Anda di halaman 1dari 24

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY

(Brassica rapa L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI POC DAN


VARIETAS

Nama : Reynaldi Laurenze


NIM : G011171315
Kelas : Rancangan Percobaan F
Kelompok :8
Asisten : 1. Firdaus, S.P
2. Debi Angiani
3. Adinda Nurul Jannati Chaerunnisa

PROGAM STUDI AGOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
EVALUASI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY
(Brassica rapa L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI POC DAN
VARIETAS
Reynaldi Laurenze, G011 17 1315
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak
Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan
dataran rendah. Namun pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama
pakcoy masih tergolong sangat rendah, khususnya di Indonesia. Untuk itu dalam
meningkatkan produksi tanaman, perlunya pemberian pupuk dan varietas unggul
yang tepat. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Pupuk Organik
Cair yang tepat dan varietas yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
pakcoy, serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut. Praktikum
dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar pada bulan Februari hingga bulan April 2019. Metode praktikum
menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) dengan 3 ulangan. Petak utama
adalah konsentrasi Pupuk Organik Cair yang terdiri atas 4 taraf, yaitu kontrol, 4
mL.L-1, 8 mL.L-1, dan 12 mL.L-1. Sedangkan anak petak adalah varietas pakcoy
yang terdiri atas 4 taraf, yaitu Nauli F1, Geen, Ching-Chang, Sylphy F1 880. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy
terbaik terdapat pada varietas B2 (Geen) dan Pupuk Organik Cair dengan
konsentrasi 4 mL.L-1 air. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi Pupuk
Organik Cair yang tepat cukup bergantung pada varietas yang diuji.
Kata Kunci: Pakcoy, Produksi, Pupuk Organik Cair, Varietas

Abstract
Pakcoy (Brassica rapa L.) is one of the vegetables that has high economic
value. This plant can also gow in the highlands and lowlands. But in general the
productivity of vegetables, especially pakcoy, is still very low, especially in
Indonesia. For this reason, in increasing crop production, the need for fertilizer
and superior varieties is appropriate. The practicum aims to determine the
appropriate POC concentrations and varieties that are suitable for gowth and
yield of pakcoy plants, and whether or not the interaction of these two factors is
significant. The practicum is held in Teaching Farm, Agiculture Faculty,
Hasanuddin University, Makassar from February until April 2019. Method uses
Separate Plot Design with 3 replications. Main plot is POC with control, 4 mL.L-
1
, 8 mL.L-1, dan 12 mL.L-1 concentrate. Sub plot is pakcoy with Nauli F1, Geen,
Ching-Chang, Sylphy F1 880 varieties. The results shows that the best gowth and
production of pakcoy plants are found in B2 varieties (Geen) and POC with 4
mL/L liquid. So it can be concluded that the right POC concentration is
sufficiently dependent on the variety.
Keywords: Pakcoy, Production, Liquid Organic Fertilizer, Varieties
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendaknya yang telah memberikan kita kekuatan serta kemauan sehingga kita
bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Rancangan Percobaan ini tepat pada
waktunya.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu pengambilan nilai individu pada mata
kuliah Rancangan Percobaan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin. Tak lupa pula kami haturkan terima kasih
kepada Koordinator Asisten, serta kakak Asisten kami dalam Mata Kuliah ini
yang telah mengajar dan membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan para
pembaca. Dalam penulisan laporan ini, penulis telah mendapatkan banyak
pengetahuan baru. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca
demi kesempurnaan laporan lengkap ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena memberikan saya kekuatan serta kemauan untuk menyelesaikan laporan
ini. Semoga hasil laporan praktikum ini memberikan manfaat kepada kita semua.

Makassar, 14 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
TUJUAN .............................................................................................................. 2
HIPOTESIS .......................................................................................................... 2
METODE ............................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 5
KESIMPULAN .................................................................................................... 16
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
DENAH LAMPIRAN ........................................................................................... 19
DESKRIPSI VARIETAS ..................................................................................... 22
TABEL LAMPIRAN ............................................................................................
LAMPIRAN GAMBAR .....................................................................................
Pendahuluan
Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan
dataran rendah. Namun pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama
pakcoy masih tergolong sangat rendah, khususnya di Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan melalui data BPS 2011 yang menyatakan bahwa produksi tanaman
pakcoy pada tahun 2010 sebesar 18 ton.ha-1 mengalami penurunan pada tahun
2011 menjadi 14 ton.ha-1. Hal tersebut disebabkkan oleh beberapa faktor yaitu
teknik budidaya yang dilakukan petani yang belum intensif, faktor iklim dan
tingkat kesuburan tanah yang rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi tanaman salah satunya adalah dengan pemberian pupuk
dan penggunaan varietas unggul (Sarido, 2017).
Menanggapi masalah pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy, maka
tentunya diperlukan berbagai perlakuan, diantaranya adalah dengan pemupukan
berimbang serta penggunaan bibit yang berasal dari varietas unggul. Pemupukan
bertujuan untuk memenuhi tersedianya unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pemberian pupuk untuk pertumbuhan tanaman dapat diberikan langsung pada
tanaman atau melalui daun. Pemberian pupuk melalui daun harus dilakukan
dengan tepat, baik cara pemberian, konsentrasi maupun waktu pemberian.
Pemakaian konsentrasi yang tepat akan menentukan manfaat dari pupuk tersebut.
Apabila konsentrasi tersebut kurang atau berlebihan dari konsentrasi anjuran,
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat (Setyorini, 2005).
Apabila dilihat dari segi konsentrasi, waktu, dan cara kerja yang tepat,
pemupukan dengan cara disemprotkan ke daun relatif lebih mudah diserap oleh
tanaman dengan sempurna dan menghindari kerusakan sifat fisik dan kimia tanah.
Pemupukan lewat daun berupa pupuk organik relatif dapat memperbaiki kulalitas
tanah. Salah satu pupuk organik cair (pupuk daun) yang dikenal petani adalah
pupuk organik NASA yang terdiri atas pupuk POC NASA. POC NASA
merupakan bahan organik murni berbentuk cair dari limbah ternak dan unggas,
limbah alam dan tanaman, serta zat alami tertentu yang diproses secara alami.
Setiap 1 liter POC NASA dipandang memiliki unsur hara mikro setara dengan 1
ton pupuk kandang. Pemberian pupuk ini tentunya dapat diaplikasikan melalui
akar maupun daun (Sarief, 2003).
Pemilihan dan penggunaan varietas unggul di dataran tinggi maupun
dataran rendah juga erat kaitannya dengan usaha perbaikan tanaman dan
peningkatan produktivitas. Dengan menggunakan varietas yang telah diketahui
keunggulan sifatnya dan mampu beradaptasi di berbagai lingkungan, abnormalitas
tanaman yang mungkin saja terjadi bisa dihindari. Selain pemupukan yang tepat
dan seimbang, maka perlunya penggunaan varietas-varietas unggul untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada tanaman-tanaman hortikultura,
khususnya tanaman pakcoy (Purwati dan Khairunisa, 2007).
Varietas unggul merupakan hasil persilangan antara induk (parental)
betina dengan induk jantan yang telah diseleksi. Dengan demikian, keturunannya
diharapkan mempunyai sifat yang lebih baik daripada kedua induknya. Suatu
varietas pakcoy dikatakan unggul jika memiliki sifat-sifat yang dapat menunjang
keberhasilan budidaya pakcoy, diantaranya yaitu produksi tinggi, tahan terhadap
hama dan penyakit, tahan terhadap cekaman lingkungan, serta dapat diterapkan
untuk teknologi budidaya yang efisien (Purwati dan Khairunisa, 2007).
Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlunya dilaksanakan praktikum ini
untuk mengetahui seberapa pentingnya pemberian perlakuan POC dan
penggunaan beberapa varietas pakcoy yang dapat menunjang peningkatan hasil
produksi tanaman itu sendiri.

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui konsentrasi POC
NASA yang tepat dan varietas yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman pakcoy, serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.

Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat dikemukakan


adalah sebagai berikut:
1. Terdapat satu atau lebih konsentrasi pupuk organik cair yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy.
2. Terdapat satu atau lebih varietas yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy.
3. Terdapat satu atau lebih interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair dan
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy.

Metode
Praktikum dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April 2019 di
Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Alat yang
digunakan pada praktikum ini ialah cangkul, sekop, parang, meteran, timbangan
analitik, sprayer, kamera, kain hitam, alat tulis menulis, dan laptop. Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini ialah benih pakcoy 4 varietas (Nauli F1, Geen,
Ching-Chang, Sylphy F1 880), POC NASA, tanah, kompos, rockwool, pupuk
Urea, pupuk SP36, pupuk NPK, air, tali rafiah, nampan, patok, dan polybag
ukuran 30 x 40 cm.
Praktikum dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT),
dimana petak utama adalah konsentrasi POC yang terdiri atas 4 taraf, yaitu
kontrol, 4 mL.L-1, 8 mL.L-1, dan 12 mL.L-1. Sedangkan anak petak adalah varietas
pakcoy yang terdiri atas 4 taraf, yaitu Nauli F1, Geen, Ching-Chang, Sylphy F1
880. Dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan, yaitu a1b1, a1b2, a1b3,
a1b4, a2b1, a2b2, a2b3, a2b4, a3b1, a3b2, a3b3, a3b4, a4b1, a4b2, a4b3, dan a4b4.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 unit
percobaan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis sidik ragamnya dan apabila
hasilnya berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf
kepercayaan 5% atau 0,05. Metode pelaksanaan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Penyemaian
Penyemaian dilakukan dengan menggunakan rockwool yang disimpan dalam
wadah (nampan). Memotong rockwool dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm,
selanjutnya melubangi bagian atas, serta mengisi setiap lubang tanam dengan
2 benih, kemudian diairi.
2. Pembuatan Media Tanam
Pembuatan media tanam dilakukan dengan mencampurkan tanah dan kompos
pada perbandingan 2:1 lalu diaduk secara merata dan dimasukkan ke dalam
polybag yang telah tersedia.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan melakukan penyeleksian tanaman terlebih
dahulu. Penyeleksian dilakukan dengan menyiapkan bibit yang sudah disemai
di atas rockwool, kemudian melakukan seleksi terhadap bibit pakcoy yang
tumbuh dengan baik, selanjutnya memindahkan bibit pakcoy tersebut ke
dalam polybag yang berukuran 30 x 40 cm yang telah berisi media tanam
tanah dan kompos (2:1).
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, dan
penyemprotan pupuk organik cair (POC) sebagai perlakuan. Penyiraman
dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Penyulaman dilakukan pada saat
tanaman berumur 14 HST dengan mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau
mati. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST.
Penyemprotan POC dilakukan dengan dosis kontrol pada a1, 4 mL.L-1 pada a2,
8 mL.L-1 pada a3, dan 12 mL.L-1 pada a4.
5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen, seperti
tanaman sudah cukup besar (semua daun telah merekah sempurna) dan
berumur sekitar 4-5 minggu setelah tanam.
Parameter pengamatan yang diamati dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal tajuk hingga daun tertinggi, pada
saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
2. Jumlah daun (helai), diukur keseluruhan jumlah daun yang telah berkembang
sempurna, pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
3. Panjang akar (cm), diukur dari pangkal akar hingga ujung akar terpanjang,
pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
4. Volume akar (ml), dihitung dari kenaikan jumlah air akibat masuknya akar ke
dalam gelas ukur yang berisi air, pada saat tanaman berumur 40 hari setelah
tanam.
5. Bobot akar (g), dihitung dari berat keseluruhan akar suatu tanaman, pada saat
tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
6. Bobot tajuk (g), dihitung dari berat keseluruhan tajuk suatu tanaman, pada saat
tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
7. Berat produksi (g), dihitung dari berat keseluruhan tanaman yang dipanen dari
akar, tajuk, hingga daun, pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.

Hasil dan Pembahasan


A. Hasil Analisis Rancangan Petak Terpisah (RPT)
1. Analisis Tinggi Tanaman
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan tinggi tanaman pakcoy
dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1a dan 1b. Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC, varietas, dan interaksi dua
faktor tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pakcoy.
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm)
Varietas
POC NPa BNT
b1 b2 b3 b4
𝑎
a1 4,74𝑐𝑥 5,90𝑦 5,54𝑏𝑥 4,36𝑑𝑤
0,04
a2 5,21𝑐𝑤 7,49𝑎𝑤 5,99𝑏𝑤 4,35𝑑𝑤
a3 4,32𝑐𝑦 5,97𝑎𝑥 4,67𝑏𝑧 4,20𝑑𝑥
a4 4,25𝑐𝑧 5,94𝑎𝑥 5,18𝑏𝑦 4,22𝑐𝑥
NPb BNT 0,04
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abcd) dan
kolom (wxyz) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-


1
air dan penggunaan varietas Green (a2b2) memberikan rata-rata tinggi tanaman
tertinggi sebesar 7,49 cm, disusul perlakuan pemberian POC dengan dosis 4
mL.L-1 air dan penggunaan varietas Ching-Chang (a2b3) sebesar 5,99 cm.
Sedangkan rata-rata tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan pemberian
POC dengan dosis 8 mL.L-1 air dan penggunaan varietas Sylphy F1 880 d(A3B4)
sebesar 4,20 cm.
Pemberian Pupuk Organik Cair ini berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman pakcoy, khususnya pada perlakuan dengan dosis 4 mL.L-1. Hal ini
disebabkan karena tanaman pakcoy pada dasarnya membutuhkan jumlah unsur
hara yang optimal dan seimbang dalam pertumbuhannya. Dari hasil tersebut,
dapat pula diketahui bahwa pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-1 merupakan
dosis yang optimal bagi pertumbuhan tanaman pakcoy. Hal ini didukung oleh
pendapat Sutandi (2004), yang menyatakan bahwa kurangnya unsur hara dapat
mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta
berpengaruh langsung terhadap produktivitas tanaman, sehingga dalam hal ini
perlunya dosis pemupukan yang berimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman itu sendiri.
Selain pemupukan yang tepat dan seimbang, perbedaan varietas juga turut
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pakcoy. Dari
hasil praktikum ini dapat pula diketahui bahwa yang memberikan rata-rata tinggi
tanaman tertinggi terdapat pada varietas Green. Hal ini diduga disebabkan oleh
faktor genetik varietas tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanum (2008),
yang menyatakan bahwa perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor
penyebab keragaman pertumbuhan tanaman. Program genetik yang akan
diekspresikan pada berbagai sifat tanaman mencakup morfologi tanaman yang
menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman
akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman
yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama.
2. Analisis Jumlah Daun
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan jumlah daun
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2a dan 2b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
varietas, dan interaksi dua faktor tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah daun tanaman pakcoy.
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai)
Varietas
POC NPa BNT
b1 b2 b3 b4
a1 12,00𝑏𝑦 15,00𝑎𝑦 15,00𝑎𝑥 12,00𝑏𝑥
a2 15,00𝑏𝑥 18,00𝑎𝑥 15,00𝑏𝑥 12,00𝑐𝑥
a3 12,00𝑏𝑦 14,00𝑎𝑧 12,00𝑏𝑦 12,00𝑏𝑥 0,25
𝑏 𝑎 𝑎
a4 12,00𝑦 15,00𝑦 15,00𝑥 12,00𝑏𝑥
NPb BNT 0,25
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abc) dan
kolom (xy) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-


1
air dan penggunaan varietas Green (a2b2) memberikan rata-rata jumlah daun
tertinggi sejumlah 18,00 helai, sedangkan rata-rata jumlah daun terendah terdapat
pada hampir semua perlakuan mencapai sejumlah 12,00 helai.
Seperti halnya dengan parameter sebelumnya, maka dapat diketahui pula
bahwa perbedaan dosis POC dan varietas turut mempengaruhi pertumbuhan
jumlah daun tanaman pakcoy. Hal ini disebabkan karena aplikasi pemberian POC
secara berkala sehingga tanaman tetap mendapatkan unsur hara untuk keperluan
fotosintesis. Dengan meningkatnya laju fotosintesis, maka tentunya akan
menghasilkan karbohidrat dalam jumlah banyak. Senyawa karbohidrat merupakan
bahan dasar untuk sintesis protein dan senyawa lain yang digunakan untuk
menyusun organ tanaman maupun aktivitas kehidupan tanaman, dengan demikian
proses sintesis menghasilkan jumlah daun lebih banyak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Subhan (2008) yang menyatakan bahwa semakin banyak daun
disebabkan karena kelancaran fotosintesis akibat dari pemberian dosis pupuk yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Selain itu, sifat fisik dari tanaman pakcoy tersebut juga dipengaruhi oleh jenis
varietasnya. Tanaman yang berbeda varietas tentunya mempunyai pertumbuhan
yang berbeda walaupun ditanam pada tanah yang berkondisi sama. Hal ini
didukung oleh pendapat Rukmana (2007), yang menyatakan bahwa setiap varietas
selalu terdapat perbedaan respon genotipe pada lingkungan tempat tumbuhnya.
3. Analisis Panjang Akar
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan panjang akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3a dan 3b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
varietas, dan interaksi dua faktor tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap
panjang akar tanaman pakcoy.
Tabel 3. Rata-rata panjang akar (cm)
Varietas
POC NPa BNT
b1 b2 b3 b4
a1 11,20𝑐𝑥 12,34𝑎𝑧 11,58𝑏𝑥 10,95𝑑𝑤
a2 11,56𝑐𝑤 13,55𝑎𝑤 12,40𝑏𝑤 10,89𝑥𝑠
𝑥 𝑎
a3 10,95𝑦 12,39𝑦 11,26𝑏𝑧 10,85𝑑𝑦 0,03
𝑐 𝑎 𝑏 𝑑
a4 10,97𝑦 12,42𝑥 11,52𝑦 10,93𝑤
NPb BNT 0,03
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abcd) dan
kolom (wxyz) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata panjang akar terpanjang terdapat pada


perlakuan pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-1 air dan penggunaan varietas
Green (a2b2). Sedangkan rata-rata panjang akar terpendek terdapat pada perlakuan
pemberian POC dengan dosis 8 mL.L-1 air dan penggunaan varietas Sylphy F1 880
(a3b4).
Dari hasil pengamatan tersebut, dapat terlihat dengan jelas bahwa terdapat
perbedaan panjang akar tanaman pakcoy tersebut pada setiap perlakuan.
Perlakuan yang memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap panjang akar
tanaman pakcoy adalah perlakuan dengan pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-1
air dan penggunaan varietas Green. Hal ini diduga disebabkan karena pada
perlakuan tersebut, ketersediaan pupuk yang mencakup sebagai penyuplai unsur
hara terutama kandungan N,P,K cukup tersedia. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sapito (2010), yang menyatakan bahwa unsur N sangat dibutuhkan tanaman untuk
sintesa asam-asam dan protein, terutama pada titik-titik tumbuh tanaman sehingga
mempercepat proses pertumbuhan tanaman seperti pembelahan sel dan
perpanjangan sel sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan panjang akar.
Selain karena faktor unsur hara dari pupuk tersebut, perbedaan varietas juga
dapat memberikan respon yang berbeda terhadap proses pemanjangan akar.
Dimana varietas Green memberikan respon tertinggi terhadap panjang akar
tanaman pakcoy, karena varietas ini diduga mampu beradaptasi dengan baik pada
lingkungan tempat tumbuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sapito (2010),
yang menyatakan bahwa setiap varietas memiliki ciri morfologis dan adaptasi
khusus dengan memanfaatkan lingkungan tempat tumbuhnya untuk tumbuh dan
berkembang.
4. Analisis Volume Akar
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan volume akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4a dan 4b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
varietas, dan interaksi dua faktor tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap
volume akar tanaman pakcoy.
Tabel 4. Rata-rata volume akar (mL)
Varietas
POC NPa BNT
b1 b2 b3 b4
a1 5,54𝑏𝑤 6,80𝑎𝑥 5,52𝑏𝑥 4,96𝑐𝑤
a2 5,59𝑐𝑤 6,96𝑎𝑤 6,75𝑏𝑤 4,92𝑑𝑤
a3 4,99𝑐𝑥 6,65𝑎𝑦 5,54𝑏𝑥 4,91𝑑𝑤 0,06
𝑐 𝑎 𝑏 𝑐
a4 4,94𝑥 6,76𝑥 5,54𝑥 4,99𝑤
NPb BNT 0,06
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abcd) dan
kolom (wx) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian POC dengan dosis 8 mL.L-


1
air dan penggunaan varietas Green (a2b2) memberikan rata-rata volume akar
tertinggi sebesar 6,96 mL. Sedangkan rata-rata volume akar terendah terdapat
pada perlakuan pemberian POC dengan dosis 8 mL.L-1 air dan penggunaan
varietas Sylphy F1 880 (a3b4) sebesar 4,91 mL.
Dari hasil pengamatan tersebut, dapat terlihat dengan jelas bahwa perbedaan
volume akar tersebut menunjukkan pengaruh yang sangat nyata akibat pengaruh
perbedaan konsentrasi POC dan varietas tanaman pakcoy itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena jumlah unsur hara yang cukup tersedia pada masa
pembentukan dan pemanjangan akar. Jika pada suatu tanaman, akar ditemukan
dalam jumlah banyak dan panjang, maka tentunya hal tersebut juga dapat
mendukung meningkatnya volume akar pada tanaman tersebut. Untuk itu,
parameter ini juga turut berkaitan dengan panjang akar sehingga dibutuhkan
keberhasilan proses sintesis protein yang membutuhkan unsur hara yang cukup
tersedia agar dapat membantu proses pemanjangan akar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sapito (2010), yang menyatakan bahwa peningkatan volume akar
dipengaruhi oleh keberhasilan proses sintesis protein dalam membantu proses
pemanjangan akar.
5. Analisis Bobot Akar
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan bobot akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5a dan 5b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan beberapa varietas dan interaksi
dua faktor tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap bobot akar tanaman
pakcoy. Sedangkan perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC berpengaruh
nyata terhadap bobot akar tanaman pakcoy.
Tabel 5. Rata-rata bobot akar (g)
Varietas
POC NPa BNT
b1 b2 b3 b4
a1 0,52𝑏𝑤 0,69𝑎𝑥 0,52𝑏𝑥 0,40𝑐𝑤
a2 0,49𝑐𝑥 0,84𝑎𝑤 0,68𝑏𝑤 0,39𝑑𝑤
a3 0,37𝑑𝑦 0,66𝑎𝑥 0,51𝑏𝑥 0,42𝑐𝑤 0,04
𝑏 𝑎 𝑏 𝑐
a4 0,49𝑥 0,69𝑥 0,52𝑥 0,37𝑤
NPb BNT 0,04
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abcd) dan
kolom (wxy) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata bobot akar terbesar terdapat pada


interaksi antara pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-1 air dan penggunaan
varietas Green (a2b2) sebesar 0,84 g. Sedangkan rata-rata bobot akar terendah
terdapat pada interaksi antara perlakuan tanpa pemberian POC dengan varietas
Nauli F1 (a3b1) sebesar 0,37 g.
Perbedaan bobot akar tersebut tentunya dapat dipengaruhi oleh jumlah akar
yang terbentuk. Semakin banyak akar yang terbentuk, maka tanaman yang
dihasilkan semakin baik. Dimana pemberian POC dengan konsentrasi tertentu
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap panjang akar dan volume akar, maka
dapat dikatakan pula bahwa ketersediaan hara yang dihasilkan dari pemberian
pupuk tersebut juga dapat meningkatkan bobot akar suatu tanaman. Hal ini
didukung oleh pendapat Siswandi (2008), yang menyatakan bahwa semakin
banyak jumlah akar yang terbentuk maka ruang tumbuh akar juga semakin lebar
dan persaingan unsur hara berkurang sehingga bobot akar yang dihasilkan bisa
lebih baik.
6. Analisis Bobot Tajuk
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan bobot tajuk
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6a dan 6b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
varietas, dan interaksi dua faktor tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap
bobot tajuk tanaman pakcoy.
Tabel 6. Rata-rata bobot tajuk (g)
Varietas
POC NPa BNT
b1 b2 b3 b4
a1 0,61𝑑𝑧 1,02𝑎𝑥 0,81𝑏𝑥 0,67𝑐𝑦
a2 0,82𝑐𝑤 1,06𝑎𝑤 0,97𝑏𝑤 0,67𝑑𝑦
a3 0,68𝑐𝑦 0,99𝑎𝑦 0,66𝑐𝑦 0,73𝑏𝑤 0,03
𝑐 𝑎 𝑏 𝑐
a4 0,72𝑥 0,97𝑦 0,81𝑥 0,70𝑥
NPb BNT 0,03
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abcd) dan
kolom (wxyz) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata bobot tajuk terbesar terdapat pada


interaksi antara pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-1 air dan penggunaan
varietas Green (a2b2) sebesar 1,06 g. Sedangkan rata-rata bobot tajuk terendah
terdapat pada interaksi antara tanpa pemberian POC dan penggunaan varietas
Nauli F1 (a1b1) sebesar 0,61 g.
Hasil bobot tajuk tanaman yang berbeda disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi POC yang diberikan serta perbedaan varietas yang digunakan.
Umumnya perlakuan dosis pupuk yang lebih tinggi yang mampu menghasilkan
pertumbuhan yang meningkat dibanding dengan dosis pupuk yang diberikan lebih
rendah, tetapi sesuai hasil pengamatan yang diperoleh dilapangan menunjukkan
bahwa pada perlakuan dengan dosis pupuk organik cair terendah yakni 4 mL.L-1
mampu menghasilkan bobot tajuk tanaman yang paling besar dibandingkan
perlakuan lainnya. Pertumbuhan tajuk tanaman berhubungan dengan tinggi
tanaman, dimana semakin tinggi pertumbuhan tanaman maka tajuk tanaman juga
makin bertambah besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Wicaksono (2008), yang
menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik, seperti tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang akar, dan bobot tajuk tentunya saling berkaitan satu sama
lain, dimana jika salah satu faktor terpenuhi dengan baik maka akan
mempengaruhi peningkatan pertumbuhan faktor lainnya.
7. Analisis Berat Produksi
Hasil rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan berat
produksi tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 7a dan 7b. Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai
konsentrasi POC, varietas, serta interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh
nyata terhadap berat produksi tanaman pakcoy.
6
a1 = kontrol
5 a2 = 4 mL.L-1
a3 = 8 mL.L-1
Berat Produksi (g)

4 a4 = 12 mL.L-1

3 b1 = Nauli F1
b2 = Green
2
b3 = Ching-Chang
1 b4 = Sylphy F1 880
0
a1 a2 a3 a4
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy

Gambar 1. Rata-rata berat produksi (g)


Gambar 1 menunjukkan bahwa rata-rata berat produksi terbesar terdapat pada
interaksi antara pemberian POC dengan dosis 12 mL.L-1 air dengan varietas Green
(a4b2) sebesar 5,33 g. Sedangkan rata-rata berat produksi terendah terdapat pada
interaksi antara perlakuan pemberian POC 12 mL.L-1 air dengan varietas Ching-
Chang (a4b3) sebesar 3,97 g.
Pemberian perbedaan berbagai konsentrasi POC dan varietas tidak
berpengaruh nyata terhadap berat produksi tanaman pakcoy karena pada fase
peralihan dari vegetatif menuju generatif, pembentukan daun sudah mencapai titik
maksimal (klimaks) sehingga pemberian konsentrasi POC yang berbeda tidak
terlihat pengaruhnya. Penambahan pertumbuhan secara progresif berkurang
menurut waktu hingga mencapai keadaan yang maksimal (klimaks). Hal ini sesuai
dengan pendapat Krisna (2014), yang menyatakan bahwa penurunan berat
produksi tanaman ini dapat disebabkan karena penambahan pupuk organik cair
yang menyebabkan bertambahnya hara yang tersedia dalam media dan daun
sehingga terjadi kelebihan hara yang diserap oleh tanaman dan menyebabkan
tanaman mengalami penurunan laju pertumbuhan, mengingat bahwa jumlah dan
ukuran daun dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara dan lingkungan, yang
mempunyai pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan daun.
B. Hasil Analisis Rancangan Faktorial 2 Faktor (F2F)
1. Analisis Tinggi Tanaman
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan tinggi tanaman
pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 8a dan 8b. Analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC, media
tanam, dan interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman pakcoy.
18
p1 = kontrol
16
p2 = 4 mL.L-1
Tinggi Tanaman (cm)

14 p3 = 8 mL.L-1
12 p4 = 12 mL.L-1
10 m1 =
8 1(kompos):1(tanah)
6 m2 =
4 1(kompos):2(tanah)
m3 =
2 1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy

Gambar 2. Rata-rata tinggi tanaman (cm)


Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian POC dengan dosis 4
mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):1(tanah) (p2m1) memberikan
rata-rata tinggi tanaman tertinggi sebesar 16,4 cm, disusul perlakuan tanpa
pemberian POC dan penggunaan media tanam 1(kompos):4(tanah) (p1m4) sebesar
15,67 cm. Sedangkan rata-rata tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan
pemberian POC dengan dosis 8 mL.L-1 air dan penggunaan media tanam
1(kompos):4(tanah) (P3M4) sebesar 15 cm.
2. Analisis Jumlah Daun
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan jumlah daun
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 9a dan 9b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
media tanam, dan interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman pakcoy.
1.4
p1 = kontrol
1.2 p2 = 4 mL.L-1
Jumlah Daun (helai)

1 p3 = 8 mL.L-1
p4 = 12 mL.L-1
0.8
m1 =
0.6 1(kompos):1(tanah)
m2 =
0.4 1(kompos):2(tanah)
0.2 m3 =
1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy

Gambar 3. Rata-rata jumlah daun (helai)


Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan interaksi pemberian POC dengan
dosis 8 mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):4(tanah) (p3m4)
memberikan rata-rata jumlah daun tanaman tertinggi sejumlah 1,25 helai, disusul
perlakuan dengan interaksi pemberian POC 12 mL.L-1 air dan penggunaan media
tanam 1(kompos):3(tanah) (p4m3) sejumlah 1,24 helai. Sedangkan rata-rata jumlah
daun tanaman terendah terdapat pada perlakuan interaksi antara tanpa pemberian
POC dan pemberian POC dengan dosis 4 mL.L-1 air dengan penggunaan media
tanam 1(kompos):1(tanah), 1(kompos):3(tanah), dan 1(kompos):4(tanah) sejumlah
1,17 helai.
3. Analisis Panjang Akar
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan jumlah daun
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10a dan 10b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
media tanam, dan interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman pakcoy.
1.2 p1 = kontrol
1 p2 = 4 mL.L-1
Panjang Akar (cm)
p3 = 8 mL.L-1
0.8 p4 = 12 mL.L-1

0.6 m1 =
1(kompos):1(tanah)
0.4 m2 =
0.2 1(kompos):2(tanah)
m3 =
0 1(kompos):3(tanah)
p1 p2 p3 p4 m4 =
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy 1(kompos):4(tanah)

Gambar 4. Rata-rata panjang akar (cm)


Gambar 4 menunjukkan bahwa perlakuan interaksi pemberian POC dengan
dosis 4 mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):2(tanah) (p2m2)
memberikan rata-rata panjang akar tanaman tertinggi sebesar 1,00 cm, disusul
perlakuan dengan interaksi pemberian POC 12 mL.L-1 air dan penggunaan media
tanam 1(kompos):3(tanah) (p4m3) sebesar 0,98 cm. Sedangkan rata-rata panjang
akar tanaman terendah terdapat pada perlakuan interaksi antara pemberian POC
dengan dosis 8 mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):2(tanah)
(p3m2) sebesar 0,75 cm.
4. Analisis Volume Akar
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan volume akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 11a dan 11b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
media tanam, dan interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap
volume akar tanaman pakcoy.
1.4
p1 = kontrol
1.2 p2 = 4 mL.L-1
p3 = 8 mL.L-1
Volume Akar (mL)

1
p4 = 12 mL.L-1
0.8
m1 =
0.6 1(kompos):1(tanah)
m2 =
0.4 1(kompos):2(tanah)
0.2 m3 =
1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy

Gambar 5. Rata-rata volume akar (mL)


Gambar 5 menunjukkan bahwa perlakuan interaksi tanpa pemberian POC
dengan penggunaan media tanam 1(kompos):1(tanah) (p1m1) memberikan rata-
rata volume akar tanaman tertinggi sebesar 1,2 mL, disusul perlakuan dengan
interaksi pemberian POC 8 mL.L-1 air dan penggunaan media tanam
1(kompos):1(tanah) (p3m1) sebesar 1,14 mL. Sedangkan rata-rata volume akar
tanaman terendah terdapat pada perlakuan interaksi antara pemberian POC dengan
dosis 12 mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):2(tanah) sebesar 1,1
mL.
5. Analisis Bobot Akar
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan bobot akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 12a dan 12b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai konsentrasi POC,
media tanam, dan interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap
bobot akar tanaman pakcoy.
2
1.8 p1 = kontrol
p2 = 4 mL.L-1
1.6
p3 = 8 mL.L-1
1.4
Bobot Akar (g)

p4 = 12 mL.L-1
1.2
1 m1 =
0.8 1(kompos):1(tanah)
m2 =
0.6
1(kompos):2(tanah)
0.4 m3 =
0.2 1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy

Gambar 6. Rata-rata bobot akar (g)


Gambar 6 menunjukkan bahwa perlakuan interaksi pemberian POC 4 mL.L-1
air dengan penggunaan media tanam 1(kompos):2(tanah) dan interaksi pemberian
POC 8 mL.L-1 air dengan penggunaan media tanam 1(kompos):1(tanah) (p2m2 dan
p3m1) memberikan rata-rata bobot akar tanaman tertinggi sebesar 1,87 g, disusul
perlakuan dengan interaksi tanpa pemberian POC dan penggunaan media tanam
1(kompos):2(tanah) (p1m2) sebesar 1,56 g. Sedangkan rata-rata bobot akar
tanaman terendah terdapat pada perlakuan interaksi antara pemberian POC 8
mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):4(tanah) (p3m4) sebesar 0,77
g.
6. Analisis Bobot Tajuk
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan bobot tajuk
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 13a dan 13b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan media tanam berpengaruh nyata
terhadap bobot tajuk tanaman pakcoy. Sementara perlakuan pemberian berbagai
konsentrasi POC dan interaksi dua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot tajuk tanaman pakcoy.
Tabel 7. Rata-rata bobot tajuk (g)
Media Tanam
POC NPa BNT
m1 m2 m3 m4
p1 1,68𝑏𝑦 1,84𝑎𝑥 1,33𝑐𝑧 1,62𝑏𝑥
p2 1,50𝑐𝑧 1,84𝑎𝑥 1,62𝑏𝑥 1,60𝑏𝑥
p3 1,82𝑎𝑥 1,77𝑎𝑥 𝑏
1,52𝑦 1,27𝑐𝑦 0,09
𝑏 𝑎 𝑏 𝑏
p4 1,65𝑦 1,83𝑥 1,69𝑥 1,63𝑥
NPb BNT 0,09
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abc) dan
kolom (xyz) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan interaksi antara tanpa pemberian POC


dengan penggunaan media tanam 1(kompos):2(tanah) dan interaksi antara
pemberian POC 4 mL.L-1 air dengan penggunaan media tanam
1(kompos):2(tanah) (p1m2 dan p2m2) memberikan rata-rata bobot tajuk tanaman
tertinggi sebesar 1,84 g, disusul perlakuan dengan interaksi pemberian POC 12
mL.L-1 air dan penggunaan media tanam 1(kompos):2(tanah) (p4m2) sebesar 1,83
g. Sedangkan rata-rata bobot tajuk tanaman terendah terdapat pada perlakuan
interaksi antara tanpa pemberian POC dan penggunaan media tanam
1(kompos):3(tanah) (p1m3) sebesar 1,33 g.
7. Analisis Berat Produksi
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan berat produksi
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 14a dan 14b. Analisis sidik
ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai media tanam
berpengaruh nyata terhadap berat produksi tanaman pakcoy. Sementara perbedaan
konsentrasi POC dan interaksi dua faktor tersebut berpengaruh tidak nyata
terhadap berat produksi tanaman pakcoy.
Tabel 8. Rata-rata berat produksi (g)
Faktor B
Faktor A NP a BNT
M1 M2 M3 M4
P1 1,93by 2,06ax 1,51cz 1,84bx
P2 1,68zc 2,07ax 1,83bx 1,83bx
P3 2,07xa 2,00ax 1,71by 1,48cy 0,10
b a b b
P4 1,88y 2,06 x 1,92 x 1,84 x
NP b BNT 0,10
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris (abc) dan
kolom (xyz) berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata berat produksi terbesar terdapat pada


interaksi antara pemberian POC dengan dosis 8 mL.L-1 air dengan media tanam
1(kompos):1(tanah) (p3m1) sebesar 2,07 g. Sedangkan rata-rata berat produksi
terendah terdapat pada interaksi antara pemberian POC 8 mL.L-1 air dengan media
tanam 1(kompos):4(tanah) (p3m4) sebesar 1,48 g.
C. Hasil Analisis Rancangan Acak Kelompok (RAK)
1. Analisis Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Panjang Akar, Bobot Tajuk,
dan Berat Produksi
Rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan tinggi, jumlah
daun, panjang akar, bobot tajuk, dan berat produksi tanaman pakcoy dapat dilihat
pada Tabel Lampiran 15a, 15b, 16a, 16b, 17a, 17b, 18a, 18b, 19a, dan 19b.
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan varietas tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun, panjang akar, bobot tajuk, dan
berat produksi tanaman pakcoy.
12 p1 = Green
p2 = Brisk Green
10 p3 = Nauli F1
p4 = Ching-Chang
8 p5 = Sylphy F1 880
p6 = Samhong King
6 F1
p7 = Popeye
4 Dakota F1
p8 = Samhong Jade
2 Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
0 Panjang Akar
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Bobot Tajuk
Berat Produksi

Gambar 7. Rata-rata tinggi, jumlah daun, panjang akar, bobot tajuk, dan berat
produksi
2. Analisis Volume Akar
Hasil rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan volume akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 20. Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan varietas berpengaruh sangat nyata
terhadap volume akar tanaman pakcoy.
Tabel 9. Rata-rata volume akar (mL)
Varietas Rata-Rata NP BNJ
P1 (Geen) 2,33b
P2 (Brisk Geen) 2,17b
P3 (Nauli F1) 3,17a
P4 (Ching-Chang) 1,67b
0,41
P5 (Sylphy F1 880) 2,00b
P6 (Samhong King F1) 1,33b
P7 (Popeye Dakota F1) 3,00a
P8 (Samhong Jade F1) 1,00b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (ab) berarti tidak berbeda
nyata pada uji BNJ taraf 5%

Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata volume akar tertinggi terdapat pada


varietas p3 (Nauli F1). Sedangkan rata-rata panjang akar terpendek terdapat pada
varietas p8 (Samhong Jade F1). Pada hasil analisis sidik ragam, dapat pula diamati
bahwa setiap varietas yang diuji berbeda nyata satu sama lain.
3. Analisis Bobot Akar
Hasil rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan bobot akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 21. Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan varietas berpengaruh sangat nyata
terhadap bobot akar tanaman pakcoy.
Tabel 10. Rata-rata bobot akar (g)
Varietas Rata-Rata NP BNJ
P1 (Geen) 1,67c
P2 (Brisk Geen) 1,83c
0,26
P3 (Nauli F1) 3,00a
P4 (Ching-Chang) 1,17d
P5 (Sylphy F1 880) 2,00c
P6 (Samhong King F1) 1,00d
P7 (Popeye Dakota F1) 2,33b
P8 (Samhong Jade F1) 1,00d
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (abcd) berarti tidak
berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata bobot akar tertinggi terdapat pada


varietas p3 (Nauli F1). Sedangkan rata-rata bobot akar terpendek terdapat pada
varietas p6 (Samhong King F1) dan p8 (Samhong Jade F1). Pada hasil analisis
sidik ragam, dapat pula diamati bahwa setiap varietas yang diuji berbeda nyata
satu sama lain.
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Konsentrasi POC berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah
daun, panjang akar, volume akar, dan bobot tajuk tanaman pakcoy, serta
berpengaruh nyata terhadap bobot akar tanaman pakcoy yang dijumpai pada
konsentrasi POC 4 mL.L-1 air
2. Varietas pakcoy berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah
daun, panjang akar, volume akar, bobot akar, dan bobot tajuk tanaman pakcoy,
serta tidak berpengaruh nyata terhadap berat produksi tanaman pakcoy.
Pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy terbaik terletak pada varietas b2
(Geen).
3. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara pengaruh konsentrasi POC dan
varietas pakcoy terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, volume
akar, bobot akar, dan bobot tajuk tanaman pakcoy.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada teman-teman sekalian, khususnya teman kelompok
saya yang telah bekerja sama dengan baik sehingga praktikum ini dapat berjalan
dengan lancar sebagaimana mestinya. Terima kasih pula kepada ketiga asisten
saya yang telah membimbing sehingga artikel ini dapat terselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Purwati dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tanaman Pakcoy dan Selada. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Sarido, L. 2017. Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)
dengan Pemberian Pupuk Organik Cair pada Sistem Hidroponik. Jurnal
AGIFOR, Vol. 16(1): 65-67.

Sarief, S. 2003. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka


Buana.

Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian. Warta


Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. 27(6): 48-52.

Anda mungkin juga menyukai