Anda di halaman 1dari 6

KOMPOSISI MEDIA TANAM PEMBIBITAN KOPI DI POLYBAG

Kelompok P1/K1:
1. Anggi Dera (J0416221002)
2. M. Alif Hidayatullah (J0416221004)
3. Faij Horul Nasrudin (J0416221005)

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
PENDAHULUAN

Komposisi media tanam ialah faktor penting yang menentukan karakter


pertumbuhan tanaman yang dikehendaki, karena komposisi media tanam dapat
menentukan berat media suatu tanaman. Komposisi media tanam yang tepat
diperlukan agar pertumbuhan dan hasil tanaman optimal. Beberapa jenis media
yang digunakan dalam komposisi media tanam kopi adalah Tanah, Pupuk
Kandang, Dolomit, Amelioran. Tanah dapat berfungsi untuk tumbuh tegaknya
tanaman, pupuk kandang dapat memperbaiki sifat tanah seperti fisik, kimia, dan
biologi. Kapur dolomit mengandung unsur hara kalsium oksida (CaO) dan juga
magnesium oksida (MgO) dengan kadar yang cukup tinggi hal ini dapat
menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah kekurangan
kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan menjadi kurang maksimal
berproduksi. Amelioran merupakan bahan yang dapat mem-perbaiki tingkat
kesuburan tanah melalui perubahan sifat-sifat tanahnya (Badan Litbang Pertanian,
2011).
Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat
menentukan dalam kegiatan bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik
buruknya pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi hasil
produksi. Jenis-jenis media tanam sangat banyak dan beragam. Setiap jenis
tanaman membutuhkan sifat dan karakteristik media tanam yang berbeda.
Misalnya, tanaman buah membutuhkan karakter media tanam yang berbeda
dengan tanaman sayuran. Tanaman buah memerlukan media tanam yang solid
agar bisa menopang pertumbuhan tanaman yang relatif lebih besar, sementara
jenis tanaman sayuran daun lebih memerlukan media tanam yang gembur dan
mudah ditembus akar (Pasir dan Hakim, 2014).
Penanaman dengan menggunakan media polybag merupakan salah satu
tanaman yang produktif dan dapat ditanam dimusim kemarau dan penghujan.
penggunaan polybag sebagai media tanaman produktif, karena tanaman dengan
menggunakan media polybag mudah dalam perawatan, pengontrolan atau
pengawasan perindividu tanaman lebih jelas untuk pemeliharaan tanaman seperti
serangan hama atau penyakit, kekurangan unsur hara, Tanaman terhindar dari
banjir, tertular hama atau penyakit, polybag mampu di tambahkan bahan organic
atau pupuk kandang sesuai takaran, menghemat ruang dan tempat penanaman,
komposisi media tanam dapat diatur, nutrisi yang diberikan dapat langsung
diserap akar tanaman, dapat dibudidayakan tidak mengenal musim dan sebagai
tanaman obat dan tanaman hias di pekarangan atau teras.

TUJUAN PRAKTIKUM

Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara mencampur


media tanam dengan berbagai komposisi dalam penanaman pembibitan kopi di
polybag
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komposisi Media Tanam


Komposisi media tanam ialah faktor penting yang menentukan karakter
pertumbuhan tanaman yang dikehendaki, karena komposisi media tanam dapat
menentukan berat media suatu tanaman. Komposisi media tanam yang tepat
diperlukan agar pertumbuhan dan hasil tanaman optimal.

Fungsi Komposisi Media Tanam


Fungsi komposisi pada media tanam secara umum yaitu diperlukan agar
pertumbuhan dan hasil tanaman optimal.

Bahan atau Media Komposisi Media Tanam


Beberapa bahan atau media dalam komposisi media tanam yang digunakan
diantaranya tanah, pupuk kandang, dolomit, dan amelioran.
a. Tanah
Tanah yang berstruktur remah sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena di dalamnya mengandung bahan organik
yang merupakan sumber ketersediaan hara bagi tanaman. Kadar humus
dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan organik yang berasal dari
pupuk kandang untuk mendorong populasi mikrobia di dalam tanah
menjadi jauh lebih banyak (Lingga dan Marsono, 2001). Tanah dapat
berfungsi untuk tumbuh tegaknya tanaman.

b. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Pupuk
kandang dapat berbentuk padat, juga bisa berupa cair yang berasal dari
urin hewan. Pupuk kandang dapat memperbaiki sifat tanah seperti fisik,
kimia, dan biologi. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan
mikro. Unsur hara makro yang terdapat pada pupuk kandang yaitu N,P,K
sedangkan unsur hara mikro yang terkandung di dalam pupuk kandang
antara lain kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang (S), natrium (Na),
besi (Fe), tembaga (Cu), dan molibdenum (Mo). Pada pupuk kandang
padat banyak mengandung unsur fosfor, sedangkan unsur hara nitrogen
dan kalium banyak terdapat pada urin (Pranata, 2010).

c. Dolomit
Kapur dolomit mengandung unsur hara kalsium oksida (CaO) dan
juga magnesium oksida (MgO) dengan kadar yang cukup tinggi hal ini
dapat menetralkan pH tanah, ini sangat baik untuk tanah karena jika tanah
kekurangan kalsium dan magnesium, maka tanaman otomatis akan
menjadi kurang maksimal berproduksi. Secara garis besarnya fungsi
dolomit antara lain:
1. Meningkatkan nutrisi penting bagi tanaman
2. membantu mengubah ph tanah sesuai kebutuhan
3. dapat menetralisir kejenuhan zat-zat yang berlebih yang bisa meracuni
tanah dan tanaman, seperti zal Al (aluminum), Fe (zat besi), Cu (tembaga)
4. meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanah terhadap zat-zat hara
5. menjaga ketersediaan unsur hara dalam tanah
6. mengaktifkan berbagai jenis enzim dalam tanaman
7. merangsang pembentukan zat lemak, karbohidrat, dan berbagai nutrisi
lain

d. Amelioran
Amelioran merupakan bahan yang dapat mem-perbaiki tingkat
kesuburan tanah melalui perubahan sifat-sifat tanahnya (Badan Litbang
Pertanian, 2011). Amelioran dapat meningkatkan tingkat kesuburan pada
tanah-tanah di lahan kering. Peningkatan ini dapat dihasilkan dari
perbaikan daerah yang terdapat disekitarnya melalui penambahan berbagai
bahan pembenah. Hal ini sesuai dengan Adimihardja dan Stono, 2005
bahwa kesuburan tanah dapat ditingkatkan melalui pemberian amelioran
sebagai sumber nutrisi, meningkatkan pH tanah, sebagai pengkhelat unsur
untuk menjaga dari proses pencucian / kehilangan

Macam-macam Komposisi Media Tanam


Beberapa Campuran komposisi media tanam yang kami tahu antara lain
sebagai berikut:
1. M0: media tanam dengan komposisi 100% tanah
2. M1: Media tanam dengan komposisi 75% tanah + 25% pupuk organik
3. M2: Media tanam dengan komposisi 50% tanah +50% pupuk organik
4. M3: Media tanam dengan komposisi 25% tanah + 75% pupuk organik
5. M4: Media tanam dengan komposisi 100% pupuk organik

BAHAN DAN ALAT


Kami kelompok 1 P1 mendapatkan bagian perlakuan M0 atau 100% tanah.
Berikut ini bahan dan alat yang kami gunakan pada saat praktikum penyiapan
lahan antara lain:

1. Cangkul
2. Polybag
3. Sekop
4. Timbangan
5. Karung
6. Spidol putih/ tip x
7. Tanah
8. Sepatu boot
9. Kantong plastic
10. Ember
PROSEDUR

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Timbang tanah yang telah disiapkan sebanyak 4 kg
3. Lalu masukkan tanah yang sudah ditimbang kedalam 1 polybag, hingga
terisi 6 polybag
4. Beri nama setiap polybag dengan menggunakan tip x atau spidol putih
sesuai perlakuan. 1 perlakuan 3 polybag.
5. Lalu bersama dengan perlakuan kelompok lain di letakkan di dalam
sungkup yang telah disediakan oleh dosen,
6. Setelah tertata dengan rapi tutup bagian atas polybag untuk menghindari
terkena air hujan.
7. Pastikan polybag tertutup sepenuhnya dan beri batu agar penutup tidak
terbuka saat terkena angin,
8. Lalu didiamkan hingga minggu depan sambil menunggu perlakuan dengan
komposisi kapur dolomit tercampur dan dapat ditanami bibit kopi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari praktikum ke-3 adalah mengaplikasikan perlakuan yang sudah


dibagikan pada pertemuan ke-2 dan kami mendapatkan perlakuan 100% tanah
dengan masing-masing perpolybag diisi tanah sebesar 3 kg. Perkelompok masing-
masing mendapatkan 6 polybag dengan 3 polybag diberikan pupuk tunggal dan 3
polybag diberikan pupuk majemuk, setelah semua kelompok mengisi semua
polybagnya, polybag tersebut disimpan dalam sungkup dengan jarak 1 minggu
sebelum pembibitan kopi dilakukan.

DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Terjemahan Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. Hal 98-350.
Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai