Kita tahu bahwa fenotip dari jagung berbeda dengan fenotip pohon oak. Setiap manusia,
tidak termasuk orang kembar juga dapat dibedakan. Perbedaan fenotip ini merupakan hasil dari
gen yang berbeda dan ale dari genome organisme atau individual yang bervariasi.
Contoh lebih kecilnya lagi setiap organ seperti ginjal, paru-paru, tulang, darah, rambut
memiliki perbedaan fenotip pada tiap selnya. Beberapa ada yang pendek dan gendut, ada yang
panjang dan kurus, dll. Belum diketahui apakah semua sel tersebut mengandung set gen yang
sama. Namun dapat dipastikan berasal dari satu jenis sel, dari zigot yang mengalami
pembelahan miosis.
Pada perkembangna stu sel zigot dapat berdefeensiasi menjadi bermacam-macam sel
yang berbeda tipe dan fungsi, contoh sel darah merah yang bisa membuat hemoglobin, serta
sel saraf yang dapat menghasilkan neurotransmitter. Mekanisme terjadinya diferensiasi hadir
pada suatu ekspresi gen, yakni pada proses transkripsi dan proses pembuatan RNA, dimana
disebabkan oleh regulasi ekspresi gen dari pada perubahan composisi genom.
Contoh Klasik Dari Perkembangan Regulasi Ekspresi Gen
Contoh klasik dari perkembangan adalah transkripsi pada kromosom lampbrush pada
oosit ampibi. Sebagian transkrip gen dan atau produk gen lainnya terletak pada area khusus
pada sitoplasma telur selama oogenesis. Ini membuktikan bahwa sitoplasma menetukan
perkembangan telur. Selain itu, contoh lainnya adalah pengerasan gen rRNA pada oosit ampibi.
Ketika banyak protein yang dibutuhkan, pengerasan dapat terjadi pada tingkat translasi. Setiap
molekul mRNA dapat ditranslasikan berkali-kali.
Populasi Transkrip Gen Adalah Divergen Pada Tipe Sel Yang Berbeda
Set yang berbeda ditranskrib dan tanskrip yang berbeda itu diproses menuju mRNA
pada sel yang terdiferensiasi. Biasanya, beberepa gen yang sama dan beberapa gen yang tidak
sama ditranskrip pada jaringan yang berbeda. Ini dapat dibuktikan melalui eksperimen
hibridisasi. Eksperimen ini membuktikan bahwa sekuen RNA berada pada populasi RNA dari
jaringan yang berbeda sebanyak 10-100 persen.
Komunikasi interseluler sangat penting pada fenomena tumbuhan tingkat tinggi dan
hewan. Ada sinyal yang muncul dari berbagai kelenjar maupun dari beberapa sel sekretori.
Hormon peptida seperti insulin dan hormon steroid seperti estrogen dan progesteron mewakili
2 tipe sistem sinyal menggunakan komunikasi interseluler. Hormon steroid disisi lain adalah
molekul yang kecil dengan mudah dapat memasuki sel melalui membran plasma, begitu berada
dalam sel sesui maka hormon steroid menjadi sangat terikat pada protein reseptor yang spesifik.
Mamalia menghasilkan sejumlah besar steroid dalam sel yang berbeda dari berbagai
jaringan. Meskipun mekanisme yang paling banyak untuk hormon steroid masih belum
diketahui, hormon steroid spesifik seperti glukokortikoid (misalnya kortisol) dan estrogen
(misalnya B-estradiol) telah ditunjukkan pada gen target spesifik oleh protein antara yang
dimediasi interaksi dengan urutan peraturan cis-acting.
Seperti yang telah diketahui pada bagian sebelumnya bahwa regulasi transkripsi
memiliki peranan penting dalam mengontrol perkembangan pada organisme eukariot. Hal ini
tidak berarti bahwa cara regulasi lain tidak penting. Proses regulasi transkripsi terjadi pada
banyak sistem dan terjadi dengan beberapa mekanisme. Regulasi terjadi dengan merubah
stabilitas transkripsi, diferensiasi transpot ke sitoplasma, dan dengan diferensiasi translasi dari
proses transkripsi (Gardner,1991). Gen dengan intron yang banyak dapat memberi masalah
yang rumit pada mesin splicing. Intron-intron tersebut dapat dihapus secara terpisah maupun
kombinasi, bergantung pada interaksi mesin splicing dengan RNA. Jika dua intron berturut-
turut dihapus bersamaan, ekson yang terletak diantara intron-intron tersebut juga akan terhapus.
Sejumlah contoh dari splicing alternatif telah diketahui. Salah satunya adalah transkripsi dari
antena Drosophila yang diketahui mengalami splicing alternatif pada fase embrio dan pupa.
Contoh lain dari splicing alternatif terjadi pada kasus gen tropomiosin
dari Drosophiladan hewan verterbrata. Tropomiosin adalah protein yang menengahi interaksi
antara aktin dan troponin dan membantu regulasi kontraksi otot. Pada jaringan yang berbeda,
otot maupun nonotot, dicirikan dengan kehadiran isoform tropomiosin yang berbeda. Hal ini
dapat diartikan bahwa banyak isoform diproduksi dari gen yang sama oleh splicing alternatif
(Gardner,1991).
Contoh lain dari splicing alternatif tejadi selama ekspresi gen troponin T, yaitu suatu
protein yang ditemukan pada otot skeletal dari vertebrata. Ukuran dari protein ini antara 150-
250 asam amino. Pada tikus, gen troponin T terdiri dari 18 exon yang berbeda. Transkripsi
pada gen ini displicing dengan cara yang berbeda untuk menghasilkan sejumlah mRNA. Ketika
ditranslasi banyak polipeptida troponin T yang dihasilkan. Semua polipeptida membagi asam
amino dari ekson 1-3, 9-15, dan 18. Daerah yang tidak dikodekan (4-8) oleh ekson mungkin di
berikan atau dihilangkan, bergantung kepada pola splicing dan juga pada banyaknya
kombinasi. Susunan mRNA dimediasi oleh spliceosomes (organel inti) (Snustad, 2012).
1. Intron dihapus dari pre-mRNA inti dari eukariot tingkat tinggi oleh sebuah sistem yang
hanya mengenal urutan konsensus pada batas intron-ekson dan dalam intron. Reaksi ini
memerlukan sejumlah alat splicing (spliceosome).
2. RNAs tertentu memiliki kemampuan untuk menghilangan intron mereka.
3. Penghapusan intron dari prekursor inti tRNA yeast melibatkan
kegiatan enzimatik yang menangani substrat dengan cara yang mirip dengan enzim
pemrosesan tRNA yang memiliki fitur penting yang sesuai dengan prekursor tRNA.
Saat ini kita belum dapat mengetahui bagaimana pentingnya penggunaan alternatif splicing
yang bisa merubah keseluruhan ekspresi gen. Yang dapat diketahui hanyalah contoh-
contoh baru dari penggunaan alternatif splicing transkipsi yang ditemukan hampir setiap
hari. Jelasnya, regulasi ekspresi gen oleh control jalan alternatif splicing memiliki
mekanisme yang signifikan dalam regulasi pada eukariot tingkat tinggi (Gardner,1991).
Menurut R.J. Britten dan E.H Davidson regulasiekspresi gen pada eukaryote melibatkan
banyak gen. Menurut model tersebut sensor gen memilki binding site yang bersifat spesifik
pada satu signal. Ketika suatu sensor gen menerima signal, maka sensor gen
akanberinteraksidengan integrator gen menghasilkan activator RNA yang akan berinteraksi
dengan sequence khusus pada reseptor gen yang dapat memicu transkripsi yang dekat dengan
producer gen.
Model menggunakan lebih dari 1 integrator gen
Pembentukan RNAd pada model 2 Davidson dan Britten adalah di mulai dari gen
struktural yang terletak di constitutive transcription units yang akan di transkripsikan pada
level basal pada semua sel. Namun transkripsi ini hanya akan di proses pada sel. Transkripsi
konstritutif ini hanya di proses pada sel yang mengandung intergrating regulatory
transcript.Pada akhirnya akan di transkripsikan sel dengan yang spesifik dan harus ada sebelum
hasil transkripsi konstitutif dari gen struktural tersebutdapat di proses menjadi RNAd.
Intergrating regulatory transcript mengandung sekuen repetitif yang berinteraksi dengan hasil
transkripsi gen struktural yang berbeda seperti gen intergrator repetitif yang berinteraksi
dengan gen-gen reseptor yang berbeda pada model Davidson-Britten yang asli.