Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PERLAKUAN PEMUPUKAN TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN

PAKCOY (Brassica rapa L.)

The Effect Of Fertilizing Treatment On Some Varieties Of Pakcoy (Brassica rapa L.)

Siti Nurhalizah1
*1
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 Tamalanrea Makassar


Telp (0411) 584002; Fax (0411) 585188

*Email: nurhalizah566@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Tanaman Sawi
digolongkan kedalanam tanaman semusim dari kelompok genus Barassica yang memiliki niai ekonomi yang
tinggi namun produktivitas pakcoy setiap tahun mengalami penurunan,yang disebabkan oleh dan rendahnya
kesuburan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk NPK,
POC dan pupuk NPK yang dikombinasikan dengan POC terhadap pertumbuhan beberapa varietas tanaman
pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan Lahan Exfarm Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Tamalanrea
Indah, Kota Makassar, yang dimulai dari bulan Maret hingga bulan April 2022. pukul 15.50 WITA- selesai.
Menggunakan Rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan dan terdiri dari perlakuan P1 tanpa pupuk, P2
NPK dengan dosis 5gram pertanaman, P3 pemberian POC NASA dengan dosis 25 ml/L. dan P4 pemberian
POC NASA (25 mL/L) + NPK mutiara (5 gram). Hasil praktikum yang telah dilakukan terlihat bahwa
pemberian NPK (P2) berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, serta pemberian POC NASA (25 mL/L)
+ NPK mutiara (5 gram), dapat menunjang pertumbuhan tanaman seperti bobot basah. Pemupukan juga
dapat mempengaruhi varietas yang digunakan.

Kata kunci: Pakcoy, Pupuk NPK, POC, Rancangan Petak Terpisah.

ABSTRACT

The pakcoy plant (Brassica rapa L.) belongs to the Brassicaceae family. Mustard plants are
classified as seasonal crops from the genus Barassica which have high economic value but the productivity
of pakcoy decreases every year due to low soil fertility. The purpose of this study was to determine the effect
of using NPK, POC and NPK fertilizers combined with POC on the growth of several varieties of pakcoy.
This research was carried out on Exfarm Field, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University, Tamalanrea
Indah, Makassar City, starting from March to April 2022. at 15.50 WITA - finished. Using a separate plot
design with 3 replications and consisting of P1 treatment without fertilizer, P2 NPK at a dose of 5 grams for
planting, P3 giving NASA POC at a dose of 25 ml/L. and P4 administration of NASA POC (25 mL/L) + NPK
pearls (5 grams). The results of the practicum that have been carried out show that the administration of
NPK (P2) has an effect on plant growth, and the administration of NASA POC (25 mL/L) + NPK pearls (5
grams), can support plant growth such as wet weight. Fertilization can also affect the variety used
.
Keywords: Pakcoy, NPK Fertilizer, POC, Split Plot Design.
PENDAHULUAN

Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk dalam jenis sayur sawi yang mudah diperoleh dan
merupakan tanaman yang dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Pakcoy (Brassica rapa L.)
adalah jenis tanaman sayur- sayuran termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Tanaman Sawi digolongkan
kedalanam tanaman semusim dari kelompok genus Barassica yang memiliki beberapa jenis, salah satunya
tananam sawi. Dari beberapa jenis tanaman Sawi, salah satunya sawi humah atau dikenal dengan Pakcoy.
Tanaman Pakcoy (Barassica rafa) termasuk dikelompokan kedalam tanaman sawi yang mudah di dapat
dengan harga yang ekonomis. Tanaman yang tergolong kedalam sayuran sangat bermanfaat, karena
merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang diperlukan untuk kesehatan tubuh dan dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam 100 g pakcoy terdapat 95,32 g air, serat 1 g, energy 13 kcal,
protein 1,5 g, kalsium 105 mg, fosfor 27 mg, potassium 252 mg, vitamin A 4468 IU, vitamin C 45 mg dan
folat 66 g (Kamelia, 2020).
Kebutuhan konsumsi sawi pakcoy di Indonesia terus meningkat pada tahun 2018 dan 2019. Produksi
pakcoy di Indonesia pada tahun 2018 dan 2019 yaitu 635,982 ton dan 652,723 ton, sedangkan produktivitas
pakcoy di Indonesia pada tahun 2018 6,59 ton/ha dan pada tahun 2019 5,72 ton/ha. Data tersebut
menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat peningkatan produksi pakcoy, namun produktivitas pakcoy setiap
tahun mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya luas panen, teknik budaya belum
intensif, iklim yang kurang mendukung untuk budidaya dan rendahnya kesuburan tanah, oleh karena itu
upaya untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan memberikan tambahan unsur hara dari proses
pemberian pupuk (Akmal et all., 2019).
Pemupukan dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, sehingga
dapat memberikan hasil yang tinggi. Dengan menggunakan pupuk organik dapat memberikan keuntungan
antara lain memperbaiki struktur tanah liat sehingga menjadi ringan, memperbesar daya ikat tanah berpasir
sehingga tanah tidak berderai, menambah daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan tata udara
dalam tanah, memperbaiki daya ikat tanah terhadap zat hara. POC NASA merupakan salah contoh bahan
organik murni berbentuk cair, yang mempunyai fungsi setara dengan kandungan unsur hara mikro 1 ton
pupuk kandang. (Sarido dan Junia, 2017).
Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah yang
terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah varietas pakcoy sebagai petak utama dan Faktor kedua adalah
jarak tanam sebagai anak petak. Rancangan ini dicirikan oleh adanya petak utama dan anak petak.
Rancangan ini digunakan pada berbagai kondisi seperti ingin mengetahui pengaruh perlakuan dengan tingkat
ketelitian yang berbeda, dalam hal ini pada petak utama tingkat ketelitian yang lebih rendah sedangkan pada
anak petak dinginkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Dan mengetahui Pengaruh utama salah satu faktor
diharapkan lebih besar dan lebih mudah terlihat dibandingkan faktor lainnya (Maruapey, 2017).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk NPK, POC dan pupuk NPK
yang dikombinasikan dengan POC terhadap pertumbuhan beberapa varietas tanaman pakcoy dengan
menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman pakcoy di lahan kering yang menguntungkan dan berkelanjutan.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Jl.Kera-kera yaitu Lahan Exfarm Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Tamalanrea Indah, Kota Makassar, yang dimulai dari bulan Maret hingga bulan April 2022.
pukul 15.50 WITA- selesai.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam peneliitan yaitu antara lain: benih pakcoy varietas gardena f1, green
putsoi, dan white taki, pupuk NPK mutiara 25 gr, pupuk kandang, kompos, dan POC 25 ml. Sedangkan alat
yang digunakan yaitu : cangkul, patok, papan nama, tali rafia, botol spray, meteran/penggaris, gunting,
pelepah pisang, dan alat tulis.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Rancangan Petak Terpisah
Rancangan Petak Terpisah atau Rancangan Petak Terbagi (RPT) merupakan jenis percobaan
faktorial (lebih dari satu faktor). Rancangan ini dicirikan oleh adanya petak utama dan anak petak.
Rancangan ini digunakan pada berbagai kondisi seperti:
1. Kita ingin mengetahui pengaruh perlakuan dengan tingkat ketelitian yang berbeda, dalam hal ini
pada petak utama tingkat ketelitian yang lebih rendah sedangkan pada anak petak dinginkan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi. Misalnya suatu penelitian dilakukan untuk menilai 5 galur unggul
jagung pada tiga taraf/level pemupukan. Karena kita mengharapkan ketelitian yang lebih tinggi pada
respon galur daripada respon pemupukan maka pemupukan dijadikan petak utama sementara galur
jagung menjadi anak petak.
2. Pengaruh utama salah satu faktor diharapkan lebih besar dan lebih mudah terlihat dibandingkan
faktor lainnya. Misalnya kita ingin mengetahui produksi 4 varietas jagung hibrida pada populasi
yang berbeda. Potensi produksi dari keempat varietas tersebut telah diketahui sebelumnya sedangkan
yang ingin diketahui adalah seberapa padat keempat varietas itu dapat ditanam dengan hasil optimal.
Pada kondisi tersebut maka varietas dijadikan sebagai petak utama sedangkan populasi tanaman
dijadikan anak petak.

b. Rancangan Factorial 2 Faktor


Penelitian ini menggunakan rancangan factorial 2 faktor dengan RAK sebagai rancangan
lingkungannya, faktor yang diuji antara lain :
Faktor pertama yaitu Varietas Pakcoy (V) terdiri atas 3 taraf :
V1= gardena f1
V2= green putsoi
V3= white taki
Faktor kedua yaitu dosis pupuk (P), terdiri atas 4 taraf :
P1= tanpa pupuk
P2= NPK Mutiara 25 gr
P3= POC 25 ml
P4 = NPK Mutiara + POC
c. Rancangan Tersarang
Penelitian ini menggunakan pola rancangan tersarang (Nested design) dengan 2 faktor:
Faktor pertama yaitu Varietas Pakcoy (V) terdiri atas 3 taraf :
V1= gardena f1
V2= green putsoi
V3= white taki
Faktor kedua yaitu dosis pupuk (P), terdiri atas 4 taraf :
P1= tanpa pupuk
P2= NPK Mutiara 25 gr
P3= POC 25 ml
P4 = NPK Mutiara + POC
Sehingga pada penelitian ini diperoleh 12 kombinasi perlakuan dengan 3x pengulangan dan diperoleh
36 satuan.
Cara Pelaksanaan
a. Persiapan Lahan
Pada tahap persiapan lahan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni membersihkan lahan dari
sisa-sisa tanaman dan gulma dengan cara menebang dan mencabutinya, setelah itu jika dirasa sudah
bersih dari sisa-sisa tanaman tersebut lakukan pengolahan lahan, yakni dengan membolak-balik tanah
agar unsur hara yang ada didalam tanah dapat muncul dipermukaan sebagai nutrisi untuk tanaman
nantinya. kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul maupun traktor. setelah
selesai diolah, tanah kemudian dibentuk bedengan dengan tinggi 30 cm dan lebar 3 m, pasang patok
disetiap sudut bedengan dan ikat tali rafia pada bagian atas patok dengan membentuk pola bedengan
untuk memudahkan proses pembentukan bedengan, setelah bedengan selesai dibentuk, taburi pupuk
kandang secara merata diatasnya.
b. Penyemaian
Benih tanaman pakcoy disemai terlebih dahulu sebelum ditanamn, penyemaian ini dilakukan dengan
menggunakan media campuran tanah, kompos dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1, selama
penyemaian dilakukan secara teratur setiap 2x sehari yaitu pagi dan sore hari dengan air secukupnya,
kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu.
c. Pindah tanam
Pindah tanam adalah proses pemindahan bibit dari media penyemaian ke bedengan, pindah tanam
dilakukan setetelah 2 minggu dilakukannya penyemaian, bibit yang dipindah tanamkan merupakan bibit
yang memiliki kualitas bagus dan tidak etiolasi, sebelum bibit dimasukkan, lubang tanaman terlebih dahulu
diberi kompos, kemudian bibit ditanam sebatas leher batang dengan jumlah 1 bibit/lubang. dengan jarak 0,75
m pertanaman, dalam 1 bedengan berjumlah 30 tanaman.
d. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan yaitu pemberian pupuk pada tanaman, pupuk yang digunakan pada praktikum ini
adalah pupuk npk mutiara dan POC Nassa. Proses pemberian pupuk pada setiap petak disesuaikan dengan
kombinasi perlakuan, yaitu : tanpa pemberian pupuk atau kontrol (P1), dosis pupuk npk mutiara 25 gr (P2),
dosis POC 25 ml (P3), dan campuran pupuk npk mutiara + POC (P4). Pemberian dilakukan setlah 1 minggu
setelah pemindahan tanaman ke bedengan, dengan cara, jika pupuk npk yaitu ditabur secara merata
membentuk lingkarang disekitar tanaman, jika POC diaplikasikan secara langsung pada tanaman dengan
menggunakan alat sprayer.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanamna dilakukan dengan cara menyiram tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari
pada pagi dan sore hari, dilakukan secara rutin jika dirasa keadaan tanah sangat kering, tetapi jika keadaan
tanah dalam keadaan lembab maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyulaman dilakukan pada umur 1
minggu setelah tanam terhadap tanaman yang mati dengan cara mengganti tanaman yang mati tersebut
dengan tanaman baru dari persemaian yang seumur. Pembersihan bedengan dilakukan setiap menyiram
yaitu dengan mencabuti gulma dan membuang hama yang ada.
f. Panen
Pemanenan pada tanaman pakcoy dilakukan ketika tanaman sudah cukup masak yang ditandai
dengan warna hijau pekat pada daun, tangkai yang berisi berwarna putih, serta tinggi tanaman yang seragam,
dilaukan dengan cara memtik pangkal daunnya menggunakan gunting atau dicabut dicabut langsung hingga
ke akarnya.
Parameter Pengamatan
a. Tinggi Tanaman (cm)
Diperoleh dengan cara mengukur jarak dari pangkal batang yang telah diberi tanda sampai ke ujung
daun tertinggi dengan menggunakan meter atau penggaris
b. Jumlah Daun (helai)
Diperoleh dengan cara menghitung jumlah daun yang terbentuk sempurna dan segar.
c. Lebar Daun
Beberapa mtode disarankan untuk mengukur luas daun, yaitu metode leaf area meter (LAM), metode
kertas millimeter, metode gravimetric, metode plong, metode plannimeter dll.
d. Bobot Segar Total Per-tanaman
Bobot segar total tanaman diamati dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman yang terbentuk
dengan menggunakan timbangan analitik dengan satuan gram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Rancangan Faktorial 2 Faktor
Tabel 1. Tinggi Tanaman
Varietas NP (P) BNT
Pemupukan Rata-rata
v1 v2 v3 α = 0.05
p1 81.17 61.67 73.27 72.03 d
p2 88.00 69.87 93.83 83.90 a
p3 87.37 57.30 82.03 75.56 c 1.59
p4 86.00 69.17 85.97 80.37 b
Rata-rata 85.63 p 64.50 r 83.77 q  
NP (V) BNT α = 0.05 1.19  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r) berarti tidak
berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Tabel 2. Jumlah Daun


Varietas NP (P) BNT
Pemupukan Rata-rata
v1 v2 v3 α = 0.05
p1 57.00 45.33 73.27 58.53 d
p2 87.70 69.87 93.83 83.80 a
p3 86.57 57.30 82.03 75.30 c 1.72
p4 86.00 69.17 85.97 80.37 b
Rata-rata 79.31 q 60.41 r83.77 p  
NP (V) BNT α = 0.05 1.29  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r) berarti
tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Tabel 3. Lebar Daun


Varietas NP (P) BNT
Pemupukan Rata-rata
v1 v2 v3 α = 0.05
p1 57.63 26.80 67.47 50.63 a
p2 41.47 33.90 59.17 44.84 c
p3 33.60 29.03 59.77 40.80 d 1.45
p4 45.67 42.13 56.93 48.24 b
Rata-Rata 44.59 q 32.96 r 60.83 p  
NP (V) BNT α = 0.05 1.09  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r) berarti
tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Tabel 4. Berat Basah


Varietas NP (P) BNT
Pemupukan Rata-rata
v1 v2 v3 α = 0.05
p1 39.08 27.14 56.57 40.93 b
p2 31.34 25.76 55.64 37.58 c
p3 40.88 31.51 51.96 41.45 b 1.92
p4 52.17 35.53 57.77 48.49 a
Rata-rata 40.87 q 29.99 r 55.49 p  
NP (V) BNT α = 0.05 1.44  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r) berarti
tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.
Rancangan Petak Terpisah
Tabel 5. Tinggi Tanaman
Pemupukan NP (P) BNT
Varietas Rata-rata
p1 p2 p3 p4 α = 0.05
v1 (Gardena F1) 52.43 70.60 72.53 90.60 71.54 b
v2 (Green Putsoy) 58.70 67.10 63.50 74.10 65.85 c
1.39
v3 (White Taki) 76.13 97.23 89.37 95.23 89.49 a
Rata-rata 62.42 s 78.31 q 75.13 r 86.64 p  
NP (V) BNT α = 0.05 0.82  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r, s)
berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Tabel 6. Jumlah Daun


Pemupukan NP (P) BNT
Varietas Rata-rata
p1 p2 p3 p4 α = 0.05
v1 (Gardena F1) 26.00 29.00 38.33 60.67 38.50 c
v2 (Green Putsoy) 55.67 54.67 48.67 77.00 59.00 a
0.46
v3 (White Taki) 45.67 49.00 49.67 65.67 52.50 b
Rata-rata 42.44 s 44.22 r 45.56 q 67.78 p  
NP (V) BNT α = 0.05 0.60  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r, s)
berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Tabel 7. Lebar Daun


Pemupukan NP (P) BNT
Varietas Rata-rata
p1 p2 p3 p4 α = 0.05
v1 (Gardena F1) 20.67 45.50 37.70 59.40 40.82 b
v2 (Green Putsoy) 27.00 40.57 32.00 37.87 34.36 c
0.81
v3 (White Taki) 55.97 72.10 55.10 67.43 62.65 a
Rata-rata 34.54 s 52.72 q 75.13 r 54.90 p  
NP (V) BNT α = 0.05 0.45  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r, s)
berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Tabel 8. Berat Basah


Varietas Pemupukan Rata-rata NP (P) BNT
p1 p2 p3 p4 α = 0.05
v1 (Gardena F1) 16.73 45.66 39.71 57.29 39.85 b
v2 (Green Putsoy) 30.51 43.94 32.57 46.97 38.50 c
1.14
v3 (White Taki) 50.23 73.17 53.98 73.24 62.66 a
Rata-rata 32.49 s 54.26 q 42.08 r 59.17 p  
NP (V) BNT α = 0.05 0.57  
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, c) dan baris (p, q, r, s)
berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 0,05.

Rancangan Tersarang
Tabel 9. Rata-rata tinggi tanaman (cm), lebar daun (cm), jumlah daun (helai), berat basah (gram),
luas tajuk (cm), pada berbagai perlakuan pemupukan
Pemupukan TT JD LD BB
p1 (tanpa perlakuan) 24.18 c 14.44 c 11.84 b 137.29 c
p2 (POC) 25.75 b 15.56 a 13.54 a 237.03 b
p3 (NPK Mutiara) 28.25 b 16.04 a 13.62 a 262.96 a
p4 (POC + NPK Mutiara) 25.22 c 14.59 b 13.61 a 242.58 b
NP (P) BNT α = 0.05 1.28 0.69 0.93 16.70
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, dan c) tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf α = 0.05.

Tabel 10. Rata-rata tinggi tanaman (cm), lebar daun (cm), jumlah daun (helai), berat basah (gram),
luas tajuk (cm), pada berbagai perlakuan varietas
Varietas TT JD LD BB
v1 (Gerdena F1) 29.91 a 14.71 b 12.09 b 213.19 b
v2 (Green Putsoy) 20.59 c 16.94 a 11.41 b 134.63 c
v3 (White Taki) 27.05 b 13.81 c 15.95 a 312.08 a
NP (P) BNT α = 0.05 0.96 0.52 0.70 12.53
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a, b, dan c) tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf α = 0.05.
Pembahasan
Tanaman yang paling tinggi pada rancangan factorial 2 faktor dan rancangan petak terpisah, terlihat
pada P2V3 dengan rata-rata tinggi 31,28 cm dan rata-rata tinggi 32,41 cm, yang diberi perlakuan berupa
NPK dengan dosis 25 gr. Menurut Triono et al. (2018), pemberian pupuk NPK dapat menambahkan
ketersediaan unsur hara NPK yang dibutuhkan oleh tanaman. Jumin (2019), menyatakan pemberian unsur
hara N berfungsi merangsang pertumbuhan tinggi tanaman sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan khususnya batang, serta nitroge dapat merangsang pertumbuhan tinggi tanaman. Serta
penggunaan unsur hara P berperan dalam merangsang perkembangan akar. Akar menyerap air dan unsur
hara yang ditranslokasikan ke daun dan diolah menjadi karbohidrat kemudian ditranslokasikan ke bagian
tanaman sebagai cadangan makanan yang diperlukan sel untuk melakukan aktivitas pembelahan sel dan
pembesaran sel yang berakibat pada pertambahan tinggi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Prestianingsih (2015), bahwa terjadinya pertumbuhan tinggi tanaman karena adanya sel-sel atau jaringan
yang aktif membelah dan memperpanjang sel pada tanaman.
Tanaman yang paling tinggi pada rancangan terserang terlihat pada P2V1 dengan rata-rata 31,91 cm,
yang diberikan pula perlakuan berupa NPK dengan dosis 25 gr dengann varietas Gardena f1. Dari tinggi
tanaman pakcoy dengan varietas white taki dan Gardena f1 tidak memberikan perbandingan yang terlalu
berbeda. Menurut Parinduri (2019), perbedaan penampilan tinggi tanaamn dari berbagai varietas diduga
karena perbedaan sifat genetik dari masing-masing varietas, sehingga akan mempengaruhi tinggi tanaman.
Rasmikayanti (2021), menyatakan benih Gardena f1 merupakan benih yang memiliki kualitas sangat baik,
pertumbuhan tanamannya pun lebih cepat dan hasil yang diperoleh memiliki kualitas yang baik untuk
dipasarkan.
Jumlah daun yang paling banyak pada rancangan factorial 2 faktor yaitu P2V3 dengan rata-rata
31,28, Sedangkan pada rancangan petak terpisah jumlah daun yang paling banyak terlihat pada P4V2 dengan
rata-rata 25,67 dan pada racangan tersarang pada P2V2 dengan rata-rata 17,33. Ketiga rancangan tersebut
menggunakan perlakuan berupa pupuk NPK. Lingga (2013), menyatakan bahwa senyawa K berperan dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman khususnya jumlah daun. fungsi Kalium untuk membantu pembentukan
protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman, akar dan daun. Selain K,
NPK juga mengandung unsur hara N yang berfungsi sebagai penyusun klorofil.
Pada rancangan petak terpisah dan rancangan tersarang mempunyai varietas yang sama yaitu Green
putsoi yang dimana jumlah daunnya lebih sedikit dibanding dengan varietas White taki pada rancangan
factorial 2 faktor. Menurut Sembiring (2019), jumlah daun merupakan hasil dari pertumbuhan vegetatif yang
dipengaruhi oleh sifat yang dibawa dari genetik masing-masing varietas. Tetapi jumlah daun dari rancangan
petak terpisah lebih banyak dibanding dengan jumlah daun pada rancangan tersarang, yang dimana
perlakuan rancangan petak tersarang ditambahi POC. Menurut Kurniati (2015), pemberian POC dapat
memberikan hasil yang lebih baik, serta dapat meningkatkan jumlah daun karena POC sangat mudah untuk
diserap oleh tanaman
Parameter lebar daun pada rancangan factorial 2 faktor terdapat pada P1V3 dengan rata-rata lebar
daun 22,49 cm,sedangkan pada rancangan petak terpisah terdapat pada P2V3 dengan rata-rata 24,03 cm dan
rancangan terserang terdapat pada P1V3 dengan rata-rata 17,23 cm. Ketiga rancangan tersebut mempunyai
varietas yang sama yaitu Varietas White taki, pada jenis ini cenderung memiliki lebar daun terlebar bila
dibandingkan dengan ke 2 varietas lainnya. Menurut Nur (2017), adanya perbedaann nyata dari lebar daun
disebabkan dalam susunan genetik dari varietas-varietas digunakan menyebabkan terjadi perbedaan dalam
morfologi tanaman sehingga menyebabkan keragaman penampilan tanaman. Adanya perbedaan luas daun
dapat disebabkan interaksi variertas dalam nutrisi tanah, hal ini sesuai dengan pernyataan (Cohyono 2013),
selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat berbagai proses pertumbuhan yang intensitasnya
berbeda-beda, yang berarti bahwa sepanjang pertumbuhannya ada fase dimana tanaman memerlukan unsur
hara secara intensif agar pertumbuhannya berlangsung dengan baik. Sedangkan perbedaan yang nyata dari
pengaruh interaksi varietas dalam nutrisi diduga disebabkan karena setiap varietas mempunyai sifat dan
karakter yang berbeda, dimana karakter diatur dan dikendalikan oleh gen – gen yang berada dalam tubuh
tanaman.
Jika dilihat dari perlakuan yang diberikan pada ketiga rancangan tersebut terlihat bahwa rancangan
factorial 2 faktor dan rancangan tersarang memiliki perlakuan yang sama yaitu P1 (tanpa pupuk), menurut
Setyani et al. (2013), Faktor yang mempengaruhi pertambahan luas daun salah satunya adalah lingkungan.
Faktor lingkungan yang dapat diamati antara lain suplai unsur hara untuk tanaman, suhu, kelembaban,
keasaman tanah, faktor biotik, dan energi radiasi. Cahaya yang redup akan mengakibatkan lambatnya laju
fotosintesis, sehingga dapat menghambat proses pertumbuhan salah satunya adalah penambahan luas daun.
Peningkatan luas daun merupakan upaya tanaman dalam mengefisiensikan penangkapan energi cahaya untuk
fotosintesis secara normal pada kondisi intensitas cahaya rendah.
Hasil pengamatan berat basah dari rancangan factorial 2 faktor terdapat pada P3V3 dengan rata-rata
352,11, sedangkan pada rancangan petak terpisah terdapat pada P4V3 dengan rata-rata 24,41 serta pada
rancangan tersarang terdapat pada P4V3 dengan rata-rata 388,88. Dilihat dari ketiga rancangan tersebut rata-
rata berat basah yang didapatkan pada perlakuan dan varietas yang sama. Pemberian perlakuan NPK + POC
(P4) dapat memberikan hasil yang bagus dan optimal. Menurut Djuhana (2016), penggunaan pupuk
majemuk NPK dapat lebih menghemat tenaga dan waktu yang diperlukan untuk memupuk. NPK merupakan
sumber hara nitrogen, posfor, dan kalium. Selain pupuk anorganik, tanaman perlu diberikan pupuk organik
yang berasal dari jasad renik yang sudah mati, sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dll. yang tercampur dalam
tanah. Fungsinya untuk memperbaiki sifak fisik, kimia dan biologis tanah. Seperti dikatakan Sarwono
(2017), bahan organik selain menambah unsur hara juga memperbaiki struktur tanah, meningkatkan
kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah menahan air. Kelebihan yang lain adalah tidak
menimbulkan efek negatif bagi tanah.
Pemberian perlakuan NPK Mutiara dan POC, merupakan gabungan yang dapat memberikan
kentungan pada tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kurniati (2015) Perlakuan kombinasi dosis
pupuk NPK Mutiara dengan POC NASA memberikan pengaruh terhadap berat basah. Karena Unsur yang
terkandung dalam NPK Mutiara mengandung komposisi nitrogen fosfor dan kalium yang seimbang. Serapan
hara seimbang menyebabkan translokasi assimilat lebih terfokuskan ke arah tajuk, yang terarah kepada
perkembangan akar, yang dibantu dengan POC mampu untuk memperbaiki kegemburan tanah yang
menunjang perkembangan akar. Menurut Purwa (2017), jika perkembangan akar meningkat maka akan
meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap air secara optimal dan membuat pertambahan berat
basah pada tanaman akan meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dari tiga rancangan yaitu rancangan petak terpisah, rancangan factorial
2 faktor dan rancangan tersarang, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian beberapa perlakuan seperti
pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, sedangkan pengaruh pemberian
pupuk NPK yang dikombinasikan dengan POC dapat memberikan berat basah yang baik pada tanaman.
Pertumbuha tanamaman juga sangat dipengaruhi oleh penggunaan varietas suatu tanaman.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih saya ucapkan kepada teman kelompok saya yang telah membantu dalam penyelesaian jurnal
kali ini, terimakasih juga kepada kak asisten yang tak pernah lelah dalam membantu kami dalam mengolah
data sehingga kami dapat menyelesaikan jurnal ini dalam waktu yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, S., Hasiholan, B., Simanjuntak. 2019. Pengaruh Pemberian terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Pakcoy. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol.7 (2): 168-174.

Cahyono. B.2013. Teknik Strategi Budidaya Pakchoy. Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta.

Djuhana. 2016. Pupuk dan Pemupukan. Simplex: Jakarta.

Jumin H.B. 2019. Dasar-Dasar Agronomi. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Kamelia, D. J. 2020. Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy.
Jurnal Bioindutri. Vol. 3 (1): 580-588.

Kurniati. 2015. Pengaruh Kombinasi Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Pakchoy pada Penanaman Model Vertiluker. Jurnal Siliwangi. 1 (1): 41-50.

Lingga, P. 2013. Petunjuk dan Cara Pemupukan. Bathara Karya Aksara: Jakarta.

Maruapey, A. 2017. Pengaruh Jarak Tanam dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Gulma dan
Hasil Jagung Manis. Jurnal Agroteknologi. 6 (3): 123-129.

Nur.2017. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan hasil
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 7 (1): 6-17.

Parinduri. 2019. Respon Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas
Pakcoy. Skripsi. Program Studi Agroteknologi. Universitas Sumatera Utara.
Prestianingsih. 2015. Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi Brasica junsea L akibat pemberian berbagai dosis
pupuk urea. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.

Purwa, 2017. Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia. Jakarta.

Rasmikayanti. 2021. Kajian Sistem Agribisnis Pakcoy Organik. Jurnal Pemikiran Masyarakat. 7 (1): 716-
733.

Sarido, L., Junia. 2017. Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy dengan Pemberian Pupuk Organiik
Cair pada Sistem Hidroponik. Jurnal Agrifor. 16 (1): 65-74.

Sarwono Hardjowigeno. 2017. Ilmu Tanah. PT. Melton Putra: Jakarta.

Sembiring, A. 2019. Pengaruh Dosis Urin Kelinci pada Beberapa Varietas Pakchoy. Fakultas Pertanian, IPB.
Bogor.

Setyani, Y. H., Anwar, S., Slamet. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan Fosfor Hijauan. Jurnal Agriculture. 2
(1): 86-96.

Triono. R., Yulia. A. E., Adiwirmin. 2018. Respon Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Terhadap
Kombinasi Abu Janjang Kelapa Sawit dan Pupuk NPK di Medium Gambut. Jurnal Faperta. 5 (1): 1-
11.

Anda mungkin juga menyukai