Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

TRANSPORTASI PADA TANAMAN

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan II

yang diampu oleh I Wayan Sumberartha

Disusun oleh :

Kelompok IV/Offering A

1. Dwi Darmayanti ()
2. Gissa Adela P. W ()
3. Ruri Indarti ()
4. Maya Agustin ()

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2016

TUJUAN
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengetahui elemen-elemen yang dibutuhkan oleh suatu tumbuhan


b. Membedakan pengaruh defisiensi suatu elemen terhadap pertumbuhan tanaman

DASAR TEORI

Unsur hara merupakan zat essensial bagi tanaman yang menpengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologis tanaman. Unsur hara juga disebut unsur essensial karena setiap
unsur hara tersebut harus ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsur hara rerdiri atas dua
macam berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsur tersebut, yaitu unsur hara makro dan
unsur hara mikro (Yusuf, 2009).

Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan pertumbuhannya.


Tumbuhan membutuhkan unsur makro dan mikro dalam jumlah tertentu yang bervariasi
tergantung jenis dan tingkat kebutuhan aktivitas nya. Unsur hara mikro seng (Zn) tembaga
(Cu) merupakan unsur hara mikro yang esensial.Tembaga (Cu) berfungsi sebagai aktifator
untuk berbagai enzim, dan berperan dalam pembentukan klorofil. Seng (Zn) penting untuk
metabolisme dalam tomat. Kandungan Pb dalam tumbuhan mempunyai batasan. Apabila
banyak dalam tumbuhan maka akan menganggu pertumbuhan dan bersifat racun (Afrida,
2013).

Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak
yaitu besar dari 500 ppm. Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen
(O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S).
sedangkan unsur hara mikro mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang sedikit atau kurang dari 100 ppm. Unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan
(Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl) (Ardi, 2007). Di samping itu
ada beberapa unsur mikro (logam non esensial) yang merupakan kelompok logam berat yang
tidak mempunyai fungsi biologik bagi tubuh, bahkan sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan keracunan (toksisitas), yaitu Pb, Hg, As, Cd dan Al (logam ringan)
(Mulyaningsih, 2010).

Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman,
maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat
berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada
berbagai organ tanaman.

Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi
petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala
kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis
pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan
pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali. Walaupun kekurangan unsur hara
dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum
dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini
lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.

Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama.
Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan
fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur
hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman
menjadi lebih kompleks.

Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: [1]
fungsi dari unsur hara tersebut dan [2] kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan
dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung
pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman
dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.(Benyamin. 2004)

Nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman termasuk
kedelai, sebab nitrogen penyusun dari semua protein, asam nuklei serta protoplasma secara
keseluruhan (Sarief, 1985). Menurut Harjadi (1997) ketersediaan unsur N pada tanaman
dapat membantu pembentukan klorofil dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Nitrogen sangat diperlukan dalam pembentukan bagian bagian vegetative seperti daun,
batang dan akar. Apabila terlalu banyak akan menghambat pembungaan dan pembuahan
tanaman kedelai (Sarief, 1985).

Apabila tanaman kekurangan unsur hara N maka tanaman akan mengalami kekerdilan,
terbatasnya pertumbuhan akar, serta menguningnya dedauan tanaman yang ada. Menurut
Irawan (2001), tanaman kekurangan unsur hara N dalam pertumbuhan tanaman akan kurus,
tidak segar (warna hijau muda) daun tua berubah kuning, buah tumbuhan kerdil dan
mempercepat waktu pemasakan buah walaupun belum waktunya. Pemberian pupuk nitrogen
pada tanaman kedelai sebagai starter untuk mensuplai kebutuhan nitrogen bagi tanaman
muda sampai terbentuk bintil akar melalui mekanisme simbiosis dengan bakteri Rhizobium
japanicum memfiksasi nitrogen bebas dari udara untuk pertumbuhan tanaman (Suprapto,
1991).

Fosfor (P) merupakan ortho fosfat yang memegang peranan penting dalam
kebanyakan reaksi enzim pada fosforilase. Fosfor merupakan bagian dari inti sel (sangat
penting dalam pembelahan sel) serta perkembangan jaringan meristem. Fosfor dapat
merangsang pertumbuhan perakaran dan tanaman, mempercepat pembungaan, mempercepat
pemasakan biji serta penyusun lemak dan protein (Sarief, 1985).

Unsur hara P dapat mendukung peristiwa pembelahan sel, pembelahan albumin,


merangsang pertumbuhan akar halus dan akar serabut serta merangsang peningkatan kualitas
hasil tanaman dan memperkuat batang tanaman agar tidak mudah roboh. Unsur fosfor
diperlukan tanaman kedelai dalam jumlah banyak. Menurut Suprapto (1991) hara fosfor
diserap oleh tanaman sepanjang masa pertumbuhannya.

Unsur kalium (K) merupakan salah satu unsur utama yang diperlukan tanaman dan
sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman. Kalium sangat peting dalam proses
metabolisme dalam tanaman yaitu sintesis asam amino, karbohidrat dan protein dari ion ion
ammonium. Menurut Russel (1973) dalam Sarief (1985) kalium penting dalam proses
fotosintesis sebab apabila terjadi kekurangan kalium dalam daun maka kecepatan asimilasi
karbondioksida akan menurun. Kalium berperan dalam pembentukan penggerasan bagian
kayu tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan meningkatkan kualitas buah.
Unsur hara K berperan dalam fotosintesis karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan
dan indeks luas daun, dan juga mningkatkan asimilasi CO2 serta meningkatkan translokasi
hasil fotosintesis keluar daun (Hanum,2008). Kalium adalah hara utama dari ketiga unsur
setelah N dan P. Kalium memiliki electron valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+.
Kalium termasuk unsur hara yang mobile dalam tanaman baik dalam sel tanaman, jaringan
tanaman, maupun dalam xylem tanaman dan floem tanaman. Kalium banyak terdapat pada
sitoplasma dan berperan dalam mengatur turgor sel yang berkaitan dengan konsentrasi K
dalam vakuola juga menjadikan tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit serta
kekeringan (Rosmarkam dan Yuwono,2002). Kekurangan K menyebabkan system
translokasi yang lemah, memperlambat pembentukan pati, pembukaan stomata,
perkembangan akar, organisasi sel yang tidak baik dan hilangnya permeabilitas sel (Gardner
et al, 1991). Kelebihan unsur hara K pada tanaman akan menyebabkan timbulnya bintik
nekrotik kecil antara urat daun dengan pucuk dan tepi daun yang terbakar pada daun-daun
yang lebih tua (Gardner et al.1990).

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang


mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena
adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak
akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan
mitosis (Istamar, 2003). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara
faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen
dan hormon yang merangsang pertumbuhan.

Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari
kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat
dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah
total perkembangan tanaman. Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak
tumpang tindih (Champbell, 2002). Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang
mendahului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena
pembesaran sel sel setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor dari


dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah faktor intern dan ekstern (Salisbury dan Cleon, 2002). Faktor dari
dalam (intern) yaitu faktor yang terdapat pada tanaman itu sendiri berupa hormon hormon
dan faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan hidup tumbuhan tersebut. Faktor intern
meliputi zat dan hormon tumbuh yang berperan penting dalam proses perrtumbuhan.
Hormon adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh salah satu bagian tubuh dan kemudian
diangkut ke bagian tubuh yang lain, dimana hormon tersebut akan memicu respon respon di
dalam sel dan jaringan sasaran. Hormon, berpengaruh dalam proses pembelahan sel dan
pemanjangan sel untuk proses pertumbuhan (Yandaru, 2001) . Secara umum hormon
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuh dengan cara ,mempengaruhi
pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Hormon tumbuhan meliputi auksin, sitokinin,
giberelin, asam absisat, dan etilen (Champbell, 2002). Hormon auksin berfungsi pada
pemanjangan dan diferensiasi sel. Hormon sitokinin berfungsi sebagai pertumbuhan,
perkembangan dan pembungaan. Hormon giberalin berfungsi pada pertumbuhan,
pemanjangan dan perkecambahan. Asam absisat berfungsi untuk stomata. Sedang hormon
etilen berfungsi dalam pematangan buah.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu intensitas


cahaya, air, nutrisi, suhu atau kelembaban, dan oksigen. Peran nutrisi adalah sebagai
penunjang pertumbuhan dan perkembangan. Cahaya sangat berpengaruh karena dengan
adanya cahaya dapat melakukan fotosintesis. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan yaitu cahaya (Salisbury dan Cleon, 2002). Oksigen pada pertumbuhan dan
perkembangan merupakan bahan utama untuk respirasi. Air berfungsi untuk perkecambahan
biji dan menjaga kelembaban media (Salisbury dan Cleon, 2002).

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Alat

- Botol 1,5 liter - Kertas Label


- Kapas - Benang Bol
- Labu Takar - Mistar
- Gelas Ukur - Batang pengaduk
- Beaker Glass

Bahan

- Tanaman Percobaan (kecanbah kacang merah)


- FeEDTA
- KNO3
- KH2PO4
- MgSO4.7H2O
- CaCl2
- NaCl
A Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah.
Alat
Botol air mineral 1,5 liter
Kertas karbon
Kapas
Labu takar
Gelas ukur
Batang pengaduk
Beaker glass
Kertas label
Benang bol
Mistar

Bahan
Tanaman percobaan (kecambah kacang merah)
KNO3
MgSO4.7H2O
KH2PO4
CaCl2
NaCl
FeEDTA
Akuades

PROSEDUR

a. Membuat larutan hidroponik


Larutan hidroponik yang dibuat adalah larutan Sach , dengan
komposisi per Liter medium, dengan bahan :

KNO3 = 1,00gr, MgSO4 = 0,50gr , KH2PO4 = 0,50gr, CaCl2 = 0,50gr,


NaCl = 0,25gr, FeEDTA = 0,01gr, Aquades s.d volume 1L

Membuat larutan dengan kandungan elemen

Macam Larutan Defisiensi


garam lengkap
mineral

Disimpan masing-masing larutan yang telah dibuat dalam botol


berwarna gelap yang telah diberi label agar tidak tertukar.
Ditutup botol tersebut dengan baik

b. Menanam tanaman dalam larutan hidroponik

Dikecambahkan biji kacang merah pada kapas basah samapi muncul


daun pertama

Disiapkan 6 botol warna gelap denan volume 150ml. Diisi masing-masing


140ml larutan Sach dari berbagai macam defisiensi mineral dan beri
label yang sesuai

Ditandai batas atas larutan dengan spidol

Diambil 6 tanaman kacang merah dan diukur dan dicatat setiap


tanaman, rata-rata panjang akar , jumlah akar, lebar dan panjang daun ,
Dimasukkan masing-masing
dan jumlah daun, serta catattanaman
warna daunpada larutan
dan Sach
keadaan ya.dalam berbagai
Dimasukkan
macam
data pada defiensi mineral
tabel data. dan diganjal
Diusahakan tanaman dengan
pilih tanaman kapas yyang
dengan ukuran ang
berguna relatif
sebagai penutup botol.
sama

Diletakkan botol pada tempat yang cukup mendapat sinar. Amati


pertumbuhan tanaman setiap 2 hari sekali selama 3 minggu dan dicatat
data yang diperoleh

Apabila jumlah larutan dalam botol berkurang, ditambah dengan


aquades sampai batas tanda spidol yang telah dibuat. Diganti larutan
Sach setiap 10 hari.
DATA

ANALISIS DATA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Larutan hidroponik yang dibuat adalah larutan Sach , dengan


komposisi per Liter medium

Anda mungkin juga menyukai