OLEH :
X – 8 ( 30 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Alloh Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunianya Kami di berikan kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Pupuk Kompos
Terhadap Tumbuhan Tanaman Tomat”.
Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja penulis dengan mengumpulkan data yang
bersangkutan. Karya Ilmiah ini diajukan sebagai tugas mata pelajaran IPA Fisika di kelas X
Semester 1.
Kami menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca agar kami dapat membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Kami pun berharap agar karya ilmiah ini, memberikan manfaat bagi pembaca dan
masyarakat secara umum.
Daftar Isi
Pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian disuatu negara. Namun, Penggunaan
pupuk kimia yang berlebihan dapat merusak kesuburan tanah dan mengganggu keseimbangan
ekosistem. Selain itu, penggunaan pupuk kimia juga dapat merusak udara dan tanah, sehingga
berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Oleh karena itu, penggunaan pupuk kimia harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Alternatifnya, petani dapat menggunakan pupuk organik seperti pupuk
kompos yang lebih ramah lingkungan dan tidak memiliki dampak negatif yang signifikan
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Pengomposan merupakan salah satu cara untuk mengurangi sampah dan memanfaatkan
limbah organik menjadi pupuk yang berguna sebagai pupuk susulan pada saat tanaman
membutuhkan nutrisi tambahan, dan dapat ditempatkan di atas permukaan tanah atau
dicampurkan dengan tanah sebelum menanam benih atau bibit tanaman. Selain itu, pupuk
kompos juga dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan memberikan nutrisi
tambahan pada tanaman.
Tomat merupakan tanaman yang dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan lingkungan.
Berdasarkan hasil pencarian, berikut adalah lingkungan yang biasanya cocok untuk
pertumbuhan tanaman tomat. Tomat membutuhkan sinar matahari minimal 8 jam per hari,
namun tidak tahan terhadap sinar matahari yang terik. Tomat juga membutuhkan suhu yang
stabil dan tidak terlalu tinggi, serta tidak terlalu rendah. Pembentukan bunga dan buah pada
tanaman tomat biasanya akan rendah jika ditanam di daerah yang memiliki perbedaan suhu
malam dan siang hari yang terlampau tinggi.
Tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari tanah pasir sampai tanah lempung yang
subur, gembur, berporus, banyak mengandung bahan organik dan unsur hara, serta mudah
merembeskan udara. Tingkat kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat adalah
berkisar 5,0-7,0.
Dalam budidaya tanaman tomat, penggunaan pupuk kompos dapat membantu meningkatkan
kesuburan tanah dan memberikan nutrisi tambahan pada tanaman. Pupuk kompos juga ramah
lingkungan dan tidak mencemari lingkungan seperti halnya pupuk kimia.
Oleh karena itu penggunaan pupuk kompos dapat menjadi alternatif yang baik untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen tanaman tomat.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan pupuk kompos dalam
produksi tanaman tomat.
Pupuk kompos sebagai salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari bahan-bahan
organik yang telah mengalami proses pengomposan oleh mikroba atau bakteri pembusuk yang
bekerja di dalam bahan organik tersebut memiliki manfaat sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Data dan informasi diperoleh
melalui penelusuran literatur, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber terpercaya lainnya yang
berkaitan dengan pupuk kompos.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa SMA kelas X dapat memahami konsep dan
manfaat pupuk kompos serta menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam bidang pertanian.
BAB II – LANDASAN TEORI
Sumber : https://bibitonline.com/artikel/cara-praktis-membuat-kompos-organik-
sendiri
Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik yang terbuat dari penguraian sampah organik seperti
dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, dedak padi, batang jagung, sulur, dan bahan organik
lainnya. Pengomposan sebenarnya bisa terjadi secara alami, namun ketika ada tindakan dari
manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat.
Kemudahan cara pembuatan dan kandungan hara yang terdapat dalam kompos membuat
banyak petani mulai tertarik menggunakan pupuk organik ini. Seluruh bahan organik
sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber kompos. Beberapa bahan yang dapat digunakan
sebagai sumber kompos antara lain daun, jerami, alang-alang, rumput, dedak padi, batang
jagung, sulur, dan bahan organik lainnya.
Penerapan bahan organik untuk pertanian mulai digunakan sekitar Zaman Batu. Bukti arkeologi
dari Kepulauan Inggris menunjukkan bahwa Skotlandia menggunakan kompos untuk pertanian
skala kecil sejak 12.000 tahun lalu.
Petani saat itu kemungkinan membajak dan menanam tumpukan kompos langsung di tempat
asal, bukan dengan memindahkan kompos ke dalam bidang khusus. Mereka mengubah
tumpukan kompos menjadi bidang-bidang dan menanam langsung di dalamnya.
Butuh 10.000 tahun sebelum seseorang akhirnya menulis tentang penggunaan kompos dari
Zaman Batu. Akkadians di Mesopotamia merupakan kerajaan pertama yang menerapkan
birokrasi fungsional. Kerajaan ini menyimpan catatan dengan mencorat-coret paku ke lempeng
tanah liat. Beberapa lempeng dari pemerintahan Raja Sargon sekitar 2300 SM, diyakini memuat
referensi tertulis terkait kompos era awal.
Praktek ini tidak terbatas pada Mesopotamia saja, petani Mediterania di Yunani dan Italia
memiliki siklus limbah pertanian dari satu operasi pertanian ke pertanian yang lain. Lalu, petani
Cina secara teratur membuahi sawah mereka dengan anaerob (tanpa oksigen), salah satu teknik
pengomposan.
Orang-orang Barat baru menemukan metode pengomposan kuno di Afrika dan hutan hujan
Amazon. Di Amerika Utara, penduduk asli Amerika membungkus benih untuk melengkapi
ketersediaan hara.
https://dpkp.brebeskab.go.id/477/budidaya-tomat/
Tomat (Lycopersicon esculentum mill.) adalah komoditas hortikulta yang penting karena
harganya cukup baik dan banyak dikonsumsi masyarakat. Tomat dapat dikonsumsi sebagai
sayur dan buah segar maupun di konsumsi dalam bentuk olahan seperti saus tomat. Sebagai
sayuran atau buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. tomat dapat di tanam di dataran
rendah ampai tinggi dan dapat di tanam sebagai tanaman tumpang sari dan rotasi pada lahan
sawah.
Pupuk kompos memiliki berbagai manfaat bagi tanaman tomat, antara lain :
1. Meningkatkan kesuburan tanah: Pupuk organik seperti pupuk kompos dan humus dapat
membantu menjaga kesuburan tanah sehingga tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik.
2. Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman: Pemberian pupuk organik dapat
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat pada tanah.
3. Memberikan unsur hara: Pupuk organik dapat memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman tomat, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
4. Meningkatkan kualitas buah: Pupuk daun organik yang kaya akan kalium dapat membantu
mencegah buah tomat rontok pada musim hujan dan meningkatkan kualitas buah.
5. Meningkatkan produktivitas: Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas
tanaman tomat, seperti yang dialami oleh petani di Lombok Barat yang mengaku puas
dengan hasil produksi tomatnya setelah memanfaatkan pupuk organik.
1) Pengumpulan bahan organik: Bahan organik seperti sisa tanaman, limbah dapur, dan
kotoran hewan dikumpulkan sebagai bahan dasar pupuk kompos.
2) Penghancuran dan pencampuran: Bahan organik yang dikumpulkan dihancurkan dan
dicampur agar proses penguraian dapat berjalan dengan baik.
3) Pemberian starter mikroba: Starter mikroba yang mengandung mikroorganisme pengurai
ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian.
4) Pemeliharaan dan pemutaran: Kompos yang terbentuk harus dipelihara dan diputar secara
teratur untuk memastikan penguraian yang merata dan optimal.
5) Pematangan: Setelah proses penguraian selesai, kompos harus dibiarkan matang selama
beberapa waktu sebelum digunakan sebagai pupuk.
Pupuk kompos dapat digunakan dalam pertanian dengan beberapa cara, seperti:
1) Pilih bahan organik yang akan dijadikan bahan baku kompos, seperti sisa tanaman, kotoran
hewan, kulit telur, ampas kopi, sayur dan buah, sampah kota, dll.
2) Potong bahan organik menjadi ukuran kecil agar lebih mudah terurai.
3) Campurkan bahan organik dengan bahan pengikat seperti sekam padi atau serbuk gergaji .
4) Taruh campuran bahan organik dan terikat di tempat yang terlindung dari sinar matahari
dan hujan.
5) Aduk campuran bahan organik dan teratur secara teratur untuk mempercepat proses
penguraian.
6) Setelah beberapa minggu, kompos akan terbentuk dan siap digunakan sebagai pupuk
organik.
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos antara lain potongan buah,
potongan sayuran, ampas kopi, kulit telur, potongan rumput dan tanaman, daun, dan sisa makanan.
Selain itu, dapat juga ditambahkan bahan lain seperti kapur, arang sekam, dan cairan pupuk EM4
sebagai tambahan.
Proses produksi pupuk kompos meliputi tiga tahap, yaitu proses penguraian kompos, proses
verifikasi kompos, dan cara mengemas kompos agar tahan lama.
Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan
pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah,
tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman.
Untuk menanam tanaman tomat, terdapat beberapa bahan dan alat yang perlu disiapkan. Berikut
adalah beberapa bahan yang dapat digunakan untuk menanam tanaman tomat:
Selain itu, terdapat juga beberapa alat yang perlu disiapkan seperti :
• Pot
• polybag
• gelas beaker
• gelas ukur
• pengaduk
• timbangan analitik
• blender
• kain halus
• mistar/meteran
• benang, pisau/cutter
• kamera
• dan alat tulis.
Pemilihan bibit tomat yang unggul juga sangat penting untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan
menghasilkan buah yang banyak
Setelah bibit ditanam, perawatan seperti penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan juga perlu
dilakukan secara teratur untuk menjaga tumbuh kembang tanaman tomat.
Hasil dari penggunaan pupuk kompos pada tanaman tomat diantara lain :
3. Peningkatan ketersediaan air: Pupuk kompos memiliki kemampuan menahan air yang lebih
baik dibandingkan dengan tanah biasa. Hal ini membantu menjaga kelembaban tanah dan
mengurangi kehilangan air melalui penguapan. Tanaman tomat yang mendapatkan pasokan
air yang cukup akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang lebih baik.
Dengan menggunakan pupuk kompos, tanaman tomat dapat tumbuh dengan lebih sehat,
menghasilkan buah yang lebih besar dan berkualitas, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia
yang berpotensi merusak lingkungan.
BAB IV – KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tentang pengaruh pupuk
kompos terhadap tanaman tomat untuk siswa kelas X memiliki manfaat yang signifikan. Siswa dapat
memahami konsep pupuk kompos, proses pembuatannya, serta penggunaan dan manfaatnya dalam
pertanian. Metode pembelajaran yang aktif, penggunaan media pembelajaran yang variatif, dan
kegiatan praktik yang melibatkan siswa secara langsung dapat meningkatkan pemahaman dan
keterampilan siswa dalam percobaan pupuk kompos pada pertumbuhan tanaman tomat.
Melalui pembelajaran ini, siswa dapat mengembangkan kesadaran lingkungan dan bertanggung
jawab terhadap pengelolaan limbah organik. Mereka juga dapat menjadi agen perubahan dalam
menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan menggunakan
pupuk kompos sebagai alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan.
1. Abdulrachman, N., & Suryanto, E. (2017). Pemanfaatan Pupuk Kompos dalam Meningkatkan
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman. Jurnal Agrotek Tropika, 5(3), 225-231.
2. Agustina, D. (2019). Pemanfaatan Pupuk Kompos sebagai Alternatif Pupuk Organik dalam
Meningkatkan Kesuburan Tanah. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 10(1), 1-8.
3. Darmawan, A., & Hidayat, R. (2018). Pembelajaran Berbasis Kompos untuk Meningkatkan
Kesadaran Lingkungan Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 4(1), 1-10.
4. Kurniawan, A., & Pramono, A. (2019). Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Praktik Siswa pada Materi Pupuk Kompos.
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 7(2), 123-131.
5. Sari, W. P., & Wibowo, D. (2020). Pemanfaatan Pupuk Kompos sebagai Alternatif Pupuk Organik
dalam Pertanian. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 5(1), 1-7.
6. https://www.kompas.com/homey/read/2023/02/20/084000776/10-pupuk-alami-untuk-tanaman-
tomat-bisa-dibuat-sendiri?page=all
7. https://bibitonline.com/artikel/cara-praktis-membuat-kompos-organik-sendiri
8. https://dpkp.brebeskab.go.id/477/budidaya-tomat/
Dengan mengacu pada daftar pustaka ini, penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat
dan terpercaya tentang pembelajaran pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman
tomat untuk siswa kelas X.