Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Komposisi Media Hidroponik Terhadap Pertumbuhan


Dan Produktivitas Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Pelajaran
Metode Penelitian

Nama Peneliti : Rizky Septiana

Nama Kelas : XI MIPA 1

NISN : 0036616488

BIDANG PENELITIAN :

BIOLOGI

PROGRAM PEMINATAN MATEMATIKA DAN IPA (MIPA)

SMA YADIKA 6

KOTA TANGERANG SELATAN

Tp. 2020/2021
1
Kata pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena dengan rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyusun Laporan Penelitian ini dengan baik.
Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas Metode Penelitian tahun ajaran
2021/2022.

Dalam hal ini saya sebagai penulis menyelesaikan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh
Komposisi Media Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Tomat
(Solanum lycopersicum)”.

Dalam pelaksanaan penyusunan laporan penelitian, penulis tentu menyadari bahwa proposal
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya. Oleh karena itu atas pencapaian penulisan proposal penelitian, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Ferizal Utama, S.pd, M.Si. selaku kepala sekolah SMA YADIKA 6
2. Bapak Dimas Adi Lesmana, M.Pd. selaku guru pembimbing
3. Seluruh guru SMA YADIKA 6
4. Keluarga saya yang selalu memberikan dukungan dan doa

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam
proposal penelitian ini.

Tangerang Selatan, 2021.

2
Daftar isi

LAPORAN PENELITIAN..............................................................................................................1
Kata pengantar.................................................................................................................................2
Daftar isi..........................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
Pendahuluan.................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................7
1.4 Tujuan............................................................................................................................7
1.5 Manfaat..........................................................................................................................7
1.6 Hipotesis Penelitian.......................................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................................9
Kajian Pustaka..............................................................................................................................9
2.1 Kajian Teori...................................................................................................................9
2.2 Kerangka Berpikir.......................................................................................................18
2.3 Penelitian sebelumnya.................................................................................................20
BAB III..........................................................................................................................................21
Metode Penelitian......................................................................................................................21
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................21
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................................21
3.3 Variabel Penelitian......................................................................................................21
3.4 Alat dan Bahan Penelitian...........................................................................................22
3.5 Sampel Penelitian........................................................................................................23
3.6 Langkah penelitian......................................................................................................23
3.7 Metode Pengumpulan Data.........................................................................................25
3.8 Metode Analisis Data..................................................................................................25
BAB IV..........................................................................................................................................26

3
Hasil Penelitian Dan Pembahasan..............................................................................................26
4.1 . Hasil Penelitian..........................................................................................................26
4.2 Pembahasan.................................................................................................................28
BAB V...........................................................................................................................................29
Kesimpulan Dan Saran...............................................................................................................29
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................29
5.2 Saran............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................30
LAMPIRAN..................................................................................................................................31

4
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh di segala tempat. Tanaman tomat dapat
tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 mdpl), dataran medium (200-700 mdpl), dan
dataran rendah (kurang dari 200 mdpl). Untuk pertumbuhan yang baik, tomat membutuhkan
tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan
banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup. Pada temperatur tinggi
(di atas 32 derajat celcius) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur
tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik
terhadap warna buah tomat adalah antara 24 - 28 derajat celcius yang umumnya merah
merata. Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap
pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. Tanaman tomat biasanya lebih produktif di
tanam pada daerah dataran tinggi, tapi kini diketahui bahwa pengembangan tanaman tomat
didataran tinggi dapat memicu terjadinya erosi. Untuk itu saat ini perluasan areal budidaya
tanaman tomat lebih diarahkan ke dataran rendah, karena areal dataran rendah lebih luas dan
diharapkan mendapatkan hasil produksi yang lebih tinggi.
Media yang tersedia untuk budidaya tanaman tomat yaitu tanah. Tanah adalah bagian
kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya
bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-
rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah
menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Kekurangan dari tanah yaitu jika ingin berbudidaya
dengan media tanah harus memiliki lahan yang luas, penggunaan pupuk kurang efisien
dibanding dengan media lain dan tempat hidup biota yang bisa merugikan tanaman.
Permintaan produk buah-buahan dan sayuran dari Banten cenderung terus meningkat.
(Mawardi Nasution) Namun salah satu kendala utama adalah Penurunan Hasil Pertanian
5
Tanaman Tomat. Pada tahun 2013 jumlah lahan pertanian produktif yang dapat ditanami padi
dengan dua kali panen seluas 53 ribu hektar berkurang terutama di Kecamatan Pasar Kemis,
Namun belakangan ini jumlah lahan tersebut menjadi 41 ribu hektar dan mayoritas telah
beralih fungsi menjadi pergudangan dan perumahan. Menurunnya produktivitas tomat di
Banten disebabkan oleh Keterbatasan Lahan. Keterbatasan lahan berdampak kepada
pendapatan petani, yang berkurang disetiap masa panennya. Akibatnya petani tidak bisa
mencukupi kebutuhan sehari – hari dan kebanyakan petani beralih profesi.
Untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan di Banten, dapat menggunakan media
menanam hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro berarti air dan
ponous berarti kerja. Sesuai arti tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi
bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Kelebihan hidroponik yakni
Penggunaan lahan lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, kuantitas
dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien,
serta pengendalian hama dan penyakit lebih mudah. Hidroponik mempunyai media tanam
yang bermacam – macam seperti, rockwool, arang sekam, hydrogel, kerikil, cocopeat, pasir,
perlit, serbuk kayu, vermikulit dan pecahan genting. Pada penelitian ini menggunakan 3
media, rockwool merupakan salah satu media tanam yang berasal dari bebatuan kombinasi
dari batuan basalt, batu kapur dan batu bara yang dipanaskan hingga suhu 1.600 oC hingga
meleleh. Arang sekam merupakan limbah pertanian yang memiliki sifat porous, ringan, tidak
kotor, sehingga sangatlah cukup dapat menahan air. Pecahan genting merupakan pecahan
dari atap rumah yang terbuat dari tanah liat.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Komposisi Media Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)” Adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi
acuan tentang pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produktivitas tanaman tomat.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi
masalah - masalah sebagai berikut :

6
 Lahan yang sempit mempunyai dampak yang sangat berpengaruh terhadap pertanian
produktif.
 Penurunan hasil panen tomat di wilayah Tangerang, Banten.
 Pendapatan petani tomat menurun yang mengakibatkan banyak petani yang beralih
profesi .

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan 3 masalah yaitu :
1. Bagaimana pengaruh komposisi media tanam pada pertumbuhan dan prokduktifitas
tanaman tomat?
2. Apa ada perbedaan hasil pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat dari ketiga
media tanam?
3. Manakah tanaman tomat yang lebih cepat tumbuh dan berkembang dalam
pertumbuhan dan produktivitas diantara media tanam yang berbeda?

1.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komposisi media tanam yang berbeda -
beda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas tanaman tomat.
1. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam pada pertumbuhan dan
produktifitas tanaman tomat.
2. Bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara ketiga media tanam pada
pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat.
3. Bertujuan untuk mengetahui media tanam hidroponik pada tanaman tomat yang
paling cepat tumbuh.

1.5 Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani yang mempunyai
masalah di lahan yang sempit.

7
2. Mengembangkan budidaya tomat dengan menggunakan hidroponik.
3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan
mengangkat tema yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda.

1.6 Hipotesis Penelitian


Beberapa hipotesis yang dapat peneliti rumuskan adalah sebagai berikut :
H0 : Komposisi Media Hidroponik tidak dapat mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Produktivitas Tanaman Tomat.
H1 : Komposisi Media Hidroponik dapat mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Produktivitas Tanaman Tomat.

8
BAB II
Kajian Pustaka

2.1 Kajian Teori


1. Tanaman Tomat
Menurut tulisan karangan Andrew F. Smith "The Tomato in America", tomat
kemungkinan berasal dari daratan tinggi pantai barat Amerika Selatan. Setelah Spanyol
menguasai Amerika Selatan, mereka menyebarkan tanaman tomat ke koloni-koloni
mereka di Karibia. Spanyol juga kemudian membawa tomat ke Filipina, yang menjadi
titik awal penyebaran ke daerah lainnya di seluruh benua Asia. Spanyol juga membawa
tomat ke Eropa. Tanaman ini tumbuh dengan mudah di wilayah beriklim Mediterania.
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae,
tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat
merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter.
Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa dipakai
sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat
memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan
kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid.
Cara menanam tanaman tomat adalah disemai lebih dahulu, setelah tumbuh 4
daun sejati kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu). Panen dimulai usia 9
minggu setelah tanam selanjutnya setiap 5 hari.
Tomat mengandung antioksidan berupa likopen yang dapat membantu memerangi efek
radikal bebas penyebab kanker. Tomat juga memiliki kandungan antioksidan lain yakni
polifenol, naringenin, dan chlorogenic acid. Di samping itu, ternyata buah tomat rendah
kalori dan lemak, tetapi kaya akan karotenoid, lutein, gula, vitamin A, vitamin C, folat,
dan kalium.
1. Ciri-ciri morfologi
Secara morfologi, organ-organ penting yang terdapat pada tanaman Tomat adalah
sebagai berikut:
9
a. Daun
Tanaman Tomat berdaun majemuk dan berbentuk memyirip. Daun-daun tersebut
letaknya tersusun di setiap sisi. Jumlah daun biasanya ganjil, yakni berjumlah 5-7
helai. Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Umumnya
diantara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil. Daun majemuk
tersusun spiral melindungi batangnya.
b. Batang
Batang pada tanaman Tomat berbentuk silinder dengan diameter bisa mencapai 4
cm. Permukaan batang ditutupi oleh bulu-bulu halus terutama di bagian yang
berwarna hijau, dan diantara rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar.
Batangnya memiliki banyak cabang. Ujung batang merupakan bagian yang paling
aktif membentuk daun dan bunga karena terdapat meristem apikal. Batang Tomat
cukup kuat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan. Warna batangnya hijau dan
berbentuk persegi empat sampai bulat.
c. Akar
Tanaman Tomat memiliki sistem perakaran tunggang yang tumbuh secara
horizontal. Tanaman Tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar
serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak
terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm.
Akar tanaman Tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta
menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah.
d. Bunga
Bunga pada tanaman Tomat termasuk jenis bunga berkelamin dua atau
hermaprodit. Kelopaknya berjumlah 5 buah dengan warna hijau, sedangkan
mahkotanya yang berjumlah 5 buah berwarna kuning. Alat kelaminnya terdiri atas
benang sari, dan kepala sari yang terkandung didalamnya tepung sari atau polen.
Karena memiliki dua kelamin, bungan Tomat bisa melakukan penyerbukan
sendiri. Biasanya pembuahan terjadi 96 jam setelah proses penyerbukan. Buah
tersebut akan masak pada 45-50 hari. Bunganya kecil mungil berwarna kuning
cerah.
10
e. Buah
Buah Tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau tidak enak karena
mengandung Lycopercisin yang berupa lendir. Warna buah yang tadinya hijau
sedikit demi sedikit berubah menjadi kuning seiring dengan proses pematangan,
kemudian warnanya menjadi merah ketika buahnya telah benarbenar matang.
Ukuran buahnya sangat bervariasi tergantung dari varietasnya.

2. Karakteristik tanaman Tomat


Tomat (Solanum lycopersicum Mill.) merupakan sayuran berupa buah
yang banyak dibutuhkan orang, baik untuk sayuran, minuman, saus, maupun
sebagai buah segar. Tanaman tomat dapat tumbuh pada dataran rendah maupun
dataran tinggi. Buah tomat saat masih muda berwarna hijau dan semakin tua
warnanya berubah menjadi merah. Bentuk buah ada yang bulat dan lonjong.
Tomat mengandung vitamin A dan C sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
masakan, lalapan, jus, serta obat sariawan.
Berikut adalah jenis – jenis tomat yang paling populer, yaitu;
 Tomat Anggur
 Tomat Ceri
 Tomat Roma
 Tomat Bistik
 Tomat Pusaka
 Tomat Hijau
 Kumato

2. Komposisi Media Hidroponik


Media tanam disebut juga dengan media tumbuh, bagi tanaman umumnya berupa
tanah. Puluhan bahan yang berbeda yang digunakan dalam berbagai kombinasi untuk
membuat media tumbuh buatan sendiri atau komersial. Media tanam umumnya memiliki
berbagai nutrisi, mineral, air, vitamin, serta kandungan lain yang tentunya dibutuhkan

11
oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting dalam menyerap kandungan hara
yang dimiliki media tanam bisa lebih optimal.

Media tanam Pada pertanian hidroponik hanya bersifat inert, yakni tidak
menyediakan unsur hara, hanya berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman saja,
diantaranya Arang sekam, Spons, Expanded clay, Rockwool, Sabut (Coir), Perlite, Batu
apung (Pumice), Vermiculite, Pasir, Kerikil, serbuk kayu, dan pecahan genting.
 Arang sekam adalah limbah pertanian yang memiliki sifat porous, ringan, tidak
kotor, sehingga sangatlah cukup dapat menahan air. Penggunaan arang sekam
cukup meluas dalam budidaya tanaman hias ataupun sayuran (terutama budidaya
secara hidroponik). Arang sekam memiliki fungsi mengikat logam berat. Selain
itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudah
akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya. sehingga masih tetap perlu
campuran media lain dalam media tanaman tersebut.
 Spons adalah alat atau alat bantu pembersih yang terbuat dari bahan yang lembut
dan berpori. Biasanya digunakan untuk membersihkan permukaan yang kedap air,
spons sangat baik dalam menyerap air dan larutan berbahan dasar air. spons yaitu
sel2 yang tak teratur,berdinding tipis ,dan ruang antarselnya besar, sehingga
pertukaran dan penyimpanan gas dapat terjadi dengan mudah. Spons memiliki
kemampuan menyerap dan menahan air yang tinggi. Spons banyak digunakan
sebagai media tanam hidrponik maupun sebagai media semai.
 Expanded clay adalah media tanam yang terbuat dari sejenis tanah liat yang sudah
mengandung unsur hara atau mineral. Expanded Clay merupakan jenis tanah liat
berisi kandungan mineral yang berbentuk bulat. Expended clay sangat baik
dijadikan sebagai media tanam hidroponik. Hal ini karena Expended clay dapat
menyimpan kandungan air dengan baik, menjaga pH selalu netral dan stabil, dan
memiliki aerasi yang cukup stabil. Dengan bentuk yang bulat, dapat dengan
mudah untuk diaplikasikan dan tidak merusak struktur akar tanaman. Selain itu,
media tanam ini dapat digunakan berkali-kali.
 Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para
petani hidroponik. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
12
media lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang
dapat disimpan oleh media tanam ini. Rockwool atau mineral wool adalah media
tanam anorganik yang berbentuk mirip dengan busa, sangat ringan dan memiliki
serabut-serabut halus. Rockwool dibuat dari batuan basalt yang dipanaskan
dengan suhu ekstra tinggi. Rockwool biasanya dijual dalam bentuk lempengan
atau blok-blok rockwool berukuran besar. Dalam aplikasinya blok rockwool
dipotong kecil-kecil dan dibentuk sesuai dengan fungsinya sebagai media tanam
hidroponik. Rockwool bisa digunakan sebagai media semai maupun media tanam.
 Cocopeat atau serbuk sabut kelapa merupakan media tanam organik yang
diperoleh dari hasil pengolahan limbah sabut kelapa. Cocopeat cukup stabil dan
memiliki pH antara 5.0 – 6.8 dan daya serap air tinggi. Cocopeat adalah media
tanam ramah lingkungan karena berasal dari bahan organik yang aman. Dalam
aplikasinya sebagai media tanam hidroponik, cocopeat biasanya dicampur dengan
arang sekam. Pencampuran perlu dilakukan untuk meningkatkan aerasi dan
pasokan oksigen pada akar tanaman tercukupi. Karena cocopeat memiliki daya
serap air yang sangat tinggi, sehingga tingkat aerasi kecil. Semakin tinggi tingkat
aerasi maka semakin baik pula pasokan oksigen pada akar tanaman.
 Perlite adalah media tanam yang dibuat dari batu silika yang dipanaskan dengan
suhu tinggi. Perlite sangat ringan, pH netral dan memiliki aerasi tinggi. Biasanya
perlite dicampur dengan media tanam lain seperti vermiculite atau cocopeat.
 Pumice adalah jenis media tanam yang berasal dari batuan basalt hasil dari letusan
gunung. Kita dapat menemukan pumice ini di pantai-pantai yang terkumpul
sebagai akibat dari letusan gunung yang sudah ratusan tahun sebelumnya. Pumice
memiliki kemampuan sama seperti kerikil dalam mengikat air. Untuk mendukung
akar tanaman dapat menyerap nutrisi dan dapat tumbuh dengan baik sebaiknya
pumice dicampur dengan arang sekam atau vermiculite.
 Vermiculite meruapakan media tanam anorganik yang terbuat dari batuan yang
dipanaskan dengan batuan yang cukup tinggi dan memiliki sifat agak mirip
dengan perlite. Yang membedakan antara vermiculite dan perlite adalah
kemampuan daya serap dan bobotnya. Vermiculite memiliki daya serap air lebih
tinggi, itulah sebabnya orang memilih vermiculite sebagai media tanam yang
13
bagus dan vermiculite juga memiliki bobot lebih berat daripada perlite jadi
diharapkan mampu menopang tanaman hidroponik lebih kuat untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk pengaplikasiannya sebagai media
tanam hidroponik, vermiculite dapat dicampur dengan perlite.
 Pasir adalah material butiran yang terdiri dari partikel batuan dan mineral yang
terpecah halus. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternative untuk
menggantiakn fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika
digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman,
dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan
memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup
umur untuk dipindahkan ke media lain.
 Kerikil (gravel) ialah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan.
Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm.kerikil
memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan
sebagai media untuk budidaya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini
akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya
tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat
air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman
tidak dilakukan secara rutin.
 Serbuk kayu merupakan limbah hasil industri yang dikenal dengan biomassa.
Serbuk kayu sebagai media tanam biasanya digunakan jika menanam
menggunakan pot atau polybag. Serbuk ini juga dipilih karena teksturnya yang
ringan, sehingga akar akan lebih cepat tumbuh dan berkembang.
 Genteng atap adalah komponen dari atap yang menutupi permukaan bagian atas,
yang terdiri dari bagian-bagian yang tersusun saling bertindih (overlapping).
Pecahan genting juga bisa kamu gunakan sebagai media tanam hidroponik. Media
tanam ini tergolong murah dan tersedia di mana-mana. Media ini memiliki
kemampuan pengairan dan aerasi yang baik. Selain itu, bahan ini juga
memberikan dukungan yang memadai untuk pertumbuhan akar. Tetapi, media
genting tidak memiliki kandungan hara yang cukup. Jadi, kamu harus
menambahkan pupuk atau mengombinasikannya dengan media tanam lain.
14
3. Pertumbuhan Dan Produktivitas
 Pertumbuhan
Secara harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang dapat diketahui
atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya. Pertumbuhan
meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan. Proses
yang terjadi pada pertumbuhan bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula).
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau
seluruhnya. Jadi, bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur hara atau
mineral-mineral dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa yang sangat
dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Namun, kandungan nitrogen dalam
setiap tumbuhan berbeda-beda. Selain nitrogen, tumbuhan juga membutuhkan
hormon sebagai perangsang untuk pertumbuhannya.
Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan
tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman.
Kondisi lingkungan ini meliputi sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta
adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan


terdiri dari 2, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan, sedangkan faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam tumbuhan. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yaitu:
a) Faktor cahaya
Tumbuhan yang mendapatkan cahaya yang cukup akan berwarna hijau,
15
yang menandakan adanya klorofil dan aktivitas fotosintesis serta memiliki batang
yang normal. Apabila tumbuhan tumbuh dibawah kondisi tanpa cahaya, maka
tumbuhan tersebut akan berwarna kuning dan tumbuh memanjang dengan batang
lemah.
b) Faktor suhu
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,
reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. setiap tanaman
menghendaki suhu yang berbeda-beda untuk memperoleh pertumbuhan dan
produksi yang optimum.
c) Faktor kelembaban
Untuk menunjang pertumbuhan, setiap tanaman memerlukan kelembaban yang
berbeda-beda. Namun, umumnya tanaman sayur memerlukan kelembaban sekitar
80%. Bila kelembaban lebih dari 80%, tanaman akan mudah terserang penyakit.
d) Nutrisi
Nutrisi diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan. Biasanya tumbuhan mengambil nutrisi dalam bentuk ion dan beberapa
diambil dari udara.
e) Air
Fungsi air yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
yaitu sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan, menentukan proses transportasi unsur hara yang ada didalam
tanah, menentukan laju fotosintesis, dan mempengaruhi laju reaksi metabolisme.

Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


tumbuhan yaitu:
a) Gen
Gen merupakan substansi hereditas dan penentu sifat individu yang terdapat
didalam kromosom. Sifat genetik ini mempengaruhi ukuran dan bentuk tubuh
tumbuhan.
b) Hormon tumbuhan (fitohormon)

16
Fitohormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan yang
dalam konsentrasi rendah atau kecil dan dapat mengatur proses fisiologis.
Hormon-hormon pada tumbuhan diantaranya auksin, giberelin, gas etilen, asam
absisat, asam traumalin, sitokinin, dan kalin.

 Produktivitas
Produktivitas, daya produksi, atau keproduktifan merupakan istilah dalam
kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan
(input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan
bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang
optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi
perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran
produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang
digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas
biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan
mentah, dan lain-lain.
Dalam ilmu ekonomi pertanian produktivitas merupakan perbandingan antara
hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan) dengan biaya
(pengorbanan) yang harus dikeluarkan. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen
disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Usahatani yang
bagus merupakan usahatani yang produktif atau efisien. Usahatani yang produktif
berarti usahatani yang memiliki produktivitas yang tinggi. Pengertian produktivitas
ini merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas
tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang diperoleh
dari satu kesatuan factor produksi (input). Jika efisiensi fisik kemudian di nilai
dengan uang maka akan dibahas efisiensi ekonomi. Sedangkan kapasitas dari
sebidang tanah tertentu menggambarkan kemampuan sebidang tanah untuk menyerap
tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya
pada tingkatan teknologi tertentu. Jadi secara teknis produktivitas merupakan
perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas tanah.
17
Dalam setiap panen padi, petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya,
yaitu luas tanah dikalikan hasil pekesatuan luas. Hasil bruto yang didapat kemudian
dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan petani, yaitu biaya pupuk,
bibit, biaya pengolahan tanah upah menanam, upah membersihkan rumput dan biaya
panen yang biasanya berupa bagi hasil. Setelah semua biaya-biaya tersebut dikurangi
maka petani akan memperoleh hasil bersih atau hasil netto. Apabila hasil bersih
usahatani besar maka akan menunjukkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya.
Makin tinggi rasio berarti usahatani makin efisien.

2.2 Kerangka Berpikir

18
Penurunan Hasil Pertanian Tanaman Tomat

Penyebab

Keterbatasan Lahan

Dampak

Penghasilan petani berkurang

Media Yang Tersedia Alternatif Media/Solusi

Tanah

Hidroponik
Kekurangan

Kelebihan

Membutuhkan Lahan Yang Luas

Tidak Memerlukan Lahan Yang Luas

Tanaman Berproduksi Tanpa Menggunakan Tanah

Komposisi Tanam Di Hidroponik

Arang Sekam Rockwool Pecahan Genting

19
2.3 Penelitian sebelumnya
Penulis menggunakan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai
acuan untuk melengkapi penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang relevan bukan
berarti sama dengan penelitian yang akan dilakukan, akan tetapi masih dalam ruang
lingkup yang sama. Berikut penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dirangkum
yaitu:

 Penelitian yang dilakukan oleh (Suhaedir Bachtiar, Muhammad Rijal, dan Dian
Safitri, 2017) yang berjudul “Pengaruh Komposisi Media Hidroponik terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat”. Pada penelitian ini hanya berfokus terhadap
pertumbuhan tanaman tomat dengan media tanam yang berbeda – beda (arang
sekam, pasir, dan serbuk gergaji).
 Penelitian yang dilakukan oleh (Ratna Indrawati, Didik Indradewa, dan Sri
Nuryani Hidayah Utami, 2008) yang berjudul “Pengaruh Komposisi Media dan
Kadar Nutrisi Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill)”. Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas yaitu,
komposisi media tanam dan kadar nutrisi.

Perbedaan dari beberapa penelitian di atas adalah penelitian ini mencari


keterkaitan dengan pertumbuhan dan produktifitas tanaman tomat dan tidak
menggunakan keterkaitan kadar nutrisi hidroponik. Jadi, mencari Pengaruh Komposisi
Media Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Tomat.

20
BAB III
Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini berdasarkan tujuan menggunakan penelitian Basic Research
(dasar), berdasarkan metode menggunakan Penelitian Eksperimen, berdasarkan taraf
pemberian informasi menggunakan Eksplorasi, dan berdasarkan data yang dikumpulkan
menggunakan Kuantitatif. Tujuan metode Kuantitatif menurut Sugiyono (2013:14)
adalah menunjukan hubungan antar variabel, menguji teori, serta mencari generalisasi
yang mempunyai nilai prediktif. Sedangkan Penelitian Eksperimen adalah penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan, kondisi yang terkendalikan di maksud adalah adanya hasil
dari penelitian dikonversikan ke dalam angka-angka, untuk analisis yang digunakan
adalah dengan menggunakan analisis statistik (Sugiyono, 2011:72).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Peneliti yang beralamat di Jalan Nangka Rt.
006 Rw. 003 No. 145, Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Kota
Tangerang Selatan, Banten.
 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Juli 2021 sampai 31 Maret 2022.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga
mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis
variabel, yaitu variabel bebas, dan variabel terikat.

21
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau
menghasilkan akibat pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah
Komposisi Media Hidroponik yang digunakan yaitu: media tanam Rockwool (X1), media
tanam Arang Sekam (X2), dan media tanam Pecahan Genting (X3).
Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi variabel
bebas Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah pertumbuhan tanaman tomat (Y 1)
dan produktivitas tanaman tomat (Y2).

3.4 Alat dan Bahan Penelitian


 Alat
Dalam proses pembuatan Hidroponik ini, peneliti menggunakan beberapa alat dan
bahan. Berikut ini merupakan alat - alat yang dipergunakan dalam proses pembuatan
Hidroponik dapat dilihat pada Tabel 3.4.1

Tabel 3.4.1

No Nama Alat Jumlah


1. Gergaji besi 1 buah
2. Solder 1 buah
3. Bor 1 buah
4. Pompa aquarium 1 buah
5. Gunting 1 buah
6. Pisau 1 buah
7. Cutter 1 buah
8. Netpot 6 buah
9. Nampan 1 buah
10. Pralon diameter 3 inch 1 lonjor
11. Pralon kecil 1 lonjor
12. Keni kecil 2 buah
13. Penutup pipa diameter 3 inch 1 buah
14. Penutup pipa diameter 3 inch 3 buah
15. Amplas 1 buah
16. TDS meter 1 buah

22
 Bahan
Dalam proses pembuatan Hidroponik, penulis menggunakan beberapa alat dan
bahan. Adapun bahan - bahan yang dipergunakan dalam proses pembuatan
Hidroponik dapat dilihat pada Tabel 3.4.2

Tabel 3.4.2

No Nama Bahan Jumlah


1. Air seperlunya
2. Bibit tomat 1 bungkus
3. Rockwool 1 lonjor
4. Arang sekam 1 bks
5. Genting 3 buah
6. Nutrisi AB mix 2 bks

3.5 Sampel Penelitian

Tabel 3.5 Sampel Penelitian

Sampel Tanaman Media Tanam


Eksperimen 1 Tomat Arang sekam
Eksperimen 2 Tomat Rockwool
Eksperimen 3 Tomat Pecahan genting
Konrol Tomat Tanah

3.6 Langkah penelitian

Studi Awal Persiapan Alat Dan Aplikasi Sampel


Bahan

Hasil & Kesimpulan Analisis Uji Tanam

 Tahap Pertama (Studi Awal)


Tahap awal penelitian ini adalah Mencari referensi dari berbagai sumber yang
sesuai dengan masalah penelitian ini.

23
 Tahap Kedua (Persiapan Alat Dan Bahan)
Tahap kedua dari penelitian ini adalah Mempersiapkan alat maupun bahan yang
dibutuhkan selama melakukan penelitian ini.
 Tahap Ketiga (Aplikasi Sampel)
Tahap ketiga yaitu:
- Penyemaian : siapkan rockwool dan arang sekam, untuk rockwool
potong kotak kecil tetapi tidak sampai habis (tidak sampai terpotong
habis) lalu beri lubang dengan lidi kemudian masukkan 1 benih tomat
disetiap lubangnya taruh rockwool di tempat penyemaian dan siram
rockwool dengan air. Kemudian untuk arang sekam taburkan di tempat
penyemaian lalu taburkan benih tomat menyeluruh dan taburkan kembali
arang sekam lalu siram arang sekam dengan air. Tunggu keduanya sampai
7 hari hingga menjadi bibit.
- Pemindahan : untuk media tanam rockwool, siapkan Netpot lalu potong
rocwool berisi benih dan pindahkan ke Netpot kemudian masukkan
kedalam lubang sistem Hidroponik (DFT). Untuk media tanam arang
sekam, siapkan Netpot lalu ambil bibit tomat hilangkan arang sekam yang
masih menempel di akarnya dengan air dan masukkan bibit ke dalam
Netpot kemudian masukkan kedalam lubang sistem Hidroponik (DFT).
Dan untuk media tanam pecahan genting, siapkan pecahan genting yang
sudah disusun seperti bukit di sistem Hidroponik (DFT) lalu ambil bibit
tomat dan masukkan di tengah - tengah pecahan genting (pastikan bibit
tidak akan jatuh).
 Tahap Keempat (Uji Tanam)
Tahap eempat dari penelitian ini adalah Menguji keempat sampel dengan media
tanam yang berbeda apakah mempunyai perbedaan tinggi dan produktivitasnya.
 Tahap Kelima (Analisis)
Tahap kelima dari penelitian ini adalah Menganalisis pertumbuhan dan
produktivitas tomat dalam bentuk data yang didapat dan mengumpulkan semua
data yang sudah didapat.
 Tahap Keenam (Hasil & Kesimpulan)
Tahap keenam dari penelitian ini adalah Mengambil kesimpulan dari hasil
pengumpulan data sebelumnya.

3.7 Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data berupa suatu pernyataan tentang sifat, keadaan,
kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan suatu
informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Dalam penyusunan tugas

24
akhir ini penulis mengambil cara Metode Pengumpulan Data menggunakan Metode
Observasi.

3.8 Metode Analisis Data


Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu
penelitian, karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.Metode ini
dibagi menjadi dua bagian besar, Kualitatif dan Kuantitatif. Pada penelitian ini
menggunakan Metode Analisis Data Kuantitafif. Data kuantitatif adalah jenis data yang
dapat diukur (measurable) atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau
bilangan. pada umumnya data kuantitatif diperoleh dengan survey menggunakan angket
atau kuesioner. Tetapi ada beberapa penelitian yang menggunakan observasi, dan
eksperimen.

25
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian


A. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Produktivitas Media Tanam
 Pertumbuhan

Hasil pertumbuhan tanaman tomat pada media tanam yang berbeda ditampilkan pada
Tabel 4.1.1.

Tabel 4.1.1

Pertumbuhan (cm)
Rata – Rata
Hari Ke- Rockwool Arang Sekam Pecahan Genting Pertumbuhan
Pertanaman
1 2 1 2 1 2
1 - - - - - - -
2 3 3,5 3 3 3 3 2,9
3 5 6 5 5 5 5 4,8
4 6 7 5 5 5 6 5,4
5 7 8 5,5 5,5 5 7 6,1
7 8 9,5 6 6 6 7 7,1
9 9,5 10 6,5 6,5 6 7 7,8
11 9,5 10 6,5 6,5 6 7 8,1
13 11 11 7 6,5 6,5 7 8,8
15 12 11 7 6,5 7 7 9,3
17 13,5 11 7 6,5 8 7 10
19 16 12 7,5 7 9 8 11,2
21 16,5 12 8,5 7,5 9 9 11,9
23 17 12 8,5 7,5 9 9 12,3
25 17,5 12 9 8 9,5 9 12,8
27 18 12,5 9,5 8 10 9 13,4
31 19 12,5 10,5 8,5 10,5 9 14,4
33 20 12,5 10,5 8,5 11 9 14,9
35 21 12,5 11 9 12 9,5 15,7
37 23,5 12,5 12 10 13,5 10 16,9
39 23,5 12,5 13,5 10,5 15 10 17,7
41 24 12,5 14 11 17 11 18,6
43 27 12,5 15,5 13 17 11 19,8
26
Rata – Rata Pertumbuhan Perhari 11,36

Berdasarkan tabel diatas terlihat perbedaan pertumbuhan serta produktivitas tanaman


tomat yang diberi media tanam berbeda. Dari tabel 4.1.1 ketinggiannya tanaman tomat yang
bermedia tanam Rockwool paling cepat tumbuh daripada Arang Sekam dan Pecahan Genting.
Tanaman tertinggi pada hari ke-43 terdapat di media tanam Rockwool. Tanaman terendah pada
hari ke-43 terdapat di media tanam Pecahan Genting. Pengamatan melalui segi ketinggian ini
dapat dijadikan sebagai indikator kecepatan pertumbuhan tanaman tomat.

 Produktivitas

Hasil produktivitas tomat pada media tanam yang berbeda ditampilkan pada Tabel 4.1.2.

Tabel 4.1.2 Pengaruh media tanam terhadap jumlah daun tomat (helai)

Produktivitas (helai)
Minggu
Ke- Rockwool Arang Sekam Pecahan Genting
2 helai dengan 2 helai dengan 2 helai dengan
1 perkembangan yang cukup perkembangan yang cukup perkembangan yang cukup
baik. baik. baik.
7 helai dengan 6 helai dengan 5 helai dengan
2 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
14 helai dengan 10 helai dengan 8 helai dengan
3 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
22 helai dengan 14 helai dengan 10 helai dengan
4 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang cukup
baik. baik. baik.
31 helai dengan 18 helai dengan 13 helai dengan
5 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.
39 helai dengan 23 helai dengan 15 helai dengan
6 perkembangan yang sangat perkembangan yang cukup perkembangan yang
baik. baik. kurang baik.

Berdasarkan dari tabel 4.1.2 tanaman tomat yang bermedia tanam Rockwool paling cepat
menghasilkan daun daripada Arang Sekam dan Pecahan Genting. Produktivitas dilihat dari
jumlah daun dan perkembangan tanaman selama 6 minggu. Pada minggu ke-6 dengan

27
produktivitas tercepat terdapat di media tanam Rockwool. Tanaman terlambat produktivitasnya
terdapat di media tanam Pecahan Genting. Pengamatan melalui segi jumlah daun dan
perkembangan ini dapat dijadikan sebagai indikator produktivitas tanaman tomat.

4.2 Pembahasan
1. Pengaruh Komposisi Media Tanam Pada Pertumbuhan Dan Prokduktivitas
Tanaman Tomat
Berdasarkan hasil analisis data, komposisi media tanam yang berbeda – beda
ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat. Hal ini
dapat ditentukan pada media tanam dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai
agregat yang mantap , kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran
yang cukup. Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini
menggunakan media tanam rockwool, arang sekam, dan pecahan genting yang
mempunyai unsur yang terkandung dalam komposisi berbeda - beda.

2. Perbedaan Hasil Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Tomat Dari


Ketiga Media Tanam
Berdasarkan hasil analisis data, disetiap media tanam memiliki perbedaan
pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat yang sangat jelas. Hal ini akan
memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pertumbuhan tanaman, karena setiap
jenis media tanam memiliki kandungan unsur hara yang berbeda. Terlihat pada setiap
media tanam memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang berbeda. Pada media tanam
rockwool mempunyai pertumbuhan dan produktivitas tertinggi. Pada media tanam arang
sekam mempunyai pertumbuhan terendah dan produktivitas sedang. Pada media tanam
pecahan genting mempunyai pertumbuhan sedang dan produktivitas terendah.

3. Tanaman tomat yang lebih cepat tumbuh dan berkembang dalam


pertumbuhan dan produktivitas media tanam
Berdasarkan hasil analisis data, tanaman tomat yang paling cepat tumbuh dan
berproduksi yakni di media tanam rockwool. Hal ini jelas terlihat dalam data
pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat. Disebabkan karena media tanam
Rockwool memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media tanam yang lain yaitu
tidak mengandung patogen penyebab penyakit, mampu menampung air hingga 14 kali
kapasitas lapang tanah, dapat meminimalkan penggunaan disinfektan, dapat
mengoptimalkan peran pupuk, dapat menunjang pertumbuhan tanaman karena
28
rongganya dapat dengan mudah dilewati akar, serta dapat dipergunakan berulang,
sedangkan kekurangan rockwool adalah harganya yang masih terbilang mahal karena
masih impor (Marlina et al., 2015).

29
BAB V
Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan media tanam
Rockwool, Arang Sekam, dan Pecahan Genting untuk melihat pengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) dapat disimpulkan bahwa:

 Komposisi media tanam yang berbeda – beda ternyata mempengaruhi


pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat
 Pada media tanam rockwool mempunyai pertumbuhan dan produktivitas tertinggi.
Pada media tanam arang sekam mempunyai pertumbuhan terendah dan
produktivitas sedang. Pada media tanam pecahan genting mempunyai
pertumbuhan sedang dan produktivitas terendah
 Pada tanaman tomat yang paling cepat tumbuh adalah media tanam rockwool

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka perlu dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:

 Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat sederhana baik dari segi ruang
lingkup, metode, alat dan waktu. Diharapkan kepada pihak-pihak yang tertarik
terhadap penelitian ini untuk dapat melakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui kegunaan media tanam yang berbeda dan mengetahui kadar nutrisi
yang benar selama penelitian
 Perlu diadakan penelitian ulang untuk lebih memperkuat hasil penelitian.
Sebaiknya faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas pada tanaman juga harus diperhatikan
 Diharapkan bagi para peneliti selanjutnya untuk memiliki atau mempersiapkan
obat untuk hama dan penyakit pada tumbuhan tomat, agar dapat mencapai waktu
panen yang diinginkan

30
DAFTAR PUSTAKA

31
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai