Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGAMATAN IMBIBISI BIJI PADA TUMBUHAN PADI (Oryza sativa L.

)
DAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)

𝐋𝐀𝐏𝐎𝐑𝐀𝐍

OLEH :
MUHAMMAD FAHRIZAL
220301192
AGROTEKNOLOGI – 4

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
LAPORAN PENGAMATAN IMBIBISI BIJI PADA TUMBUHAN PADI (Oryza sativa L.)
DAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)

𝐋𝐀𝐏𝐎𝐑𝐀𝐍
OLEH :
MUHAMMAD FAHRIZAL
220301198
AGROTEKNOLOGI – 4

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian Laboratorium
Kesuburan Tanah Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

( Ir.Meiriani MP )
NIP. 196505181992032001

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “LAPORAN PENGAMATAN IMBIBISI BIJI PADA

TUMBUHAN PADI (Oryza sativa L.) DAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)” yang

merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di praktikum Fisiologi

Tumbuhan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen penganggung jawab praktikum Fisiologi

Tumbuhan: Ir. Meiriani, MP, serta abang dan kakak asisten laboratorium Fisiologi Tumbuhan

yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak

yang membutuhkan.

Hormat kami,

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Biji adalah salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal unit)

perbanyakan tanaman secara alamiah, sedangkan benih merupakan biji tanaman yang telah

mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman (Prihastuti

L, 2019).

Pertumbuhan tanaman diawali dengan perkecambahan. Perkecambahan merupakan proses

tumbuhnya radikula dari kotiledon. Seperti pertumbuhan, perkecambahan yang baik juga perlu

didukung oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan

adalah ukuran biji (Pratama et al. 2014),

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas penting yang berperan sebagai sumber

pangan utama. (Hidayatulloh, 2014), beras merupakan makanan pokok bagi sebagian penduduk

Indonesia. Di Asia, terdapat beragam varietas padi yang memiliki pigmen unik seperti merah,

ungu, hitam, coklat, kuning dan hijau yang telah banyak dibudidayakan dan dikonsumsi (A. sexena

2014)

Rauf (2016) melaporkan perendaman biji kacang merah menggunakan air kelapa berpengaruh

nyata terhadap daya kecambah dan indeks virgor benih kacang merah. Penelitian tentang

perkecambahan biji kacang merah juga penting untuk dilakukan sebab data produksi kacang

merah tahun 2008-2018 dilaporkan BPS (2018) masih berfluktuatif dan lebih rendah daripada

produksi kacang Panjang

Proses yang terjadi pada perendaman biji ini menyebabkan air yang masuk kedalam biji
sehingga menyebabkan biji menjadi membengkak. Biji kacang yang membengkak tersebut
mengakibatkan struktur didalam biji menjadi lebih renggang, sehingga ketika dikeringkan air yang
terdapat didalam biji tersebut menjadi lebih mudah keluar sehingga menyebabkan kadar air yang
ada di kecambah menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kacang yang tidak dikecambahkan.
Jumlah air terikat dan air bebas mempengaruhi kadar air pada bahan. Tinggi rendahnya kadar air
suatu bahan sangat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam bahan (Ferdiawan,
et al., 2019).

Faktor yang sangat penting yang berpengaruh terhadap perkecambahan yaitu air dengan
adanya ini dapat mengaktifkan dan mendorong reaksireaksi yang terjadi dalam proses kecambah.
Ketika air diberikan mengandung larutan bioherbisida maka reaksi atau proses perkecambahan
yang seharusnya berlangsung lancar menjadi terhambat akibat larutan tersebut (Sari & Prakusya,
2020)

1.2Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menetukan daya hisap biji padi dan kacang merah

terhadap air dan membandingkan daya hisap kedua biji tanaman tersebut.

1.3 Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A) Pengertian Imbibisi Biji

Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke suatu zat melalui pori-pori, imbibisi disebut

juga dengan imbibisi atau osmosis penyerapan air. Proses imbibisi ini berguna untuk

perkecambahan biji. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk melihat seperti apa

imbibisi benih tersebut. Untuk mengukur keseimbangan dengan melakukan percobaan pada

kacang hijau dan kedelai yang direndam di udara selama 3 jam. Percobaan dilakukan di setiap

rumah. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa biji kacang merah lebih

banyak menyerap air dibandingkan padi. Hal ini dikarenakan biji kacang merah memiliki kulit

lebih tipis daripada biji padi sehingga air pada biji kacang merah lebih banyak.

B) Faktor- Faktor Imbibisi Biji

1. Eksternal

Perkecambahan pada biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal seperti air, komposisi

udara,cahaya, suhu dan juga zat-zat toksik yang berada di lingkungan sekitar termasuk

didalamnya yaitu zat-zat alelopati dari tumbuhan atau sisa tumbuhan yang ada disekitarnya.

Adaptasi morfologi yang didasarkan pada penghambatan atau pencegahan masuknya senyawa

berbahaya kedalam tubuh tumbuhan ini seperti lignin. Dengan adanya lignin pada dinding biji

dapat mencegah masuknya senyawa alelopati pada membran, sehingga sistem membran tidak

akan mengalami kerusakan. Adanya sifat permeabilitas pada benih juga ditentukan oleh aktor

umur jika semakin tua benih tersebut maka kadar lignin dapat meningkat dan rendah pula

tingkat imbibisinya (Cahyanti, 2019)

2. Internal

Ukuran dari biji varietas kedelai ini dapat juga mempengaruhi proses terjadinya imbibisi

selama perkecambahan. Perbedaan yang dapat terlihat secara nyata pada indeks vigor dan

kecepatan tumbuh yang merupakan tolak ukur dari vigor tersebut. Varietas lada atau biji

sedang ini memperlihatkan keragaman yang terbaik pada kedua peubah dibandingkan dengan
varietas lainnya. Berdasarkan hal ini diduga dikarenakan proses imbibisi yang dipengaruhi

oleh permeabilitas kulit biji yang berhubungan dengan benih biji (Danial, et al., 2013)

C) Proses Imbibisi

Imbibisi merupakan tahap yang sangat penting yang dapat menyebabkan peningkatan

kandungan air dari benih biji tersebut yang diperlukan untuk meningkatkan perubahan

kimiawi dalam benih biji sehingga benih berkecambah. Imbibisi atau nama kata latinnya “imbi

bore” artinya menyelundup. Air imbibisi atau disebut air menyelundup ini merupakan suatu

zat yang dimaksud dengan imbibisi dimana merupakan peristiwa perpindahan molekul air

didalam suatu zat melewati pori-pori atau lubang yang cukup besar dan molekul air tersebut

menetap di dalam zat (Widyawati, et al., 2009).

Proses perkecambahan mengalami proses penyerapan air dengan cara osmosis ataupun

imbibisi. Pada proses penyerapan air oleh biji biasanya terjadi sampai ke jaringan pada tahap

pertama. Pada tahap kedua penyerapan air pada benih tidak sama, dikarenakan kulit pada benih

biji tersebut mengandung suatu lapisan atau substrat yang mudah larut dalam air sehingga air

yang diserap lebih banyak. Jika suatu tekanan pada benih kecil dari tekanan larutan maka dapat

meningkatkan proses imbibisi (Wusono & Matinahoru, 2015).

Air sangat diperlukan dalam proses imbibisi, hidrasi jaringan, sintesis hormon IAA, GA,

hidrolisis enzim, transpor molekul yang terhidrasi ketitik tumbuh, respirasi, asimilasi, sintesis

hormon sitokinin yang sangat berperan dalam proses pembelahan dan pembesaran sel. Jika air

yang masuk kedalam benih terhambat, maka prosesnya juga akan terhambat, akibatnya

perkecambahan menjadi tertunda maupun pertumbuhannya pada kecambah menjadi lambat

tidak sesuai dengan semestinya (Solichatun & Nasir, 2002)


BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan pada hari rabu 8 Maret 2023 dengan ketingggian 25 mdpl

dari permukaan laut pada pukul 08.00 wib sampai selesai.

B. Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah biji Padi (Oryza sativa) dan kacang merah

(Phaseolus vulgaris) sebagai objek percobaan, air sebagai indicator biji dan kertas label untuk

menulis nama

Adapun alat yang digunakan adalah botol kocok untuk tempat objek percobaan, timbangan

untuk menimbang berat biji yang diinginkan, kalkulator untuk menghitung data, tissue untuk

meniriskan biji, kertas milimeter untuk menggambar grafik dan alat tulis untuk penulisan data.

C. Prosedur Percobaan

1. Disiapkan 25 cup/ wadah

2. Ditimbang biji kacang merah dan padi sebanyak 5 gram masing-masing

menggunakan timbangan analitik

3. Ditimbang air sebanyak 25gram

4.di masukan kedalam cup/ wadah dan masing-masing biji direndam selama

1,2,3,4,5,6,7,8,12,24,48

5. ditimbang berat biji setelah selesai direndam sesuai masing-masng waktu

6. Dihitung persentase kadar air dengan rumus:

% kadar air = berat akhir- berat awal x 100% berat akhir

7. Digambar grafik hubungan antar lama perendaman dengan pertumbuhan biji

dalam satu grafik


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Muhammad Fahrizal

NIM : 220301192

Kelompok : 3 (Tiga)

Perlakuan pengamatan : P3: 3 jam

: P5: 5 jam

Komoditi : Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)

Selisih
Berat Berat Pertambahan Berat Air yang
Jam Jam Lama Kadar Air yang
Awal Akhir Berat Air Diabsorbsi
Nama NIM Perendaman Penimbangan Perendaman Air Diabsorbsi
Biji Biji Biji Sisa dengan
(WIB) (WIB) (jam) (%) (gr)
(gr) (gr) (gr) (gr) Pertambahan
Berat Biji

22- 21.35 22.35


ADZKIA 1 5 7.7 2.7 21.0 20.6 4.4 3.3
170 (SENIN) (SENIN)

22- 20:18 22:18


JOSUA 2 5 9.2 4.2 45.7 20.6 4,4 0,6
196 (MINGGU) (MIGGU)

FAHRI 22- 20.21 23.21


3 5 9.5 4.5 47.7 19.4 5,6 1,1
ZAL 193 (JUMAT) (JUMAT)

PRIMA 22- 12.07 16.07


4 5 9.5 4.5 47.7 20.2 4.8 0.3
NESSY 171 (SENIN) (SENIN)

FAHRI 22- 20.23 01.23


5 5 10.4 5.4 51.9 17.9 7,1 1,7
ZAL 192 (JUMAT) (SABTU)

PRIMA 22- 12.11 18.11


6 5 9.6 4.6 47.9 19.1 5.7 1.1
NESSY 171 (SENIN) (SENIN)

22- 23:47 07:47


JOSUA 8 5 10.3 5.3 51.5 18.5 6,5 1,2
196 (MIGGU) (SENIN)

22- 06.40 18.40


ADZKIA 12 5 10.4 5.4 51.9 17.5 7.5 2.1
170 (SENIN) (SENIN)

22- 15.45 15.45


M.DIO 24 5 10.1 5.1 51.5 16.8 8,2 3,1
207 (MINGGU) (SENIN)

DAMAI 22- 15.48 15.48


48 5 10.57 5.5 52.69 14.51 10,4 4,9
YANTI 211 (MINGGU) (SELASA)
Komoditi: Padi (Oryza sativa L.)

Selisih
Berat Berat Pertambahan Berat Air yang
Jam Jam Lama Kadar Air yang
Awal Akhir Berat Air Diabsorbsi
Nama NIM Perendaman Penimbangan Perendaman Air Diabsorbsi
Biji Biji Biji Sisa dengan
(WIB) (WIB) (jam) (%) (gr)
(gr) (gr) (gr) (gr) Pertambahan
Berat Biji

22- 10.35 11.35


ADZKIA 1 5 5,9 0,9 9 22.9 2.1 1.2
170 (SENIN) (SENIN)

22- 20:18 22:18


JOSUA 2 5 6.6 1.6 24 22.1 2,9 1,3
196 (MINGGU) (MIGGU)

FAHRI 22- 20.21 23.21


3 5 6,2 1,2 19 21,5 3,5 2,3
ZAL 192 (JUMAT) (JUMAT)

PRIMA 22- 12.07 16.07


4 5 8,1 3,1 38 20,6 4,4 1,3
NESSY 171 (SENIN) (SENIN)

FAHRI 22- 20.23 01.23


5 5 7,7 2,7 35 21,5 3,5 0,8
ZAL 192 (JUMAT) (SABTU)

PRIMA 22- 12.11 18.11


6 5 8.9 3.9 43 20,7 4,3 0,4
NESSY 171 (SENIN) (SENIN)

22- 23:47 07:47


JOSUA 8 5 8.3 3.3 39 21.2 3,8 0,5
196 (MINGGU) (SENIN)

22- 06.30 18.30


ADZKIA 12 5 6.7 1.3 19 20,9 4,1 2,4
170 (SENIN) (SENIN)

22- 15.45 15.45


M.DIO 24 5 7.0 2.0 28 20.1 4,9 2,9
207 (MINGGU) (MINGGU)

DAMAI 22- 15.48 15.48


48 5 7,9 2,9 36 18,7 6,3 3,4
YANTI 211 (MINGGU) (SELASA)
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas, terlihat bahwa terdapat

penambahan berat dari biji setelah direndam pada senyawa dan suhu tertentu.

Penambahan berat ini diakibatkan oleh kadar air yang diserap oleh biji pada

peristiwa imbibisi sesuai dengan penelitian Wibisono (2013). Selisih berat awal dan

akhir dari biji yang diamati selanjutnya akan menentukan kecepatanimbibisi dari

suatu biji pada senyawa dan temperatur tertentu.

Imbibisi biji merupakan peristiwa penyerapan air oleh biji untuk

pengaktifan enzim dalam tahap pertama perkecambahan. Hal ini sesuai dengan

penelitian Winarni (2015), yang menyatakan bahwa Imbibisi adalah peristiwa

penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti protein, pati,

selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan zat tersebut

dapatmengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air misalnya

pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut

denganimbibisi.

Faktor-faktor yang menentukan banyaknya penyerapan air oleh biji

yaitu,konsentrasi air, tekanan hidrostatik, daya inter molekuler, luas permukaan

bijiyang terendam air, suhu, kulit biji, umur, tingkat kemasakan bii, komposisi

kimiadalam biji . Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari (2013) yang menyatakan

bahawa, beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh

bijidiantaranya adalah, konsentrasi air, tekanan hidrostatik, daya inter molecular,

luas permukaan biji yang kontak dengan air, suhu, kulit biji, umur, tingkat

kemasakan biji, komposisi kimia dalam biji.


Ada empat tahap dalam imbibisi yaitu, hidrasi atau imbibisi,

pembentukanatau pengaktifan enzim, pemanjangan sel radikal, pertumbuhan

kecambah. Hal ini sesuai dengan penelitian Suena (2013) yang menyatakan bahwa,

ada empat tahapdalam imbibisi yaitu: (1) hidrasi atau imbibisi, selama kedua priode

tersebut, airmasuk kedalam embrio dan membasahi protein dan koloid lain. (2)

pembentukanatau pengaktifan enzim, yang menyebabkan peningkatan aktivitas

metabolik. (3) pemanjangan sel radikal, diikuti munculnya radikula dari biji. (4)

pertumbuhankecambah selanjutnya. Lapisan yang membungkus embrio, yaitu

endosperm, kulit biji dan kulit buah.

Berat padi yang direndam selama 12 jam bertambah sebesar 1,3

gram,sedangkan kacang merah 4,7 gram. Hal ini karena kacang merah mengandung

protein dan padi mengandung zat tepung. Zat tepung lebih mudah larut, tetapi padi

memiliki kulit yang keras, sehingga susah untuk mengabsorbsi air,sebaliknya

kacang merah memiliki kulit yang tipis, sehingga lebih banyakmenyerap air dan biji

bertambah besar.

Berdasarkan percobaan hal ini sesuai dengan penelitian Handoko (2014)

yang menyatakan bahwa, biji yang mengandung protein tinggi menyerapair lebih

cepat sampai tingkat tertentu daripada biji dengan kadar karbohidrattinggi. Biji

dengan kadar minyak tinggi tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatanserapnya

sama dengan biji berkadar karbohidrat tinggi.

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa telah terjadi proses imbibisi yaitu

penyerapan air oleh imbiban. Karena semua biji kacang yang di masukkan pada

masing-masing larutan mengalami pertambahan berat dan volume. Berat masing-

masing biji kacang tersebut bervariasi, terlihat pada table diatas.


Berdasarkan Percobaan yang dilakukan berat biji padi dan

kacang merah setelah direndam selama 12 jam memiliki

pertambahan berat masing-masing 1,3 gram dan 4,7 gram.

Pertambahan berat biji setelah di rendam tidak melebihi 1-2 kali

berat kering biji. Hal ini sesuai dengan penelitian Juhanda (2013)

yang menyatakan bahwa, banyaknya air yangdihisap selama proses

imbibisi umumnya kecil, cepat dan tidak boleh lebih dari 1-2 kali

berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan biji tampak terhadap

pertumbuhan akar dan system yang cepat, lebih luas dan banyak

menampung sumber air yang diterima


DAFTAR PUSTAKA

Prihastuti, L. 2019. Benih Labu Siam Rekalsitran. Lembaga Penerbit Nasional


(LPU-UNAS). Jakarta Selatan
Nurhafidah. 2021. Uji Daya Kecambah Berbagai Jenis Varietas Jagung (Zea
Mays). Politani Pangkep
Pramudya.S 2017. Laju Imbibisi Dua Tipe Benih. Fakultas Pertanian-
Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Prabhandaru. I, 2017. Respon Perkecambahan Benih padi (Oryza sativa L.).
fakultas Ilmu Alam, ITS
Sunarjono. 2013. Perkecambahan Benih Kacang Merah. UNG
Widyawati, N., Tohari, Yudono, P. & Soemardi, I., 2013. Permeabilitas dan
Perkecambahan Benih Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). J. Agron,
2(32), pp. 152-158.
Idrus, H. A., & Fuadiyah, S. (2021, September). Uji Coba Imbibisi Pada Kacang
Kedelai (Glycine max) Dan Kacang Hijau (Vigna radiata). In Prosiding
Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No. 1, pp. 710-716).
Asra, R. (2014). Pengaruh hormon giberelin (GA3) terhadap daya kecambah
dan vigoritas Calopogonium caeruleum. Biospecies, 7(1).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai