Anda di halaman 1dari 36

KARYA TULIS ILMIAH

Manfaat Ampas Teh Sebagai Pupuk Tanaman

DISUSUN OLEH :

NAMA : NITA AULIA

NIS/NISN : 5656/0055802858

KELAS PROGRAM : XII MIA I

PEMBIMBING 1 : ULFATUFFAHATIS.Pd.

PEMBIMBING 2 : EDISON, S.Pd.

SMA DHARMA BHAKTI PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2022-2023


LEMBAR PENGESAHAN

Manfaat Ampas Teh Sebagai Pupuk Tanaman

KARYA ILMIAH REMAJA (KIR)

NITA AULIA

5656/0055802858

XII MIA I

Sma Dharma Bhakti Palembang

Tahun Pelajaran 2022-2023

Disetujui oleh :

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

Ulfa Tuffahati, S.Pd. Edison, S.Pd.

Mengesahkan, Mengetahui,

Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum,

Yulia Andriani, S.E, M.Si. Defri Pratama, S.Pd.

ii
ABSTRAK

Pupuk sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman. Ampas teh dapat


digunakan sebagai pupuk alternatif sebagai penyedia nutrisi di dalam tanah dan
memacu pertumbuhan pada tanaman kacang panjang dan cabai rawit. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ampas teh terhadap pertumbuhan
tanaman kacang panjang dan cabai rawit, serta mengetahui unsur senyawa yang
terdapat pada ampas teh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas teh mampu
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan mempercepat waktu berbunga
pada tanaman kacang panjang dan cabai rawit. Dari hasil analisis nitrogen, ampas
teh mengandung nitrogen paling banyak 2%. Hasil uji fotokimia menunjukkan
sampel ampas teh mengandung senyawa berupa polifenol, flavonoid, kafein, tanin,
protein dan mineral.

iii
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji dan syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul "Manfaat Ampas Teh Sebagai Pupuk Tanaman" tepat pada
waktunya.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester 2 kelas XII dari
ibu Ulfa Tuffahati,S.Pd. pada bidang studi kimia. Selain itu penyusunan karya tulis
ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang pemanfaatan
limbah organik guna mengurangi produksi limbah di masyarakat.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu ulfa Tuffahati,S.Pd. selaku
guru mata pelajaran kimia. Berkas tugas yang diberikan ini dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak ada
kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan pada karya tulis ini. Penulis juga
berharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam karya tulis ini.

Palembang, Maret 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK......................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
1.5. Metode Penelitian................................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................. 4
2.1 Pupuk Organik ....................................................................................................... 4
2.5 Bahaya Pupuk Kimia / Anorganik Terhadap Produksi Tanaman ......................... 17
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................... 19
3.1 Kandungan Senyawa Pada Ampas Teh ............................................................... 19
3.2 Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Tanaman Cabai Rawit ................... 20
3.3 Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Tanaman Kacang Panjang ............. 23
3.4 Ciri-Ciri Pupuk Organik Yang Baik Untuk Tanaman ............................................. 25
3.5 Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Kimia Terhadap Tanaman ........................ 26
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 29
4.2 Saran ................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 30
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................................ 31

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pupuk organik atau yang dikenal sebagai pupuk kompos merupakan pupuk
yang berasal dari proses fermentasi atau penguraian (dekomposisi) pada sisa-sisa
makhluk hidup. Seperti, limbah pertanian, limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan limbah pertanian, dan limbah kota. Pupuk organik dapat diolah
menjadi berbentuk padat maupun cair tergantung jenis limbah yang digunakan.

Indonesia merupakan negara yang menghasilkan limbah yang begitu


banyak seperti limbah pertanian, limbah rumah tangga, contohnya limbah dari teh,
kopi, sayuran dan lain-lain. Selain itu, masyarakat Indonesia juga sering
mengonsumsi teh hampir semua kalangan menyukainya, sehingga limbah dari teh
tersebut dibuang percuma dan jika terlalu banyak maka dapat mencemarkan
lingkungan. Maka dari itu sebaiknya ampas teh dibuat menjadi pupak organik.
Selain ekonomis pupuk organik juga mudah untuk diolah.

Pupuk organik mengandung banyak bahan organik pembentuk unsur hara


yang sangat dibutuhkan pada tanaman. Pupuk jenis ini juga memiliki banyak
manfaat, yaitu menyuburkan tanah dan menggemburkan tanah, sebagai pembenah
tanah yang mampu memperbaiki tanah yang sebelumnya rusak, sehingga kondisi
tanah optimal untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu, pupuk organik juga aman
dan ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam.

Pupuk organik sudah lama di kenal bahkan digunakan oleh para petani
karena pupuk organik dapat dibuat dengan mudah, walaupun membutuhkan waktu
yang cukup lama. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningakatan produksi
pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan
dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan (kloepper, 1993).

Akan tetapi, banyak juga para petani yang ingin praktis dan lebih hemat
dengan menggunakan pupuk buatan. Pupuk buatan juga memberikan dampak

1
negatif pada tumbuhan karena penggunaan pupuk kimia dalam waktu yang lama
akan menyebabkan tanah menjadi mati. Selain itu hasil pertanian yang
menggunakan pupuk kimia juga cenderung tidak aman dikonsumsi, karena
kandungan pada pupuk kimia sangat berbahaya terhadap produk yang dihasilkan
oleh petani

Menjadi tugas para petani untuk terus memberikan motivasi dan membangkitkan
kesadaran para petani lainnya untuk selalu menggunakan bahan-bahan organik
dalam melaksanakan usaha pertanian mereka. Sehingga petani mampu
meningkatkan produktivitas hasil pertanian mereka dan yang paling penting
ramah lingkungan serta produk yang dihasilkan dijamin aman dikonsumi
masyarakat Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa kandungan senyawa yang terdapat di dalam ampas teh?

2) Bagaimana pengaruh pemberian ampas teh terhadap tanaman cabai rawit?

3) Bagaimana pengaruh pemberian ampas teh terhadap tanaman kacang panjang?

4)Bagaimana cara petani memilih kualitas pupuk organik yang baik untuk
tanaman?

5) Mengapa pemberian pupuk kimia terhadap tanaman sangat berbahaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Mengetahui kandungan senyawa yang terdapat di dalam ampas teh

2) Mengolah ampas teh sebagai pupuk organik

3) Menjadikan pupuk organik sebagai solusi pupuk yang baik bagi tanaman

2
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Peneliti


Diharapkan peneliti dapat memberikan ilmu pengetahuan,
pembelajaran, dan memperluas wawasan bagi peneliti supaya bisa
dikembangkan lagi khususnya untuk pembuatan pupuk organik dari bahan
limbah teh.

1.4.2 Bagi Masyarakat


Dapat mengurangi jumlah limbah di lingkungan sekitar dan dapat
meningkatkan hasil guna dari limbah ampas teh (Camelia Sinensis) serta
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan pupuk organik.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Untuk mengembangkan penelitian yang terbaru dan dapat


digunakan sebagai salah satu bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat
melakukan penelitian tentang senyawa yang terdapat dalam ampas teh.

1.4.4 Bagi Institusi Pertanian


Meningkatkan hasil produktivitas hasil pertanian yang ramah
lingkungan dan aman dikonsumsi bagi masyarakat.

1.5. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
study pustaka karena penulis dalam mencari informasi tentang
penelitiannya melalui karya ilmiah dan jurnal-jurnal yang telah melakukan
penelitian sebelumnya yang sudah sah dan diakui kebenarannya.

3
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pupuk Organik

Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik
ataupun anorganik dengan maksud mengganti kehilangan unsur hara dari dalam
tanah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan
lingkungan yang baik (Sutedjo, 1999).

Pupuk merupakan material yang dicampurkan ke tanah atau tajuk tanaman yang
memiliki tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang
paling utama digunakan yakni kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, serta kayu
(Novizan, 2005).

Pupuk merupakan bahan organik yang dicampurkan ke dalam tanah


merupakan pupuk. Pupuk menjadi bahan baik alami maupun buatan yang
ditambahkan pada tanah, supaya kesuburan tanah dapat meningkat. (Hamidah dkk,
2010).

Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk merupakan material
yang di tambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan
hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik
(Dwicaksono, 2013).

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan


unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Tindakan mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan dan pengembalian zat-zat hara
secara buatan diperlukan agar produksi tanaman tetap normal atau meningkat.
Tujuan penambahan zat-zat hara tersebut memungkinkan tercapainya
keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen,
erosi, dan pencucian lainnya (Handiuwito, 2008).

4
Tindakan pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini
disebut pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga
diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur yang ditambahkan hanya yang
dibutuhkan oleh tanaman dan kurang di dalam tanah (Sugiyanta, 2011).

Pemupukan dapat diartikan sebagai pemberian bahan organik maupun non


organik untuk mengganti kehilangan unsur hara di dalam tanah dan untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga produktivitas tanaman
meningkat (Mansyur, Pudjiwati and Murtilaksono, 2021).

Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini


tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai
masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah
kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu,
pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk mengatasi berbagai masalah
tersebut.

2.1.1 Karakteristik Pupuk Organik

Pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman.


Setidaknya ada empat manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur
fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan
meningkatkan aktivitas biologi tanah.

Sumber nutrisi tanaman lengkap. Pupuk organik mengandung berbagai


nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang sifatnya makro maupun mikro.
Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium
(K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah
besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan
Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa
mengandung semua kebutuhan unsur hara tersebut.

Memperbaiki struktur tanah, pupuk organik merupakan material yang


mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung yang solid, namun
disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena sifatnya ini,

5
pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung. Pupuk organik
dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah menjadi lebih solid.
Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan pada tanah liat yang
didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa memberikan pori-pori, sehingga
tanah tersebut menjadi gembur.

Meningkatkan kapasitas tukar kation, dilihat dari sifat kimiawi, pupuk


organik mempunyai kemampuan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kapasitas
tukar kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antar ion-ion
yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kapaitas kation tinggi lebih mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman dibanding tanah dengan kapasitas ion
rendah. Kandungan material organik yang tinggi akan meningkatkan kapasitas
tukar kation tanah.

Meningkatkan daya simpan air, struktur kompos sangat menyerap air


(higroskopis). Air yang datang disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan saat
tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan air ini mempertahankan
kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari
kekeringan.Meningkatkan aktivitas biologi pada tanah, Pupuk kompos
mengandung mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini
akan menambah mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya
yang melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang
biota tanah. Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi
penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.

2.1.2 Jenis-Jenis Pupuk Organik

• Berdasarkan Asalnya

1) Pupuk alam, merupakan pupuk yang tersedia di alam atau dibuat dengan
material alam tanpa proses yang berarti. Contoh pupuk kompos, pupuk
kandang, pupuk guano, pupuk hijau, dan juga pupuk batuan P.

6
2) Pupuk buatan, merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP,
urea, rustika, dan juga nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan
mengubah sumber daya alam melewati proses fisika atau proses kimia.

• Berdasarkan Bahan Bakunya

a. Pupuk hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan


tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam
untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk
hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air
(azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara,
khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.

Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam


tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering,
para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar
kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk diambil
hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan
pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa
menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis
air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan
yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai
pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.

b. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan


seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang
dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang menghasilkan urine dan tidak
menghasilkan urine. Contoh hewan yang menghasilkan urine adalah sapi,
kambing dan kerbau. Hewan yang tidak menghasilkan urine kebanyakan
dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.

7
c. Pupuk kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik
melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai
atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan
makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari
proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob
(melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).

d. Pupuk hayati organik

Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari organisme hidup yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan
nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri Pertanian pupuk hayati
tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah, lihat
penjelasannya dalam pengertian pupuk hayati. Namun dalam penerapannya di
lapangan seringkali dianggap sebagai pupuk organik.

e. Pupuk Guano

Pupuk guano adalah pupuk alami yang merupakan hasil timbunan kotoran
burung pada suatu tempat (di gua) yang berlangsung dalam waktu lama. Pupuk
guano yang murni sudah mempunyai kualitas cukup baik, namun karena
terletak diatas tanahmaka pada waktu pengambilan kotoran tersebut sering
tercampur dengan tanah. Pupuk guano biasanya digolongkan pada pupuk
fosfat alam, karena mempunyai kadar fosfat cukup tinggi.

• Berdasarkan Macam Unsur Haranya

1) Pupuk Makro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah


besar dan harus tersedia. Unsur hara makro akan diserap dalam jumlah yang lebih
besar. Beberapa zat seperti hidrogen, oksigen, nitrogen dan karbon berkontribusi
lebih dari 95% dari seluruh kebutuhan yang tanaman perlukan untuk bertahan

8
hidup. Unsur hara makro yang terkandung berupa nitrogen (N), fosfor (F), kalium
(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S).

2) Pupuk Mikro adalah plant activator (senyawa esensial) yang dibutuhkan


tanaman untuk menyeimbangkan proses metabolisme serta mengaktifkan sekaligus
mengatur senyawa kimia dalam jaringan tanaman. Disebut dengan pupuk mikro
karena kebutuhan tanaman akan unsur mikro memang sangatlah sedikit. Zinc(Z),
tembaga (Co) , kobalt (Cu).

2.1.3 Manfaat Pupuk Organik

Manfaat pupuk yaitu menyediakan unsur hara yang kurang ataupun


tidak tersedia di tanah untuk membantu pertumbuhan tanaman. Menurut
Marsono dan Lingga (2005), tersedia dua manfaat pupuk yakni yang
berhubungan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.

Berkaitan dengan sifat fisik tanah, manfaat pupuk dalam hal ini yaitu
memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk
organik terutama mampu memperbaiki struktur tanah dengan memasok
ruang pada tanah untuk udara dan air. Manfaat lain yaitu mengurangi erosi
pada permukaan tanah, memiliki fungsi sebagai penutup tanah serta
memperkuat struktur tanah di bagian permukaan sehingga tanah tidak
mudah tergerus air. Berkaitan dengan kimia, mnyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk membantu mencegah terjadinya kehilangan
unsur hara seperti N, P, K yang sifatnya sangat mudah hilang karena
penguapan.

Pupuk rganic rganic tidak meninggalkan sisa asam anorganik di


dalam tanah dan mempunyai kadar persenyawaan-C rganic yang tinggi
(Sumekto, 2006). Pupuk rganic kebanyakan tersedia di alam (terjadi
secara alamiah), misalnya kompos, pupuk rganic, pupuk hijau, dan guano
(Yuniwati, 2012).

9
Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau
bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Menurut Marsono dan Lingga (2005), terdapat dua manfaat pupuk yaitu
yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Berkaitan
dengan sifat fisika tanah. Manfaat pupuk dalam hal ini adalah memperbaiki
struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk rganic
terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang
pada tanah untuk udara dan air. Manfaat lain adalah mengurangi erosi pada
permukaan tanah, berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat
struktur tanah di bagian permukaan sehingga tanah tidak mudah tergerus
air. Berkaitan dengan kimia, menyediakan unsur hara yang diperlukan
tanaman untuk membantu mencegah terjadinya kehilangan unsur hara
seperti N, P, K yang sifatnya sangat mudah hilang karena penguapan.

2.2 Ampas Teh

2.2.1 Klasifikasi Teh

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Sub Kelas : Chorripettalae

Ordo : Trantroemiaceae

Famili : Tjeaccae

Genus : Cammellia

Species : Cammellia sinensis

Varietas : Varietas Sinensis dan Varietas Assamica

10
Salah satu komoditas dunia yang di hasilkan Indonesia adalah the. The
menjadi produk minuman yang memiliki banyak manfaat bagi annin an. Jenis
the yang dikenal ada 2 macam, yaituCamelia sinensis var. sinensis dari Cina dan C.
sinensis var. assamica dari India. Zat aktif yang terdapat dalam the antara lain
katekin epigalokatekin galat, annin, teobromin dan teofilin (Ma’roef, 2010).

2.2.2 Manfaat Ampas Teh

Air sisa teh, baik yang berupa teh celup atau teh daun, dapat menjadi sumber
pupuk yang baik bagi tanaman, meskipun tidak dapat di serap langsung. Dalam
penggunaan bekas teh celup sebagai pupuk, maka bungkus teh harus dibuka dan
disebar atau di timbun kedalam pot. Ampas teh tersebut akan menjadi penyedia
hara, melalui proses dekomposisi (Nadya, 2008).

Limbah teh dapat menambah asupan nitrogen, fosfor, dan kalium yang
dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat menyuburkan tanah. Limbah the ini dapat
ditebarkan di taman dan pot sehingga dapat mengeluarkan zat-zatnya secara
pelanpelan. Selain itu Ampas the juga mengandung magnesium, sulfur, dan kalium
yang dapat berguna untuk tanaman.

Ampas teh merupakan salah satu limbah rumah tangga dan limbah padat.
Ampas the juga memiliki kandungan nitrogen yang mudah diserap oleh tanaman
sehingga sangat bagus untuk menyuburkan tanaman. Nitrogen diperlukan untuk
pembentukan dan pertumbuhan bagian egetative tanaman seperti daun, batang,
dan akar (Slamet, 2005). Kandungan yang terdapat didalam ampas the, yang
berfungsi mengusir kehadiran semut pada tanaman dan juga untuk menumbuhkan
tunas yang masih muda (Pambudi, 2008).

Senyawa utama teh adalah katekin, yaitu kerabat anjan yang


terkondensasi yang di sebut polifenol. The juga mengandung alkaloid kafein yang
anjang-sama polifenol akan membentuk rasa menyegarkan. Beberapa vitamin
yang terkandung dalam the adalah vitamin E, vitamin C, vitamin B, dan vitamin A.
Ada juga beberapa mineral yang terkandung dalam the, salah satunya
adalahFlouride (Kustamiati, 2000).

11
Menurut Direktorat Departemen Kesehatan RI tahun 1993, manfaat ampas
the bagi pertumbuhan tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah,
merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, memperbaiki sifat fisik dan kimia
pada tanah. Limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah
lagi. Ampas the ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos. Kandungan
yang terdapat di ampas the selain polyhonel juga terdapat sejumlah vitamin B
kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Ampas the ini biasanya
diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayuran, tanaman hias,
maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas the tersebut
mengandung senyawa-senyawa bermanfaat bagi polifenol, tehofilin, falavonoid,
anjan, vitamin C dan vitamin E serta jumlah mineral lainnya.

2.3 Tanaman Kacang Panjang

2.3.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang

Klasifikasi tanaman kacang anjang menurut menurut (Asripah, 2004)


adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminoceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna Sinensis L.

Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer
di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Masyarakat dunia menyebutnya
dengan nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang
berasal dari India dan Cina Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika.
Plasma nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah

12
Himalaya india, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata)
merupakan asli dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe
merambat berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia
(Zaevie dkk, 2014). Panen kacang panjang dilakukan pada panen muda dengan ciri-
ciri ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam
polong tidak menonjol (Djatmiko dkk. 2015).

Kacang panjang merupakan tanaman sayuran semusim yang banyak


dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia dan merupakan salah satu jenis sayuran
yang dijual sehari-hari. Pendayagunaan kacang panjang sangat beragam, yakni
dihidangkan untuk berbagai masakan mulai dari bentuk mentah sampai masak.
Bagian tanaman kacang panjang yang dapat dikonsumsi adalah bagian daun dan
polong. Polong kacang panjang banyak mengandung vitamin A, B, dan C serta
protein (Rizki dkk, 2015)

2.3.2 Karakteristik Tanaman kacang Panjang

Kacang Panjang adalah tanaman semusim yang tumbuh membelit. Batang


tanaman berukuran Panjang, bertekstur liat, dan sedikit berbulu. Daun tanaman
merupakan daun majemuk yang tersusun atas tiga helai dan berwarna hijau muda
sampai hijau tua. Bunga berbentuk kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang
Panjang.

Kacang panjang adalah tanaman semusim yang tumbuh membeli. Batang


tanaman berukuran panjang, bertekstur liat, dan sedikit berbulu. Daun tanaman
merupakan daun majemuk yang tersusun atas tiga helai dan berwarna hijau muda
sampai hijau tua. Bunga berbentuk kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang
panjang. Warna bunga bervariasi, putih kuning atau biru. Bunga muncul dari ketiak
daun dan setiap tangkai bunga mempunyai tiga sampai lima bunga. Buah kacang
panjang berbentuk polong, bulat, dan ramping dengan ukuran panjang sekitar 10-
80 cm (Samahadi, 2003).

13
2.3.3 Manfaat Tanaman Kacang Panjang

Tanaman kacang anjang (Vigna Sinensis L.) merupakan salah satu


komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi. Kacang anjang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar
maupun diolah menjadi sayur. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang
anjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral.

Biji kacang panjang mengandung karbohidrat (70%), protein (17,3%),


lemak (1,5%), dan air (12,2%). Sehingga komoditi ini juga merupakan sumber
protein nabati. Selain penting sebagai sayuran dan sumber protein nabati, tanaman
ini juga dapat menyuburkan tanah. Pada akar kacang panjang terdapat bintil-bintil
akar yang berisi bakteri Rhizobium sp. yang dapat menghambat nitrogen bebas dari
udara dan merubah ya menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman.

Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi


masyarakat. Kacang panjang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, antara lain
sebagai antikanker, antioksidan, antivirus, antibakteri, gangguan saluran kencing,
meningkatkan fungsi limpa, dan meningkatkan fungsi sel darah (Wijayakusuma,
2006).

2.4 Tanaman Cabai Rawit

2.4.1 Klasifikasi Tanaman Cabai Rawit

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merriliki beberapa nama


daerah antara lain: di daerah jawa menyebutnya dengan lombok japlak,
mengkreng cengis ceplik, atau cempling Dalam bahasa Sunda cabai rawit
disebut cengek Sementara orang-orang di Nias dan Gayo menyebutnya
dengan nama lada limi dan pentek Secara internas onal, cabai rawit dikenal
dengan nama thai pepper (Tjandra 2011). Menurut (Simpson, 2010),
klasifikasi cabai rawit adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

14
Class : Magnoliopsida

Order : Solanales

Family : Solanaceae

Genus : Capsicum

Species : Capsicum frutescens L.

2.4.3 Karakteristik Tanaman Cabai Rawit

Cabai rawit adalah tanaman perdu yang tingginya hanya sekitar 50-135 cm.
Tanaman ini tumbuh tegak lurus ke atas. Akar cabai rawit merupakan akar
tunggang. Akar tanaman ini umumnya berada dekat dengan permukaan tanah dan
melebar sejauh 30-50 cm secara ertical, akar cabai rawit dapat menembus tanah
sampai kedalaman 30-60 cm. Batangnya kaku dan tidak bertrikoma. Daunnya
merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian daun bulat telur memanjang atau
bulat telur bentuk lanset, dengan pangkal runcing dan ujung yang menyempit
(Gambar 1). Letaknya berselingan pada batang dan membentuk pola spiral
(Tjandra, 2011).

Bunga cabai rawit terletak di ujung atau nampak di ketiak, dengan tangkai
tegak (Steenis et al., 2002). Hal ini juga didukung oleh penyataan Tjandra (2011),
yang mengatakan bahwa bunga cabai rawit keluar dari ketiak daun. Warnanya putih
atau putih kehijauan, ada juga yang berwarna ungu. Mahkota bunga berjumlah 4-7
helal dan berbentuk bintang Bunga dapat berupa bunga tunggal atau 2-3 letaknya
berdekatan. Bunga cabai rawit ini bersifat hermaprodit (berkelamin ganda). Buah
buni bulat telur memanjang, buah warnanya merah, rasanya sangat pedas, dengan
ujung yang mengangguk 1,5-2,5 cm. Buah cabai rawit tumbuh tegak mengarah ke
atas Buah yang masih muda berwarna putih kehijauan atau hijau tua. Ketika sudah
tua menjadi hijau kekuningan, jingga atau merah menyala.

15
2.4.4 Manfaat Tanaman Cabai Rawit

Cabai rawit merupakan tanaman yang mempunyai banyak kandungan.


Kandungan kandungan tersebut meliputi kapsa sin, kapsantin, karotenid, alkaloid
resin, dan minyak atsiri. Selain itu, cabai ini juga kaya akan kandungan vitamin A,
B, C (Tjandra, 2011). Zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca),
fosfor (P), besi (Fe), vitamin (salah satunya adalah vitamin C) dan mengadung
senyawa – senyawa alkaloid, seperti kapsaisin, flavonoid, dan minyak eesensial
juga terkandung dalam tanaman ini (Prajnanta (2007) dalam Arifin (2010).

Tanaman cabai rawit tergolong tanaman semusim atau tanaman berumur


pendek yang tumbuh sebagai perdu atau semak (Cahyono, 2003). Batang tanaman
cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap,
berbentuk bulat, halus, dan bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak dan
kuat.

Menurut Setiadi (2006) dalam Arifin (2010) cabai rawit paling banyak
mengandung vitamin A dibandingkan cabai lainnya Cabai rawit segar mengandung
11.050 SI vitamin A, sedangkan cabai rawit kering mengandung. Mengandung
1.000 SI. Sementara itu, cabai hijau segar hanya mengandung 260 vitamin A, cabai
merah segar 470, dan cabai merah kering 576 SI.

Sebagai obat luar, cabai rawit juga dapat digunakan untuk mengobati
penyakit rematik, sakit perut, dan kedinginan. Selain sebagai bahan makanan dan
obat, cabai rawit sering digunakan sebagai tanaman hias disejumlah pekarangan
(Tjandra, 2011). Kapsaisin dikenal memiliki aktivitas anti kanker.

Selain mempunyai banyak kandungan, buah cabai rawit ini juga


mempunyai banyak manfaat terutama sebagai bumbu masakan untuk memberikan
sensasi pedas. Selain itu, buah tanaman ini juga berkhasiat untuk menambah nafsu
makan, menguatkan kembali tangan dan kaki yang lemas, melegakan hidung
tersumbat pada penyakit sinusitis, serta mengobati migrain (sakit kepala sebelah).
Sebagai obat luar, cabai rawit juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit
rematik, sakit perut, dan kedinginan. Selain sebagai bahan makanan dan obat, cabai

16
rawit sering digunakan sebagai tanaman hias disejumlah pekarangan (Tjandra,
2011).

2.5 Bahaya Pupuk Kimia / Anorganik Terhadap Produksi Tanaman


Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat membuat tanah
mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk
meningkatkan kadar asam dalam tanah. Dilansir dari Hunker, asam klorida dan
asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah yang kaya akan mineral.

Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut membuat tanah kehilangan


porositas. Hal ini berarti tanah akan menjadi sangat padat sehingga air akan sulit
masuk, begitu juga dengan sirkulasi udara yang berkurang Pengerasan tanah
memicu pada ketidaksuburan tanah secara keseluruhan. Dalam perjalanan menjadi
kering, pengancuran mineral memicu penipisan mineral serta unsur hara dalam
tanah Hal tersebut membuat tumbuhan akan ketergantungan terhadap pupuk, yang
semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut hidup.

Pemusnahan mikroorganisme, bahan kimia sintetis dalam pupuk kimia


mengubah pH tanah dan membuatnya menjadi asam. Peningkatan keasaman ini
dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Misalnya bakteri
pengikat nitrogen, bakteri pembentuk antibiotik, dan juga berbagai macam jamur.

Pencemaran air, penggunaan pupuk kimia dapat memicu pencemaran air


dan menganggu ekosistem di dalamnya. Dilansir dari Conserve Energy Future,
konsentrasi nitrogen dan nutrisi akan masuk kedalam air dan menyebabkan
eutrofikasi yang memicu alga bloom adalah lonjakan mikroorganisme yang akan
menyebabkan penurunan kadar oksigen juga pelepasan racun. Hal tersebut dapat
membuat hewan air mati dan jika dibiarkan, seluruh perairan akan menjadi zona
mati.

Memicu gangguan kesehatan, konsentrasi nitrogen yang tinggi dari pupuk


kimia akan masuk terus ke dalam tanah hingga batuan akuifer dan mencemari
pasokan air bersih di dalamnya. Selain masuk ke dalam air tanah, nitrogen dapat
terbawa pada tumbuhan atau hewan yang dimakan manusia dan meningbulkan

17
berbagai masalah kesehatan keracunan nitrogen tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan DNA dan berbagai penyakit kronis, salah satunya Alzheimer. Dilansir
dari Amos Institute, konsentrasi cadmium dan aluminium akibat penggunaan pupuk
kimia berperan dalam patofisiologi Alzheimer, yang berarti penggunaan pupuk
kimia memicu penyakit Alzheimer.

18
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kandungan Senyawa Pada Ampas Teh

Limbah ampas teh mengandung serat kasar, selulosa, dan lignin, berbagai
macam mineral seperti karbon rganic, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg)
10%, dan Kalsium 13%. Ampas the mempunyai kandungan protein kasar yang
cukup tinggi yaitu 27,42%. Namun, kendalanya sebagai pakan broiler adalah
kandungan zat anti nutrisi yang cukup tinggi yaitu tannin 1,35% dan serat kasar
23,01%. Proses fermentasi biasanya menghasilkan produk makanan yang
mempunyai nilai gizi lebih baik dibandingkan dengan bahan makanan asalnya. Hal
ini disebabkan mikroba bersifat memecah komponen kompleks menjadi zat-zat
yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna.

Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung dalam tubuh hewan


maupun tumbuhan. Ampas teh memiliki senyawa bioaktif seperti : 1)Polifenol,
bagian yang sangat penting dalam teh, terutama katekin. Pada proses pengolahan
teh hitam, polifenol mengalami oksidasi dan polimerisasi membentuk bisflavanol,
theaflavin, thearubigin dan oligomer lainnya, 2)Flavonoid adalah senyawa fenolik
yang ada di dalam teh yang berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba. Pada
tumbuhan, polifenol ini berfungsi untuk memberikan warna seperti pada daun saat
musim gugur yang berubah jadi kekuningan, 3)Kafein, dapat meningkatkan kualitas
tanah secara bertahap. Kafein mengandung sekitar 2% nitrogen berdasarkan
volume. Ketika terurai, nitrogen langsung ddilepaska, 4)Tanin, senyawa makanan
yang termasuk dalam kategori senyawa polifenol. Senyawa ini terdapat pada
berbagai bagian tumbuhan secara alami, termasuk biji, kacang, daun, kulit batang,
dan buahnya. Senyawa ini dibuat oleh tanaman dengan fungsi sebagai pelindung
diri dari hama, 5)Saponin, memiliki efek sebagai antimikroba, menghambat jamur
dan melindungi tanaman dari serangan sserangga, 6) Protein, fungsi protein dalam
tumbuhan ialah mengawal fototropisma dan menengahkan tindakan pohon pada
kitar cerah-gelap (light-dark cycles). Protein juga terlibat dalam reaksi penjanaan

19
tenaga, struktur intraseluler dan pengangkutan membran, 7) Lemak, lipid memiliki
fungsi bagi tumbuhan-tumbuhan yaitu sebagai sumber energi metabolik dan asam
lemak esensial yang berperan dalam struktur seluler, pemeliharaan dan integritas
biomembran, 8) Serat kasar, bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
bahan kimia atau asam kuat dan basa kuat yang digunakan untuk menentukan kadar
serat yaitu asam sulfat dan natrium hidroksida, 9)Mineral, manfaat mineral bagi
tumbuhan(pohon) adalah untuk membantu proses fotosintesis yang terjadi didalam
daun, air merupakan komponen yang paling utama pada proses fotosintesis
tersebut. Pada proses fotosintesis air dibawa oleh akar untuk menuju ke pada batang
agar disampaikan pada daun.

3.2 Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Tanaman Cabai Rawit

Limbah teh yang digunakan pada penelitian ini berupa ampas. Analisis
kadar nitrogen pada ampas the menggunakan metode kjeldahl sedangkan untuk uji
kandungan senyawa aktif ampas the dilalukan dengan menggunakan uji fotokimia.
Tanaman uji yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman cabai rawit yang
telah dikecambahkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakuan berupa pemupukan dengan menggunakan ampas the yang
terdiri dari konsentrasi 0g ( ontrol), 40g, 0g, 60g dan 70g. Pemupukan dengan
ampas the dilakukan setiap satu minggu sekali. Pengamatan terhadap pertumbuhan
tanaman cabai rawit dilakukan tujuh hari setelah perlakuan awal berikan, dan
selanjutnya pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali. Respon tumbuhan
yang diamati yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun serta waktu munculnya bunga
pada tanaman cabai rawit.

Berdasarkan uji statistik, perlakuan ampas teh berpengaruh sangat nyata


(P<0,01) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan waktu berbunga tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens). Hasil tanaman cabai rawit tertinggi terdapat pada
konsentrasi 70g, dengan tinggi tanaman 137,3 cm, dan jumlah daun tanaman cabai
rawit tertinggi terdapat pada konsentrasi 70g sebanyak 41,9 belai, sedangkan waktu
berbunga terjadi pada bulan ke-4 konsentrasi 70g dengan rata-rata jumlah bunga
4,2.

20
1) Tinggi Tanaman

Pemberian ampas teh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cabai dengan


konsentrasi 40g, 50g, 60g, dan 70g pada ban pertama, ketiga, kelima, dan
ketujuh memberikan pengaruh nyata jika dibandingkan dengan kontrol (0g).
Tinggi tanaman terendah yaitu pada kontrol dengan tinggi tanaman sekitar 85,9
cm dan tertinggi pada konsentrasi 70g sekitar 137,3 cm.

2) Jumlah Daun

Pengaruh perlakuan ampas the terhadap jumlah daun cabai rawit


menunjukkan bahwa jumlah daun terbanyak didapatkan pada konsentrasi 70g,
yaitu sekitar 41,9 dan terendah pada konsentrasi 0g dengan jumlah daun sekitar
23,2. Berdasarkan data yang diperoleh setelah 7 bulan pengamatan terhadap
jumlah daun tanaman cabai rawit. Hasil uji menunjukkan pemberian perlakuan
cabai rawit (P<0,01) sehingga dilanjutkan ke uji Duncan, dimana hasil
menunjukkan antara pemberian konsentrasi ekstrak 40g, 50g, 60g, dan 70g
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan ontrol (0g).

2) Waktu Berbunga

Pengaruh pemberian ampas teh terhadap waktu munculnya bunga pada


tanaman cabai rawit setelah diberi perlakuan dengan konsentrasi 40g, 50g, 60g,
dan 70g menunjukkan hasil, dimana bunga mulai muncul pada bulan ke 4, yaitu
pada konsentrasi 70 g dengan rata-rata jumlah bunga yang muncul 4,2.

Dari hasil analisis tanah, pada ampas teh kandungan nitrogen di tanah tidak
berlebih, yakni hanya mengandung 11,32% sehingga asupan unsur hara
nitrogen pada saat terjadinya fase vegetatif cukup dan menghasilkan
pertumbuhan batang utama yang kuat dan tidak mudah runtuh. Pemberian
ampas teh mampu memperbaiki sifat fisik tanah sehingga semakin
meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. Meningkatnya pertumbuhan akar
akan diikuti oleh peningkatan penyerapan unsur hara yang terdapat di dalam
tanah. Peningkatan serapan unsur hara akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

21
vegetatif tanaman yang ditunjukan dengan meningkatnya tinggi tanaman (Santi,
1992)

Jumlah daun pada tanaman cabai rawit dengan perlakuan ampas the
menunjukkan adanya peningkatan jumlah daun pada masing-masing
konsentrasi yang diberikan. Jumlah daun dipengaruhi oleh ketersediaan hara
nitrogen di dalam tanah. Selain kemampuan ampas the sebagai penyedia unsur
hara nitrogen juga berfungsi sebagai mulsa di dalam tanah. Mulsa yang berasal
dari ampas the mampu tekstur tanah, memperbaiki aerase, meningkatkan
kapasitas tukar kation serta mampu menjaga ketersediaan air di dalam tanah
pada saat proses fotosintesis berlangsung.

Bagi tanaman, salah satunya cabai rawit (Capsicum frutescens), nitrogen


sangat berperan penting didalam fase vegetatif yaitu memacu pertumbuhan
daun. Pertumbuhan daun yang baik pada perlakuan ini juga tidak terlepas dari
karakter tanah yang digunakan yaitu tanah gembur yang memiliki daya tukar
ion yang tinggi sehingga dapat menyimpan unsur hara.

Waktu munculnya bunga pertama ditunjukan pada tanaman cabai rawit


konsentrasi 70g pada bulan keempat dengan rata-rata jumlah bunga 4,2. Hal ini
dikarenakan kandungan nitrogen ampas teh di dalam tanah cukup sehingga
memudahkan tanaman tersebut dalam memasuki fase generatif. Pembentukan
bunga pada tanaman cabai rawit tidak terlepas dari pengaruh unsur hara fosfor
yang berfungsi di dalam merangsang pembungaan pada tanaman cabai rawit,
meski tidak terjadi peningkatan unsur hara fosfor sesudah diberikan perlakuan
ampas teh, namun kandungan fosfor sudah mampu mencukupi ketersediaannya
di dalam fase generatif. Selain itu, menurut Hilman pada tahun 1992, bahwa
pembungaan dapat terjadi jika kadar nitrogen dan karbon di dalam tanah sesuai.
Apabila kandungan nitrogen lebih rendah dibandingkan dengan karbon maka
tanaman akan beralih dari fase vegetatif menuju ke fase generatif, begitu juga
sebaliknya. Pada saat terjadinya pembungaan, nitrogen yang berlebih akan
memperlambat pembentukan bunga karena pengikatan karbohidrat yang
berlebih mengakibatkan pasokan karbohidrat menjadi berkurang dan cadangan

22
makanan yang diperlukan tanaman sebagai proses pembentukan bunga menjadi
terhambat sehingga bunga yang terbentuk sedikit (Hasibuan, 2009).
Pembungaan yang terjadi pada perlakuan ampas teh, tidak terlepas dari kerja
hormon ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Kerja hormon ZPT yaitu hormon auksin
yang berpengaruh langsung didalam proses pembentukan bunga akan berjalan
dengan baik. apabila proses metabolisme didalam tubuh tumbuhan berjalan
dengan lancar, sehingga pemupukan berpengaruh penting didalam kerja
hormon pada fase generatif tanaman dalam pembentukan bunga cabai rawit.

3.3 Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Tanaman Kacang Panjang


Pemberian ampas teh dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dan
memperbaiki tekstur tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan
menjadi lebih baik lagi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian ampas teh
dengan dosis 40 gr (X) pada parameter yang diamati memberikan pengaruh sangat
nyata atau tertinggi sedangkan pada tanaman dengan perlakuan Xs atau tanpa
ampas teh menghasilkan hasil terendah.

Tanaman kacang mmonia membutuhkan unsur Ca P, K, Mo, Co, Mn,


senyawa senyawa nitrat dan mmonia dalam pertumbuhannya Perawatan yang
minimal yang dapat dilakukan seperti penyiraman, pemupukan pengendalian hama
serta penyakit

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen non
faktorial dan desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetok, gelas ukur, beaker
gelas 100 ml, gelas air mineral, botol 1,5 L, pengaduk, saringan, penggaris,
timbangan/neraca analitik ember, alat hitung, cangkul, baki dan oven serta alat
lainnya yang mendukung penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang panjang,
ampas teh, dan air. Pemberian ampas teh sudah dilakukan satu kali dalam seminggu.
Perlakuannya dimulai pada saat pengolahan lahan. Ampas the yang digunakan
adalah ampas teh yang telah di rendam selama 12 jam. Perlakuan dilakukan pada
sore hari.

23
Tanaman kacang panjang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp yang
dapat membentuk bintil akar Rhizobium sp dapat memfiksasi gas N, yang terdapat
dalam tanah mengkonversinya menjadi amonia (NH). Amonia hasil konversi N,
oleh Rhizobium sp kemudian diangkut melalui xilem menuju kedaun untuk
membentuk klorofil Dengan demikian, tanaman kacang panjang yang memiliki
hasil rata-rata jumlah daun tertinggi adalah tanaman yang diberi perlakuan X. Hal
ini disebab Dari hasil penelitian yang dilakukan, tanaman kacang panjang yang
memiliki jumlah daun tertinggi yaitu tanaman kacang panjang dengan perlakuan X
4.

Dari parameter berat jual buah, terlihat bahwa rata-rata berat buah tertinggi terdapat
pada tanaman dengan perlakuan X 4. Dari parameter jumlah buah, terlihat bahwa
rata-rata buah yang terbentuk dari tanaman terbanyak adalah pada tanaman dengan
perlakuan X 4, Dan untuk parameter panjang buah, rata-rata panjang buah kacang
panjang tertinggi adalah tanaman dengan perlakuan X 4 (40 gr ampas teh).

Hal ini disebabkan karena ampas the mengandung unsur hara kalium (K),
dimana fungsi utama unsur kalium adalah untuk membantu pembentukan protein
dan karbohidrat Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar
daun, bunga dan buah tidak mudah gugur (Lingga dan Marsona, 2000). Kalium
membantu pengangkutan gula dari daun kemudian ke buah Memperkuat jaringan
tanaman serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit Dimana jika tanaman
kekurangan Kalium akan menimbulkan kerusakan pada tanaman, seperti daun
mengerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata Kemudian
pada daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat Selanjutnya, daun akan
ongering lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna mutunya jelek, hasilnya rendah,
dan tidak tahan simpan (Hamidah, 2010).

Dengan demikian, tanah yang diberi ampas teh dengan dosis 40 gr (X)
mengandung lebih banyak unsur hara terutama Kaliun (K), yang baik bagi tanaman
agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Sehingga pada perlakuan X.
memberi pengaruh yanng signifikan terhadap hasil tanaman kacang panjang.
Sementara pada tanaman tanpa pemberian ampas teh, terlihat jelas tidak

24
menghasilkan buah yang baik. Hal ini disebabkan oleh tanah pada tanaman tanpa
perlakuan tidak mengandung unsur hara yang baik bagi pembentukan buah.

3.4 Ciri-Ciri Pupuk Organik Yang Baik Untuk Tanaman

Pupuk organik adalah pupuk yang bahannya terdiri dari makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa tanaman dan juga hewan. Pupuk ini dapat berbentuk cair atau
juga padat. Penggunaan pupuk organik di Indonesia saat ini sangat berkembang
pesat. Pasalnya, pupuk organik dianggap lebih baik dibandingkan pupuk kimia
yang memiliki dampak tidak baik terhadap keseimbangan ekosistem lingkungan.
Pupuk organik memiliki banyak keunggulan karena bisa dibuat sendiri dengan
mudah. Namun, tetap harus ada prosedur serta pemeriksaan lanjutan yang teliti
sebelum pupuk bisa diaplikasikan ke tanah atau tanaman.

• Memiliki Aroma Tanah

Proses kekerasan aerobik pada saat pembentukan pupuk organik padat


sangatlah penting. Jika proses dipanaskan terbentuk dengan sempurna, maka
pupuk organik padat yang telah matang akan berbau aroma tanah. Jika pupuk
masih memiliki aroma atau bau seperti kotoran, bisa jadi proses
pengeringannya belum sempurna yang menyebabkan pupuk tersebut belum
matang. Hindari penggunaan pupuk organik yang belum memiliki aroma tanah
karena hanya akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada tanaman
jika diaplikasikan.

• Warna Kehitam-Hitaman

Proses seruan yang sempurna pada pembentukan pupuk organik


padat juga akan menyebabkan warna pupuk menjadi kehitaman. Warna
kehitaman seperti warna humus pada pupuk menandakan bahwa proses
penggorengan sudah selesai dan pupuk sudah benar-benar matang.
Sebaiknya jika pupuk masih berwarna hijau atau kecoklatan, berarti pupuk
tersebut belum matang sempurna. Apabila mengaplikasikan pupuk organik
yang belum matang pada tanaman, akan terjadi proses pembusukan lebih

25
lanjut yang dilakukan oleh mikroorganisme pengurai yang ada di dalam
tanah. Karena, mikroorganisme memerlukan oksigen dan juga nitrogen
untuk proses metabolisme. Hal tersebut akan merugikan bagi tanaman
karena bisa saja mikroba yang membawa oksigen dan nitrogen yang
seharusnya dimanfaatkan oleh tanaman.

• Memiliki Suhu Rendah

Suhu rendah yang cukup stabil meski disimpan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Cara mengetahuinya adalah dengan memasukkan jari
tangan di sela tumpukan karung pupuk. Pupuk organik yang sudah matang
dengan baik akan terasa dingin di tangan.

• Tekstur Tidak Keras dan Mudah Menggumpal

Untuk mengetahui pupuk organik sudah matang atau belum bisa


dilihat dari teksturnya. Pupuk organik yang sudah matang memiliki tekstur
yang tidak terlalu keras sehingga mudah terurai di dalam tanah dalam waktu
yang singkat. Selain itu, ia juga akan mudah digenggam dan menggumpal
dalam kondisi lembab serta mudah terurai.

3.5 Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Kimia Terhadap Tanaman

Berikut dampak negatif penggunaan pupuk kimia baik bagi tanaman


maupun bagi lingkungan, di antaranya:

• Tanah mengeras

Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat membuat


tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini dikarenakan
penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah. Dilansir dari

26
Hunker, asam klorida dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah
tanah yang kaya akan mineral. Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut
membuat tanah kehilangan porositas. Hal ini berarti tanah akan menjadi
sangat padat sehingga air akan sulit masuk, begitu juga dengan sirkulasi
udara yang berkurang. Pengerasan tanah memicu pada ketidaksuburan
tanah secara keseluruhan. Dalam perjalanan menjadi kering, pengancurhan
mineral memicu penipisan mineral serta unsur hara dalam tanah. Hal
tersebut membuat tumbuhan akan ketergantungan terhadap pupuk, yang
semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut
hidup.

• Pemusnahan mikroorganisme.

Bahan kimia sintetis dalam pupuk kimia mengubah pH tanah dan


membuatnya menjadi asam. Peningkatan keasaman ini dapat membunuh
mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Misalnya bakteri pengikat
nitrogen, bakteri pembentuk antibiotik, dan juga berbagai macam jamur.

• Pencemaran air

Penggunaan pupuk kimia dapat memicu pencemaran air dan


menganggu ekosistem di dalamnya. Dilansir dari Conserve Energy Future,
konsentrasi nitrogen dan nutrisi akan masuk ke dalam air dan menyebabkan
eutrofikasi yang memicu alga bloom. Alga bloom adalah lonjakan
mikroorganisme yang akan menyebabkan penurunan kadar oksigen juga
pelepasan racun. Hal tersebut dapat membuat hewan air mati dan jika
dibiarkan, seluruh perairan akan menjadi zona mati.

• Memicu gangguan kesehatan

Konsentrasi nitrogen yang tinggi dari pupuk kimia akan masuk terus
ke dalam tanah hingga batuan akuifer dan mencemari pasokan air bersih di
dalamnya. Selain masuk ke dalam air tanah, nitrogen dapat terbawa pada
tumbuhan atau hewan yang dimakan manusia dan meningbulkan berbagai

27
masalah kesehatan. Keracunan nitrogen tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan DNA dan berbagai penyakit kronis, salah satunya Alzheimer.
Dilansir dari Amos Institute, konsentrasi cadmium dan aluminium akibat
penggunaan pupuk kimia berperan dalam patofisiologi Alzheimer. Yang
berarti penggunaan pupuk kimia memicu penyakit Alzheimer.

28
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari karya tulis saya ini, dapat disimpulkan bahwa ampas teh
dapat dijadikan sebagai pupuk organik pada tanaman. Pengaruh Pemberian ampas
teh terhadap tanaman sangat berpengaruh pada tinggi tanaman, jumlah daun, waktu
berbunga, panjang buah, serta berat jual buah. Karena pada ampas teh mengandung
unsur hara kalium yang dapat membantu pembentukan protein dan karbohidrat
pada tanaman. Selain kalium, pada ampas teh juga juga memiliki kandungan
kandungan senyawa bioaktif seperti polifenol, flavonoid, kafein, tannin, protein,
lemak lipid, serat kasar, bahkan mineral. Sehingga jika menggunakan pupuk dari
ampas teh, selain dapat mengurangi limbah di lingkungan sekitar, ampas teh dapat
membantu pada sektor pertanian yang dapat membuat produk yang dihasilkan
petani menjadi lebih berkualitas.

4.2 Saran
Untuk pemilihan pupuk tanaman disarankan agar petani menggunakan pupuk-
pupuk dari bahan organik dan menghindari penggunaan pupuk kimia atau buatan
agar tidak terjadi perusakan mineral pada tanah sehingga dapat membuat tanah
kehilangan pororitas nya dan produk yang dihasilkan menjadi berbahaya untuk di
konsumsi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Azis. M. (2021, Agustus 25). Cybex Pertanian : Pupuk Organik. Diakses pada
15Januari2023melalui http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/98675/Pupuk-
Organik/

Gultom. A. (2013, September). Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vignan Sinensis L.). Vol. 01
No.02. Hal 43-55. Diakses pada 7 Februari 2023.

Indah. N. (2013, Oktober 23). Balittri : Beberapa Pemanfaatan Limbah dari Industri
Teh. Diakses pada 14 Januari 2023. melalui
http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/183-
beberapa-pemanfaatan-limbah-dari-industri-teh

Mukhlis. (2017, Juli 27). Luwuutarakab : Unsur Hara Makro dan Mikro yang
dibutuhkan oleh Tanaman. Diakses pada 29 Januari 2023 melalui
https://dtphp.luwuutarakab.go.id/berita/3/unsur-hara-makro-dan-mikro-yang-
dibutuhkan-oleh-
tanaman.html#:~:text=Magnesium%20adalah%20aktivator%20yang%20berperan,
diperlukan%20untuk%20memperlancar%20proses%20fotosintesis

Sudiartawan. P. (2015, Maret 1). Pemanfaatan Ampas Teh Sebagai Pupuk Organik
untuk Memacu Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.). Vol.
06 No. 01 Hal 11-15. Diakses pada 7 Februari 2023.

Setyoriani. D. (2021, Juni 24). Cara Mengetahui Pupuk Tanah yang Benar. Diakses
pada 7 Februari 2023.

30
BIOGRAFI PENULIS

Nama : Nita Aulia

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 11 Oktober 2005.

Alamat : Jalan Mayor Zen

Email : nytaulia11@gmail.com

No. HP : 089684346336

Riwayat Pendidikan : 1) SD Negeri 181 Palembang (2011-2017)

2) SMP Negeri 34 Palembang (2017-2020)

3) SMA Dharma Bhakti Palembang (2020-2023)

31

Anda mungkin juga menyukai