Anda di halaman 1dari 23

UJI TOLERANSI TANAMAN TERHADAP CEKAMAN SALINITAS

LAPORAN

OEH:
AMIN HARIS SIHOMBING
210301031
AGROTEKNOLOGI 1

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
UJI TOLERANSI TANAMAN TERHADAP CEKAMAN SALINITAS

LAPORAN

OEH:
AMIN HARIS SIHOMBING
210301031
AGROTEKNOLOGI 1

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Nuril Hasahah Nasution)


NIM : 190301057

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari jurnal ini adalah “Uji Toleransi Tanaman Terhadap

Cekaman Salinitas” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi

komponen penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu

Dr. Nini Rahmawati, SP, MSi., Dr. Ir. Yaya Hasanah

M.Si.,

Dr, Dra. Ir Chairani Hanum MS., Ir Irsal MP, selaku dosen pengampu Mata

Kuliah Ekologi Tanaman serta abang dan kakak asisten Laboratorium yang telah

membantu dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.

Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa

kritik dan saran. Semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2022

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARError: Reference source not found

DAFTAR ISIError: Reference source not found

PENDAHULUANError: Reference source not found


Latar BelakangError: Reference source not found
Tujuan penulisanError: Reference source not found
Kegunaan Penulisan2

TINJAUAN PUSTAKAError: Reference source not found

BAHAN DAN METODEError: Reference source not found


Tempat dan Waktu Praktikum5
Alat dan Bahan5
Prosedur Praktikum5

HASIL DAN PEMBAHASANError: Reference source not found


HasilError: Reference source not found
PembahasanError: Reference source not found

KESIMPULANError: Reference source not found

DAFTAR PUSTAKAError: Reference source not found

LAMPIRANError: Reference source not found

iii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang

ekonomis dan berpeluang untuk dikembangkan. Jagung biasanya digunakan

sebagai bahan baku industri makanan, industri kimia, industri farmasi dan pakan

ternak. Perkembangan produksi jagung di Indonesia selama lima tahun terakhir

mengalami peningkatan yang cukup signifikan (Hayat et al., 2012).

Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting

karena hingga kini, jagung merupakan makanan pengganti beras bagi Sebagian

penduduk Indonesia. Selain itu jagung juga merupakan komoditas strategis karena

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kestabilan ekonomi. Selain itu produksi

sampingan berupa batang, daun, dan klobot dapat juga dimanfaatkan sebagai

mulsa organik ataupun bahan pupuk kompos. Seiring dengan semakin

meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tanaman jagung saat ini banyak

dikembangkan sebagai penghasil energi, dimana jagung merupakan salah satu

tanaman penghasil bioetanol dalam jumlah yang cukup besar (Wiraatmaja, 2017).

Cekaman adalah keadaan dimana terjadi perbedaan keseimbangan antara

unsur biotik dan abiotik. Salah satu contoh cekaman adalah cekaman salinitas.

Cekaman salinitas mampu menyebabkan penyerapan hara dan pengambilan air

oleh tanaman terhalangsehingga menyebabkan pertumbuhan abnormal dan terjadi

penurunan hasil. sebuah kondisi biologis yang mampu memberikan efek cekaman

pada suatu tanaman dimungkinkan memberikan efek yang menguntungkan bagi

tanaman yang lainnya. Sehingga setiap tanaman dapat memberikan respon yang

berbeda-beda untuk sebuah perlakuan (Pangestu, 2018).


2

Toleransi Tanaman Terhadap Salinitas Toleransi tanaman terhadap

salinitas dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu: (1) Kemampuan tanaman

untuk hidup pada tanah salin; (2) Produksi yang dihasilkan pada tanah salin; (3)

Hasil relatif pada tanah salin dibandingkan dengan hasil pada tanah normal; (4)

Salinitas maksimum yang dapat dialami tanaman tanpa terjadi penurunan hasil

dan Persentase penurunan hasil setiap unit peningkatan salinitas tanah

(Rajjou et al., 2012).

Salinitas merupakan faktor penghambat pertumbuhan tanaman, salinitas

menjadi salah satu ancaman karena pada tanah salin air sulit terserap oleh

tanaman. Pada kondisi cekaman garam maka tanaman akan mengalami toksisitas

garam akibat konsentrasi ion yang tinggi dan kekurangan air akibat tanah yang

lebih hipertonis, sehingga tanaman akan mengalami cekaman kekeringan. Untuk

tetap mempertahankan hidupnya tanaman akan melakukan adaptasi morfologi

untuk mengurangi keluarnya air secara berlebihan (Ma’ruf, 2016).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami dan

mengetahui pengaruh cekaman Salinitas Garam (NaCl) terhdap pertumbuhan

tanaman Jagung (Zea mays L.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi

komponen penilaian di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai

bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Cekaman salinitas merupakan salah satu cekaman abiotik yang cukup

serius pada tanaman. Cekaman salinitas dapat mempengaruhi pertumbuhan,

fisiologis tanaman, dan aktivitas biokimia seperti aktivitas fotosintesis. Salinitas

juga merupakan salah satu faktor pembatas yang mampu menyebabkan

menurunnya produktivitas tanaman, serta pada tingkat konsentrasi tertentu dapat

mengakibatkan kematian tanaman dan jagung termasuk tanaman yang cukup

sensitif terhadap cekaman salinitas (Latuharhary dan Saputro, 2017).

Salinitas menunjukkan kadar garam terlarut dalam air maupun tanah.

Garam yang terlarut biasanya didominasi kation kalsium (Ca2+), magnesium

(Mg2+), kalium (K+ ), natrium (Na+ ), anion karbonat (HCO3 – /CO 2– ), sulfat

(SO4 2- ), dan khlor (Cl– ). Kandungan ion Na dan Cl umumnya dominan,

sedangkan ion yang lain beragam. Satuan internasional (SI) untuk salinitas adalah

siemens per metre (S/m) pada suhu 25 oC. (Kristiono et al., 2018).

Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak menunjukkan

respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan

perubahan secara perlahan; Menghambat pembesaran dan pembelahan sel,

produksi protein serta penambahan biomassa tanaman. Pada tanah dengan tingkat

salinitas yang cukup tinggi pertumbuhan tanaman tidak normal (daun mengering

di bagian ujung dan gejala khlorosis). Gejala ini timbul karena konsentrasi garam

terlarut yang tinggi menyebabkan menurunnya potensial larutan tanah sehingga

tanaman akhirnya akan kekurangan air (Nazar et al., 2012).


Cekaman garam dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman,

dimana NaCl yang semakin besar mengakibatkan penurunan tinggi tanaman.

Penurunan ti
5

nggi tanaman yang di sebabkan garam ini adalah karena pengaruh salinitas

yang menurunkan hormon auksin, sitokinin, dan giberelin akan menyebabkan

terhambatnya pembelahan dan pertumbuhan sel, sehingga cekaman salinitas

berpengaruh dalam terhambatnya pertumbuhan pada tanaman (Nufus, 2022)

Tanaman yang mengalami cekaman salinitas umumnya tidak

menunjukkan kerusakan secara langsung, namun mengalami pertumbuhan yang

tertekan

dan perubahan secara perlahan. Pertumbuhan tinggi tanaman yang semakin

turun ini disebabkan oleh adanya cekaman osmotik yang menyebabkan

tanaman sulit menyerap air dan pengaruh ion Na dan Cl yang berlebihan

akibat pemberian NaCl juga menyebabkan pembelahan dan pembesaran sel

terhambat (Romadloni dan Wicaksono, 2018).

Adaptasi Morfologi terhadap Salinitas 1. Ukuran daun yang lebih kecil

sangat penting untuk mempertahankan turgor, 2. Ukuran stomata yang lebih kecil

per satuan luas daun 3. Peningkatan sukulensi dengan meningkatnya konsentrasi

SO4 karena konsentrasi Na+ yang tinggi. 4. Penebalan kutikula dan lapisan lilin

pada permukaan daun 5. Lignifikansi akar yang lebih awal untuk penyesuaian

osmose yang sangat penting untuk memelihara turgor sel akar (Saeid, 2012).
6

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tanaman

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

dengan ketinggilan ± 32 mdpl pada hari Rabu, 7 Desember 2022 pukul 14.20

WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang di butuhkan pada praktikum kali ini adalah cup plastik

sebanyak 4 biji, buku ata untuk menghitung data pertumbuhan tanaman, alat tulis

untuk menulis laporan dan menulis data, alat komunikasi guna untuk mencari

sumber informasi, timbangan analitik untuk menghitung garam yang akan di

larutkan pada setiap cup plastik pada masing masing percobaan, spidol untuk

menandai perlakuan di cup plastik, dan penggaris untuk mengukur tinggi batang.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Adapun bahan

yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung Glass Glam Corn

sebagai tanaman indikator, air untuk perlakuan S0 dan melarutkan garam, garam,

label untuk menandakan cup, dan pasir sebagai media tanam.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. Di persiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan.

2. Di isi tanah top soil pada ke empat cup plastic.

3. Di masukkan benih jagung Pioneer 21 ke dalam cup plastic, lebih baik

dimasukkan 2 benih agar kalau benih yang satu tidak tumbuh aka nada benih

cadangan.
7

4. Dilakukan penamaan (Pelabelan) dengan menggunakan spidol dan di tandai di

masing masing cup plastic

5. Di lakukan pelarutan garam masing masing pada setiap cup. Cup pertama

disebut kontrol karena hanya di siram dengan air biasa, cup kedua di timbang

garam sebanyak 10 gram lalu larutkan, cup ketiga ditimbang garam sebanyak

20 gram lalu di larutkan dan cup ketiga di timbang sebanyak 30 gram lalu di

larutkan.

6. Di siram hasil larutan ke empat cup masing masing sesuai percobaan.

7. Dilakukan pengamatan pada MST 1.

8. Dilakukan pengamatan parameter dan pemeliharaan tanaman selama 2 MST

(minggu setelah tanam)untuk diperoleh data. Adapun parameter pengamatan

yaitu :

 Tinggi tanaman, dilakukan 1 minggu sekali dan dinyatakan dalam bentuk

(cm)

 Jumlah daun, dilakukan selama 1 minggu sekali dan dinyatakan dalam

satuan helai.

 Diameter batang, dilakukan 1 minggu sekali ndengan mengukur batang

yang berada di dekat titik tumbuh tanaman.

 Bobot segar tajuk tanaman, dilakukan pada pengamatan 2 MST, dengan

cara menimbangnya dengan timbangan digital dan dalam satuan gram

(g)/tanaman.

 Bobot segar akar tanaman, diperoleh pada saat pengamatan 2 MST,

dengan cara menimbangnya dengan timbangan digital dan dalam satuan

gram (g)/tanaman.
8

 Pengamatan visual morfologi tanaman, diamati perubahan yang terjadi

pada tanaman setiap MST.


9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanggal Tanam : 30 November 2022

Komoditi : Jagung (Zea mays L.)

Persentase Perkecambahan

S0 = Jumlah benih yang berkecambah x 100%


Jumlah benih ang ditanam

= 1/1 x 100%

= 100%

S1 = Jumlah benih yang berkecambah x 100%


Jumlah benih ang ditanam

= 0/1 x 100%

= 0%

S2 = Jumlah benih yang berkecambah x 100%


Jumlah benih ang ditanam

= 0/1 x 100%

= 0%

S3 = Jumlah benih yang berkecambah x 100%


Jumlah benih ang ditanam

= 0/1 x 100%

= 0%

Minggu Perlakuan
Rata rata
Tanam S0 S1 S2 S3
1 MST 100% 0 0 0 25%
2 MST 100% 0 0 0 25%
10

Tabel 1 : Tinggi Tanaman (cm)

Minggu Perlakuan
Tanam S0 S1 S2 S3
1 MST 14 0 0 0
2 MST 17,3 0 0 0
Tabel 2 : Jumlah Daun (Helai)

Minggu Perlakuan
Tanam S0 S1 S2 S3
1 MST 2 0 0 0
2 MST 2 0 0 0

Tabel 3 : Diameter Batang (mm)

Minggu Perlakuan
Tanam S0 S1 S2 S3
1 MST 0,2 0 0 0
2 MST 0,2 0 0 0

Tabel 4 : Bobot Basah Tajuk Tanaman (gr)

Minggu Perlakuan
Tanam S0 S1 S2 S3
2 MST 8 0 0 0

Tabel 5 : Bobot Basah Akar Tanaman (gr)

Minggu Perlakuan
Tanam S0 S1 S2 S3
2 MST 4 0 0 0

Pengamatan Morflogi Tanaman


11

 S0 : Pada tanaman dengan perlakuan kontrol tanaman terlihat mengalami

etiolasi dengan batang yang tumbuh dengan sangat panjang namun kurus,

warna daunnya hijau, warna batangnya hijau muda, pada perlakuan P0 ada satu

tanaman yang memiliki daun dan yang satu nya tidak memiliki daun.

 S1 = pada perlakuan S1 tanaman tidak tumbuh.

 S2 = pada perlakuan S2 tanaman tidak tumbuh.

 S3 = pada perlakuan S3 tanaman tidak tumbuh

Pembahasan

Berdasarkan data pada tabel, dapat dilihat bahwa tanaman yang diberi

perlakuan salinitas (ditambahkan larutan NaCl) menghasilkan persentase

perkecambahan yang rendah yaitu 25%. Tanaman yang mampu tumbuh adalah

tanaman dengan perlakuan kontrol. Banyaknya kadar larutan garam juga tidak

mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Amartani (2019) yang menyatakan bahwa pada perlakuan cekaman garam

menunjukkan hasil yang nyata terhadap perkecambahan. Semakin besar kadar

larutan garam yang diberikan maka pertumbuhan tanamn semakin terhambat

bahkan bisa membuat tanaman mati.

Pada perlakuan S0 didapat tinggi tanaman jagung pada MST 1 setinggi 14

cm dan pada MST 2 didapat tinggi tanaman setinggi 17,3 cm. Pada perlakuan lain

tanaman jagung tidak tumbuh karena cekaman salinitas akibat garam dapur. Hal

ini sesuai dengan literatur Suwignyo et al. (2014) yang menyatakan bahwa

Cekaman salinitas terhadap tanaman jagung menunjukkan pengaruh terhadap

menurunnya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun.


12

Didapati hasil bahwasannya jumlah daun pada perlakuan S0 (kontrol)

memiliki dua helai. Dimana jumlah daun dengan jumlah yang banyak

menunjukan bahwasannya taaman tersebut memiliki perkembangan yang baik.

Hal ini sesuai dengan Ahmad et al. (2021) yang menyatakan bahwa jumlah daun

menjadi penentu utama kecepatan pertumbuhan tanaman. Dengan semakin banyak

jumlah daun pada tanaman maka hasil fotosintesis semakin tinggi, sehingga

tanaman akan tumbuh dengan baik.

Dari hasil pengamatan diatas, didapati hasil bahwasannya bobot basah

tajuk pada perlakuan S0 dengan perlakuan kontrol diperoleh nilai sebesar 0,17

gram. Berat basah tajuk diamati untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

fotosintesis dalam pertumbuhan tanaman tersebut. Dilakukan penimbangan

terhadap akar, untuk mengetahui serapan nutrisi pada akar. Hal ini sesuai dengan

Ceunfin (2022) yang menyatakan bahwa bobot segar tajuk dan akar dapat

digunakan untuk mengetahui seberapa besar nutrisi dan air yang dapat diserap

tanaman. Pemberian kompos atau bahan rganic memberikan tambah hara untuk

tanaman, unsur hara yang diserap oleh tanaman akan memberikan kontribusi

terhadap pertambahan berat tanaman.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data bobot basah akar

tanaman yaitu seberat 4 gram. Berat basah akar tanaman diamati untuk

mengetahui seberapa bannyak akar mendapat unsur hara di dalam tanah. Hal ini

sesuai dengan lieratur Lubis (2018) yang menyatakan bahwa semakin tinggi

konsentrasi NaCl , semakin menurunkan bobot basah dan bobot kering tanaman

jagung. Semakin meningkatnya konsentrasi NaCl menyebabkan meningkatnya


13

Na+ dan Cl- yang terserap kedalam jaringan yang kemudian akan menghambat

metabolisme dalam tumbuhan jagung.

Dari hasil, diperoleh bahwa morfologi pada perlakuan S0, benih yang

ditanam tumbuh dengan baik, sedangkan perlakuan S1, S2, dan S3 benih tidak

tumbuh karena efek larutan garam. Yang dimana kita amati untuk mempelajarai

sifat yang terjadi pada tanaman karena suatu pengaruh hal. Hal ini sesuai dengan

literatur Anggraini (2022) yang menyatakan bahwa morfologi tumbuhan berbeda

dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari struktur internal

tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi tumbuhan berguna untuk

mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan

yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat

untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta

pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.


14

KESIMPULAN

1. Perlakuan salinitas (ditambahkan larutan NaCl) menghasilkan persentase

perkecambahan yang rendah yaitu 25%.

2. Tanaman jagung tidak tumbuh karena cekaman salinitas akibat garam dapur.

3. Jumlah daun dengan jumlah yang banyak menunjukan bahwasannya taaman

tersebut memiliki perkembangan yang baik.

4. Berat basah tajuk diamati untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

fotosintesis dalam pertumbuhan tanaman tersebut.

5. Berat basah akar tanaman diamati untuk mengetahui seberapa bannyak akar

mendapat unsur hara di dalam tanah.

6. Dari hasil, diperoleh bahwa morfologi pada perlakuan S0, benih yang

ditanam tumbuh dengan baik, sedangkan perlakuan S1, S2, dan S3 benih

tidak tumbuh karena efek larutan garam.


15

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F., Sondakh, R., & Budiarto, E. 2021. Aplikasi Mikroorganisme Lokal
Akar Bambu Terhadap Kualitas Tanaman Jagung Tongkol. Jago Tolis:
Jurnal Agrokompleks Tolis, 1(3), 66-70.

Amartani, K. 2019. Respon Perkecambahan Benih Jagung (Zea mays L.)


Pada Kondisi Cekaman Garam: Respon Perkecambahan Benih Jagung
(Zea mays L.) Pada Kondisi Cekaman Garam. AGROSAINSTEK: Jurnal
Ilmu dan Teknologi Pertanian, 3(1), 9-14.

Anggraini, D. D. 2022. 1.6 Informasi Lain terkait Penggunaan dan Pemanfaatan


Tanaman Obat Keluarga. Tanaman Obat Keluarga, 11.

Ceunfin, S., & goreti Bere, M. 2022. Pengaruh jenis pupuk organik terhadap
pertumbuhan dan hasil beberapa kultivar ubi jalar (Ipomoea batatas L.) di
lahan kering. Savana Cendana, 7(02), 33-37.

Hayat Q, H. S. (2012). Effect of exogenous salicylic acid under changing


environment A review. Environ Exp Bot, 68(1): 14–25.
Kristiono, A, Purwaningrahayu, RD, & Taufiq, A. 2013. Respons Tanaman
Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau Terhadap Cekaman Salinitas.
Buletin Palawija. 20: 45 – 60.

Latuharhary R. A. dan T. B. Saputro. 2017. Respon Morfologu Tanaman Jagung


(Zea Mays) Varietas Bisma dan Srikandi Kuning Pada Kondisi Cekaman
Sanilitas Tinggi. Jurnal Sains Dan Seni ITS. 6(2): 27-31.

Lubis, M. S. 2018. Pertumbuhan dan Kandungan Protein Jagung di bawah


Cekaman NaCl . Jurusan Pendidikan Biologi. Yogyakarta

Ma’ruf, A. 2016. Respon Beberapa Kultivar Tanaman Pangan Terhadap Salinitas.


Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS. 12(3): 11-19.

Nazar, M. R.-G. (2012). Addressing drought tolerance in maize by transcriptional


profiling and mapping. Mol Genet Genom, 281(2): 163–179.

Nufus, C. H. 2022. Tingkat Toleransi Tanaman Desmanthus virgatus terhadap


Cekaman Salinitas melalui Teknik Kultur Jaringan. Jurnal Ilmu Nutrisi
Dan Teknologi Pakan. 20(1): 7-13

Pangestu, D. A. 2018. Uji Cekaman Kekeringan Dan Cekaman Salinitas Terhadap


Dua Varietas Padi.
Rajjou L, B. M. (2012). Proteomic investigation of the effect of salicylic acid on
Arabidopsis seed germination and establishment of early defense
mechanisms. Plant Physiol, 141(3): 910–923.
16

Romadloni, A., dan Wicaksono, K.P. 2018. Pengaruh Beberapa Level Salinitas
Terhadap Perkecambahan Kacang Hijau (Vigna radiata L.) varietas Vima
1. Jurnal Produksi Tanaman; 6 (8): 1663 – 1670.

Saied AS, K. A. (2012). The influence of NaCl salinity on growth,yield and fruit
quality if strawberry CVS: Elsanta and Korona. Sci Horticulture. 2012

Suwignyo RA, Renih H, dan Mardiyanto.2014.Pengaruh Perlakuan Salinitas Awal


Rendah terhadap Pertumbuhan dan Toleransi Salinitas Tanaman Jagung.
Sumatera Selatan : Universitas Sriwijaya

Wiraatmaja, I. W. 2017. Bahan Ajar Cara Tanaman Beradaptasi Terhadap


Cekaman Fisiologis. Fakultas Pertanian UNUD
17

LAMPIRAN
18

Anda mungkin juga menyukai