Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah. Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa,

pengatur segala urusan dan takdir. Oleh karena itu,sangat beralasan jika puncak

segala pujian tercurah kepada Engkau atas segala nikmat yang diberikan. Dengan

kucuran nikmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan.

Dengan Maha Pengasih dan Penyayang-Nya Allah Azza Wa Jalla yang

memberikan kami kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa dengan

mudah mengerjakan makalah ini,juga terima kasih kepada pihak-pihak yang

sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan sedikit tentang Pupuk dan

Pemupukan secara umum.

Kami menyadari,dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan,yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang

kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi

perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca

umumnya.

Langsa 10
Juni 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pemupukan.............................................................................................. 4
B. Pupuk dan pemupukan ........................................................................... 7
C. Jenis- jenis pupuk.................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................. 21
B. Saran ......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya

menggantungkan diri pada sektor pertanian. Seiring dengan meningkatnya hasil

pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, maka kebutuhan akan

tersedia pupuk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau sangatlah mutlak

diperlukan.

Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi

hasil pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah

pupuk urea, yang berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman. Dalam

peternakan, urea apalagi merupakan nutrisi makanan ternak yang dapat

meningkatkan produksi susu dan daging. Selain itu, pupuk urea memiliki prospek

yang cukup besar dalam bidang industri, antara lain sebagai bahan dalam

pembuatan resin, produk-produk cetak, pelapis, perekat, bahan anti kusut dam

membantu dalam pencelupan di pabrik tekstil. Dengan demikian, kebutuhan

pupuk urea setiap tahun semakin bertambah besar.

B.     Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah apa saja yang

dihasilkan pada proses pemupukan dan  proses pengelolaannya ?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses

pemupukan dan hasil yang diharapkan dari proses pemupukan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pemupukan

Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya

yaitu: (1) Tanah; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan

menunjang untuk menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.

a.      Tanah

Tanah mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung

kehidupan tanaman, tanah memiliki fungsi sebagai berikut:

 Memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran.

 Menyediakan air dan sebagai tempat penampungan ( reservoar ) air.

 Menyediakan udara untuk respirasi akar.

 Sebagai tempat bertumpunya tanaman.

Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang

subur adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok,

dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan

yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.

Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk

pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:

b.      Struktur Tanah

Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang

dikehendaki ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian

ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut

sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting

4
dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk

memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk

kandang, kompos, atau pupuk hijau ).

Satu contoh tanah yang berstruktur jelek adalah tanah liat. Tanah ini

tersusun atas partikel-partikel yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkan

dengan tanah pasir. Partikel tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali

partikel tanah pasir. Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal,

terlebih pada musim hujan, dan amat rakus menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat

akan menahan air dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara

pun berputar cukup lambat. Bila nantinya kering,  tanah liat akan menggumpal

seperti batu dan sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali

dijumpai tanah liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan 

batu bata. Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannya

akan menderita karena akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.

Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah

tersebut tanaman juga tidak akan tumbuh subur. Pasalnya, sifat porous tanah

tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan

hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-zat makanan yang dibutuhkan

tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.

Lalu, mengapa tanaman yang ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liat masih

saja tumbuh kerempeng seperti kurang makan? Kasus serupa ini memang paling

banyak terjadi dan sering dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan

5
kesuburan tanah yang meliputi: kandungan hara, derajat keasaman (pH),

pengolahan tanah, dan segi perawatan lain

c.    pH Tanah

Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:

a.  Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman.

Umumnya unsur hara yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH

tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.

b.  Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur

yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur

aluminiun yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak

dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro menjadi mudah

larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang

terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah alkali,

ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium (Na) dan

molibdenum (Mo).

c.  Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan

mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan

organik dapat berkembang dengan baik.

Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan

tanaman adalah mendekati netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap jenis

tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda-beda seperti yang tertera.Tindakan

pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimum. Pupuk yang

telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang

6
diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika efisiensi

pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH

tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

B.  Pupuk dan Cara Pemupukan

 a. Penggolongan Pupuk

Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup

yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. 

Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang.  Pupuk kompos berasal

dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak.  Pupuk

organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah

tiap jenis unsur hara tersebut rendah.  Sesuai dengan namanya, kandungan bahan

organik ini termasuk tinggi.

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase

kandungan hara yang tinggi.  Contoh pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan

KCl.  Jenis pupuk buatan sangat banyak.

Menurut jenis dan jumlah unsur hara makro yang dikandungnya dapat

dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk.  Pada pupuk

tunggal, jenis unsur hara makro yang dikandungnya hanya satu macam.  Biasanya

berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsur

nitrogen.  Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis

unsur hara makro.  Penggunaan pupuk majemuk ini lebih praktis, karena hanya

7
dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan.  Namun,

dari sisi harga pupuk ini lebih mahal.  Contoh pupuk majemuk antara lain

diammonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta

pupuk NPK Mutiara yang mengandung unsur nitrogen, phosphor, dan kalium.

C.  Jenis-jenis Pupuk

1. Pupuk Sumber Nitrogen

Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat

(NO3-) atau ammonium (NH4+) yang disediakan oleh pupuk.  Nitrogen dalam

bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman.  Ammonium juga akan diubah

menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. 

Tembakau tidak dapat menoleransi jumlah ammonium yang tinggi.  Untuk

menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO 3-)

dengan kandungan nitrogen minimal 50%.  Pada padi sawah, lebih baik gunakan

pupuk berbentuk ammonium (NH4+), karena pada tanah yang tergenang, nitrogen

mudah berubah menjadi gas N2.  Umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi

dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati.

2. Pupuk Sumber Phosphor

Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5.  Pupuk  ini terbuat dari

phosphat alam dan sulfat.  Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu.  Sifatnya

agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan

sebagai pupuk dasar.  Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan

tidak bersifat membakar.

8
3. Pupuk Sumber Kalium

 Kalium Khlorida (KCl)

Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak masam, dan bersifat higroskopis.

Namun demikian, Khlor bisa berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak

membutuhkannya, misalnya kentang, wortel, dan tembakau.

 Kalium Sulfat (K2SO4)

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK.  Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. 

Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak

mengasamkan tanah.  dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. 

Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl, seperti tembakau, disarankan untuk

menggunakan pupuk ini.

 Kalium Nitrat (KNO3)

Mengandung 13% N dan 44% K2O.  Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak

bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

4. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder

a. Kapur Dolomit

Berbentuk bubuk berwarna kekuningan.  Dikenal sebagai bahan untuk

menaikkan pH tanah.  dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang

cukup baik.  Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh

ukuran butiran.  Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.

b. Kapur Kalsit

9
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah.  Dikenal sebagai kapur pertanian

yang berbentuk bubuk.  Warnanya putih dan butirannya halus.  Pupuk ini

mengandung 90-99% Ca.  bersifat lebih cepat larut di dalam air.

c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)

Berbentuk butiran berwarna kuning.  Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12%

MgO.  Sifatnya agak sukar larut di dalam air.  Selain untuk memperbaiki

defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa

pada tanah masam.

d. Kapur Gipsum

Berbentuk bubuk dan berwarna putih.  Mengandung 39% Ca, 53% S, dan

sedikit Mg.  Ditebarkan dalam satu kali aplikasi. jika terkena air, gypsum yang

ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake).  Gypsum

digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang

tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai.  Aplikasi gypsum tidak dapat

mengubah pH tanah yang terlalu besar.

e. Bubuk Belerang (Element Sulfur)

Umumnya, sulfur disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai

jenis pupuk.  Kandungan sulfat tersebut tidak banyak berpengaruh dalam

penurunan pH tanah.  selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang

adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%.  Namun,

bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi

lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. penggunaannya tidak boleh

10
melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala

terbakarnya daun tanaman (burning effect).

5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro

Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia.  Beberapa

hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa

daerah di Jawa sudah mulai memerlukan tambahan Zn dari pupuk.  Hasil analisis

tanah pada 10 propinsi di Indonesia menunjukkan, bahwa pada tanah yang

mendapat program pengapuran terjadi kekurangan unsur Cu dan Zn.  Penambahan

pupuk Cu dan Zn ternyata meningkatkan hasil panen yang sangat berarti.  Pada

padi sawah, hasil panen meningkat 17,5%, padi gogo menunjukkan peningkatan

sebesar 15%, dan pada kedelai meningkat sampai 24%.

Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni

bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintetis.  Kedua bentuk ini bersifat

mudah larut di dalam air.  Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik

adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat.  Sebagai

sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan

sebagai pupuk daun.  Sumber Mo umumnya menggunakan sodium dan

ammonium molibdat.

6. Pupuk Majemuk

Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas.  Berbagai merek,

kualitas, dan analisis telah tersedia di pasaran.  Kendati harganya relatif lebih

mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. 

11
Efisiensi pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk majemuk juga lebih tinggi

daripada aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan cara dicampur.

Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam

dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat

menggumpal.  Hampir semua pupuk majemuk bereaksi masam, kecuali yang telah

mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.

Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak.  meskipun demikain

perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan

NPK 16.16.16.  Berikut ini gambaran fungsi beberapa jenis analisis pupuk

majemuk.

7. Pupuk Daun

Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata.  Sebagian besar

stomata terletak di bagian bawah daun.  Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur

penguapan air dari tanaman sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun. 

Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan tertutup sehingga tanaman tidak akan

mengalami kekeringan.  Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan

membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk ke dalam

jaringan daun.  Dengan sendirinya, unsur hara yang disemprotkan ke permukaan

daun juga masuk ke dalam jaringan daun.

Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan

kandungan unsur hara pada pupuk majemuk.  Bahkan pupuk daun sering lebih

lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur hara mikro.  Pemilihan analisis

yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama

12
dengan analisis pada pupuk majemuk.  Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia

tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama.  Sebagai faktor utamanya adalah

manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan

tanaman dan peningkatan hasil panen.

8. Pupuk Organik

Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu dipertahankan agar

jumlahnya tidak sampai di bawah 2%.  Selain penambahan pupuk organik, bahan

organik di dalam tanah dapat dipertahankan melalui cara-cara sebagai berikut :

 Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang-kacangan

dalam pergiliran tanaman.

 Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.

 Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.

 Tanaman penutup tanah (cover crop).  Cara ini lazim dilakukan di

perkebunan kelapa sawit dan karet.

 Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.

Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih

kecil daripada yang terdapat di dalam pupuk buatan.  Cara aplikasinya juga lebih

sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada

pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak.  Namun, hingga

sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh

pupuk buatan.

f. Kompos

13
Kompos adalah hasil pembusukan sisa-saia tanaman yang disebabkan oleh

aktivitas mikroorganisme pengurai.  Kualitas kompos sangat ditentukan oleh

besarnya perbandingan antara nisbah karbon dan nitrogen (C/N rasio).  Jika C/N

rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. 

Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama

dibandingkan dengan bahan ber-C/N rasio rendah.  Kualitas kompos dianggap

baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. 

Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan

ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.   Penyebabnya adalah kotoran

padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya.  Umumnya, kandungan

unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.

Menurut  Rosmarkam dan Yuwono Pupuk dapat dibedakan berdasarkan

bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam

hara yang dikandungnya. Berdasarkan asalnya dibedakan :

1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan

alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang,

guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.

2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea,

rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah

sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.

14
Berdasarkan senyawanya dibedakan :

1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan

pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano.

Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat,

umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa

anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan fasa-nya dibedakan :

1. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang

mudah larut dalam air sampai yang sukar larut.

2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu

dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena

mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif

mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya

sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat diinjeksikan lewat tanah.

15
Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan

disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah

disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

1. Pupuk masam mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk

tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih

masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.

2. Pupuk basis mempunyai reaksi fisiologis alkalisatau basis, ialah pupuk

yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung

naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:

1. Pupuk tunggal hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya:

urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja

(meskipun juga mengandung Ca).

2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara

tanaman. Contoh: NPK, amophoska, dan nitrophoska.

16
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:

1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja:

NPK, dan nitrophoska.

2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja

misalnya: mikrovet, mikroplek, metalik. Campuran makro dan mikro

misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk

campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon

tumbuh)

5. Perbedaan Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik

Pupuk adalah sumber tambahan zat hara yang diperlukan untuk mengatasi

kekurangan nutrisi dalam tanaman.

 Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah

melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan

untuk mensuplai bahan organik yang berperan dalam memperbaiki sifat

fisik, kimia, dan biologi tanah. 

 Pupuk Anorganik (Kimia) adalah pupuk  yang dibuat oleh pabrik-pabrik

pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara

tinggi. 

a. Pupuk Organikh

 Kelebihan:

17
1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur

ara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh

pupuk  anorganik.

2. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam

humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam

pupuk anorganik yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun

lingkungan dan mikroorganisme.

3.  Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah

yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat

fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.

4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.

5. Menjadi penyangga pH tanah.

6. Membantu menjaga kelembaban tanah

7.   Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun

8. Tidak merusak lingkungan.

 Kekurangan pupuk Organik

1.  Kandungan unsur hara relatif lebih kecil

2. Dalam jangka  pendek, reaksi atau respon tanaman terhadap

pemberian pupuk organik tidak secepat pemberian pupuk anorganik.

b. Pupuk Anorganik

 Kelebihan Pupuk Anorganik

1. Respon cepat terlihat pada tanaman (unsur yang terkandung cepat terurai

sehingga lebih cepat terserap oleh tumbuhan)

18
2. Kadar unsur hara tinggi

3. Kandungan hara jelas, pemakaian bisa tepat.

 Kekurangan Pupuk Anorganik

1. Karena bentuk unsur yang anorganik menyebabkan mikroba tanah sulit

mengurai, sehingga akan menumpuk menjadi residu yang dapat

menyebabkan mikroba penting yang berfungsi untuk menghasilkan

bahan organik di dalam tanah mati dan akan mengurangi kesuburan

tanah.

2. Penggunaan pupuk anorganikyang terus menerus akan menyebabkan

tanah menjadi padat/mengeras (porositas tanah menurun) dan tidak

responsif terhadap pupuk kimia an-organik, sehingga berapapun

banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak

optimal. juga akan mengakibatkan, sehingga ketersediaan oksigen bagi

tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat berkurang.

3. Mengerasnya tanah pertanian juga berdampak terhadap pertumbuhan

tanaman, yaitu terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai

oksigen ke akar mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, yang pada

ahirnya menurunkan produktivitas tanaman.

4. Residu zat kimia yang tertinggal dalam hasil produksi yang terkonsumsi

oleh manusia akan menumpuk di dalam tubuh dan mengganggu

kesehatan manusia.

5. Dapat menurunkan pH tanah

19
6.  Bersifat higroskopis (kemampuan menyerap air diudara,

sehingga  pupuk dapat mencair)

20
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Pupuk merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia

(NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Meskipun

(NH2)2CO dan NH3-N tidak termasuk senyawa B3, limbah cair pabrik pupuk urea

dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air yang sangat serius. Sampai

saat ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan proses

nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka.

B.     SARAN

Diharapkan agar para industri khusunya industi pupuk agar dapat

mengelolah limbah yang dihasilkannya dengan baik sehingga dapat menjaga

ekosistem badan air.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Dian k. Wardhany, fitry ayunintiyas. 2008. Pengolahan limbah cair pabrik pupuk

urea dengan menggunakan proses gabungan nitrifikasi dinitrifikasi dan

microalgae. Online (www.cheundip.com). Diakses pada tanggal 13-

oktober 2010.

Ea kosman anwar dan husein suganda. 2002. Pupuk limbah industry. Online

(www.bloger.kebumen.info.com).

Sumarnianti usman. 2008. Verifikasi metode pengujian NH3 pada sampel udara

ambient.Makassar : SMAK

22

Anda mungkin juga menyukai