Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. Menurut Rukmana (2002) tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Kelas Sub-kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Papavorales : Brassicaceae : Brassica : Brassica juncea L.

Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Heru dan Yovita, 2003) Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Anonimous, 2000). Daun sawi stukturnya bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya pipih. Warna daun pada umumnya hijau keputihan sampai hijau tua.

Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik didataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Anonimous, 2000)

Syarat Tumbuh Iklim Tanaman sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman ini selain tahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia

(Haryanto dkk, 2002). Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6C dan siang hari 21,1C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996).

Tanah Syarat tanah yang ideal untuk tanaman sawi adalah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik (humus), tidak menggenang (becek), tata udara dalam tanah berjalan dengan baik dan pH antara 6-7 (Anonimous, 2000). Sawi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun untuk pertumbuhan yang paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti tanah andosol. Pada

tanah-tanah yang mengandung liat perlu pengolahan lahan secara sempurna antara lain pengolahan yanah yang cukup (Suhardi, 1990).

Pupuk Cair Primatan Pengembalian bahan organik kedalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan hasil yang mendekati optimum jika dalam pelaksaannya memperhatikan empat kunci yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu dan tepat pemberian. Mengingat hasil pemupukan pada jenis tanaman yang tidak sama tidak selalu memberikan hasil yang baik maka ada hal yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kesuburan tanah, reaksi tanah, kadar air, sifat pupuk yang diberikan, pengolahan lahan, penyiangan dan pemilihan bibit yang baik (Sutarya dan Grubben, 1995). Di pasar, ada dua bentuk pupuk, yaitu pupuk cair dan pupuk padat. Bentuk padat dapat diberupa kristal halus sampai berupa tepung, tentunya perbedaan tersebut akan menyebabkan pemakaian yang berbeda pula. Pupuk dalam bentuk cair cukup diencerkan hingga mencapai konsentrasi yang dibutuhkan

(Pierce,1987). Ada dua kelompok pupuk daun berdasarkan unsur hara yang dikandungnya, yaitu kelompok pupuk yang mengandung unsur hara makro dan kelompok pupuk yang hanya mengandung unsur hara mikro. Hal ini sudah tampak bahwa rata rata pupuk daun merupakan pupuk majemuk, bahkan disebut pupuk lengkap. Ini disebabkan dalam pupuk daun sudah terkandung beberapa unsur hara (baik makro maupun mikro) dengan konsentrasi yang berbeda beda (Lingga dan Marsono, 2000)

Pemberian unsur hara selain diberikan lewat tanah umumnya diberikan lewat daun. Pupuk organik cair adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman kepada daun tanaman agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan (Sutedjo,2002). Primatan adalah pupuk pelengkap cair yang berguna untuk merangsang atau menyuburkan tanaman baik daun, batang, bunga, buah dan umbi untuk semua jenis tanaman, seperti : Tanaman sayuran dan buah : kentang, cabe, tomat, kubis, wortel, bawang merah, bawang prei, bawang putih, kangkung, bayam, semangka, ketimun, melon, kacang panjang. Tanaman pangan dan palawija : padi, jagung, kedelai dan kacang hijau. Tanaman keras (perkebunan) : merica, kopi, jeruk, anggur, coklat, pembibitan kelapa sawit, pembibitan coklat dan lain-lain. Adapun kandungan unsur pupuk pelengkap cair primatan adalah sebagai berikut nitrogen 3,52 % ; P2O 0,41 % ; K2O 8,19 % ; Mg 0,08 % ; Mn 3 ppm ; B 20 ppm ; Zn 0,16 % ; Fe 0,02 % ; S 0,11 % ; Ca 0,23 % ; Cu 7 ppm. Pupuk pelengkap primatan memiliki beberapa keuntungan yaitu : menyuburkan daun dan mempercepat tunas baru mencegah daun berkerut, keriting karena unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman terpenuhi dapat melipatgandakan hasil panen baik daun, bunga, buah maupun umbi tanaman. Dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu/kualitas tanaman

Memperkokoh tanaman sehingga dapat memberikan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Anda mungkin juga menyukai