Anda di halaman 1dari 7

Kenali Unsur-unsur Hara MAKRO yang

Dibutuhkan Tanaman

Widodo Dripp / Rabu,21 Agustus 2019

Untuk bisa hidup, tumbuh dan berproduksi, tanaman juga membutuhkan “makanan”
seperti halnya manusia dan binatang. Namun berbeda dengan manusia dan binatang
yang mengambil sari-sari makanan dari mahluk hidup lain, tanaman mengambil
makanan dalam bentuk unsur-unsur sederhana yang disebut hara. Unsur-unsur hara
itu bisa diperoleh secara alami dari lingkungan bebas (udara, tanah dan air), maupun
diberikan secara sengaja oleh manusia. Unsur hara yang diberikan secara sengaja
oleh manusia (petani) itulah yang disebut pupuk.

Berdasar jumlah yang dibutuhkan dan asal sumbernya unsur hara dibedakan menjadi
:

1. Unsur hara makro

Dibutuhkan dalam jumlah besar sebagai material pembangun fisik tanaman dan zat-
zat organik untuk pertumbuhan. Hara makro dibedakan menjadi 2 :

a. unsur hara makro bebasyaitu yang sumbernya tersedia tak terbatas di alam


diantaranya karbon (C), oksigen (O) dan hidrogen (H)
b. unsur hara makro terbatasyang ketersediaannya terbatas dan sering diperlukan
penambahan melalui pupuk. Terdiri dari makro primer diantaranya nitrogen (N),
fosfat (P), kalium (K) dan makro sekunder yaitu kalsium (Ca), magnesium (Mg)
dan belerang / sulfur (S).

Pembahasan mengenai unsur-unsur makro akan kita bahas terlebih dulu di halaman
ini.

2 Unsur hara mikro


2.  Unsur hara mikro

Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, ketersediaannya seringkali terbatas dan perlu


ditambahkan melalui pemupukan. Pembahasan lengkap mengenai unsur-unsur mikro
ada di halaman berikut ini >>

Unsur Hara Makro Bebas

1. Karbon (C)
Jika kita membakar tanaman maka akan menyisakan seonggok arang berwarna
hitam.  Arang itulah wujud dari sebagian besar residu unsur karbon (C) yang diserap
oleh tanaman semasa siklus hidupnya.  Ketika tanaman hidup dan tumbuh, mereka
menyerap unsur C dalam bentuk gas CO2 (karbon dioksida) yang tersedia melimpah
dan gratis dari udara. Proses penyerapan karbon ini dikenal dengan fotosintesis.
Selain dari fotosintesis sebagian kecil unsur karbon juga diperoleh dari pupuk organik.
Unsur karbon ini rata-rata ditemukan 45 % dari bobot kering tanaman.

a. Fungsi fisiologis :
Merupakan komponen utama pembentuk seluruh zat organik seperti
karbohidrat, protein, minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin,
hormon dan lain-lain.
b. Pengaruh pada tanaman :
Terbentuknya figur fisik tanaman berikut jaringan dan organ-organ serta
senyawa-senyawa organik.

2. Oksigen (O)
Selain karbon tanaman juga menyerap unsur oksigen atau O2 dalam jumlah besar
dari udara bebas. Prosesnya disebut respirasi dan berlangsung pada malam hari di
saat gelap. Dalam tubuh tanaman ditemukan unsur oksigen rata-rata sejumlah 45 %
dari bobot kering tanaman.

a. Fungsi fisiologis :
Bersama unsur C, unsur O membentuk seluruh zat organik seperti
karbohidrat, protein, minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin,
hormon dan lain-lain.
b. Pengaruh pada tanaman :
Terbentuknya figur fisik tanaman berikut jaringan dan organ-organ serta
senyawa-senyawa organik.

3. Hidrogen (H)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk H2O (air), atau persenyawaan H dengan unsur
lain sebagai ionH + , OH - . Rata-rata ditemukan 6 % dari bobot kering tanaman.

a. Fungsi fisiologis :
Bersama dengan C dan O membentuk zat-zat organic yang membentuk
massa tubuh tanaman.
Membentuk seluruh senyawa organic seperti karbohidrat, protein, minyak,
lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin, hormon dan lain-lain.
b. Pengaruh pada tanaman :
Terbentuknya jaringan dan organ-organ tanaman serta senyawa-senyawa
organik
c. Sumbernya dari molekul air atau H2O dan dari senyawa-senyawa asam.

Unsur Hara Makro Terbatas Primer

4.  Nitrogen (N)


Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk Amonium (NH4+) pada kondisi alkalin, dan
nitrat (NO3-) dalam kondisi asam, berupa gas N2 melalui fiksasi oleh simbiosis
dengan bakteri. Rata-rata ditemukan 1,5 % dari bobot kering tanaman. Unsur N
bersifat mudah bergerak (mobile) di dalam tubuh tanaman maupun di tanah.

a. Fungsi fisiologis :
Merupakan komponen protein dan zat-zat organik lain.
Membentuk zat hijau daun (klorofil).
Merupakan unsure pokok untuk pertumbuhan terutama tunas dan daun.
b. Pengaruh pada tanaman :
Mempercepat pertumbuhan, merangsang organ-organ vegetatif, menjaga
daun tetap hijau dan segar.
c. Sumbernya dari Pupuk urea , ZA, KNO3 , ammonium fosfat, pupuk NPK.
Sebagian dari air hujan asam yang mengandung nitrat.
d. Gejala defisiensi diantaranya daun mulai dari bawah menguning, tulang daun
pucat, pertumbuhan lambat atau kerdil, buah cepat masak dan menua sebelum
waktunya, kerontokan bunga dan buah, pada tahap lanjut daun mulai
mengering mulai dari daun-daun tua.
e. Dampak kelebihan menyebabkan tanaman terlalu vigor, metabolisme karbon
fungsi fosfat terhambat sehingga pembentukan karbohidrat tidak optimal.
Disamping itu menyebabkan kalium tidak terserap pada tanaman. Akibat dari
semua itu tanaman tidak mau berbunga atau berbuah. Selain itu rendahnya
kadar karbohidrat dan minimnya kalium menyebabkan tanaman menjadi rengas
sehingga mudah terserang hama dan penyakit.

5. Fosfor (P)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk HPO4 2- , H2PO 4 –. Rata-rata ditemukan 0,2 %
dari bobot kering tanaman dan pergerakannya di tubuh tanaman rendah, dan di tanah
tidak mobile.

a. Fungsi fisiologis :
Penyedia energi dalam bentuk Adenosin Triphosphat untuk seluruh proses
metabolisme tanaman.
b. Pengaruh pada tanaman
Merangsang pembentukan serabut akar, cabang dan bunga.
Mempercepat pematangan buah.
Menyempurnakan proses fotosintesis.
Daun lebih hijau gelap
c. Sumbernya dari pupuk SP-36, TSP, DAP, MKP, ammonium fosfat,  MORDENFOL 
(dilengkapi Mg untuk aplikasi daun).
d. Gejala kekurangan :
Serabut akar sedikit dan pendek-pendek.
Cabang dan bunga sedikit.
Buah terlambat matang atau mudah rontok.
Warna ungu atau kemerahan daun tanaman
e. Gejala kelebihan :
Perakaran terlalu lebat sehingga pertumbuhan tunas daun terhambat
Buah menjadi matang sebelum waktunya. Menyebabkan defisiensi Zn

Keterangan : Unsur P diperlukan secara cukup pada saat awal pertumbuhan untuk


membentuk perakaran dan dibutuhkan lebih banyak pada saat menjelang
pembentukan bunga. Jika terjadi defisiensi P sewaktu-waktu dapat dilakukan
penyemprotan  MORDENFOL  melalui daun.

6. Kalium / Potassium (K)


Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion K+. Rata-rata ditemukan 1 % dari bobot
kering tanaman. Bersifat sangat mobile dalam tubuh tanaman namun sedikit mobile
di tanah.

a. Fungsi fisiologis :
Mengatur berbagai proses fisiologis tanaman diantaranya mengatur
kandungan air pada sel dan jaringan, membuka dan menutup stomata,
mengatur penimbunan karbohidrat pada buah.
Berperan dalam pengangkutan ion hara ke seluruh jaringan tanaman.
b. Pengaruh pada tanaman
Meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit.
Meningkatkan bobot dan kualitas biji, buah, dan umbi.
c. Sumbernya dari pupuk KCl,  ZK, KNO3 ,  MKP / monokalium phospat,  KALINET 
(dilengkapi boron untuk aplikasi daun)
d. Gejala defisiensi :
Buah, biji atau umbi berukuran kecil.
Tanaman mudah terserang penyakit dan mudah rebah
Daun tua berwarna gelap dan muncul bercak nekrosis yang semakin
meluas.
Seringkali bentuk daun berubah berkerut.
e. Dampak kelebihan :
Organ-organ tanaman mengeras dan kaku sehingga pertumbuhan
lambat.
Tanaman keracunan dan mati.

Keterangan : Unsur K diperlukan terbanyak pada saat tanaman berbuah (fase


generatif) karena pada fase ini terjadi pembentukan protein dan karbohidrat besar-
besaran. Peran unsure K disini menyalurkan kelebihan karbohidrat dan protein ke
dalam jaringan penimbunan berupa buah, bulir, atau umbi. Jika terjadi defisiensi K
sewaktu-waktu bisa dilakukan aplikasi insidentil dengan penyemprotan  KALINET .

Unsur Hara Makro Terbatas Sekunder / Messo

7. Kalsium (Ca)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Ca2+. Rata-rata ditemukan 0,5 % dari bobot
kering tanaman. Bersifat tidak mobile dalam tubuh tanaman, sedikit mobile di tanah.

a. Fungsi fisiologis :
Sebagai bahan utama pembentuk dinding sel.
Semakin banyak kalsium maka dinding-dinding sel juga semakin keras,
sehingga tanaman kokoh, tidak mudah rontok, dan lebih sulit ditembus
oleh  gigitan hama dan spora jamur maupun virus. 
Menunjang pertumbuhan bulu-bulu akar.
Mengoptimalkan penyerapan nitrogen
b. Pengaruh pada tanaman :
Tanaman kokoh, tidak mudah rontok, dan lebih sulit ditembus oleh  gigitan
hama dan spora jamur maupun virus.
Meningkatkan kualitas biji, buah, dan umbi.
Mencegah busuk pantat buah (blossom end rot) dan rebah semai.
Meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit.
Meningkatkan bobot dan kualitas biji, buah, dan umbi.
c. Sumbernya dari Kapur pertanian atau dolomit, kalsium karbonat, kalsium
amonium nitrat (CAN),  CAL-HA  (plus humat dan hatra mikro kationik)
atau  CALBOVIT .
d. Gejala defisiensi :
Daun, bunga dan buah mudah rontok.
Tanaman menjadi lembek dan  mudah terserang penyakit terutama jamur.
Pucuk tanaman dan ujung akar mengalami kematian.
Terjadinya busuk pantat buah (blossom end rot) maupun rebah semai.
e. Dampak kelebihan :
Beberapa bagian tubuh tanaman terutama batang dan daun mengeras
dan kaku.
Pertumbuhan menjadi lambat karena sel-sel tidak elastis.

Keterangan : Kalsium yang diberikan lewat pemberian dolomit pada tanah juga


berguna untuk menetralkan pH tanah yang asam.

8. Magnesium (Mg)
Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Mg2+. Ditemukan sebanyak 0,2 % dari
bobot kering tanaman. Sedikit mobile dalam tubuh tanaman, tidak mobile di tanah.

a. Fungsi fisiologis :
a. Fungsi fisiologis :
Bahan baku penyusun zat hijau daun (klorofil).
Menunjang penyerapan dan transportasi fosfor dalam tubuh tanaman.
Aktivator beberapa enzim
Sebagai komponen enzim Organic pyrophosphatse dan Carboxy
peptisida.
b. Pengaruh pada tanaman :
Meningkatnya kadar klorofil, proses fotosintesa lebih optimal.
Pemanfaatan hara fosfor lebih maksimal.
Menunjang pembentukan biji-bijian, minyak dan buah..
c. Sumbernya dari kapur pertanian atau dolomit, Magnesium
sulfat,  MORDENFOL  (pupuk daun)
d. Gejala defisiensi :
Klorosis pada daun mulai dari tepi lama-lama merata, sedangkan tulang
daun masih hijau.
Pada beberapa tanaman tepian daun menggulung ke bawah atau ke atas.
e. Dampak kelebihan :
Tidak ada gejala spesifik karena kelebihan magnesium.
Gejala plasmolisis bisa terjadi jika Mg diberikan dalam bentuk garam
kristal melebihi dosis.
Pada kejadian tertentu menyebabkan hambatan terhadap penyerapan
kation lain seperti K dan Ca namun kurang signifikan.

Keterangan : Langkah antisipasi untuk mencukupi Mg, sebaiknya diberikan sebagai


dolomit saat olah tanah. Langkah insidentil jika terjadi defisiensi dilakukan dengan
pengocoran magnesium sulfat  atau melalui penyemprotan daun
dengan  MORDENFOL  yang juga mengandung hara fosfor.

9. Belerang / Sulfur (S)


Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion SO4-. Rerata ditemukan 0,1 % dari bobot
kering tanaman. Bersifat mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.

a. Fungsi fisiologis :
Sebagai salah satu komponen penyusun protein (sistin, methionin,
thiamin) dan vitamin-vitamin.
Sebagai komponen pembentuk lemak dan minyak.
Menunjang pembentukan zat gula atau karbohidrat.
b. Pengaruh pada tanaman :
Merangsang pembentukan anakan pada tanaman padi dan bawang
merah.
Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpanan,
memperbesar umbi bawang merah dan bawang putih. 
Melenturkan batang, cabang, dan tulang daun yang terlalu kaku agar tidak
mudah pecah / patah.
Meningkatkan fleksibilitas ujung akar dan tunas-tunas dalam
pertumbuhannya.
S b d i k ZA ZK b b l l id i h h lk i
c. Sumbernya dari pupuk ZA, ZK, sumber belerang alami dari tanah-tanah vulkanis
dan sisa-sisa pelapukan tanaman.
d. Gejala defisiensi :
Daun muda terutama pada bagian urat daun berwarna hijau muda.
Pada tanaman bawang merah dan padi jumlah anakan sedikit.
Batang, cabang dan tulang-tulang daun kaku.
Pucuk tunas lambat berkembang, akar mengalami kesulitan berkembang
memanjang.
Pada tanaman buah yang berasa manis dan umbi kentang menyebabkan
cracking (pecah)
Pada tanaman yang menghasilkan protein dan minyak akan mengalami
penurunan hasil panen.
e. Dampak kelebihan :
Mengikat Ca sehingga menjadi unsur yang lambat tersedia.
Pemberian berlebihan pada tanah akan menyebabkan kemasaman tanah.

Keterangan : Pupuk yang mengandung garam sulfat (ZA, ZK) tidak bisa dicampurkan
dengan pupuk yang mengandung kalsium karena akan menimbulkan reaksi
pembentukan tak larut dan ketersediaanya menjadi sangat lambat.

Anda mungkin juga menyukai