Keterangan :
++++ = sangat suka
+++ = suka
++ = kurang suka
+ = tidak suka
Keterangan :
++++ = sangat suka
+++ = suka
++ = kurang suka
2. Pembahasan
Uji cita rasa kopi adalah keterampilan kunci dalam
pengendalian mutu dan menjadi penting dalam perdagangan kopi.
Menurut Yusianto (2019) bahwa uji cita rasa adalah metode
sistematik dalam mengevaluasi karakteristik aroma dan rasa kopi.
Bagi produsen uji cita rasa berguna untuk mengetahui mutu,
konsistensi, kerusakan atau cacat dari pengolahan, menentukan harga
jual, dan perbaikan metode pengolahan. Dengan demikian, kegiatan
uji cita rasa tidak terpisahkan dalam sistem produksi (Iccri, 2016).
Kualitas cita rasa kopi dapat berbeda untuk setiap konsumen
ataupun negara. Cita rasa termasuk dalam sifat-sifat organoleptik
yang dapat diukur dengan indera dan dapat dipengaruhi oleh sifat
fisik, kimiawi, faktor-faktor agronomi dan teknologis. Penilaian
kualitas organoleptik tergantung pada evaluasi sensorik. Penilaian
kualitas organoleptik kopi membutuhkan latihan, terutama flavor
dari secangkir kopi yang merupakan kombinasi komponen
multiaromatik pada kopi. Menurut Sage (2015), hal-hal yang
mempengaruhi cita rasa dari kopi adalah orde reaksi, agitasi atau
turbulensi, kualitas kopi, teknik penyeduhan, suhu, tingkat kehalusan
bubuk kopi, waktu, dan air.
Metode penentuan kualitas rasa yang biasa digunakan di
banyak negara adalah metode SCAA. Tingkat selera kualitas
dibedakan dengan cara kopi dicicipi dan diseduh langsung oleh
penguji bersertifikat (Cupper), metode mencicipi nya telah
distandarisasi oleh SCAA untuk menghilangkan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi rasa, metode nya disebut cupping. Skor cupping
sangat dipengaruhi oleh tempat geografis di mana kopi ditanam,
pembuahan selama penanaman dan kepadatan tanaman pelindung
yang menghasilkan komposisi kimia biji kopi yang dihasilkan
(Musika, 2017). Metode yang paling umum digunakan sekarang dan
juga di pengujian terdahulu untuk mengevaluasi kualitas kopi dalam
V. Keismpulan
Berdasarkan dari kedua praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh
kesimpulan berupa :
1. Berdasarakan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, dengan
acara “Uji Cita Rasa Kopi” dari keempat macam jenis kopi yang di uji
diperoleh keterangan bahwa semua kopi memiliki rasa pahit oleh
panelis (praktikan). Hal tersebut mungkin karena semua jenis kopi yang
diuji adalah kopi murni (tanpa gula) sehingga rasa yang diberikan pahit.
2. Dari kegiatan praktikum pengolahan produk turunan kopi dengan nama
produk “Ba’Coffe” yaitu olahan minuman dengan bahan utama kopi
bubuk yang ditambah dengan susu dan perisa pisang dinilai mampu
menambah nilai jual kopi menjadi lebih besar karena memiliki inovasi
yang baru daripada bubuk kopi saja.
DAFTAR PUSTAKA
Yusianto. 2019. Peranan Uji Cita Rasa dalam Industri Perkopian. Bumi
Buku : Jakarta.
LAMPIRAN