulis menyelesaikan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh
Komposisi Media Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)”.
Dalam pelaksanaan penyusunan laporan penelitian, penulis tentu menyadari bahwa proposal
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya. Oleh karena itu atas pencapaian penulisan proposal penelitian, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ferizal Utama, S.pd, M.Si. selaku kepala sekolah SMA YADIKA 6
2. Bapak Dimas Adi Lesmana, M.Pd. selaku guru pembimbing
3. Seluruh guru SMA YADIKA 6
4. Keluarga saya yang selalu memberikan dukungan dan doa
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam
proposal penelitian ini.
2
Daftar isi
LAPORAN PENELITIAN..............................................................................................................1
Kata pengantar.................................................................................................................................2
Daftar isi..........................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
Pendahuluan.................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................7
1.4 Tujuan............................................................................................................................7
1.5 Manfaat..........................................................................................................................7
1.6 Hipotesis Penelitian.......................................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................................9
Kajian Pustaka..............................................................................................................................9
2.1 Kajian Teori...................................................................................................................9
2.2 Kerangka Berpikir.......................................................................................................18
2.3 Penelitian sebelumnya.................................................................................................20
BAB III..........................................................................................................................................21
Metode Penelitian......................................................................................................................21
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................21
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................................21
3.3 Variabel Penelitian......................................................................................................21
3.4 Alat dan Bahan Penelitian...........................................................................................22
3.5 Sampel Penelitian........................................................................................................23
3.6 Langkah penelitian......................................................................................................23
3.7 Metode Pengumpulan Data.........................................................................................25
3.8 Metode Analisis Data..................................................................................................25
BAB IV..........................................................................................................................................26
3
Hasil Penelitian Dan Pembahasan..............................................................................................26
4.1 . Hasil Penelitian..........................................................................................................26
4.2 Pembahasan.................................................................................................................28
BAB V...........................................................................................................................................29
Kesimpulan Dan Saran...............................................................................................................29
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................29
5.2 Saran............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................30
LAMPIRAN..................................................................................................................................31
4
BAB I
Pendahuluan
6
Lahan yang sempit mempunyai dampak yang sangat berpengaruh terhadap pertanian
produktif.
Penurunan hasil panen tomat di wilayah Tangerang, Banten.
Pendapatan petani tomat menurun yang mengakibatkan banyak petani yang beralih
profesi .
1.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komposisi media tanam yang berbeda -
beda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas tanaman tomat.
1. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam pada pertumbuhan dan
produktifitas tanaman tomat.
2. Bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara ketiga media tanam pada
pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat.
3. Bertujuan untuk mengetahui media tanam hidroponik pada tanaman tomat yang
paling cepat tumbuh.
1.5 Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani yang mempunyai
masalah di lahan yang sempit.
7
2. Mengembangkan budidaya tomat dengan menggunakan hidroponik.
3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan
mengangkat tema yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda.
8
BAB II
Kajian Pustaka
11
oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting dalam menyerap kandungan hara
yang dimiliki media tanam bisa lebih optimal.
Media tanam Pada pertanian hidroponik hanya bersifat inert, yakni tidak
menyediakan unsur hara, hanya berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman saja,
diantaranya Arang sekam, Spons, Expanded clay, Rockwool, Sabut (Coir), Perlite, Batu
apung (Pumice), Vermiculite, Pasir, Kerikil, serbuk kayu, dan pecahan genting.
Arang sekam adalah limbah pertanian yang memiliki sifat porous, ringan, tidak
kotor, sehingga sangatlah cukup dapat menahan air. Penggunaan arang sekam
cukup meluas dalam budidaya tanaman hias ataupun sayuran (terutama budidaya
secara hidroponik). Arang sekam memiliki fungsi mengikat logam berat. Selain
itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudah
akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya. sehingga masih tetap perlu
campuran media lain dalam media tanaman tersebut.
Spons adalah alat atau alat bantu pembersih yang terbuat dari bahan yang lembut
dan berpori. Biasanya digunakan untuk membersihkan permukaan yang kedap air,
spons sangat baik dalam menyerap air dan larutan berbahan dasar air. spons yaitu
sel2 yang tak teratur,berdinding tipis ,dan ruang antarselnya besar, sehingga
pertukaran dan penyimpanan gas dapat terjadi dengan mudah. Spons memiliki
kemampuan menyerap dan menahan air yang tinggi. Spons banyak digunakan
sebagai media tanam hidrponik maupun sebagai media semai.
Expanded clay adalah media tanam yang terbuat dari sejenis tanah liat yang sudah
mengandung unsur hara atau mineral. Expanded Clay merupakan jenis tanah liat
berisi kandungan mineral yang berbentuk bulat. Expended clay sangat baik
dijadikan sebagai media tanam hidroponik. Hal ini karena Expended clay dapat
menyimpan kandungan air dengan baik, menjaga pH selalu netral dan stabil, dan
memiliki aerasi yang cukup stabil. Dengan bentuk yang bulat, dapat dengan
mudah untuk diaplikasikan dan tidak merusak struktur akar tanaman. Selain itu,
media tanam ini dapat digunakan berkali-kali.
Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para
petani hidroponik. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
12
media lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang
dapat disimpan oleh media tanam ini. Rockwool atau mineral wool adalah media
tanam anorganik yang berbentuk mirip dengan busa, sangat ringan dan memiliki
serabut-serabut halus. Rockwool dibuat dari batuan basalt yang dipanaskan
dengan suhu ekstra tinggi. Rockwool biasanya dijual dalam bentuk lempengan
atau blok-blok rockwool berukuran besar. Dalam aplikasinya blok rockwool
dipotong kecil-kecil dan dibentuk sesuai dengan fungsinya sebagai media tanam
hidroponik. Rockwool bisa digunakan sebagai media semai maupun media tanam.
Cocopeat atau serbuk sabut kelapa merupakan media tanam organik yang
diperoleh dari hasil pengolahan limbah sabut kelapa. Cocopeat cukup stabil dan
memiliki pH antara 5.0 – 6.8 dan daya serap air tinggi. Cocopeat adalah media
tanam ramah lingkungan karena berasal dari bahan organik yang aman. Dalam
aplikasinya sebagai media tanam hidroponik, cocopeat biasanya dicampur dengan
arang sekam. Pencampuran perlu dilakukan untuk meningkatkan aerasi dan
pasokan oksigen pada akar tanaman tercukupi. Karena cocopeat memiliki daya
serap air yang sangat tinggi, sehingga tingkat aerasi kecil. Semakin tinggi tingkat
aerasi maka semakin baik pula pasokan oksigen pada akar tanaman.
Perlite adalah media tanam yang dibuat dari batu silika yang dipanaskan dengan
suhu tinggi. Perlite sangat ringan, pH netral dan memiliki aerasi tinggi. Biasanya
perlite dicampur dengan media tanam lain seperti vermiculite atau cocopeat.
Pumice adalah jenis media tanam yang berasal dari batuan basalt hasil dari letusan
gunung. Kita dapat menemukan pumice ini di pantai-pantai yang terkumpul
sebagai akibat dari letusan gunung yang sudah ratusan tahun sebelumnya. Pumice
memiliki kemampuan sama seperti kerikil dalam mengikat air. Untuk mendukung
akar tanaman dapat menyerap nutrisi dan dapat tumbuh dengan baik sebaiknya
pumice dicampur dengan arang sekam atau vermiculite.
Vermiculite meruapakan media tanam anorganik yang terbuat dari batuan yang
dipanaskan dengan batuan yang cukup tinggi dan memiliki sifat agak mirip
dengan perlite. Yang membedakan antara vermiculite dan perlite adalah
kemampuan daya serap dan bobotnya. Vermiculite memiliki daya serap air lebih
tinggi, itulah sebabnya orang memilih vermiculite sebagai media tanam yang
13
bagus dan vermiculite juga memiliki bobot lebih berat daripada perlite jadi
diharapkan mampu menopang tanaman hidroponik lebih kuat untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk pengaplikasiannya sebagai media
tanam hidroponik, vermiculite dapat dicampur dengan perlite.
Pasir adalah material butiran yang terdiri dari partikel batuan dan mineral yang
terpecah halus. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternative untuk
menggantiakn fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika
digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman,
dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan
memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup
umur untuk dipindahkan ke media lain.
Kerikil (gravel) ialah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan.
Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm.kerikil
memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan
sebagai media untuk budidaya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini
akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya
tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat
air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman
tidak dilakukan secara rutin.
Serbuk kayu merupakan limbah hasil industri yang dikenal dengan biomassa.
Serbuk kayu sebagai media tanam biasanya digunakan jika menanam
menggunakan pot atau polybag. Serbuk ini juga dipilih karena teksturnya yang
ringan, sehingga akar akan lebih cepat tumbuh dan berkembang.
Genteng atap adalah komponen dari atap yang menutupi permukaan bagian atas,
yang terdiri dari bagian-bagian yang tersusun saling bertindih (overlapping).
Pecahan genting juga bisa kamu gunakan sebagai media tanam hidroponik. Media
tanam ini tergolong murah dan tersedia di mana-mana. Media ini memiliki
kemampuan pengairan dan aerasi yang baik. Selain itu, bahan ini juga
memberikan dukungan yang memadai untuk pertumbuhan akar. Tetapi, media
genting tidak memiliki kandungan hara yang cukup. Jadi, kamu harus
menambahkan pupuk atau mengombinasikannya dengan media tanam lain.
14
3. Pertumbuhan Dan Produktivitas
Pertumbuhan
Secara harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang dapat diketahui
atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya. Pertumbuhan
meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan. Proses
yang terjadi pada pertumbuhan bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula).
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau
seluruhnya. Jadi, bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur hara atau
mineral-mineral dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa yang sangat
dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Namun, kandungan nitrogen dalam
setiap tumbuhan berbeda-beda. Selain nitrogen, tumbuhan juga membutuhkan
hormon sebagai perangsang untuk pertumbuhannya.
Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan
tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman.
Kondisi lingkungan ini meliputi sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta
adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman.
16
Fitohormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan yang
dalam konsentrasi rendah atau kecil dan dapat mengatur proses fisiologis.
Hormon-hormon pada tumbuhan diantaranya auksin, giberelin, gas etilen, asam
absisat, asam traumalin, sitokinin, dan kalin.
Produktivitas
Produktivitas, daya produksi, atau keproduktifan merupakan istilah dalam
kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan
(input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan
bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang
optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi
perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran
produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang
digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas
biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan
mentah, dan lain-lain.
Dalam ilmu ekonomi pertanian produktivitas merupakan perbandingan antara
hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan) dengan biaya
(pengorbanan) yang harus dikeluarkan. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen
disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Usahatani yang
bagus merupakan usahatani yang produktif atau efisien. Usahatani yang produktif
berarti usahatani yang memiliki produktivitas yang tinggi. Pengertian produktivitas
ini merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas
tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang diperoleh
dari satu kesatuan factor produksi (input). Jika efisiensi fisik kemudian di nilai
dengan uang maka akan dibahas efisiensi ekonomi. Sedangkan kapasitas dari
sebidang tanah tertentu menggambarkan kemampuan sebidang tanah untuk menyerap
tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya
pada tingkatan teknologi tertentu. Jadi secara teknis produktivitas merupakan
perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas tanah.
17
Dalam setiap panen padi, petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya,
yaitu luas tanah dikalikan hasil pekesatuan luas. Hasil bruto yang didapat kemudian
dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan petani, yaitu biaya pupuk,
bibit, biaya pengolahan tanah upah menanam, upah membersihkan rumput dan biaya
panen yang biasanya berupa bagi hasil. Setelah semua biaya-biaya tersebut dikurangi
maka petani akan memperoleh hasil bersih atau hasil netto. Apabila hasil bersih
usahatani besar maka akan menunjukkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya.
Makin tinggi rasio berarti usahatani makin efisien.
18
Penurunan Hasil Pertanian Tanaman Tomat
Penyebab
Keterbatasan Lahan
Dampak
Tanah
Hidroponik
Kekurangan
Kelebihan
19
2.3 Penelitian sebelumnya
Penulis menggunakan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai
acuan untuk melengkapi penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang relevan bukan
berarti sama dengan penelitian yang akan dilakukan, akan tetapi masih dalam ruang
lingkup yang sama. Berikut penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dirangkum
yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh (Suhaedir Bachtiar, Muhammad Rijal, dan Dian
Safitri, 2017) yang berjudul “Pengaruh Komposisi Media Hidroponik terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat”. Pada penelitian ini hanya berfokus terhadap
pertumbuhan tanaman tomat dengan media tanam yang berbeda – beda (arang
sekam, pasir, dan serbuk gergaji).
Penelitian yang dilakukan oleh (Ratna Indrawati, Didik Indradewa, dan Sri
Nuryani Hidayah Utami, 2008) yang berjudul “Pengaruh Komposisi Media dan
Kadar Nutrisi Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill)”. Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas yaitu,
komposisi media tanam dan kadar nutrisi.
20
BAB III
Metode Penelitian
21
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau
menghasilkan akibat pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah
Komposisi Media Hidroponik yang digunakan yaitu: media tanam Rockwool (X1), media
tanam Arang Sekam (X2), dan media tanam Pecahan Genting (X3).
Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi variabel
bebas Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah pertumbuhan tanaman tomat (Y 1)
dan produktivitas tanaman tomat (Y2).
Tabel 3.4.1
22
Bahan
Dalam proses pembuatan Hidroponik, penulis menggunakan beberapa alat dan
bahan. Adapun bahan - bahan yang dipergunakan dalam proses pembuatan
Hidroponik dapat dilihat pada Tabel 3.4.2
Tabel 3.4.2
23
Tahap Kedua (Persiapan Alat Dan Bahan)
Tahap kedua dari penelitian ini adalah Mempersiapkan alat maupun bahan yang
dibutuhkan selama melakukan penelitian ini.
Tahap Ketiga (Aplikasi Sampel)
Tahap ketiga yaitu:
- Penyemaian : siapkan rockwool dan arang sekam, untuk rockwool
potong kotak kecil tetapi tidak sampai habis (tidak sampai terpotong
habis) lalu beri lubang dengan lidi kemudian masukkan 1 benih tomat
disetiap lubangnya taruh rockwool di tempat penyemaian dan siram
rockwool dengan air. Kemudian untuk arang sekam taburkan di tempat
penyemaian lalu taburkan benih tomat menyeluruh dan taburkan kembali
arang sekam lalu siram arang sekam dengan air. Tunggu keduanya sampai
7 hari hingga menjadi bibit.
- Pemindahan : untuk media tanam rockwool, siapkan Netpot lalu potong
rocwool berisi benih dan pindahkan ke Netpot kemudian masukkan
kedalam lubang sistem Hidroponik (DFT). Untuk media tanam arang
sekam, siapkan Netpot lalu ambil bibit tomat hilangkan arang sekam yang
masih menempel di akarnya dengan air dan masukkan bibit ke dalam
Netpot kemudian masukkan kedalam lubang sistem Hidroponik (DFT).
Dan untuk media tanam pecahan genting, siapkan pecahan genting yang
sudah disusun seperti bukit di sistem Hidroponik (DFT) lalu ambil bibit
tomat dan masukkan di tengah - tengah pecahan genting (pastikan bibit
tidak akan jatuh).
Tahap Keempat (Uji Tanam)
Tahap eempat dari penelitian ini adalah Menguji keempat sampel dengan media
tanam yang berbeda apakah mempunyai perbedaan tinggi dan produktivitasnya.
Tahap Kelima (Analisis)
Tahap kelima dari penelitian ini adalah Menganalisis pertumbuhan dan
produktivitas tomat dalam bentuk data yang didapat dan mengumpulkan semua
data yang sudah didapat.
Tahap Keenam (Hasil & Kesimpulan)
Tahap keenam dari penelitian ini adalah Mengambil kesimpulan dari hasil
pengumpulan data sebelumnya.
24
akhir ini penulis mengambil cara Metode Pengumpulan Data menggunakan Metode
Observasi.
25
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil pertumbuhan tanaman tomat pada media tanam yang berbeda ditampilkan pada
Tabel 4.1.1.
Tabel 4.1.1
Pertumbuhan (cm)
Rata – Rata
Hari Ke- Rockwool Arang Sekam Pecahan Genting Pertumbuhan
Pertanaman
1 2 1 2 1 2
1 - - - - - - -
2 3 3,5 3 3 3 3 2,9
3 5 6 5 5 5 5 4,8
4 6 7 5 5 5 6 5,4
5 7 8 5,5 5,5 5 7 6,1
7 8 9,5 6 6 6 7 7,1
9 9,5 10 6,5 6,5 6 7 7,8
11 9,5 10 6,5 6,5 6 7 8,1
13 11 11 7 6,5 6,5 7 8,8
15 12 11 7 6,5 7 7 9,3
17 13,5 11 7 6,5 8 7 10
19 16 12 7,5 7 9 8 11,2
21 16,5 12 8,5 7,5 9 9 11,9
23 17 12 8,5 7,5 9 9 12,3
25 17,5 12 9 8 9,5 9 12,8
27 18 12,5 9,5 8 10 9 13,4
31 19 12,5 10,5 8,5 10,5 9 14,4
33 20 12,5 10,5 8,5 11 9 14,9
35 21 12,5 11 9 12 9,5 15,7
37 23,5 12,5 12 10 13,5 10 16,9
39 23,5 12,5 13,5 10,5 15 10 17,7
41 24 12,5 14 11 17 11 18,6
43 27 12,5 15,5 13 17 11 19,8
26
Rata – Rata Pertumbuhan Perhari 11,36
Produktivitas
Hasil produktivitas tomat pada media tanam yang berbeda ditampilkan pada Tabel 4.1.2.
Tabel 4.1.2 Pengaruh media tanam terhadap jumlah daun tomat (helai)
Produktivitas (helai)
Minggu
Ke- Rockwool Arang Sekam Pecahan Genting
2 helai dengan 2 helai dengan 2 helai dengan
1 perkembangan yang cukup perkembangan yang cukup perkembangan yang cukup
baik. baik. baik.
7 helai dengan 6 helai dengan 5 helai dengan
2 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
14 helai dengan 10 helai dengan 8 helai dengan
3 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
22 helai dengan 14 helai dengan 10 helai dengan
4 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang cukup
baik. baik. baik.
31 helai dengan 18 helai dengan 13 helai dengan
5 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
39 helai dengan 23 helai dengan 15 helai dengan
6 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
Berdasarkan dari tabel 4.1.2 tanaman tomat yang bermedia tanam Rockwool paling cepat
menghasilkan daun daripada Arang Sekam dan Pecahan Genting. Produktivitas dilihat dari
jumlah daun dan perkembangan tanaman selama 6 minggu. Pada minggu ke-6 dengan
27
produktivitas tercepat terdapat di media tanam Rockwool. Tanaman terlambat produktivitasnya
terdapat di media tanam Pecahan Genting. Pengamatan melalui segi jumlah daun dan
perkembangan ini dapat dijadikan sebagai indikator produktivitas tanaman tomat.
4.2 Pembahasan
1. Pengaruh Komposisi Media Tanam Pada Pertumbuhan Dan Prokduktivitas
Tanaman Tomat
Berdasarkan hasil analisis data, komposisi media tanam yang berbeda – beda
ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat. Hal ini
dapat ditentukan pada media tanam dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai
agregat yang mantap , kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran
yang cukup. Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini
menggunakan media tanam rockwool, arang sekam, dan pecahan genting yang
mempunyai unsur yang terkandung dalam komposisi berbeda - beda.
29
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan media tanam
Rockwool, Arang Sekam, dan Pecahan Genting untuk melihat pengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) dapat disimpulkan bahwa:
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka perlu dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat sederhana baik dari segi ruang
lingkup, metode, alat dan waktu. Diharapkan kepada pihak-pihak yang tertarik
terhadap penelitian ini untuk dapat melakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui kegunaan media tanam yang berbeda dan mengetahui kadar nutrisi
yang benar selama penelitian
Perlu diadakan penelitian ulang untuk lebih memperkuat hasil penelitian.
Sebaiknya faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas pada tanaman juga harus diperhatikan
Diharapkan bagi para peneliti selanjutnya untuk memiliki atau mempersiapkan
obat untuk hama dan penyakit pada tumbuhan tomat, agar dapat mencapai waktu
panen yang diinginkan
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32