Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA

TERHADAP KECEPATAN
PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

Disusun oleh:
Ariq Zaidan Assyakur : 07

Guru Pengampu:
Masruri, S.Pd.

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


KELAS XII MIPA 1
SMA NEGERI 1 MOGA
PEMALANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KECEPATAN
PERTUMBUHAN KACANG HIJAU” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada pelajaran
biologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Masruri,
S.Pd. selaku guru biologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang peneliti
tekuni ini.
Kemudian, peneliti beranggapan bahwa laporan praktikum ini merupakan
karya terbaik yang dapat peneliti persembahkan. Tetapi peneliti menyadari bahwa
tidak tertutup kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhir kata,
semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Pemalang, 20 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

DAFTAR GRAFIK..................................................................................................v

BAB I: Pendahuluan................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Hipotesis.........................................................................................................2

1.4 Variabel Penelitian.........................................................................................2

1.5 Tujuan............................................................................................................2

BAB II: Tinjauan Pustaka........................................................................................4

2.1 Pertumbuhan..................................................................................................4

2.2 Perkembangan...............................................................................................5

2.3 Cahaya...........................................................................................................5

2.4 Fotosintesis....................................................................................................5

2.5 Perkecambahan..............................................................................................6

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan.................................6

2.7 Kacang Hijau.................................................................................................9

BAB III: Metodologi..............................................................................................10

3.1 Alat dan Bahan............................................................................................10

3.2 Langkah Kerja.............................................................................................10

BAB IV: Hasil dan Pembahasan............................................................................11

4.1 Hasil............................................................................................................11

4.2 Pembahasan.................................................................................................12

BAB V: Penutup....................................................................................................14

ii
5.1 Kesimpulan..................................................................................................14

5.2 Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
DAFTAR TABEL
1. Table 4.1......................................................................................................11
2. Table 4.2......................................................................................................11

iv
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 4.1....................................................................................................11

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fase pertumbuhan kecambah biji kacang hijau (Vigna radiata) menjadi
tahap yang tidak boleh diabaikan. Kecambah bukan hanya sebagai tahap
permulaan dalam siklus hidup tanaman, tetapi juga merupakan fondasi
penting yang menentukan kualitas tanaman ketika sudah dewasa.
Salah satu faktor lingkungan yang dikenal berpengaruh pada
pertumbuhan kecambah adalah intensitas cahaya. Cahaya bukan hanya
menjadi sumber energi untuk proses fotosintesis, tetapi juga berperan dalam
mengatur berbagai proses fisiologis dan perkembangan tanaman. Proses
fotosintesis adalah proses vital di mana energi cahaya, karbon dioksida, dan
air digunakan untuk menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa ini menjadi
bahan bakar bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
oksigen dilepaskan sebagai produk sampingan.
Intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman memiliki dampak
signifikan pada tingkat kerja suatu hormon yang ada pada tumbuhan serta
berpengaruh pada produksi glukosa. Intensitas cahaya yang tepat dapat
meningkatkan laju fotosintesis dan produksi glukosa. Namun, intensitas
cahaya yang berlebihan atau kurang dapat menyebabkan gangguan pada
proses fotosintesis dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Penggunaan pengetahuan ini dapat mendukung pengembangan praktik
budi daya yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pertanian yang
berkelanjutan perlu memahami bagaimana menciptakan kondisi optimal
untuk pertumbuhan tanaman, termasuk pengaturan cahaya yang tepat.
Dengan tujuan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai
interaksi antara intensitas cahaya dan pertumbuhan kecambah biji kacang
hijau, maka penelitian yang berfokus pada "PENGARUH INTENSITAS
CAHAYA PADA KECEPATAN PERTUMBUHAN KACANG HIJAU"
dilakukan di SMA Negeri 1 Moga. Metode yang dilakukan pada penelitian ini
berbentuk data yang dihasilkan dari eksperimen, observasi, dan kajian
literatur.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah intesitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan kecambah?
2. Pada tingkat intensitas cahaya berapa kecambah biji kacang hijau
mencapai pertumbuhan yang optimal?
3. Apakah interaksi antara intensitas cahaya berdampak pada pertumbuhan
dan kualitas kecambah biji kacang hijau?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, berikut adalah
beberapa hipotesis yang dapat diuji dalam penelitian "PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN
KACANG HIJAU" biji kacang hijau (Vigna radiata):
1. Hipotesis nol (H0): Tidak ada perbedaan dalam kecepatan
pertumbuhan kecambah biji tanaman kacang hijau antara kelompok
intensitas cahaya tinggi dan rendah.
2. Hipotesis ada (Ha): Terdapat perbedaan dalam kecepatan pertumbuhan
kecambah biji tanaman kacang hijau antara kelompok intensitas
cahaya tinggi dan rendah.
1.4 Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas:
Intensitas cahaya.
2. Variabel Terikat:
Kecepatan pertumbuhan kecambah.
3. Variabel Kontrol:
Suhu lingkungan: dijaga konstan selama percobaan.
Kadar air tanah: dijaga konstan untuk semua kelompok percobaan.
Jenis biji kacang hijau: menggunakan jenis biji yang sama untuk semua
kelompok percobaan.
1.5 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh intensitas cahaya
terhadap kecepatan pertumbuhan kecambah biji kacang hijau (Vigna radiata).
Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

2
1. Menganalisis korelasi antara intensitas cahaya dengan laju
pertumbuhan kecambah biji kacang hijau.
2. Mengidentifikasi intensitas cahaya yang memberikan pertumbuhan
kecambah biji kacang hijau yang optimal.
3. Menganalisis dampak intensitas cahaya terhadap morfologi dan
kualitas kecambah.
4. Menganalisis dampak intensitas cahaya terhadapa fase pertumbuhan
kacang hijau.

3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan meskipun seringkali digunakan secara
bersamaan, akan tetapi memiliki konsep yang berbeda dalam kehidupan suatu
organisme. Pertumbuhan dapat dijelaskan sebagai peningkatan terus-menerus
yang bersifat irrversible dalam ukuran suatu bagian tubuh atau bahkan sel.
Dengan kata lain, pertumbuhan dianggap sebagai sifat dasar yang paling mendasar
dari makhluk hidup. Pertumbuhan juga melibatkan beberapa langkah metabolisme
yang terjadi dengan menggunakan energi dalam tubuh. Sistem ini dapat termasuk
dalam salah satu dari dua jenis, anabolik maupun katabolik. Pertumbahan terbagi
menjadi 2 macam yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer dalam tanaman adalah proses pertumbuhan yang
bergantung pada lokasi meristem. Meristem apikal, yang terletak di ujung
akar dan bagian atas tunas, berperan dalam pembentukan sel-sel yang
memungkinkan tanaman untuk tumbuh secara memanjang. Dengan kata
lain, pertumbuhan primer ini memungkinkan akar untuk merayap ke dalam
tanah dan tunas untuk meningkatkan paparan terhadap sinar matahari serta
penyerapan karbon dioksida [2]. Pertumbuhan pada tumbuhan terbagi
menjadi 3 zona berdasarkan aktivitasnya yaitu:
a) Zona Pembelahan: Biasa disebut juga dengan zona meristematik
yang memiliki arti aktif membelah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
di daerah ini sel-sel pada tumbuhan aktif membelah.
b) Zona Pemanjangan: Memiliki nama lain zona engolisasi. Pada
zona ini sel sel mengalami pemanjangan.
c) Zona Deferensiasi: Pada zona ini sel sel pada tumbuhan
mengalami perubahan struktur dan fungsi sehingga sifatnya
berubah menjadi khusus agar sesuai dengan peran mereka
masing-masing.
2. Pertumbuhan Sekunder

4
Pertumbuhan sekunder terjadi karena proses penebalan secara
bertahap pada akar dan tunas yang sudah terbentuk sebelumnya melalui
pertumbuhan primer. Proses pertumbuhan sekunder ini dihasilkan oleh
aktivitas meristem lateral. Hasil dari pertumbuhan sekunder ini
mengakibatkan peningkatan ukuran dan diameter tanaman. Pertumbuhan
ini dapat diukur melalui penambahan panjang, lebar, atau luas, namun juga
dapat diukur berdasarkan peningkatan volume, massa, atau berat [3].
2.2 Perkembangan
Perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat
kualitatif tidak dapat dinyatakan dengan angka. Selama perkembangan sel sel
mengalami diferensiasi dimana mereka membentuk fungsi–fungsi khusus, proses
ini penting untuk membentuk struktur dan fungsi yang lebih kompleks pada
tumbuhan. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan memiliki konsep yang
berbeda tetapi dua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan yang
terjadi mempengaruhi perkembangan, karena struktur yang lebih besar dan
kompleks memerlukan diferensiasi sel yang tepat. Sebaliknya, perkembangan
yang terjadi juga mempengaruhi pertumbuhan, karena diferensiasi sel yang terjadi
selama perkembangan mempengaruhi bagaimana sel-sel tumbuhan berkembang
dan membelah.
2.3 Cahaya
Cahaya adalah bentuk energi elektromagnetik yang dapat bergerak seperti
gelombang atau partikel kecil yang disebut foton melalui ruang hampa atau benda
seperti udara dan air. Cahaya tampak adalah bagian dari spektrum
elektromagnetik yang bisa dilihat oleh mata manusia, memiliki warna-warna
seperti merah, biru, dan hijau. Cahaya memiliki kemampuan untuk berperilaku
seperti gelombang yang bergetar atau partikel yang bergerak, dan ia juga bisa
berinteraksi dengan materi dengan cara seperti diserap, dipantulkan, atau
dibelokkan.
2.4 Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pembuatan energi yang terjadi saat karbon
dioksida dan air diubah menjadi senyawa organik kaya karbon yang menyimpan
energi, yang dimediasi oleh cahaya. Tujuan utama dari fotosintesis adalah

5
menghasilkan molekul glukosa yang akan berfungsi sebagai sumber energi utama
bagi tanaman. Proses ini juga membantu dalam pembentukan sumber energi
tambahan berupa lemak dan protein melalui konversi glukosa. [1].
Glukosa yang dihasilkan dari fotosintesis menjadi pilar utama penyediaan
energi bagi tanaman, memungkinkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
mereka. Namun, kompleksitas proses ini tidak hanya sekadar pembentukan
glukosa. Molekul glukosa yang dihasilkan juga berperan sebagai bahan dasar
untuk sintesis beragam senyawa biologis, termasuk lemak yang menyimpan
energi dalam bentuk panjang dan protein yang menjadi elemen penting dalam
struktur dan fungsi sel. Dengan kata lain, fotosintesis tidak hanya menciptakan
sumber energi, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembentukan komponen-
komponen penting dalam kehidupan organisme.
2.5 Perkecambahan
Perkecambahan tanaman merupakan tahap awal pertumbuhan dari biji yang
mengarah pada perkembangan individu tanaman yang lebih besar. Proses ini
melibatkan beberapa langkah penting, antara lain penyerapan air atau biasa
disebut imbibisi yang akan memicu aktivasi enzim, pembelahan sel, dan
perkembangan struktur awal seperti akar, batang muda, dan daun awal.
Perkecambahan dimulai ketika kondisi lingkungan yang tepat, seperti
kelembapan, suhu, dan cahaya, mengaktifkan biji yang memicu proses
pertumbuhan.
Setelah berkecambah, biji biasanya bertambah besar dari segi ukuran dan
aktivitas metabolismenya. Pertumbuhan akar akan membantu penyerapan air dan
unsur hara dari dalam tanah, dan pertumbuhan batang muda akan mendorong
pertumbuhan bagian atas tanaman yang akan menyerap cahaya untuk fotosintesis.
Selama proses ini, makanan yang tersimpan di dalam biji juga dapat digunakan
sebagai sumber energi untuk menunjang pertumbuhan awal tanaman.
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan
Pertumbuhan tumbuhan merupakan sebuah proses yang kompleks dan terus-
menerus dipengaruhi oleh beberapa faktor entah itu eksternal maupun internal
yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
1. Faktor Eksternal

6
 Nutrisi
Terbagi menjadi dua yaitu makronutrien, merupakan nutrisi yang
diperlukan dalam jumlah banyak dan mikronutrien, nutrisi yang
diperlukan dalam jumlah relatif lebih sedikit.
 Air
Membantu dalam proses perkecambahan, melarutakan mimeral,
fotosintesis, dan menjaga kelembapan tumbuhan.
 Oksigen
Membantu dalam proses metabolism sel dan penyerapan nutrisi.
 pH
Membantu mempengaruhi kelarutan nutrisi dan mempengaruhi
aktivitas mikroorganisme.
 Kadar Garam
Membantu dalam penyerapan air oleh rambut akar.
 Cahaya
Berperan dalam proses fotoperiodisme dan mengambat pertumbuhan.
 Kelembapan
Menyediakan cukup air untuk perkecambahan biji.
2. Faktor Internal
 Gen
Merupakan substansi pembawa sifat dan mempengaruhi bentuk tubuh,
warna, bunga, dan rasa buah.
 Hormon
1. Auksin
Hormin auksin ini dapat ditemukan pada embrio biji,
meristem tunas apikal dan daun-daun muda.
Auksin berfungsi merangsang pemanjangan batang, pertumbuhan,
diferensiasi, percabangan akar, perkembangan buah, dominansi
apikal, fototropisme dan gravitropisme.[4].
2. Sitokinin
Diproduksi dalam akar dan diangkut ke organ lain.
Sitokinin berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi

7
akar, merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel, merangsang
perkecambahan, dan menunda senses [5].
3. Giberelin
Ditemukan di meristem tunas apikal dan akar, daun muda,
serta embrio. Giberelin berfungsi mempercepat perkecambahan
biji dan kuncup tunas, pemanjangan batang dan pertumbuhan
daun, merangsang pembungaan dan perkembangan buah,
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar [6].
4. Asam Absisat
Ditemukan di daun, batang, akar, dan buah hijau. Asam
absisat berfungsi menghambat pertumbuhan, menutup stomata
selama kekurangan air, dan mempertahankan dormansi biji [7].
5. Gas Etilen
Ditemukan di jaringan buah yang sedang matang, buku
batang, daun dan bunga yang menua. Etilen berfungsi
mempercepat pematangan buah, menghambat beberapa pengaruh
auksin, mempercepat atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangan akar, daun, dan bunga bergantung pada spesies
[8].
6. Asam Traumalin
Hormon asam traumalin, yang juga dikenal sebagai hormon
luka, berperan dalam mengatasi kerusakan pada jaringan tanaman.
Asam traumalin adalah suatu hormon teoritis yang terdiri dari
aktivitas hormon-hormon seperti giberelin, auksin, dan lain.-lain.
Fungsi utama hormon asam traumalin adalah merangsang
pembentukan kambium gabus, yang dipicu oleh hormon
giberelin. Proses selanjutnya melibatkan hormon sitokinin, yang
membantu mengubah kambium gabus menjadi sel-sel baru yang
membentuk kalus, yaitu jaringan penutup luka pada tanaman [9].
7. Kalin

8
Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ
tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan
atas:
a) Kaulokalin: merangsang pembentukan batang.
b) Rhyzokalin: merangsang pembentukan akar. Sekarang telah
diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1
(thiamin).
c) Filokalin: merangsang pembentukan daun.
d) Antokalin: merangsang pembentukan bunga [10].
2.7 Kacang Hijau
Manfaat kacang hijau bagi kesehatan manusia yaitu peluruh air seni, melawan
disentri, melenyapkan biang keringat, menghilangkan bisul, menyuburkan
rambut, menguatkan imunitas tubuh, menyehatkan tulang, menurunkan kolesterol,
melancarkan pencernaan, mengurangi resiko kanker, sumber protein nabati,
mengendalikan berat badan, mengurangi resiko anemia, mencegah tekanan darah
tinggi, menyehatkan otak, keluhan pascamenopause, diabetes, mencegah penyakit
jantung dan bermanfaat bagi ibu hamil dan menyusui [11]. Klasifikasi tumbuhan
kacang hijau sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata

9
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan sejumlah alat dan bahan
yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Berikut
adalah daftar alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian "PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA PADA KECEPATAN PERTUMBUHAN
KECAMBAH" biji kacang hijau (Vigna radiata):
 Alat
Penggaris
Wadah Plastik
Spidol
Sekop
 Bahan
Biji kacang hijau (Vigna radiata)
Tanah
Air
3.2 Langkah Kerja
1. Campuran tanah dan pasir dipersiapkan dalam wadah plastik atau pot kecil
dengan lubang drainase untuk menanam biji kacang hijau.
2. Biji kacang hijau ditanam pada media tanam yang telah disiapkan. Biji
diletakkan pada kedalaman yang sama di setiap pot.
3. Setelah penanaman biji, tanaman disiram dengan air bersih untuk menjaga
kelembaban media tanam.
4. Salah satu kelompok diberi cahaya untuk menciptakan kondisi terang,
sementara kelompok lainnya ditempatkan dalam kondisi gelap.

10
5. Setiap hari, pertumbuhan kecambah diamati dan diukur. Panjang tunas dan
akar diukur dengan penggaris.
6. Morfologi kecambah, seperti bentuk daun dan warna, didokumentasikan
menggunakan kamera smartphone untuk setiap kelompok tanaman.
7. Data pertumbuhan dan morfologi kecambah dari kedua kelompok
dikumpulkan dan dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau ini
dimulai pada tanggal 27 Juli 2023 dan didapatkan data berupa berikut ini:

1. Table 4.1
Data
1 2 3 4 5 6 7 Rata - rata
Tinggi

Intensitas
±1,2 ±1,5 ±2,1 ±7,2 ±12,8 ±25,4 ±26,1 ±10,9
Rendah

Intensitas
±0,7 ±1 ±1,3 ±3,8 ±5,3 ±12 ±12,7 ±5,25
Tinggi

2. Table 4.2
Warna
1 2 3 4 5 6 7
Daun

Intensitas
- - - Kuning Kuning Kuning Kuning
Rendah

Intensitas
- - - Hijau Muda Hijau Muda Hijau Tua Hijau Tua
Tinggi

1. Grafik 4.1

11
4.2 Pembahasan
Gr afi khasil
Table 4.1 menggambarkan Per tum buhan
percobaan mengenai pengaruh intensitas
cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan kacang Intensitas
Intensitas Rendah hijau. Dalam
Tinggi percobaan tersebut,
30
intensitas cahaya diatur dalam dua tingkatan, yaitu rendah dan tinggi, dengan
25
pengukuran dilakukan dalam beberapa pengamatan (1-7). Dari hasil analisis data
20
terlihat adanya perubahan yang cukup mencolok terutama pada intensitas cahaya
15
yang rendah. Rata-rata laju pertumbuhan pada kondisi intensitas cahaya rendah
10
(±10,9) ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas cahaya tinggi
5
(±5,25). Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi intensitas cahaya rendah cenderung
0
lebih mendukung pertumbuhan optimal kacang hijau. Ini dapat terjadi karena
hormon auksin, hormon yang dapat mempercepat proses pertumbuhan bekerja
ketika tidak terkena paparan cahaya.
Dampak intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap warna dari daun
tumbuhan kacang hijau seperti yang tertera pada table 4.2. Pada tumbuhan yang
diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya yang rendah warna daun tumbuhan
cenderung lebih kuning. Perbedaan tersebut dapat terjadi diakibatkan oleh
peristiwa etiolasi yang menyebabkan tumbuhan mengalami klorosis yaitu
tumbuhan mengalami kekurangan klorofil yang memberikan warna hijau pada
daun. Daun yang berwarna hijau menunjukkan adanya penyerapan cahaya yang
baik, sehingga tanaman tidak kekurangan energi dan dapat tumbuh sehat.
Tanaman yang berada di tempat gelap tidak dapat melakukan fotosintesis dengan
baik karena tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup, sehingga tidak ada
energi yang dihasilkan dan tanaman menjadi pucat. Tanaman di tempat gelap
hanya mendapat energi dari kotiledon/endosperm, tetapi terbatas. Jika energi
sudah habis digunakan dan tanaman tetap belum dapat berfotosintesis maka
tanaman akan mati.
Tumbuhan pada masa hidupnya memiliki fase-fase tertentu yaitu dimulai dari
fase lag fase dimana pada fase ini pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung
dengan lambat dikarenakan pembelahan sel pada fase ini lambat. Kemudian ada
fase logaritmik atau fase eksponensial, pada fase ini pertumbuhan berlangsung
sangat cepat. Fase yang terakhir yaitu fase statisioner, pada fase ini pertumbuhan

12
bersifat stabil dan menjadi konstan. Energi yang dihasilkan dari tumbuhan pada
fase ini lebih banyak dialokasikan ke pembentukan dan pematangan buah.
Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada grafik 4.1 di atas. Tumbuhan
yang menerima paparan cahaya berintensitas tinggi dan rendah memiliki rentang
waktu fase yang sama yaitu fase lag pada 1 sampai 3, sedangkan fase lognya
terjadi dari 3 sampai ke-6, dan di akhiri dengan fase statisioner pada 6 dan ke-7.
Hal ini menunjukkan intensitas cahaya tidak mempengaruhi rentang waktu fase
hidup tumbuhan kacang hijau.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan mengenai "PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA PADA KECEPATAN PERTUMBUHAN KACANG
HIJAU", beberapa kesimpulan dapat diambil sebagai berikut:
1. Eksperimen ini mengkonfirmasi adanya korelasi positif antara intensitas
cahaya dan laju pertumbuhan kecambah biji kacang hijau. Kecambah yang
terkena intensitas cahaya yang lebih rendah menunjukkan pertumbuhan
lebih cepat dibandingkan dengan yang berada dalam kondisi intensitas
cahaya tinggi.
2. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa intensitas cahaya yang optimal
bagi pertumbuhan kecambah biji kacang hijau adalah pada tingkat tertentu.
Ada titik di mana peningkatan intensitas cahaya tidak lagi menghasilkan
peningkatan signifikan dalam pertumbuhan kecambah, yang menunjukkan
adanya batasan fisiologis.
3. Variasi intensitas cahaya mempengaruhi morfologi dan kualitas kecambah,
Kecambah yang terkena cahaya memiliki daun yang lebih hijau, sementara
kecambah dalam kondisi gelap cenderung memiliki daun yang berwarna
kuning.
4. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara intensitas
cahaya yang diberikan kepada kacang hijau terhadap fase pertumbuhan
kacang hijau.
5.2 Saran
1. Pastikan semua persiapan telah dilakukan dengan teliti sebelum memulai
eksperimen. Pastikan media tanam, biji kacang hijau, dan peralatan siap
digunakan.
2. Pastikan penempatan pot konsisten untuk kedua kelompok tanaman. Hal
ini akan membantu mengurangi faktor-faktor perbedaan lain yang tidak
diinginkan.

14
3. Saat mengukur panjang tumbuhan, pastikan pengukuran dilakukan dengan
hati-hati dan akurat. Gunakan penggaris dengan skala yang jelas.
4. Saat mendokumentasikan morfologi kecambah, pastikan gambar yang
diambil jelas dan mencerminkan perbedaan antara kelompok intensitas
cahaya.
5. Pastikan penyiraman kecambah dilakukan dengan konsisten dan tidak
berlebihan. Air yang berlebihan dapat mempengaruhi pertumbuhan.
6. Saat menganalisis data pertumbuhan, pastikan semua angka telah
dimasukkan dengan benar. Periksa perhitungan matematis dengan
seksama.
7. Selama eksperimen, catat semua perubahan dan observasi yang dilakukan.
Catatan yang lengkap akan membantu dalam analisis dan interpretasi hasil.
8. Saat membuat perbandingan antara kelompok intensitas cahaya tinggi dan
rendah, pastikan bahwa perbedaan tersebut dapat dengan jelas dilihat dan
dibandingkan.
9. Lakukan pengamatan rutin pada kecambah setiap hari pada waktu yang
sama. Ini akan memberikan gambaran yang lebih baik tentang
perkembangan mereka.
10. Ketika menyusun kesimpulan, pastikan bahwa kesimpulan yang diambil
didukung oleh data dan observasi yang telah dilakukan selama
eksperimen.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. Naomi, Astrid. Saefullah, Asep. 2018. Keefektifan spektrum cahaya
terhadappertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Gravity.
4(2):94-102.
2. Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchell, L.G. 2000.Biologi Edisi kedua
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
3. Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
4. Zhao, Y. 2010. Auxin biosynthesis and its role in plant
development. Annual review of plant biology, 61, 49-64.
5. Kieber, J. J., & Schaller, G. E. 2014. Cytokinins. The arabidopsis
book, 12, e0168. doi:10.1199/tab.0168).
6. Clifford, P. E., Offler, C. E., & Patrick, J. W. 1986. Growth Regulators
Have Rapid Effects on Photosynthate Unloading from Seed Coats of
Phaseolus vulgaris L. Plant physiology, 80(3), 635-7.).
7. Lim, C. W., Baek, W., Jung, J., Kim, J. H., & Lee, S. C. 2015. Function of
ABA in Stomatal Defense against Biotic and Drought
Stresses. International journal of molecular sciences, 16(7), 15251-70.
doi:10.3390/ijms160715251).
8. Janssen, S., Schmitt, K., Blanke, M., Bauersfeld, M. L., Wöllenstein, J., &
Lang, W. 2014. Ethylene detection in fruit supply chains. Philosophical
transactions. Series A, Mathematical, physical, and engineering
sciences, 372(2017), 20130311. doi:10.1098/rsta.2013.0311).
9. Khairuna, 2019. Diktat Fisiologi Tumbuhan. Medan.
10. Purnamasari, A. 2020. Modul Pembelajaran SMA Biologi. Direktorat
SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN: Bandung.
11. Mustakim, M. 2012. Budidaya Kacang Hijau SecaraIntensif.Yogyakarta:
Pustaka Press.

16
17

Anda mungkin juga menyukai