Anda di halaman 1dari 19

ZAT HARA

1. Pengertian Hara Esensial


Macam-macam unsur ditemukan di dalam tubuh tumbuhan namun tidak semua
unsur-unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Beberapa unsur yang ditemukan didalam tubuh tumbuhan dapat mengganggu
metabolisme atau meracuni tumbuhan seperti Al, Cd, Ag, dan Pb (Arsyah, 1989).
Suatu unsur dikatakan esensial atau penting bagi tumbuhan jika :
 Tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya apabila unsur tersebut tidak
tersedia.
 Merupakan molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan
hidup tumbuhan tersebut. Misalnya unsur N sebagai penyusun protein, dan Mg
sebagai penyusun klorofil.
Unsur hara merupakan zat makanan yang diserap oleh tanaman melalui
perantara akar yang akan dihantarkan keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Tanaman
memerlukan nutrisi dan zat lainnya untuk tetap tumbuh. Tanah sebagai media
tanam, berperan penting untuk menentukan kualitas dan produktivitas pertumbuhan
tanaman karena tanah berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan (Arsyah,
1989).

Sumber tanaman lengkap bagi tumbuhan adalah unsur hara. Ada 16 unsur hara
yang mutlak dibutuhkan tanaman (unsur hara essensial) untuk mendukung
pertumbuhannya. Tiga diantaranya sudah tersedia di alam, yaitu C, H, dan O.
Ketiganya dapat diperoleh dari udara dan air yang merupakan salah satu penyusun
tanah. Namun, jika kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi atau kurang
maka akan menjadi masalah bagi tumbuhan tersebut sehingga ditambahkan dalam
bentuk pupuk (anorganik dan organik) (Arsyah, 1989).

2. Macam-Macam dan Fungsi Unsur Hara Esensial Bagi Tanaman


Menurut Supriyo & Prehaten (2014), macam-macam unsur hara yaitu :
 Makro
a. Karbon, Oksigen, dan Hidrogen
Ketiga senyawa ini merupakan bahan baku dalam pembentukan jaringan tubuh
tanaman. Berada dalam bentuk H2O (air), H2CO3, dan CO2 (karbondioksida) yang
berada dalam udara. Unsur C, H, dan O juga berperan dalam pembentukan
karbohidrat, proses fotosintesis, respirasi, kerja mekanis, kerja kimia, dan kerja
osmotik pada tumbuhan yang disebut pula sebagai aktivitas bioenergetik. Unsur
karbon bertindak sebagai penyusun dari zat karbohidrat, lemak, dan protein,
penyusun selulosa yang merupakan dinding tiap-tiap sel dan memperkuat seluruh
bagian tanaman, mempengaruhi rasa, wangi-wangian air buah maupun bunga serta
mempengaruhi warna daun maupun bunga.
Hidrogen atau zat air mempunyai peran sangat besar bagi kehidupan. Hidrogen
diperlukan untuk pembentukan gula (glukosa) yang berubah selajutnya berperan
dalam pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein. Oksigen merupakan bagian
dari air (H2O) dan berada dalam udara. Seluruh bagian tanaman yang berada di atas
maupun di dalam tanah sangat memerlukan oksigen. Gejala defisiensi dari ketiga
unsur ini adalah :
a) Tidak tercukupinya asupan karbohidrat, lemak, dan protein.
b) Dinding tiap-tiap sel pada tanaman menjadi lemah.
c) Warna daun menjadi layu.

 Makro Sekunder
a. Nitrogen (N)
Fungsi dari unsur nitrogen yaitu merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan, sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, dan merangsang
pertumbuhan vegetative (warna hijau) seperti daun. Adapun tanaman yang
kekurangan unsur nitrogen akan mengalami pertumbuhan lambat atau kerdil, daun
hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning
dan mati. Kelebihan unsur nitrogen akan menyebabkan penghambatan kematangan
sel tanaman, batang lemah dan mudah roboh, serta mengurangi daya tahan tanaman
terhadap penyakit.
b. Fosfor (P)
Fosfor berfungsi dalam pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman,
merangsang pembentukan bunga dan buah, merangsang pertumbuhan akar,
merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur P maka
pembentukan buah dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau
kemerahan. Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu P-
organik dan P-anorganik. Gejala kekurangan fosfor bagi tanaman
pertumbuhankerdil (pembelahan sel terhambat), daun-daun menjadi unggu atau
coklat mulai dari ujung daun, serta pembentukan buah tidak sempurna.
c. Kalsium (Ca)
Tanaman juga membutuhkan kalsium untuk membuat protein. Kalsium
merupakan bagian esensial dari struktur dinding sel tanaman, menyediakan
pengangkutan dan retensi unsur-unsur yang lain di dalam tanaman. Kalsium dapat
melawan garam alkali dan asam organik di dalam suatu tanaman. Tanaman
menghisap kalsium sebanyak 20-300 kg/Ha/tahun dalam bentuk kalsium oksida.
Kalsium membantu tumbuhnya dinding sel, perkecambahan, perakaran dan
memberi kekuatan pada tanaman leguminose yang tidak berkayu. Kalsium dapat
menetralisasi asam-asam organik dan mengatur penggunaan yang tepat dari unsur
kalsium, magnesium, sulfur, dan tembaga.
Defisiensi unsur kalsium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
sistem perakaran, daun-daun muda berkeriput serta mengalami perubahan warna
pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini
menjalar diantara ujung tulang-tulang daun sehingga jaringan-jaringan daun pada
beberapa tempat mati. Selain itu, kuncup-kuncup yang telah tumbuh dapat mati.
Pertumbuhan tanaman dapat melemah. Hal ini dikarenakan pengaruh terkumpulnya
zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari jaringan-jaringannya. Keadaan yang
tidak seimbang inilah yang menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman
tersebut atau dapat dikatakan karena distribusi zat-zat yang penting bagi
pertumbuhan bagian yang lain terhambat ( tidak lancar) ( Yudhi, 2009).
d. Kalium (K)
Unsur kalium merupakan elemen yang higrokopis (mudah menyerap air)
sehingga menyebabkan air banyak diserap didalam stomata, tekanan osmotik naik
maka stomata membuka dan gas CO2 dapat masuk untuk proses fotosintesis.
Kalium juga berperan sebagai aktifitas untuk semua kerja enzim terutama pada
sintesa protein. Ion Kalium mempunyai fungsi psikologis pada asimilasi zat arang.
Bila tanaman sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan terhenti. Oleh
sebab itu pada tanaman yang banyak menghasilkan hasil asimilasi seperti kentang,
ubi kayu, tebu, nanas, akan banyak memerlukan unsur kalium (K2O) di dalam tanah.
Kalium berfungsi pula pada pembelahan sel dan pada sintesa putih telur. Pada saat
terjadi pembentukan bunga atau buah maka kalium akan cepat diambil. Fungsi lain
dari kalium adalah pada pembentukan jaringan penguat.
Perkembangan jaringan penguat pada tangkai daun dan buah yang kurang baik
sering menyebabkan jatuhnya daun dan buah, pembentukan pati, mengaktifkan
enzim, pembukaan stomata, proses fisiologis dalam tanaman, membantu proses
metabolik dalam sel serta daun-daun pada teh dan tangkai buah kelapa maka bila
kekurangan kalium tanaman akan terkulai dan buahnya lekas jatuh. Tanaman yang
kekurangan kalium akan cepat mengayu atau menggabus. Hal ini disebabkan kadar
sel hidup yang lebih rendah. Kalium berpengaruh baik pada pembentukan serat-
serat seperti pada rosela, kapas dan jerami. Dinding-dinding sel lebih baik
keadaannya dan lebih baik kandungan airnya. Sel-sel ini tumbuh lebih baik, lebih
kuat, dan lebih panjang. Sumber-sumber ion kalium yaitu sisa-sisa tanaman dan
bahan organik lain serta bahan tambahan dari pupuk anorganik (buatan) seperti
pupuk ZA dan pupuk superfosfat.
e. Magnesium (Mg)
Unsur magnesium sangat berperan penting pada bagian klorifil daun sehingga
berhubungan langsung dengan proses penting fotosintesis. Jika tidak ada
klorofil, tanaman tidak dapat berlangsung hidup dengan sempurna dan tidak
menghasilkan asimilat untuk pertumbuhan tanaman lebih lanjut. Asimilat
merupakan pengikat antara insin dan substrat sehingga kerja enzim bisa berjalan
normal. Gejala defisiensi dari unsur ini adalah daun tua mengalami krolosis,
menguning dan bercak kecoklatan hingga akhirnya rontok. Pada tanaman yang
menghasilkan biji akan menghasilkan biji yg lemah.
f. Belerang (S)
Belerang atau sulfur dapat membantu pembentukan asam amino, protein dan
vitamin, membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru. Pada
bintil akar yang tumbuh akan hidup bakteri Rhizobium yang bermanfaat untuk
mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga membantu tanaman untuk memenuhi
kebutuhan unsur nitrogen pada tanaman. Gejala defisiensi unsur ini adalah daun
muda berwarna hijau muda, mengila namun agak pucat keputihan lalu berubah jadi
kuning dan hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.

 Mikro
a. Besi (F)
Besi diserap dalam bentuk Fe2+ dan mempunyai fungsi yang tidak dapat
digantikan pada pembentukan hijau daun. Besi merupakan salah satu unsur yang
diperlukan pada pembentukan enzim-enzim pernapasan yang mengoksidasikan
hidrat arang menjadi gas asam arang dan air. Bila kekurangan besi maka akan
segera tampak gejala-gejala pada bagian tanaman yang masih muda dan proses
fotosintesis juga terhambat sehingga pembentukan klorofil terhambat, terjadinya
kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara
drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat terjadi jika kekurangan unsur
besi.
b. Mangan (Mn)
Mangan memiliki dua fungsi esensial yaitu mengaktifkan enzim IAA Oksidate
yang berfungsi memecahkan IAA (Indol Acetic Acid) atau hormon auksin. Bila
tanaman kekurangan unsur mangan maka auksin berada dalam konsentrasi tinggi
dalam tubuh tanaman sehingga terjadi hambatan pertumbuhan (tanaman kerdil).
Auksin dalam kadar rendah memacu pembelahan dan pembesaran sel yang dimulai
dari ekskresi ion H+ dari sitoplasma ke dinding sel. Akibatnya tekanan pada dinding
sel makin kuat. Adanya imbibisi air maka sel terbelah dan membesar yang
mendorong pertumbuhan tanaman tanaman sebaliknya bila auksin berada dalam
kadar tinggi akan menghambat pertumbuhan. Tanaman yang kekurangan unsur ini
pertumbuhannya akan terhenti, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering
rontok serta pembentukan biji tidak sempurna.
c. Zink (Zn)
Unsur ini diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn2+. Zink berhubungan
dengan pertumbuhan tanaman karena unsur zink menjadi katalisator pembentukan
triptophan yaitu salah satu jenis asam amino yang menjadi prekursor (senyawa
awal) dalam pembentukan IAA yang selanjutnya menjadi auksin yaitu hormon
yang bekerja dalam perkecambahan, pembelahan dan pembesaran sel sehingga
menentukan laju pertumbuhan vegetatif tanaman. Zink merupakan bagian dari
enzim amilum sintetase (pembentukan gula menjadi amilum) dan unsur zink juga
sebagai penyusun enzim karbonic anhidrase yang berfungsi sebagai buffer terhadap
pertumbuhan tanaman. Reaksinya adalah sebagai berikut :
H2O + CO2 H2CO3
Ion H2O dan CO2 tersedia untuk proses fotosintesis tanaman. Zink diserap
dalam bentuk Zn2+. Zink dalam kadar rendah menstimulasi pertumbuhan sedangkan
jika berlebih akan menjadi racun bagi tanaman. Senyawa zink mempunyai fungsi
pada pembentukan hormon tumbuh (auksin) dan penting bagi keseimbangan
hormon pada tanaman. Apabila tanaman kekurangan unsur ini maka daun antara
tulang-tulang daun berwarna merah coklat maka muncul bercak-bercak putih di
permukaan daun hingga akhirnya mengering kemudian berlubang dan mati.
Perkembangan akar tidak sempurna sehingga pendek dan tidak subur.
d. Tembaga (Cu)
Tanaman yang memasuki fase generatif sangat memerlukan tembaga. Tembaga
terikat sangat kuat sehingga tidak dapat dikomsumsi sebagai nutrisi. Gejala yang
ditimbulkan akibat kekurangan tembaga yaitu daun muda akan menguning,
pertumbuhannya akan tertekan kemudian berubah memutih, sementara itu daun-
daun tua akan gugur. Kekurangan tembaga pada padi ditunjukan lewat daun muda
yang memutih dengan ujungnya yang mengering. Ketersediaan tembaga pada tanah
yang normal 0,1-4 ppm dan kebutuhan normal tanaman berkisar antara 5-20 ppm.
Manfaat unsur ini adalah:
 Tembaga terdapat dalam kloroplas sebagai penyusun plastosianin dan
stabilisator klorofil sehingga berkaitan dengan proses fotosintesis.
 Dalam tubuh tanaman membentuk Cu(OH)2 yang dapat berfungsi sebagai basa
kuat untuk mematikan penyakit yang masuk ke dalam tubuh tanaman.
 Membentuk senyawa Cu (NH3)4+ untuk mengurangi penumpukan ion NH3
yang tertimbun di dalam tubuh tanaman karena NH3 yang berlebihan dalam
tanaman akan bersifat racun.
Tanaman yang kekurangan unsur ini gejalanya adalah daun muda berwarna
kuning layu dan tidak berkembang. Pertumbuhan dan kesuburan tanaman
terhambat secara keseluruhan.
e. Molibdenum (Mo)
Unsur ini diserap dalam bentuk MoO4-. Molibdenum berfungsi sebagai
aktivator dan penyusun enzim sitrat reduktase yaitu enzim yang bekerja membantu
perubahan ion NO3- menjadi NH3 yang siap dipakai untuk pembentukan asam
amino dan protein untuk pembelahan danpembesaran sel. Molibdenum diserap akar
dalam bentuk ion molibdat (MoO4). Peranannya penting dalam pengikatan nitrogen
yang bermanfaat pada tanaman Leguminose. Unsur ini juga penting bagi tanaman
jeruk dan sayur-sayuran.
Respirasi karbohidrat pada bakteroid menyebabkan reduksi NAD menjadi
NADH atau NADP menjadi NADPH. Oksidasi piruvat selama respirasi
menyebabkan reduksi flavodoksin. Kemudian flavoduksin, NADH atau NADPH
mereduksi feredoksin. Nitrogenase menerima elektron dari flavodoksin tereduksi,
feredoksin atau bahan pereduksi efektif lainnya saat mengkatalisis penambatan
N2. Nitrogenase terdiri dari dua protein yang berlainan yaitu protein Fe dan Protein
Fe-Mo. Protein Fe mengandung 4 atom besi sementara protein Fe-Mo mempunyai
atom molibdenum dan 28 atom besi.
Baik molibdenum ataupun besi menjadi tereduksi kemudian dioksidasi saat
nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke N2 untuk
membentuk NH4. Ion NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan digunakan oleh
tumbuhan inang kemudian diubah menjadi glutamin, asam glutamat, asparagin, dan
ureida (alantoin dan asam alantoat).
Molibdenum berperan sebagai pengikat nitrogen yang bebas di udara untuk
pembentukan protein dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil
akar tanaman. Gejala kekurangan unsur molibdenum yaitu daun berubah warna
keriput dan melengkung seperti mangkok, muncul bintil-bintil kuning disetiap
lembaran daun dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan tanaman terhenti.
Ketersediaan unsur molibdenum dalam tanah antara 0,05-0,5 ppm sedangkan
kebutuhan normal pada tanaman 0,2-1 ppm. Bayam dan bawang adalah jenis
tanaman yang sangat peka kekurangan unsur molibdenum.
f. Boron (B)
Boron diserap oleh tanaman dalam bentuk BO8. Kekurangan unsur ini dapat
menyebabkan kuncup-kuncup dan pucuk daun jadi mati. Pertumbuhan di dalam
meristema akan terganggu yang menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam
pembentukan bekas pembuluh sehingga pengangkutan makanan akan terganggu.
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar
antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-.
Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari kadar total boron dalam
tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses
aliran masa dan difusi. Selain itu, boron juga terdapat dalam bentuk senyawa
organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses
substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang
mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang
mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan
sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit
(Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh
mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3). Fungsi boron dalam
tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat,
protein, fenol dan auksin. Boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan
dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari.
Apabila tanaman kekurangan unsur ini maka gejalanya tunas pucuk mati dan
berwarna hitam lalu muncul tunas amping namun tidak lama kemudian akan mati.
Daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering. Daun
yg baru muncul kerdil dan akhirnya mati. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan
rapuh. Pertumbuhan batang lambat dengan ruas-ruas cabang yang pendek.
Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk,
mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, dan mudah terserang
penyakit.
g. Klor (Cl)
Unsur ini diperlukan oleh tanaman karena :
 Fungsi dan peranan unsur ini tidak dapat digantikan dengan unsur lain.
 Fungsi dan peranan biologi dan kimianya secara spesifik.
 Fungsi dan peranannya secara langsung dalam proses fisiologis tanaman.
Ion klorida diserap oleh tanaman dalam bentuk ion klorida. Ion ini mempunyai
fungsi fisiologis yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman terutama
pada fase terang. Apabila ion klorida tidak tersedia maka proses fotosintesis akan
terhambat dan perkembangan serta pertumbuhan tanaman akan terhambat. Dalam
proses fotosintesis fase terang, ion korida berperan penting dalam transfer elektron
di dalam klorofil sehingga terbentuk ATP berenergi tinggi dan digunakan dalam
fase gelap untuk pembentukan karbohidrat (C6H12O6). Apabila ATP tidak terbentuk
pada fase terang maka pembentukan karbohidrat pada fotosintesis fase gelap akan
terhambat. Gejala tanaman yang kekurangan unsur klor adalah tanaman mudah
layu, daun pucat, keriput, dan sebagian mengering. Produktivitas tanaman rendah
dan pemasakan buah lambat.

 Unsur Hara Penunjang


a. Silika (Si)
Silika merupakan unsur ke-2 terbanyak di litosfer setelah oksigen, namun dalam
bentuk tidak tersedia. Pelapukan mineral merubah senyawa silika kompleks
menjadi senyawa silika sederhana. Ketersediaan senyawa silika bagi tanaman
dipengaruhi oleh pH dan adanya senyawa sesquioksida. Peran silika dalam tanaman
belum sepenuhnya diketahui namun dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
hasil padi. Silika dapat membentuk lapisan silika rangkap dalam tanaman sehingga
dapat mengurangi transpirasi dan penetrasi hifa fungi (Wahyudi dkk, 2014).
Tanaman yang kekurangan silika menyebabkan organ tanaman kurang
terlindungi oleh lapisan silika yang kuat, akibatnya daun tanaman lemah terkulai,
tidak efektif menangkap sinar matahari, sehingga produktivitas tanaman rendah
atau tidak optimal, penguapan air dari permukaan daun dan batang tanaman
dipercepat sehingga tanaman mudah layu atau peka terhadap kekeringan, daun dan
batang menjadi peka terhadap serangan penyakit dan hama, tanaman mudah rebah,
dan kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah terkena hama dan penyakit
(Wahyudi dkk, 2014).
b. Cobalt (Co)
Peran Cobalt pada tanaman tingkat tinggi belum sepenuhnya diketahui, namun
cobalt penting bagi rhizobia dalam fiksasi N dari udara. Secara umum, semakin
tinggi kadar magnesium dalam batuan ini, akan semakin tinggi pula kadar cobalt.
Defisiensi cobalt umumnya terjadi pada tanah berpasir dengan pencucian yang
tinggi, tanah yang berasal dari bahan induk masam, tanah dengan kandungan kapur
tinggi, tanah gambut, dan tanah pantai. Gejala defisiensi cobalt adalah tanaman
kekurangan unsur besi, dan gugurnya daun yang ditandai dengan pucatnya warna
daun (Wahyudi dkk, 2014).
c. Vanadium
Vanadium terdapat dlm jumlah sedikit baik di laut maupun di dalam tanah.
Tersedia bagi tanaman dlm jumlah relatif banyak pada tanah2 yg terpengaruh air
laut. Proses pelapukan mineral yg mengandung vanadium menghasilkan senyawa
vanadium sederhana yg dapat dimanfaatkan tanaman. Vanadium diserap tanaman
dalam bentuk anion yaitu ion vanadat. Fungsinya bagi tanaman tingkat tinggi belum
diketahui, namun penting bagi azotobacter untuk memfiksasi nitrogen dari udara.
Pengaruh buruk dari vanadium dapat dikurangi dengan menambahkan besi dalam
tanah (Wahyudi dkk, 2014).
d. Natrium
Fungsi ion natrium bagi tanaman yaitu :
 Berperan dalam akumulasi asam oksalat.
 Berperan dalam pembukaan stomata sebagai pengganti ion kalium.
 Berperan dalam aktivitas nitrat reductase.
 Dibutuhkan oleh tanaman yang memiliki lintasan fotosintetik C4.
 Menginduksi metabolisme Crassulacean.
 Mengatur keseimbangan air.
Tanaman yang kekurangan natrium gejalanya daun pada tanaman menjadi tipis
dan berwarna hijau tua, dan tanaman cepat layu (Wahyudi dkk, 2014).
e. Iodium
Hasil penelitian pada konsentrasi iodin 0,1 ppm berpengaruh terhadap
peningkatan pertumbuhan tanaman khusus pada buah-buahan terlihat peningkatan
hasil ketika diperlakukan iodin konsentarsi 0,5 sampai 1,0 ppm. Iodin tidak
berpengaruh pada konsentrasi rendah, tetap menunjukkan gejala keracunan pada
konsentrasi > 0,5 sampai 1 ppm (Wahyudi dkk, 2014).
f. Alumunium (Al)
Unsur ini mengatur keasaman dan kebasaan tanah. Jika kekurangan unsur ini
maka pertumbuhan tanaman akan terganggu (Wahyudi dkk, 2014).
g. Fluor (F)
Jumlah ion fluor yg diangkut tanaman dari tanah biasanya tidak ada
hubungannya dengan kandungan fluorida tanah. Unsur fluor sangat berkaitan pada
sistem perakaran tumbuhan. Jika tanaman kekurangan unsur fluor maka sistem
perakaran tanaman akan melemah dan pertumbuhan tanaman terganggu (Supriyo
& Prehaten, 2014).
h. Selenium
Selenium berkaitan dengan reaksi fotosintesis yaitu membantu pengubahan
cahaya matahari menjadi ATP bagi tanaman. Selenium juga berfungsi sebagai
penghantar panas bagi tanaman. Gejala tanaman yang kekurangan selenium yaitu
daun yang berwarna lebih pucat, dan produksi cadangan makanan berkurang bagi
tanaman (Supriyo & Prehaten, 2014).
i. Nikel
Nikel berfungsi sebagai aktivasi urease yaitu enzim yang berperan dalam
metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan urea. Gejala tanaman yang
kekurangan nikel yaitu tanaman gagal untuk menghasilkan benih yang berkualitas
(Supriyo & Prehaten, 2014).
Unsur-unsur tersebut sangatlah penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan
maka saat dilakukan pemupukan hendaknya sesuai dengan unsur yang dibutuhkan
oleh tumbuhan tersebut maka harus memperhatikan jenis, jumlah, dan waktu
pemupukan (Supriyo & Prehaten, 2014).

3. Kebutuhan Hara Tanaman


Suatu unsur hara disebut makro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah yang
besar di atas 500 ppm dan disebut mikro esensial jika dibutuhkan dengan jumlah
sedikit biasanya kurang dari 50 ppm (Hanafiah, 2008). Pakar-pakar lain membagi
keduanya dengan limit minimal 0,1% disebut makro dan apabila <0,1 disebut
mikro. Selain itu, dikenal juga unsur hara penunjang yaitu unsur hara yang perannya
belum diketahui secara fisik dan hanya penting untuk tanaman tertentu saja sebagai
berikut :
 Unsur hara makro melimpah meliputi karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O) sebanyak 45%, 45%, dan 6% di dalam tanaman namun ketiganya tersedia
melimpah pada air (H₂O) atau udara (CO₂ dan O₂).
 Unsur makro esensial terbatas meliputi nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K),
belerang (S), kalium (Ca), dan magnesium (Mg) menyusun >0,1% bagian
tanaman.
 Unsur hara mikro esensial meliputi boron (Bo), besi (Fe), mangan (Mn),
tembaga (Cu), zink(Zn), molibdenum (Mo), dan klorin (Cl).
 Unsur hara penunjang meliputi kabolt (Co) yang hanya penting bagi
tanaman/mikrobia pengikat N-bebes, silisium (Si) khusus untuk tanaman
berdaun bendera seperti padi dan natrium untuk tanaman yang tumbuh pada
tanah alkalin. Unsur F (flour), I (iodin), Al (aluminium), V (vanadium), Ni
(nikel), Se (selenium) umumnya menyusun <0,01%tanaman.
Tidak semua unsur yang diserap oleh tanaman merupakan hara banyak yang
diserap tanaman hanya karena tersedia dalam tanah. Dari analisis jaringan tanaman
dijumpai lebih dari 50 unsur yang diserap. Jika tanaman kekurangan satu unsur hara
saja (makro atau mikro) meskipun unsur hara yang lain cukup banyak maka
produktivitas pertumbuhan tanaman akan terganggu. Ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial yaitu unsur
tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal
(biji-biji), unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis
tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau
disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain (Hanafiah, 2008).

4. Unsur yang Paling Banyak Dibutuhkan oleh Tanaman


Berikut ini adalah beberapa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu :
 Unsur nitrogen paling banyak dibutuhkan oleh tanaman sebagai komponen
produksi, kecuali untuk tanaman yang produksinya berupa buah berair atau
umbi atau akar.
 Unsur yang paling banyak dibutuhkan adalah unsur kalium yang merupakan
komponen terbesar dari jerami tanaman.
 Unsur fosfor lebih banyak menyusun bagian jerami tanaman.
 Unsur fostor berlawanan dengan unsur kalsium, magnesium, dan sulfur yang
lebih banyak menyusun bagian jerami dibanding bagian produksi (Hanafiah,
2008).
Berdasarkan sumber penyerapannya, unsur hara dibagi menjadi dua yaitu unsur
hara yang diserap dari udara dan unsur hara yang diserap dari tanah (Hanafiah,
2008).
 Diserap dari Udara
Unsur hara yang diserap dari udara adalah karbon, oksigen, dan sulfur berasal
dari CO2, O2, dan SO2. Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah
diasimilasikan dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari
N2 bebas lewat bakteri bintil akar dan NH3 diserap lewat stomata tanaman (Hakim,
1986).
 Diserap dari tanah
Penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks
serapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Unsur hara yang
dapat diserap dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa
organik. Unsur hara mikro diberikan lewat daun. Adapun bentuk ketersediaan dan
peranan umum dari 14 unsur hara dalam bentik ion yaitu:
a) 5 kation meliputi NH₄⁺, K⁺, Ca²⁺, Mg²⁺, Fe²⁺, Mn²⁺, Cu²⁺, Zn²⁺, dan Co²⁺.
b) 2 anion meliputi NO₃, H₂PO₂, HPO₂, SO₄, BO₃, MoO₄, dan Cl.
c) 3 bentuk gas berupa SO₂ (sulfur dioksida).
d) 6 bentuk senyawa HBO₃ (asam borat).
Dari penggolongan ini terlihat bahwa di antara 14 unsur hara ini terdapat 3
unsur yaitu nitrogen yang diserap dalam bentuk kation dan anion, sulfur yang
diserap dalam bentuk anion dan gas serta boron yang diserap dalam bentuk anion
dalam bentuk gas. Atas dasar fungsi utamanya bagi tanaman, unsur-unsur hara ini
dapat dikelompokkan menjadi :
a) Hara komponen berupa C, H, O, N, dan S yang peran utamanya sebagai
komponen utama dari bahan-bahan organik.
b) Hara energi berupa unsur P, Mg, dan B yang berperan dalam reaksi transfer
energi dan translokasi karbohidrat.
c) Hara keseimbangan ionik berupa K, Mg, Ca dan Cl untuk mempertahankan
keseimbangan ionik,
d) Hara enzimatik berupa Cu, Fe, Mn, Mo, K, Ca, Mn, dan Zn yang berperan
dalam transport elektron dan sebagai katalis reaksi-reaksi atau aktivitas
enzimatik.
e) Hara genetis berupa unsur N, P, Mg, dan B yang berperan secara genetis.
f) Hara fiksasi berupa Fe, Mo, dan Co yang berperan dalam proses
fikasasi N₂ bebas pada tanaman legume.
g) Hara klorofil yaitu unsur N, Mg, Fe, Cu, dan Zn yang berperan sebagai
penyusun atau dalam sinstesis klorofil.
h) Hara produksi oksigen berupa unsur Mn dan Cl yang berperan dalam system
produksi O₂.
i) Hara mekanikal berupa K, Ca, dan Mn yang berperan secara struktural atau fisik
tanaman (Hakim, 1986).
Unsur hara mengalami translokasi dan penyebaran ke seluruh bagian tanaman.
Translokasi hara merupakan proses yang terjadi secara kontinyu dari akar ke bagian
atas tanaman atau bagian yang sedang tumbuh kemudian menuju bagian produksi.
Proses ini terganggu bila jika suplai hara terganggu sehingga tanaman mengalami
defisiensi, yang ditandai oleh gejala-gejala yang tidak normal (Hanafiah, 2008).
Pada saat tanaman berkecambah dan mulai membentuk perakaran, semua hara
yang dibutuhkan untuk aktivitas ini disuplai oleh biji kemudian saat akar mulai
berpenetrasi ke dalam tanah maka sebagian hara tersedia diserap dari tanah
sekeliling akar (rhizosfer). Penyebaran hara pada prinsipnya dapat terjadi melalui
semua pemukaan atau epidermis tanaman yang memiliki pori (daun, batang, dan
akar). Penyebaran O₂ dan CO₂ terjadi melalui stomata (pori-pori) daun.
Penyebaran hara dari tanah oleh tanaman pada dasarnya terjadi lewat 2 prinsip
yaitu:
a) Membutuhkan energi metabolik sehingga jika respirasi terbatas maka jumlah
hara yang diserap juga terbatas sebanding dengan kadarnya dalam tanah.
b) Proses yang bersifat selektif karena tanaman mempunyai kemampuan untuk
memilih unsur-unsur yang diserap.

Dalam proses penyebaran ini proses diffusi dalam larutan hara sampai
kepermukaan membran sel-sel akar terjadi secara bolak balik dan fasis (tanpa
keterlibatan tanaman), translokasi membran sel terjadi secara aktif (melibatkan
energi respirasi) lewat mekanisme carrier yang bersifat elektif. Selektifitas hara
oleh tanaman ini terkait dengan diperlukannya keadaan spesifik (specifics carrier)
yang dilepaskan tanaman (berupa enzim) untuk membawa masing-masing kastion
atau anion atau kelompoknya dari permukaan ke dalam sel-sel akar melalui
membran sel. Mekanisme translokasi hara ini perbedaannya terletak pada
memerlukan kendaraan sfesifik juga terletak pada muatan elektrik kendaraan yang
berlawan dengan muatan elektrik ion-ion yang diangkut (Sutriyan, 2011)

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Unsur Hara


Menurut Loveless (1991), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberadaanunsur hara yaitu :
 Temperatur
Kenaikan temperatur meningkatkan keberadaan unsur hara karena menaikkan
kecepatan difusi ion ke akar dan mempercepat respirasi akar. Semakin tinggi
temperatur, semakin cepat transpirasi sehingga menaikkan difusi unsur hara dalam
bentuk ion ke akar.
 Cahaya
Tumbuhan yang hidup pada intensitas cahaya tinggi menyerap ion lebih banyak
dari intensitas cahaya rendah. Karena fotosintesis yang lebih besar memberi gula
lebih banyak pada akar untuk direspirasi. Cahaya juga berhubungan dengan
transpirasi. Semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin cepat transpirasi
sehingga menaikkan difusi unsur hara dalam bentuk ion ke akar.
 Aerasi
Aerasi yang tidak baik akan menghambat penyerapan karena oksigen
diperlukan untuk respirasi dan kenaikan kadar CO2 yang dapat meracuni akar.
Aerasi yang baik dapat mempercepat penyerapan unsur hara.
 pH
pH adalah tingakat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. pH yang sesuai mempercepat
penyerapan unsur hara. pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting
karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti nitrogen, potassium atau
kalium, dan fosfor dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk
tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Pada pH rendah, ion H akan
bersaing dengan kation sehingga penyerapan kation terhambat dan penyerapan
anion terpacu. Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5 maka nitrogen
(dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain fosfor akan
tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0 hingga 7,0. Beberapa bakteri membantu
tanaman mendapatkan nitrogen dengan mengubah nitrogen di atmosfer menjadi
bentuk nitrogen yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam
nodule akar tanaman legume seperti tanaman kedelai dan berfungsi secara baik
bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran
pH yang sesuai.
 Interaksi antar ion
Penyerapan ion dipengaruhi ion lain. Pada umumnya ion bervalensi satu lebih
mudah diserap daripada ion bervalensi dua. Penyerapan hara ditentukan oleh
jumlah dan ketersedian hara dalam tanah, serta ekstensitas sistem perakaran
tanaman yang terkait dengan taraf dan laju pertumbuhan tanaman. Demikian juga
dengan intensitas dan ekstensitas interaksi akar, mikroorganisme tanah yang adanya
simbiosis fungsi ekto dan endo, mikkoriza-akar lewat pembentukan himpa
eksternal yang berfungsi sebagai bulu-bulu akar dan enzim ekstra seluler fosfatase
yang membantu tanaman dalam penyerapan unsur-unsur hara terutama unsur
fosfor. Jika ada fiksasi unsur nitrogen-simbiotik (seperti rhizobium-legum) atau
fiksasi nitrogen-nonsimbiotik (seperti Azospirillum brasiliense) terdapat
penyerapan unsur nitrogen.
 Pertumbuhan
Pertumbuhan jaringan akan menambah luas permukaan, menambah jumlah sel,
dan menambah carrier. Pertumbuhan juga akan menambahan bahan organik. Hal
ini akan menurunkan kadar zat hara tertentu yang dapat menyebabkan pemacuan
penyerapan. Semakin tinggi pertumbuhan maka semakin cepat penyerapan unsur
hara.
 Ketersediaan unsur hara
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah secara umum dibagi kepada dua, yaitu:
a) Bentuk senyawa kompleks yang sukar larut.
b) Bentuk sederhana dan mudah tersedia bagi tanaman.
Bentuk kimia unsur hara dibagi menjadi dua bentuk yaitu :
 Bentuk organik yaitu unsur hara yang terdapat dalam persenyawaan organik.
Unsur C, H, O, N, P, S paling banyak dalam bentuk ini.
 Bentuk anorganik. Bentuk ini umumnya terdiri atas tiga status yaitu :
1. Bentuk mineral.
2. Bentuk teradsorpsi.
3. Bentuk tertukarkan atau bentuk larut (ion).
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan
tanaman maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat
terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala
kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang
terhambat (kerdil), dan klorosis pada berbagai organ tanaman.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama yaitu
fungsi dari unsur hara tersebut dan kemudahan unsur hara tersebut untuk
ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk
ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari
unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk
ke dalam pembuluh floem (Benyamin, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Arsyah, S. 1989, Konservasi Tanah dan Air, IPB, Bogor.
Benyamin, L. 2004, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hakim, N. 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Hanafiah, K.A. 2008, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Loveless, A.R. 1991, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Jilid 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Supriyo, H & Prehaten, D. 2014, “Kandungan Unsur Hara dalam Daun Jati yang
Baru Jatuh pada Tapak yang Berbeda”, Jurnal Ilmu Kehutanan, 8(2): 108 −
116.
Sutriyan, Y. 2011, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Rhineka Cipta, Jakarta.
Wahyudi, A., Indriyanto & Riniarti, M. 2014, “Upaya Perbaikan Pertumbuhan
Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) Dengan Pemberian Pupuk
Kompos Kotoran Sapi pada Beberapa Ketinggian Tempat”, Jurnal Sylva
Lestari, 2(2): 17 – 24.

Anda mungkin juga menyukai