Abstrak
Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan
dataran rendah. Namun pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama
pakcoy masih tergolong sangat rendah, khususnya di Indonesia. Untuk itu dalam
meningkatkan produksi tanaman, perlunya pemberian pupuk dan varietas unggul
yang tepat. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Pupuk Organik
Cair yang tepat dan varietas yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
pakcoy, serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut. Praktikum
dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar pada bulan Februari hingga bulan April 2019. Metode praktikum
menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) dengan 3 ulangan. Petak utama
adalah konsentrasi Pupuk Organik Cair yang terdiri atas 4 taraf, yaitu kontrol, 4
mL.L-1, 8 mL.L-1, dan 12 mL.L-1. Sedangkan anak petak adalah varietas pakcoy
yang terdiri atas 4 taraf, yaitu Nauli F1, Geen, Ching-Chang, Sylphy F1 880. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy
terbaik terdapat pada varietas B2 (Geen) dan Pupuk Organik Cair dengan
konsentrasi 4 mL.L-1 air. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi Pupuk
Organik Cair yang tepat cukup bergantung pada varietas yang diuji.
Kata Kunci: Pakcoy, Produksi, Pupuk Organik Cair, Varietas
Abstract
Pakcoy (Brassica rapa L.) is one of the vegetables that has high economic
value. This plant can also gow in the highlands and lowlands. But in general the
productivity of vegetables, especially pakcoy, is still very low, especially in
Indonesia. For this reason, in increasing crop production, the need for fertilizer
and superior varieties is appropriate. The practicum aims to determine the
appropriate POC concentrations and varieties that are suitable for gowth and
yield of pakcoy plants, and whether or not the interaction of these two factors is
significant. The practicum is held in Teaching Farm, Agiculture Faculty,
Hasanuddin University, Makassar from February until April 2019. Method uses
Separate Plot Design with 3 replications. Main plot is POC with control, 4 mL.L-
1
, 8 mL.L-1, dan 12 mL.L-1 concentrate. Sub plot is pakcoy with Nauli F1, Geen,
Ching-Chang, Sylphy F1 880 varieties. The results shows that the best gowth and
production of pakcoy plants are found in B2 varieties (Geen) and POC with 4
mL/L liquid. So it can be concluded that the right POC concentration is
sufficiently dependent on the variety.
Keywords: Pakcoy, Production, Liquid Organic Fertilizer, Varieties
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendaknya yang telah memberikan kita kekuatan serta kemauan sehingga kita
bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Rancangan Percobaan ini tepat pada
waktunya.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu pengambilan nilai individu pada mata
kuliah Rancangan Percobaan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin. Tak lupa pula kami haturkan terima kasih
kepada Koordinator Asisten, serta kakak Asisten kami dalam Mata Kuliah ini
yang telah mengajar dan membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan para
pembaca. Dalam penulisan laporan ini, penulis telah mendapatkan banyak
pengetahuan baru. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca
demi kesempurnaan laporan lengkap ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena memberikan saya kekuatan serta kemauan untuk menyelesaikan laporan
ini. Semoga hasil laporan praktikum ini memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
TUJUAN .............................................................................................................. 2
HIPOTESIS .......................................................................................................... 2
METODE ............................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 5
KESIMPULAN .................................................................................................... 16
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
DENAH LAMPIRAN ........................................................................................... 19
DESKRIPSI VARIETAS ..................................................................................... 22
TABEL LAMPIRAN ............................................................................................
LAMPIRAN GAMBAR .....................................................................................
Pendahuluan
Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki
nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi dan
dataran rendah. Namun pada umumnya produktivitas tanaman sayuran terutama
pakcoy masih tergolong sangat rendah, khususnya di Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan melalui data BPS 2011 yang menyatakan bahwa produksi tanaman
pakcoy pada tahun 2010 sebesar 18 ton.ha-1 mengalami penurunan pada tahun
2011 menjadi 14 ton.ha-1. Hal tersebut disebabkkan oleh beberapa faktor yaitu
teknik budidaya yang dilakukan petani yang belum intensif, faktor iklim dan
tingkat kesuburan tanah yang rendah. Usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi tanaman salah satunya adalah dengan pemberian pupuk
dan penggunaan varietas unggul (Sarido, 2017).
Menanggapi masalah pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy, maka
tentunya diperlukan berbagai perlakuan, diantaranya adalah dengan pemupukan
berimbang serta penggunaan bibit yang berasal dari varietas unggul. Pemupukan
bertujuan untuk memenuhi tersedianya unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pemberian pupuk untuk pertumbuhan tanaman dapat diberikan langsung pada
tanaman atau melalui daun. Pemberian pupuk melalui daun harus dilakukan
dengan tepat, baik cara pemberian, konsentrasi maupun waktu pemberian.
Pemakaian konsentrasi yang tepat akan menentukan manfaat dari pupuk tersebut.
Apabila konsentrasi tersebut kurang atau berlebihan dari konsentrasi anjuran,
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat (Setyorini, 2005).
Apabila dilihat dari segi konsentrasi, waktu, dan cara kerja yang tepat,
pemupukan dengan cara disemprotkan ke daun relatif lebih mudah diserap oleh
tanaman dengan sempurna dan menghindari kerusakan sifat fisik dan kimia tanah.
Pemupukan lewat daun berupa pupuk organik relatif dapat memperbaiki kulalitas
tanah. Salah satu pupuk organik cair (pupuk daun) yang dikenal petani adalah
pupuk organik NASA yang terdiri atas pupuk POC NASA. POC NASA
merupakan bahan organik murni berbentuk cair dari limbah ternak dan unggas,
limbah alam dan tanaman, serta zat alami tertentu yang diproses secara alami.
Setiap 1 liter POC NASA dipandang memiliki unsur hara mikro setara dengan 1
ton pupuk kandang. Pemberian pupuk ini tentunya dapat diaplikasikan melalui
akar maupun daun (Sarief, 2003).
Pemilihan dan penggunaan varietas unggul di dataran tinggi maupun
dataran rendah juga erat kaitannya dengan usaha perbaikan tanaman dan
peningkatan produktivitas. Dengan menggunakan varietas yang telah diketahui
keunggulan sifatnya dan mampu beradaptasi di berbagai lingkungan, abnormalitas
tanaman yang mungkin saja terjadi bisa dihindari. Selain pemupukan yang tepat
dan seimbang, maka perlunya penggunaan varietas-varietas unggul untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada tanaman-tanaman hortikultura,
khususnya tanaman pakcoy (Purwati dan Khairunisa, 2007).
Varietas unggul merupakan hasil persilangan antara induk (parental)
betina dengan induk jantan yang telah diseleksi. Dengan demikian, keturunannya
diharapkan mempunyai sifat yang lebih baik daripada kedua induknya. Suatu
varietas pakcoy dikatakan unggul jika memiliki sifat-sifat yang dapat menunjang
keberhasilan budidaya pakcoy, diantaranya yaitu produksi tinggi, tahan terhadap
hama dan penyakit, tahan terhadap cekaman lingkungan, serta dapat diterapkan
untuk teknologi budidaya yang efisien (Purwati dan Khairunisa, 2007).
Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlunya dilaksanakan praktikum ini
untuk mengetahui seberapa pentingnya pemberian perlakuan POC dan
penggunaan beberapa varietas pakcoy yang dapat menunjang peningkatan hasil
produksi tanaman itu sendiri.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui konsentrasi POC
NASA yang tepat dan varietas yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman pakcoy, serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
Hipotesis
Metode
Praktikum dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April 2019 di
Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Alat yang
digunakan pada praktikum ini ialah cangkul, sekop, parang, meteran, timbangan
analitik, sprayer, kamera, kain hitam, alat tulis menulis, dan laptop. Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini ialah benih pakcoy 4 varietas (Nauli F1, Geen,
Ching-Chang, Sylphy F1 880), POC NASA, tanah, kompos, rockwool, pupuk
Urea, pupuk SP36, pupuk NPK, air, tali rafiah, nampan, patok, dan polybag
ukuran 30 x 40 cm.
Praktikum dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT),
dimana petak utama adalah konsentrasi POC yang terdiri atas 4 taraf, yaitu
kontrol, 4 mL.L-1, 8 mL.L-1, dan 12 mL.L-1. Sedangkan anak petak adalah varietas
pakcoy yang terdiri atas 4 taraf, yaitu Nauli F1, Geen, Ching-Chang, Sylphy F1
880. Dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan, yaitu a1b1, a1b2, a1b3,
a1b4, a2b1, a2b2, a2b3, a2b4, a3b1, a3b2, a3b3, a3b4, a4b1, a4b2, a4b3, dan a4b4.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 48 unit
percobaan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis sidik ragamnya dan apabila
hasilnya berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf
kepercayaan 5% atau 0,05. Metode pelaksanaan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Penyemaian
Penyemaian dilakukan dengan menggunakan rockwool yang disimpan dalam
wadah (nampan). Memotong rockwool dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm,
selanjutnya melubangi bagian atas, serta mengisi setiap lubang tanam dengan
2 benih, kemudian diairi.
2. Pembuatan Media Tanam
Pembuatan media tanam dilakukan dengan mencampurkan tanah dan kompos
pada perbandingan 2:1 lalu diaduk secara merata dan dimasukkan ke dalam
polybag yang telah tersedia.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan melakukan penyeleksian tanaman terlebih
dahulu. Penyeleksian dilakukan dengan menyiapkan bibit yang sudah disemai
di atas rockwool, kemudian melakukan seleksi terhadap bibit pakcoy yang
tumbuh dengan baik, selanjutnya memindahkan bibit pakcoy tersebut ke
dalam polybag yang berukuran 30 x 40 cm yang telah berisi media tanam
tanah dan kompos (2:1).
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, dan
penyemprotan pupuk organik cair (POC) sebagai perlakuan. Penyiraman
dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Penyulaman dilakukan pada saat
tanaman berumur 14 HST dengan mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau
mati. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST.
Penyemprotan POC dilakukan dengan dosis kontrol pada a1, 4 mL.L-1 pada a2,
8 mL.L-1 pada a3, dan 12 mL.L-1 pada a4.
5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen, seperti
tanaman sudah cukup besar (semua daun telah merekah sempurna) dan
berumur sekitar 4-5 minggu setelah tanam.
Parameter pengamatan yang diamati dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal tajuk hingga daun tertinggi, pada
saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
2. Jumlah daun (helai), diukur keseluruhan jumlah daun yang telah berkembang
sempurna, pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
3. Panjang akar (cm), diukur dari pangkal akar hingga ujung akar terpanjang,
pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
4. Volume akar (ml), dihitung dari kenaikan jumlah air akibat masuknya akar ke
dalam gelas ukur yang berisi air, pada saat tanaman berumur 40 hari setelah
tanam.
5. Bobot akar (g), dihitung dari berat keseluruhan akar suatu tanaman, pada saat
tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
6. Bobot tajuk (g), dihitung dari berat keseluruhan tajuk suatu tanaman, pada saat
tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
7. Berat produksi (g), dihitung dari berat keseluruhan tanaman yang dipanen dari
akar, tajuk, hingga daun, pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.
4 a4 = 12 mL.L-1
3 b1 = Nauli F1
b2 = Green
2
b3 = Ching-Chang
1 b4 = Sylphy F1 880
0
a1 a2 a3 a4
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy
14 p3 = 8 mL.L-1
12 p4 = 12 mL.L-1
10 m1 =
8 1(kompos):1(tanah)
6 m2 =
4 1(kompos):2(tanah)
m3 =
2 1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy
1 p3 = 8 mL.L-1
p4 = 12 mL.L-1
0.8
m1 =
0.6 1(kompos):1(tanah)
m2 =
0.4 1(kompos):2(tanah)
0.2 m3 =
1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy
0.6 m1 =
1(kompos):1(tanah)
0.4 m2 =
0.2 1(kompos):2(tanah)
m3 =
0 1(kompos):3(tanah)
p1 p2 p3 p4 m4 =
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy 1(kompos):4(tanah)
1
p4 = 12 mL.L-1
0.8
m1 =
0.6 1(kompos):1(tanah)
m2 =
0.4 1(kompos):2(tanah)
0.2 m3 =
1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy
p4 = 12 mL.L-1
1.2
1 m1 =
0.8 1(kompos):1(tanah)
m2 =
0.6
1(kompos):2(tanah)
0.4 m3 =
0.2 1(kompos):3(tanah)
0 m4 =
p1 p2 p3 p4 1(kompos):4(tanah)
Konsentrasi POC dan varietas Pakcoy
Gambar 7. Rata-rata tinggi, jumlah daun, panjang akar, bobot tajuk, dan berat
produksi
2. Analisis Volume Akar
Hasil rata-rata pengamatan dan analisis sidik ragam pengamatan volume akar
tanaman pakcoy dapat dilihat pada Tabel Lampiran 20. Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan varietas berpengaruh sangat nyata
terhadap volume akar tanaman pakcoy.
Tabel 9. Rata-rata volume akar (mL)
Varietas Rata-Rata NP BNJ
P1 (Geen) 2,33b
P2 (Brisk Geen) 2,17b
P3 (Nauli F1) 3,17a
P4 (Ching-Chang) 1,67b
0,41
P5 (Sylphy F1 880) 2,00b
P6 (Samhong King F1) 1,33b
P7 (Popeye Dakota F1) 3,00a
P8 (Samhong Jade F1) 1,00b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (ab) berarti tidak berbeda
nyata pada uji BNJ taraf 5%
Purwati dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tanaman Pakcoy dan Selada. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Sarido, L. 2017. Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)
dengan Pemberian Pupuk Organik Cair pada Sistem Hidroponik. Jurnal
AGIFOR, Vol. 16(1): 65-67.