Anda di halaman 1dari 23

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

 Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem batang.

Perbanyakan tanaman dengan mudah dapat kita lakukan dengan banyak cara. Ada

yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula tingkat keberhasilannya rendah. Ini

semua tergantung oleh banyaknya faktor, misalnya cara perbanyakan yang kita

pilih, jenis tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan kerja, dan sebagainya

(Thompson and Relly, 2007).

            Sifat perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman

yang bersangkutan, tetapi pula ditentukan oleh sistem perakaran tanaman tersebut

dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media tumbuh tanaman. Faktor yang

mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah penghalang mekanis, suhu

tanah, ketersediaan air, dan ketersediaan unsur hara (Lakitan, 2011).

            Dimulainya fase reproduktif bermula dengan inisiasi malai, yang biasa

terjadi antara 30 dan 40 hari setelah kemunculan tetapi dapat berubah-ubah,

menurut genotipe dan kondisi dari 14 sampai lebih dari 90 hari pada beberapa

kultivar Afrika Barat. Waktunya sangat dikendalikan oleh foto periode dan suhu.

Sorgum merupakan suatu spesies pendek dan adanya fase juvenih. Semakin

pendek foto priode semakin cepat inisiasinya. Inisiasi juga akan tertunda oleh

suhu yang hangat dan suhu yang dingin (Goldsworthy dan Fisher, 2004).

            Sel-sel baru dari meristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akan

atau ke pelebaran tudung akar. Tudung akan memainkan peranan penting dalam

melindungi meristem akar dari kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan
2

mungkin dalam menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar yang

terkelupas juga memberikan pelumas untuk ujung yang sedang tumbuh menjadi

tambahan bahan organik tanah. Tudung akar menghasilkan asam absisat,

suatubahan pertumbuhan bahan tanaman (Hopskin, 2005).

Tujuan percobaan

            Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengamati pertumbuhan akar

dan tunas stek tanaman dengan atau tanpa daun pada konsentrasi zat pengatur

tumbuh yang berbeda pada bunga mawar (Rosa sp.)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian di laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Mawar (Rosa sp.)

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman mawar

klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan); Divisi :

Spermatophyta ; (tumbuhan berbiji); Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup);

Kelas : Dicotylodenae (biji berkeping dua); Ordo : Rosanales; Famili : Rossaceae;

Genus : Rosa; Species : Rosa sp (Hidayat, 2010)

Akar mawar merupakan akar tunggang berwarna kuning orange seperti

pada umumnya tumbuhan lain, akar mawar berfungsi sebagai penyerap unsure

hara dari dalam tanah dan sebagai penopang tubuh tanaman (Rismunandar, 2005).

Mawar merupakan tanaman perak, ada yang berbatang tegak ada juga

yang habitatnya memanjat. Tingginya 0,5-1,5 m, batangnya dan cabangnya bulat,

berduri temple yang letaknya jarang (Dalimartha, 2005).

Daun bunga berupa tabung-mangkok, tertutup rambut, daun mahkota

bunga berbentuk jantung terbalik, duduk daun berseling. Anak daun berjumlah 3-

5 bentuk bulat telur memanjang panjang 2,5-6 cm, ujung meruncing, tepi daun

bergerigi, tidak berambut (Suryowinoto, 2007).

Bunga mawar adalah bunga sempurna yang dapat membentuk biji dan

mudah menyilangnya. Warna bunganya bervariasi dan putih mulus, kuning,

oranye, merah muda, ungu muda, ungu tua, dan hijau. Pada hakikatnya helaian

kelopaknya berwarna hijau. Warna mahkota senantiasa mulus, tidak bercampur

baur dalamwarna lain dengan bentuk titik-titik goresan dan lain-lain

(Rismunandar, 2005).
4

Buah mawar merupakan buah agregat , yaitu buah yang berkembang dari

satu bunga yang memiliki banyak putik. Bunga seperti ini disebut dengan rose

hips. Masing-masing putik kemudian berkembang menjadi satu buah tunggal

(achene). Himpunan buah tunggal dibungkus daging buah dibagian luar. Buah

mawar ada yang berwarna merah, ungu gelap hingga hitam (Dalimartha, 2005).

Biji mawar berbentuk bulat, teksturnya keras, berukuran kecil dan

berwarna putih kelabu. Dan pada biji bunga mawar ini memiliki struktur biji yang

keras dan berwarna kelabu hingga putih (Rahardja,2003).

Syarat Tumbuh

Iklim

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik di dalam 1500-

3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam perhari. Di daerah cukup

sinar matahari mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.

Sinar matahari pagi yang lebih baik dari pada sinar matahari sore yang

menyebkan pengeringan tanaman (Paliwai, 2006).

Sebagian besar jenis mawar lebih menyukai daerah berhawa dingin.

Selain dari biji kita dapat memperbanyak mawar dengan stek dan

okulasi. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap

lingkungan tumbuh, dapat ditanam didaerah beriklim dingin/subtropics maupun

didaerah panas/tropis. Suhu udra sejuk 18-26o C dan kelembaban 70-80%

(Rizkya, 2000).

Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. Curah

hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun.

Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari,
5

mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari

pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan

tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap

lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub tropis maupun di

daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.

(Melati, 2003).

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik di dalam 1500-

3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam perhari. Di daerah cukup

sinar matahari mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.

Sinar matahari pagi yang lebih baik dari pada sinar matahari sore yang

menyebkan pengeringan tanaman (Rismunandar, 2005)

Sebagian besar jenis mawar lebih menyukai daerah berhawa dingin.

Selain dari biji kita dapat memperbanyak mawar dengan stek dan okulasi

Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan

tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah

panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %

(Thompson, 2007).

Tanah

Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan kaya akan humusnya.

Daya tahannya terhadap air baik tetapi tidak menyukai air yang menggenang.

Derajat keasaman tanah (pH) antara 6-8. Di daerah tropis seperti di Indonesia,

tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai

tinggi rata-rata 1500 m dpl (Suryowinto, 2007).


6

Bunga mawar dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi.Tetapi

untuk mawar tertentu seperti mawar the hibrida hanya menyukai dataran tinggi

sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk ukuran warna

maupun baunya (Soehartawi, 2006).

Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan kaya akan humusnya.

Daya tahannya terhadap air baik tetapi tidak menyukai air yang menggenang.

Derajat keasaman tanah (pH) antara 6-8 Di daerah tropis seperti di Indonesia,

tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai

tinggi rata-rata 1500 m dpl (Manik, 2012).

Bunga mawar dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi.Tetapi

untuk mawar tertentu seperti mawar the hibrida hanya menyukai dataran tinggi

sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk ukuran warna

maupun baunya (Siregar,2010).

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di

kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir

(kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan

drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan

tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0.

Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro

dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah,

menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme,

memperbaiki bintil bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan

Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat


7

dibutuhkan oleh akar mawar. Pengapuran dilakukan 2 minggu Sebelum

penanaman. (Thompson, 2000).

Inisiasi Akar

Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek.

Panjang akar merupakan hasil pemanjangan dari sel-sel dibelakang meristem

batang. Perbanyakan tanaman ada yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan

ada pula yang meiliki tingkat keberhasilan yang rendah tergantung oleh beberapa

faktor, seperti :jenis tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan kerja dan lain

sebagainya (Rizkya, 2008).

Proses pembentukan akar dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu: (a)

tahap inisiasi, yamg merupakan proses awal yang ditandai dengan adanya

pembelahan sel dan dilanjutkan dengan proses diferensial sel-sel tertentu menjadi

organ-organ calon akar; dan (b) tahap pertumbuhan (Mangondidjojo, 2003).

Pembiakan secara vegetatif, terutama dengan stek membutuhkan waktu

yang lama kurang lebih dua, tiga hingga empat bulan yang tergantung pada

spesies tanaman untuk memungkin kan tanaman cepat tumbuh

(Kartina, et al., 2011).

Aspek penting yang sangat menentukan keberhasilan dalam perbanyakan

tanaman melalui teknik kultur jaringan anatara lain terjadinya pembentukan akar

pada shootlet. Untuk tujuan ini dapat dilakukan induksi perakaran dengan

menggunakan hormone tanaman dari kelompok auksin (Kartina, et al., 2011).

Inisiasi tunas (culture establishment) adalah tahap pengambilan eksplan

dari tanaman induk yangakan diperbanyak secara kultur jaringan. Sebeluumnya


8

melakuakan inisiasi sebaiknya terlebih dahulu melakukan sterilisasi untuk

mengusahakan kultur yang bebas dari mikroorganisme (Kusuma, 2009).

Stek

Stek batang adalah pembiakan tanaman yang menggunkan sebagian

batang agak tua dengan memotong bagian pucuk nya yang dipisahkan dari

induknya. Stek batang ini di ambil dari bagian dari tanaman yang ortotrop dan

mengharapkan tumbuh nya tunas dari kuncup-kuncup tunas yang tumbuh di

ketiak tanaman (Manik, 2012).

Pertumbuhan akar pada stek batang dipengaruhi oleh pemberian zat

pengatur tumbuh, kandungan karbohidrat dan panjang bahan stek, jumlah ruas

dan daun bahan stek, posisi cabang bahan stek, waktu penanaman bahan stek,

kondisi stress air, pemberian pupuk, suhu dalam sungkup, radiasi sinar matahari,

kelembaban. Bagian bibit (pangkal, tengah, dan ujung) akan mempengaruhi

pertumbuhan akar stek berkaitan dengan sistem transportasi pada batang

(Hidayat, 2010).

Keuntungan dari perbanyakan stek batang ini adalah lebih efisien jika

dibandingkan denga cara lain karena cepat tumbuh dan penyediaan bibit dapat

dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan kesulitan yang diperoleh adalah selang

waktu penyimpanan relative pendek antara pengambilan dan penanaman

(Manik, 2012).

Pada stek batang, bagian pangkal batang bibit menghasilkan jumlah akar

lebih banyak dari pada bagian tengah dan ujung. Jumlah akar tersier cenderung

lebih banyak dari pada akar skunder dan primer. Bagian batang (pangkal, tengah,

ujung) berpengaruh nyata terhadap karakter jumlah akar primer dan akar
9

sekunder. Proses pembentukan akar pada stek terbentuk secara adventif dari

cambium dan bagian node (buku) .Akar pada stek terbentuk karena pelukaan, dan

akar tebentuk dari jaringan parenkim. Pembentukan akar lateral dimulai dengan

pembelahan fertikular yang terjadi pada beberapa seel perisikel. Sel yang

dihasilkan membelah lagi secara antiklinal atau parenkinal sehinnga terjadi

himpunan sel. Pada waktu primordium akar bertambah panjang, korteks di tembus

hingga akar lateral mucul dipermukaan akar induknya (Hidayat, 2010).

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah 1) Sumber bahan stek

dan 2) Perlakuan terhadap bahan stek. Hal yang perlu diperhatikan dalam

perlakuan terhadap bahan stek adalah penggunaan jenis media. Pasir merupakan

jenis yang cocok bagi pertumbuhan awal stek karena memiliki aerasi yang cocok

bagi pertumbuhan akar, dan menggunakan campuran media tanam lain untuk

penambahan unsur hara pada media tanam seperti kompos (Sofyan et al, 2006)

Zat Pengatur Tumbuh

Konsep pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman.

Hormon tanaman adalah senyaawa-senyawa organic tanaman yangb dalam

konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses-proses fisiologi, terutama tentang

proses pertumbuhan, differensiasi, dan perkembangan tanaman. Untuk zat

pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi

rendah (<1 mm) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Dewi, 2008).

Hasil penelitian dalam bidang fisiologi menunjukkan bahwa auksin terlibat

dalam berbagai aktivitas tanaman seperti pertumbuhan batang, pembentukan

akar,penghambatan tunas lateral, pengguguran daun dan buah, pengaktifan sel-sel


10

cambium dan lain-lain. Salah satub senyawa alami yang mempunyai aktivitas

sebagai auksin yaitu idol-3-aseptik acid (IAA) karena dapat merangsang

pertumbuhan adventif (Setyawan, 2009).

Konsentarasi optimal IAA untuk pertumbuhan tunas hanyalah 1/1000

konsentrasi optimal untuk perpanjangan sel. Oleh karena itu konsentrasi IAA

yang tinggi menekan perkembangan tunas. Apikal yang dominan terus terjadi

sampai jarak tertentu dari ujung batanga sehingga konsentrasi auxin menjadi kecil

dan tidak menghambat perkembangan kuncup tetapi mendorongnya

(Endah, 2002).

Secara umum pengaruh penambahan IAA (Iodin Asektic Acid) terhadap

pertumbuhan jumlah akar, panjang akar, jumlah daun dan jumlah tunas bersifat

tunggal (mandiri) karena interaksi zat pengatur tumbuh tidak terlihat kecuali pada

peubah tinggi kultur (Amiputri, et al., 2003).

Pada prinsip nya air destilasi merupakan air yang dioperoleh dari proses

penyaringan air kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan

panas, penguapan dan pengembunan. Pada proses destilasi yang di ambil hanya

lah air kondensasinya, kuman dan bakteri mati oleh proses pemanasan dan

kotoran akan mengendap di dasar basin, dengan menggunakan air ini sebagai

perendaman stek batang diharapkan akan memberikan pengaruh pada

perkembangan tanaman (Astawa, et al., 2011).

Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organk bukan nutrisi yang

dalam konsentrasi rendah dapat mendorong, menghembat atau secara kualitatif

mengubah pertumbuhan dan perkembangan. Ahli biologi tumbuhan telah


11

mengidentifikasikan 5 tipe utama zat pengatur tumbuh yaitu auksin, sitokinin,

giberalin, asam absisat dan etilen (Wahyuni, 2015).

ABA adalah saskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di

kloroplas dan plastid dan melalui lintasan asam meralonat. Jadi reaksi awal dalam

sintesis ABA sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti giberelin, sterol dan

karetonoid (Windan, 2009).

Di dalam perbanyakan invitro diperlukan ZPT, baik auksin maupun

sitokinin yang memacu generasi dan progasi tanaman. Sitokininberperan dalam

regenerasi eksplan yaitu dalam proses sitokinensis, inisiasi dan prolifirasi tunas

serta pada pembentukan akar (Endah,2002).

Sitokinin terdapat di jaringan pembunuh berbagai jenis tumbuhan. Paling

banyak terdapat disekitar biji muda; buah muda, dan tunas daun serta ujung akar.

Giberelin merupakan diterpenoid, yang menempatkan zat itu dalam keluarga

kimia yang sama dengan klorofil dan karoten. Bagian dasar GA adalah kerangka

giban dan kelompok karboksil bebas. Giberelin dapat menghasilkanpenambahan

tinggi pada tanaman (Kusuma, 2009).

Growtone merupakan zat perangsang tumbuh yang sangat berguna untuk

merangsang pertumbuhan akar. Growtone merupakan produk ZPT yang telah

terdaftar secara resmi untuk dapat dipasarkan dengan nomor pendaftaran RI.01

04012006246 (Harjadi, 2004).


12

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun tempat dilaksanakan praktikum ini adalah di Lahan

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Program Studi Agroteknologi, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl pada

Tanggal 21 Februari 2019 pada pukul 09.20 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang bunga mawar

(Rosa sp.) sebagai tanaman yang akan ditanam, topsoil sebagai media tanam

berupa lapisan yang subur, pasir sebagai campuran media tanam tambahan, IAA

(hormon Auksin) untuk membantu proses mempercepat pertumbuhan, air destilata

sebagai larutan pembanding tumbuh tanaman, polybag untuk wadah media tanam,

plastik transparan untuk menyungkup, Stipo atau Label sebagai tanda per polibag,

tali plastik untuk mengikat penyungkup, dan air untuk menyiram tanaman.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting untuk

memotong tali plastik, pisau untuk memotong batang tanaman, beaker glass

sebagai wadah larutan untuk merendam bagian tanaman, cangkul untuk mengolah

tanah, gembor sebagai tempat untuk meyiram tanaman, meteran untuk mengukur

luas lahan, timbangan untuk menimbang media tanam, alat tulis sebagai alat bantu

untuk menulis data, buku data untuk mencatat data.

Prosedur Praktikum

- Dicampurkan media tanam top soil dan pasir dengan perbandinan 2:1 dan

disiram dengan air.

- Diisi media ke dalam polibag masing-masing pasangan sebanyak 6 buah.


13

- Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda

sepanjang ± 30 cm. Disiapkan 3 potong dengan daun tanaman tetap

melekat pada cabang dan 3 potong yang daunnya dibuang semua pada

setiap pasangan.

- Direndam cabang bagian bawah, masing-masing 1 potongan dengan daun

dan tanpa daun selama 15 menit dengan :

a. Air destilata

b. Larutan 0,1 mg IAA/Liter

c. Larutan 1,0 mg IAA/liter

- Ditanam bahan stek ke dalam polibag dan diberi label.

- Disiram sedikit air, sungkup dengan plastik transparan dan ditempatkan

pada tempat teduh, setelah 1 minggu sungkup plastic dibuka.

- Disiram tanaman setiap hari bila perlu. Diamati pertumbuhan tanaman

setiap minggunya.

- Diamati pertumbuhan akar setelah 6 minggu


14

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dimulai pada hari Senin tanggal 14 Maret 2019 yang

dilakukan di Rumah Bunga dengan membersihkan lahan dari gulma maupun

sampah.

Gambar 1. Persiapan Lahan

Persiapan media tanam

Buat perbandingan 2:1 top soil dengan pasir dengan memakai cangkul

untuk mencampurkannya. Disi tanah top soil kedalam polibag berukuran 10 x 15

cm lalu letakkan polibag tersebut kedalam rumah bunga.

Gambar 2. Penyiapan Media Tanam

Persiapan Bahan Stek

Dicari batang tanaman mawar yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda

kemudian dipotong 30 cm. Dan setiap pasangan menyiapkan 3 potong dengan


15

daun tanaman tetap melekat pada cabang dan 3 potong daunnya dibuang semua.

Lalu direndam cabang bagian bawah masing-masing 1 potongan dengan daun dan

tanpa daun tanaman selama 15 menit dengan air destilata, larutan 0,1 mg IAA/liter

dan larutan 1,0 mg IAA/liter.

Gambar 3. Persiapan Bahan Stek

Penanaman

Tanam bahan stek yang sudah diberi perlakuan kedalam polibag yang

sudah disediakan. Siram sedikit air, sungkup dengan plastik transparan dan

tempatkan, pada tempat teduh. Setelah seminggu sungkup plastik dibuka.

Gambar 4. Penanaman

Pemeliharaan tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap sore hari jika tidak hujan, dalam penyiraman

diberikan kira kira membasahi permukaan tanah pada polibag tersebut.


16

Gambar 5. Penyiraman

Penyulaman

Penyulaman batang tanaman mawar yang tidak tumbuh dilakukan pada

umur satu minggu setelah tanam. Batang tanaman mawar diperiksa tanaman

mawar yang tidak tumbuh dibuang dan diganti dengan yang baru atau dilakukan

transplanting tanaman.

Gambar 6. Penyulaman

Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap sore hari, beberapa saat setelah dan sebelum

lahan disiram. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabuti gulma-gulma yang

ada disekitar tanaman jagung. Penyiangan atau pembersihan lahan dari gulma

dapat dilakukan secara manual dengan tangan. Penyiangan jangan sampai

mengganggu akar tanaman yang belum kuat mencengkram tanah.


17

Gambar 7. Penyiangan

Pemanenan

Umur panen tanaman mawar adalah 6 MST. Tanaman mawar dipanen

dengan cara dicabut batang tanaman mawar dari polibag.

Gambar 8. Pemanenan

Parameter

Jumlah Tunas

Jumlah tunas dihitung setiap satu minggu sekali dimulai dari 2 MST

hingga 6 MST. Perhitungan jumlah tunas dimulai dari yang terletak didekat akar.

Jumlah Akar

Dihitung jumlah akar tanaman mawar yang tumbuh setelah 6 minggu


18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Komoditi : Mawar (Rosa sp)
Parameter : Jumlah Tunas
Tanggal Jumlah Tunas
Pengamatan Direndam Air Direndam IAA 1 Direndam IAA
Destilata mg/L 0,1 mg/L
Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Daun Daun Daun Daun Daun Daun
28 Maret 2019 0 0 0 0 0 0
04 April 2019 0 0 0 0 0 0
11 April 2019 0 0 1 1 2 0
18 April 2019 0 0 2 2 3 0
25 April 2019 0 0 3 3 4 0
02 Mei 2019 0 0 5 4 5 0
09 Mei 2019 0 0 6 5 6 0

Komoditi : Mawar (Rosa sp)


Parameter : Jumlah Akar
Tanggal Jumlah Akar
Pengamatan Direndam Air Direndam IAA 1 Direndam IAA
Destilata mg/L 0,1 mg/L
Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Daun Daun Daun Daun Daun Daun
28 Maret 2019 0 0 0 0 0 0
04 April 2019 0 0 0 0 0 0
11 April 2019 0 0 0 0 0 0
18 April 2019 0 0 0 0 0 0
25 April 2019 0 0 0 0 0 0
02 Mei 2019 0 0 0 0 0 0
09 Mei 2019 0 0 5 3 1 0

Pembahasan

Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Hal

ini sesuai dengan literatur (Rizkya, 2008) yang menyatakan bahwa Inisiasi akar

merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang akar merupakan

hasil pemanjangan dari sel-sel dibelakang meristem batang. Perbanyakan tanaman


19

ada yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan ada pula yang meiliki tingkat

keberhasilan yang rendah tergantung oleh beberapa faktor, seperti :jenis tanaman,

waktu perbanyakan, keterampilan kerja dan lain sebagainya.

Stek batang adalah pembiakan tanaman yang menggunkan sebagian

batang agak tua dengan memotong bagian pucuk nya yang dipisahkan dari

induknya. Hal ini sesuai dengan literatur (Manik, 2012) yang menyatakan bahwa

Stek batang adalah pembiakan tanaman yang menggunkan sebagian batang agak

tua dengan memotong bagian pucuk nya yang dipisahkan dari induknya. Stek

batang ini di ambil dari bagian dari tanaman yang ortotrop dan mengharapkan

tumbuh nya tunas dari kuncup-kuncup tunas yang tumbuh di ketiak tanaman.

Faktor yang mempengaruhi stek adalah sumber bahan stek dan perlakuan

terhadap bahan stek. Hal ini sesuai dengan literatur (Sofyan et al, 2006) yang

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah 1)

Sumber bahan stek dan 2) Perlakuan terhadap bahan stek. Hal yang perlu

diperhatikan dalam perlakuan terhadap bahan stek adalah penggunaan jenis

media. Pasir merupakan jenis yang cocok bagi pertumbuhan awal stek karena

memiliki aerasi yang cocok bagi pertumbuhan akar, dan menggunakan campuran

media tanam lain untuk penambahan unsur hara pada media tanam seperti

kompos.

Syarat – syarat yang perlu diperhatikan dalam menyetek yaitu kondisi

bahan induk yang baik, tidak terserang penyakit ,warna bahan stek masih segar.

Hal ini sesuai dengan literatur Yentina (2011) yaitu persyaratan bahan stek : 1.

Batang/cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua, minimal berumur 1 tahun

kecuali untuk stek pucuk. 2. Bebas dari serangan hama dan penyakit 3. Warna
20

batang/pucuk masih segar, berwarna hijau.

Dalam percobaan inisiasi akar ini, ZPT yang digunakan adalah IAA.

Penggunaan ZPT ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar pada setekan

bunga mawar. Jika dilihat dari tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam

pertumbuhan akar yaitu melihat jumlah tunas yang tumbuh, maka ZPT haruslah

sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Konsentrasi yang tinggi juga dapat merusak

jaringan akar dan memperlambat pertumbuhan dan konsentrasi ZPT yang rendah

pun akan memperlambat pertumbuhan. Hal ini sesuai literatur Lestari (2011) yang

menyatakan bahwa ZPT dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit dan keadaannya

dapat mendukung, menghambat atau mengubah proses fisiologi tumbuhan.

Pada pengamatan jumlah tunas pada inisiasi akar dengan perlakuan air

destilata didapati rataan dengan daun 0 dan tanpa daun adalah 0. Pada perlakuan

ini air destilata tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara efektif. Hal ini

sesuai dengan literatur Yentina (2011) yang menyatakan bahwa dengan

menggunakan air destilata akan memberikan pengaruh pada perkembangan

tanaman tetapi tidak secara efektif.

Pada pengamatan dengan permberian IAA 1 mg/l didapati rataan dengan

daun adalah 2,42 dan tanpa daun adalah 2,14. Hal ini menunjukkan pemberian

pada IAA pada tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah tunas karena

fungsi IAA adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai

dengan literatur Putra dan Shofi (2015) yang menyatakan bahwa dengan

penambahan IAA akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Pada pengamatan pemberian IAA 0,1 mg/l didapati rataan dengan daun

adalah 2,85 dan tanpa daun adalah 0. Hal ini menunjukkan pemberian IAA dalam
21

jumlah tinggi akan meningkatkan pertumbuhan tunas. Hal ini sesuai dengan

literatur Putra dan Shofi (2015) yang menyatakan bahwa pengaruh pemberian

IAA dalam jumlah tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah akar,

panjang akar, jumlah tunas karena adanya interaksi ZPT yang tidak terlihat.

Berdasarkan praktikum konsentrasi IAA yang digunakan adalah 1 mg/l

dan 0,1mg/l dan hasil praktikum terlihat jumlah tunas yang berhasil pada

perlakuan ini adalah IAA dengan konsentrasi 0,1 mg/l pada pertumbuhan tunas

dengan daun dan tanpa daun maupun dengan konsentrasi 0,1 mg/l pada perlakuan

dengan daun dan tanpa daun. Hal ini dapat disebabkan karena ZPT yang

dibutuhkan dalam jumlah sedikit maupun dalam jumlah banyak akan

mempengaruhi pertumbuhan tunas pada tanaman bunga mawar. Hal ini sesuai

dengan literatur Rahayu dan Riendriasari (2016) yang menyatakan bahwa ZPT

dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikt maupun dalam jumlah banyak sehingga

dapat membantu pertumbuhan tunas dan akar pada tanaman bunga mawar.

Media tanam yang digunakan dalam praktikum ini adalah campuran

topsoil dengan kompos dengan perbandingan 2:1 yang bertujuan dapat lebih

mudah akar stek bergerak karena pori-pori tanah menjadi besar dan membantu

pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai literatur Pitoyo (2014) yang menyatakan

bahwa tanah yang baik pada pertumbuhan mawar adalah tanah yang bersifat

lempung berpasir yang dapat membnatu pertumbuhan tanaman disebabkan karena

membesarnya pori tanah.

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan pertumbuhan akar dengan 3 (tiga)

perlakuan yaitu kontrol, direndam IAA 1 mg/l, dan direndam IAA 0,1 mg/l

berturut-turut adalah 3, 0; 0,0; 5, 3. Hal ini sesuai dengan literatur Pitoyo (2014)
22

yang menyatakan bahwa sumber bahan stek yang terbaik dijumpai pada tunas akar

karena hormon auksin terdapat pada ujung akar sehingga mempercepat terjadinya

proses pembentukan akar dan tunas.

KESIMPULAN

1. Dalam percobaan inisiasi akar ini, ZPT yang digunakan adalah IAA.

2. Konsentrasi IAA yang digunakan adalah 1 mg/l dan 0,1 mg.


23

3. Media tanam yang digunakan dalam praktikum ini adalah campuran topsoil

dengan kompos dengan perbandingan 2:1.

4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah 1). Sumber bahan stek

dan 2). Perlakuan terhadap bahan stek.

5. Jumlah tunas dan akar yang tidak tumbuh pada perlakuan destilata tanpa daun

dan 1 mg IAA

6. Jumlah tunas yang paling banyak tumbuh pada perlakuan yang direndam IAA

0,1 mg dengan daun.

7. Syarat – syarat tanaman yang dapat distek yaitu kondisi tanaman baik, tidak

mudah terserang hama, warna bagian tanaman yang mau distek segar ,kondisi

nya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

Anda mungkin juga menyukai