Anda di halaman 1dari 36

Prinsip[sunting 

| sunting sumber]
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk
membangun koperasi yang efektif dan tahan lama.[3] Prinsip koperasi terbaru yang
dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah
internasional) adalah

 Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela


 Pengelolaan yang demokratis,
 Partisipasi anggota dalam ekonomi,
 Kebebasan dan otonomi,
 Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.[4]
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi
menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:

 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


 Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
 Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
 Kemandirian
 Pendidikan perkoperasian
 Kerjasama antar koperasi
Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu:

 Modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal koperasi(SMK)

Jenis koperasi[sunting | sunting sumber]


Koperasi pekerja[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Koperasi pekerja
Koperasi pekerja atau koperasi produsen adalah koperasi yang dimiliki dan secara demokratis
dikontrol oleh "pekerja-pemiliknya". Tidak ada pemilik luar dalam koperasi pekerja "murni", hanya
pekerja yang memiliki bagian (saham) kepemilikan bisnis tersebut. Meski dalam bentuk hibrida,
sang konsumen, anggota masyarakat atau investor kapitalis juga memiliki bagian (saham)
kepemilikan. Dalam praktiknya, kontrol oleh pekerja-pemilik dapat dilaksanakan melalui
kepemilikan individual, kolektif, atau mayoritas; atau penggunaan hak pilih individu, kolektif, atau
mayoritas (melalui prinsip satu anggota satu suara). Bagaimanapun, koperasi pekerja memiliki
karakteristik mayoritas tenaga kerjanya memiliki saham kepemilikan, dan mayoritas saham
kepemilikan dimiliki oleh tenaga kerja. Keanggotaan tidak selalu bersifat wajib bagi pekerjanya,
tapi secara umum hanya pekerja yang dapat menjadi anggota baik secara langsung (sebagai
pemegang saham) atau tidak langsung melalui keanggotaan perwalian yang memiliki
perusahaan.
Dampak ideologi politik dalam praktiknya membatasi perkembangan koperasi di berbagai
negara. Di India, terdapat bentuk koperasi pekerja yang menuntut kewajiban keanggotaan bagi
semua pekerjanya dan kewajiban bekerja bagi semua anggota. Bentuk tersebut terdapat
dalam Rumah Kopi India. Di tempat seperti Britania, kepemilikan umum (kepemilikan kolektif tak
terpisahkan) populer pada 1970-an. Perkumpulan Koperasi baru menjadi legal di Britania setelah
disahkannya Stanley's Act pada 1852. Pada 1865 terdapat 651 perkumpulan terdaftar dengan
total keanggotaan mencapai 200.000 orang. Sekarang, terdapat lebih dari 400 koperasi pekerja
di Britania, Suma (Wholefoods) menjadi adalah koperasi pekerja terbesar disana dengan omset
sebesar £24 juta Poundsterling.
Jenis Koperasi menurut fungsinya[sunting | sunting sumber]
 Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi
pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai
konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi
koperasinya.
 Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi
barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
 Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya
bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik
dan pekerja koperasi.
 Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan
oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose
cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut
koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).

Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah


kerja[sunting | sunting sumber]
 Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.

 Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan
daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi
menjadi :

 koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
 gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat
 induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya[sunting | sunting
sumber]

 Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan


memiliki rumah tangga usaha.
 Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya.
Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan
pengelompokan koperasi menurut fungsinya.

Keunggulan[sunting | sunting sumber]
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan lain cukup
besar mengingat koperasi mempunyai potensi kelebihan antara lain pada skala ekonomi,
aktivitas yang nyata, faktor-faktor precuniary, dan lain-lain.
Kewirausahaan[sunting | sunting sumber]
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif,
dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh
pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta
peningkatan kesejahteraan bersama.[5] Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa
kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif[5]
Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari,
menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama.
[5]
Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan
dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan
koperasi.[5]

Pengurus[sunting | sunting sumber]
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota.[6] Ada
kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan
anggota sendiri.[6] Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-
kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi
yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah
mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh
koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).[6] Namun demikian sesuai UU
25 Tahun 1992 pengurus adalah dari anggota, apabila diperlukan dapat
mengangkat manajer untuk membantu mengelolanya.

Koperasi di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan.[4] Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12
Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992.[4]
Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional
dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).[4]

Logo Gerakan Koperasi Indonesia (1960an-2012)

Sejarah koperasi di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan
hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya.
[7]
 Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial
yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak.[7] Beberapa orang yang
penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan
dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya
sendiri dan manusia sesamanya.[7]
Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan
sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi).[7] Ia terdorong oleh keinginannya untuk
menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang
memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi.[7] Maksud Patih tersebut untuk mendirikan
koperasi kredit model seperti di Jerman.[7] Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan
oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda.[8] De Wolffvan Westerrode
sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank
Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan
Pertanian.[7] Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin
menderita karena tekanan para pengijon.[7] Ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut
menjadi koperasi.[7] Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang
menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen dan memberikan pertolongan
pinjaman padi pada musim paceklik.[7] Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu
menjadi Koperasi Kredit Padi.[7] Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain.
Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi
Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank Desa , rumah
gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI).[7] Semua itu
adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.[7]
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:[9]
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan
dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan
politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan
pemerintah jajahan itu.
Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai memasyarakat, Pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan peraturan perundangan tentang perkoperasian. Pertama, diterbitkan
Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu pada tahun 1927 dikeluarkan pula
Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi
golongan Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan
Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu,
hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan hukum Barat, sedangkan
Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra. Diskriminasi pun diberlakukan pada
tataran kehidupan berkoperasi [10]
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat.[8] Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatieve.[8]
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi.[8] Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai
Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.[8]
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi
untuk yang kedua kalinya.[9] Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia.[9] Jepang lalu
mendirikan koperasi kumiyai.[9] Awalnya koperasi ini berjalan mulus.[9] Namun fungsinya berubah
drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat
Indonesia.[9]
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya.[9] Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia.[9] Sekaligus membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya (Bandung sebagai ibukota provinsi
sedang diduduki oleh tentara Belanda)[11].

Fungsi dan peran koperasi Indonesia[sunting | sunting sumber]


Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi
dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan
masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh
perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan
kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.[3]

Koperasi berlandaskan hukum[sunting | sunting sumber]


Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 adalah
[Organisasi]] ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan
asas kekeluargaan.[12] Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja
berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan,
persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak.[13]

Lambang[sunting | sunting sumber]
Arti Lambang Koperasi[sunting | sunting sumber]
Arti dari Lambang yang sudah tidak digunakan :

No Lambang Arti

Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang
Gerigi roda/
1 pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi
gigi roda
beberapa persyaratannya.

Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Bahwa


anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka
semua Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan
Rantai (di
2 yang mengikat sesama anggota adalah hukum yang dirancang sebagai
sebelah kiri)
Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi.
Dengan bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan
Kapas akan mudah diperoleh.

Kapas dan Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara umum
Padi (di yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang
3
sebelah (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas
kanan) sudah disebut makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan.

Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi


simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara
4 Timbangan
"Rantai" dan "Padi-Kapas", antara "Kewajiban" dan "Hak". Dan yang
menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam Perisai.
Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan
idiil koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang
Bintang dalam
5 mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang
perisai
mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti "tubuh", dan Bintang
bisa diartikan "Hati".

Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang


Pohon dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa
6
Beringin Arab "Hayyu"/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam Perisai
menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.

Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan


Koperasi Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar
7
Indonesia negeri juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-
nilai sendiri.

Warna Merah Warna merah dan putih yang menjadi background logo menggambarkan


8
Putih sifat nasional Indonesia.

Arti Lambang Koperasi Baru[sunting | sunting sumber]


1. Lambang Koperasi Indonesia terkini dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan
akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung
makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan,
variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan
berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang
melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
 Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
 Sebagai dasar perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan;
 Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan
demokrasi;
 Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan
dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti
kemajuan zaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks
Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya
ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara
Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus
berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna
pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan
serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa
bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-
umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh
kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang
memuat :
 Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
 Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah
lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya,
menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara
terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
 Tata Warna :
1. Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9
2. Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25
3. Warna merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21
4. Perbandingan skala 1 : 20.
Penggunaan Lambang Koperasi Baru[sunting | sunting sumber]

Logo Baru Koperasi Indonesia

Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( Permen KUKM )
NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia , maka
mulai tanggal 12 April 2012 telah terjadi penggantian lambang koperasi.
Pada Pasal 2 tertulis bahwa :
"Bagi Gerakan Koperasi diseluruh Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang
koperasi Indonesia, sebagaimana pada Lampiran Peraturan Menteri ini."
Pada Pasal 3 tertulis :
"Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan
menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya
pada tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru."
Dan pada pasal 6 tertulis bahwa :
"Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka Lambang Koperasi yang lama dinyatakan
tidak berlaku."
NOV

28

MEKANISME KERJA & PROSES KEANGGOTAAN

MEKANISME  KERJA

Kata koperasi sudah tidak asing lagi kita dengar semua orang juga
sudah mengetahui apa itu koperasi disini kita akan membahas apa
prinsip koperasi,bentuk dan bagaimana cara kerja koperasi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau


badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.

Prinsip Koperasi

Seluruh Koperasi di Indonesia wajib menerapkan dan melaksanakan


prinsip prinsip koperasi, sebagai berikut:

 keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;


 pengelolaan dilakukan secara demokratis;
 pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
 pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
 kemandirian;
 pendidikan perkoperasian;
 kerja sama antar koperasi.

PROSES KEANGGOTAAN

Tahap rapat pembentukan koperasi setelah tahap persiapan selesai


dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal yang
cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat
pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota
sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer. Selain itu,
pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta
hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi
karyawan, dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi karyawan, yaitu
surat keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan
dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam suatu
rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar
pada saat pembentuk-an koperasi.
b. Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan
dasar tertulis yang memuat tata kehidupan koperasi yang disusun dan
disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan.
Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia
pendiri, kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran
Dasarnya pada saat rapat pembentukan untuk disepakati dan
disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan :
1. Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar
tersebut dicantumkan nama koperasi karyawan yang akan dibentuk
dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
2. Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar
dikemukakan landasan, asas dan prinsip koperasi yang akan dianut
oleh koperasi.
3. Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran
pembentukan koperasi.
4. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha
yang akan dilaksanakan koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi
adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi para
karyawan anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi
konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa
atau koperasi serba usaha.
5. Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan
keanggotaan koperasi. Urusan keanggotaan ini dapat ditentukan
sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya.
Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan
dan prosedur menjadi anggota ko-perasi karyawan, kewajiban dan
hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam mengakhiri
status keanggotaan pada koperasi.
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar

KOPERASI

 Klasik
 

 Kartu Lipat
 

 Majalah
 

 Mozaik
 

 Bilah Sisi
 

 Cuplikan
 

 Kronologis
1.
NOV
28

PERANAN KOPERASI

PERANAN KOPERASI

Menurut UU no.25 tahun 1992 ialah badan usaha yang beranggotakan


orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatanya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asa kekeluargaan.Peranan koperasi
dalam perekonomian Indonesia adalah :

1.    Alat pendemokrasi ekonomi

2.   Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat

3.   Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang


tidak menguasai hajat hidup orang banyak

4.   Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama


pembangunan ekonomi nasional)

5.   Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian


nasional yang kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi
Indonesia
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
2.
NOV

28

EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI


ANGGOTA
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI
DILIHAT DARI SISI ANGGOTA
 
A. EFEK-EFEK EKONOMIS KOPERASI

Salah satu hubungan penting yang harus dilakukankoperasi adalah


dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi.

Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana


(simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah
menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan
mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa,
menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual
/pembeli di luar koperasi.

Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan


pelayanan perusahaan koperasi

1. Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya

2. Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-


syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari
pihak-pihak lain di luar koperasi.

B. EFEK HARGA DAN EFEK BIAYA

Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan


tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara
utilitarian maupun normatif.

Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis.


Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa
pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau
adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga
menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik
secara tunai maupun dalam bentuk barang.

1. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan koperasi

Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang


di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit
oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi
tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota
dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka
idealnya semakin tinggi manfaat yang di terima oleh anggota.
Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah
partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat
dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh
anggota tsb.

2. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan

Di sebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan


perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangantantangan
kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara
kontinu di sesuaikan.

1. Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama


organisasi non koperasi).

2. Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan


peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan
anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang di tawarkan oleh
koperasi.

Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari Sisi Perusahaan


1. Efisiensi Perusahaan Koperasi
Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang
kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orang-
orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh
terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan
utamanya melayani anggota.

2. Efektivitas Koperasi

Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara


membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan
output

realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.

Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :

EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL

Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif

3. Produktivitas Koperasi

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang


digunakan (I), jika (O>1) di sebut produktif. Rumus perhitungan
Produktivitas Perusahaan Koperasi :

PPK = SHUk x 100 % (1) Modal koperasi

PPK = Laba bersih dr usaha dgn non anggota x 100% (2) Modal


koperasi

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang


digunakan (I), jika (O>1) disebut produktif.
Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi :
PPK = S H U X 100%
Modal koperasi
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 118,432,448
= Rp. 86.62
Dari hasil ini dimana PPK > 1 maka koperasi ini adalah produktif.
RENTABILITAS KOPERASI
Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka
digunakan rumus perhitungan sebagai berukut:
Rentabilitas = S H U X 100%
AKTIVA USAHA
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 518,428,769
Rp. 19.79 %
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha
mampu menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini
berarti koperasi KSU SIDI Sanur mampu mengembangkan usahanya
dengan baik kea rah yang meningkat.

4. Analisis Laporan Koperasi

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan


pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.
Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat
evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi :

(1) Neraca,

(2) Perhitungan hasil usaha (income statement),

(3) Laporan arus kas (cash flow),

(4) Catatan atas laporan keuangan

(5) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan


tambahan.

Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan


usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi
pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada
perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di
terima oleh anggota dan bukan anggota
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
3.
NOV

28

Jenis-Jenis dan Bentuk Koperasi


Jenis-Jenis dan Bentuk Koperasi

Ada dua jenis koperasi yang cukup dikenal luas oleh masyarakat, yakni KUD dan KSP.
KUD (Koperasi Unit Desa) tumbuh dan berkembang subur pada masa pemerintahan orde
baru. Sedangkan KSP (Koperasi Simpan Pinjam) tumbuh dan berkembang dalam era
globalisasi saat ini. KUD dan KSP hanyalah contoh dari sekian jenis koperasi.

Sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian, bahwa


“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sehingga sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.”

Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi
memiliki tujuan untuk kepentingan anggotanya antara lain meningkatkan kesejahteraan,
menyediakan kebutuhan, membantu modal, dan mengembangkan usaha.

Dalam praktiknya, usaha koperasi disesuaikan dengan kondisi organisasi dan kepentingan
anggotanya. Berdasar kondisi dan kepentingan inilah muncul jenis-jenis koperasi.

1. A.    Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :


1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Jasa
3. Koperasi Produksi
1. Koperasi Konsumsi
Koperasi ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya.
Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibantingkan di
tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.

1. Koperasi Jasa
Fungsinya adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Tentu bunga yang dipatok harus lebih renda dari tempat meminjam uang
yang lain.

1. Koperasi Produksi
Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan
produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan
memasarkannya hasil produksi tersebut. Sebaiknya anggotanya terdiri atas unit
produksi yang sejenis. Semakin banyak jumlah penyediaan barang maupun penjualan
barang maka semakin kuat daya tawar terhadap suplier dan pembeli.

1. B.     Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja


1. Koperasi Primer
2. Koperasi Sekunder
2. Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.

3. Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki
cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer.

Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

4. koperasi pusat – adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
b. gabungan koperasi – adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat

c. induk koperasi – adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi

5. C.    Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya


1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
2. Koperasi Serba Usaha (KSU)
3. Koperasi Konsumsi
4. Koperasi Produksi
6. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan
melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan
jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam
ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan
“dari, oleh, dan untuk anggota.”

7. Koperasi Serba Usaha (KSU)


adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya, unit usaha simpan
pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga masyarakat,
unit produksi, unit wartel.

8. Koperasi Konsumsi
adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota.
Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah
tangga.

9. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang (memproduksi)
dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada umumnya sudah memiliki
usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.

10. D.    Koperasi berdasarkan keanggotaannya


1. Koperasi Unit Desa (KUD)
2. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
11. Koperasi Unit Desa (KUD)
adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan.. Koperasi ini melakukan
kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang
dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih,
alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian.

12. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)


Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama
Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan kesejateraan
para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.

13. Koperasi Sekolah


Koperasi Sekolah memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan siswa.
Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti
buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan
semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa
antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.

14. B.  BENTUK – BENTUK KOPERASI


Dalam pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa koperasi
dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder. Dalam penjelasan pasal 15 UU
No. 12 Tahun 1992 disebutkan bahwa pengertian koperasi sekunder meliputi semua
koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan atau koperasi
sekunder, berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, baik koperasi sejenis
maupun berbeda jenis atau tingkatan. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-
kurangnya tiga koperasi yang berbadan hukum baik primer maupun sekunder. Koperasi
sekunder didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Oleh sebab itu, pendirian koperasi sekunder harus didasarkan pada kelayakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang
seorang dengan jumlah anggota minimal 20 orang, yang mempunyai aktivitas,
kepentingan, tujuan, dan kebutuhan ekonomi yang sama. Koperasi primer memiliki
otonomi untuk mengatur sendiri jenjang tingkatan, nama, dan norma-norma yang
mengatur kehidupan koperasi sekundernya.

Dalam pasal 24 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa hak suara dalam
koperasi sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan jumlah
anggota dan jasa usaha koperasi anggota secara seimbang. Dengan demikian, di dalam
koperasi sekunder tidak berlaku prinsip satu anggota satu suara, tetapi berlaku prinsip
hak suara berimbang menurut jumlah anggota dan jasa usaha koperasi anggotanya.
Prinsip ini dianut karena kelahiran koperasi sekunder merupakan konsekuensi dari
asas subsidiary, yaitu adanya pertimbangan ada hal-hal yang tidak mampu dan atau tidak
efisien apabila diselenggarakan sendiri oleh koperasi primer. Keberadaan koperasi
sekunder berfungsi untuk mendukung peningkatan peran dan fungsi koperasi primer.
Oleh sebab itu, semakin banyak jumlah anggota koperasi primer, semakin besar pula
partisipasi dan keterlibatannya dalam koperasi sekunder. Kedua hal tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengatur perimbangan hak suara.

Dalam membentuk koperasi pasti dibutuhkan sumber-sumber modal seperti halnya


bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi
memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas Modal Sendiri dan Modal
Pinjaman. Modal Sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut :

15. Simpanan Pokok


adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk
setiap anggota.

16. Simpanan Wajib


adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi
dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang
sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

17. Dana Cadangan


cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang
dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar
dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

18. Hibah
adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima
dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat. Modal
Pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut :
19. Anggota dan calon anggota
20. Koperasi lainnya dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama
antarkoperasi
21. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perudang-undangan yang berlaku
22. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
23. Sumber lain yang sah

Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
4.
NOV

28

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa Hasil Usaha ( SHU ) Koperasi seringkali diartikan keliru oleh


pengelola koperasi. SHU Koperasi dianggap sama saja dengan deviden
sebuah PT, padahal terminology SHU jelas, bahwa SHU adalah “Sisa”
dari Usaha koperasi yang diperoleh setelah kebutuhan anggota
terpenuhi
Dalam Manajemen koperasi Sisa hasil usaha (SHU) memang diartikan
sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total
revenue [TR]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost[TC])
dalam satu tahun buku. Bahkan dalam jika ditinjau pengertian SHU
dari aspek legalistik, menurut UU No.25/1992, tentang
perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
3. besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Pengertian diatas harus dipahami bahwa SHU bukan deviden seperti
PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan aktifitas
ekonomi angoota koperasi, maka besarnya SHU yang diterima oleh
setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal
dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Artinya, semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini
berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh
pemilik saham adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang
dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan
usaha lainnya.

Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa


informasi dasar diketahui sebagai berikut:
1. SHU total kopersi pada satu tahun buku
2. bagian (persentase) SHU anggota
3. total simpanan seluruh anggota
4. total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang
bersumber dari anggota
5. jumlah simpanan per anggota
6. omzet atau volume usaha per anggota
7. bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
Mekanisme Pembagian SHU

Prinsip Dasar:
1. SHU diberikan atas partisipasi anggota terhadap kegiatan koperasi
2. SHU dibagi secara proporsional atas partisipasi anggota tersebut.

Mekanisme Pembagian SHU:


1. SHU yang sudah diperoleh dibagi berdasarkan ketentuan yang ada
di AD/ART
2. SHU untuk anggota dibagi berdasarkan besarnya transaksi,
sehingga semakin besar transaksi seseorang anggota, dia akan
semakin besar mendapatkan SHU, demikian sebaliknya.
3. Untuk memudahkan proporsi transaksi, maka diperlukan konversi
nilai transaksi kedalam point pembagi SHU
4. Besarnya nilai tiap point SHU diperoleh dari (=) Nilai total SHU
yang dibagi untuk anggota, dibagi (/) dengan total point yang
dikeluarkan dari semua transaksi.
5. Nilai SHU tiap anggota adalah (=) jumlah point yang dimiliki
seseorang anggota, dikali (x) nilai tiap point SHU.
6. Konversi nilai transaksi dengan jumlah point sangat tergantung
dengan proporsi margin (tingkat keuntungan dari transaksi tersebut).
Semakin rigid (detail) semakin adil, namun akan rumit
administrasinya, kecuali sudah computerized. Maka, Rapat Anggota
dapat memutuskan diawal dengan klasifikasi nilai dan atau jenis
transaksi barang/jasa pada beberapa klasifikasi saja.

Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  


Tambahkan komentar
5.
NOV

28

MODEL KOPERASI

MODEL KOPERASI

Sesuai dengan prinsip identitas ganda, maka para anggota koperasi


adalah pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa atau pelanggan
bagi koperasi tersebut, untuk itu

Hanel, Alfred (1989) membagi partisipasi anggota koperasi menjadi


dua kelompok, yaitu:

1.    Partisipasi anggota sebagai pemilik.

Partisipasi ini sering disebut dengan partisipasi kontributif, karena


para anggota berpartisipasi dengan memberikan kontribusinya
terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi, dalam bentuk
keuangan, misalnya membayar simpanan-simpanan, pembentukan
cadangan dan penyertaan modal (capital resources). Di samping itu,
para anggota juga mengambil bagian dalam penetapan tujuan (goal
system), ikut serta dalam pengambilan keputusan (decision
making), dan ikut serta dalam mengawasi jalannya koperasi (control).

2.   Partisipasi anggota sebagai pelanggan.

Partisipasi ini sering disebut juga partisipasi insentif, yaitu para


anggota koperasi memanfaatkan berbagai potensi atau jasa pelayanan
yang diberikan koperasi(services) untuk menunjang berbagai
kepentingannya, seperti misalnya: pembelian, penjualan, kredit,
produksi, dan lain-lain. Partisipasi anggota dalam pemupukan modal
memberikan kekuatan finansial bagi organisasi koperasi. Semakin
besar modal yang terkumpul, semakin besar pula
peluang untuk memperluas jangkauan usahanya. Koperasi yang
bermodal kecil tentu akan mengalami kesulitan dalam bersaing dengan
pelaku atau lembaga ekonomi lainnya (tengkulak, pedagang, bank).
Partisipasi anggota dalam pembelian lebih ditentukan oleh kesesuaian
antara kebutuhan atau keinginan anggota dengan penyediaan barang
dan jasa yang dilakukan oleh koperasi. Apabila barang dan jasa yang
disediakan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan atau keinginan
anggota, maka anggota koperasi tentu tidak akan mau.
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
6.
NOV

28

MEKANISME KERJA & PROSES KEANGGOTAAN

MEKANISME  KERJA

Kata koperasi sudah tidak asing lagi kita dengar semua orang juga
sudah mengetahui apa itu koperasi disini kita akan membahas apa
prinsip koperasi,bentuk dan bagaimana cara kerja koperasi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau


badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.

Prinsip Koperasi

Seluruh Koperasi di Indonesia wajib menerapkan dan melaksanakan


prinsip prinsip koperasi, sebagai berikut:

 keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;


 pengelolaan dilakukan secara demokratis;
 pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
 pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
 kemandirian;
 pendidikan perkoperasian;
 kerja sama antar koperasi.

PROSES KEANGGOTAAN

Tahap rapat pembentukan koperasi setelah tahap persiapan selesai


dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal yang
cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat
pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota
sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer. Selain itu,
pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta
hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi
karyawan, dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi karyawan, yaitu
surat keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan
dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam suatu
rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar
pada saat pembentuk-an koperasi.
b. Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan
dasar tertulis yang memuat tata kehidupan koperasi yang disusun dan
disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan.
Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia
pendiri, kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran
Dasarnya pada saat rapat pembentukan untuk disepakati dan
disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan :
1. Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar
tersebut dicantumkan nama koperasi karyawan yang akan dibentuk
dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
2. Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar
dikemukakan landasan, asas dan prinsip koperasi yang akan dianut
oleh koperasi.
3. Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran
pembentukan koperasi.
4. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha
yang akan dilaksanakan koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi
adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi para
karyawan anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi
konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa
atau koperasi serba usaha.
5. Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan
keanggotaan koperasi. Urusan keanggotaan ini dapat ditentukan
sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya.
Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan
dan prosedur menjadi anggota ko-perasi karyawan, kewajiban dan
hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam mengakhiri
status keanggotaan pada koperasi.
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
2.
NOV

28

Pola Manajemen Koperasi

Pola Manajemen Koperasi


Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai tujuan dengan
efektif dan efisien dengan menggunakan bantuan / melalui orang lain
Dengan demikian Manajemen Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai
tujuan Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya
berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.
Untuk mencapai tujuan  koperasi di perlukan manajemen koperasi yang benar agar
semua yang telah di rencanakan dapat berjalan dengan baik,untuk itu diperlukan
Pola Manajemen Koperasi sebagai berikut:
Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dasar dari manajemen. Dalam hal ini


manajer memutuskan hal-hal yang harus dilakukan, tetapi sebelum itu
dibutuhkan organisasi untuk perencanaan, baik organisasi kecil
maupun besar. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang
bersifat fleksibel, karena dalam berjalannya waktu situasi dan
kondisipun dapat berubah sewaktu-waktu.

Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang


struktur,pengelompokan, dan mengatur serta membagi tugas bagi
para anggota dalam bekerja. Posisi dalam bekerja dari para
anggotanya pun harus sesuai dengan keahlian dari anggota organisasi,
agar tujuan dapat di capai sesuai dengan yang telah direncanakan.

Struktur Organisasi

Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai masalah


yang harus diselesaikan. Dan masalah yang paling sulit itu berasal dari
dirinya sendiri yaitu berupa keterbatasan, seperti keterbatasan
pengetahuan, kemampuan, bahkan mungkin daya tahan tubuh.

Maka dibutuhkan struktur organisasi yang sesuai dengan kemampuan,


bentuk usaha, volume usaha, maupun luas pemasaran produk. Karena
semua bentuk organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan.

Pengarahan

Pengaraha merupakan fungsi menejemen yang terpenting karena


masing-masing orang dalam suatu organisasi memiliki kepentingannya
masing-masing. Untuk itu pimpinan perusahaan harus dapat
mengarahkan dengan baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pengawasan

Pengawasan merupakan sistem untuk membuat segala kegiatan


perusahaan dapat berjalan sesuai rencana.

Proses ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

 menetapkan standar
 membandingkan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan standar
yang telah ditetapkan
 mengukur penyimpanan-penyimpana yang terjadi, lalu mengambil
tindakan evaluasi jika diperlukan.
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
3.
NOV

28

KASUS KOPERASI

KASUS KOPERASI

Dari berbagai sumber dikemukakan bahwa pimpinan Koperasi Langit


Biru saat ini dinyatakan buron, berbagai tempat yang kemungkinan
menjadi tempat persembunyiannya juga telah di obok-obok pihak
kepolisian namun masih tetap nihil hasilnya. Kasus Koperasi Langit
Biru inilah yang menjerat Ustad Jaya Komara harus berhadapan
dengan meja peradilan dengan tuduhan penipuan, penggelapan, dan
juga money laundring (pencucian uang) dalam praktek bisnis investasi
dan simpan pinjam ala Koperasi Langit Biru.
PT Trasindo Jaya Komara bisa dikatakan sebagai awal mula dari
Koperasi Langit Biru ini yang mana bergerak dalam jenis koperasi
pengeloalaan daging sapi dan hasil peternakan (dari data dapat
disebutkan berkisar 62 pemasok daging sapi yang ikut bekerja sama).
Adapun alamat Koperasi ini sendiri adalah di Perum Bukit Cikasungka
Blok ADF no 2,3,4 Desa Cikasungka, Kecamatan Solear Tangerang
yang merupakan kantor pusat. Untuk cabangnya beralamat di Jalan
BKT Raya, Gang swadaya 6 Nomor 1, RT/RW 008/001 Rawa Bebek,
Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.

Dengan metode MLM untuk menggaet investasi masuk dalam Koperasi


Langit Birumaka tak salah banyak orang yang rela merogoh kocek
untuk berinvestasi di dalamnya. Adapun sistem MLM Koperasi Langit
Biru ini menggunakan sistem jaringan dengan beragam bonus dari
Koperasi yang jumlahnya tentu menggiurkan. Tapi memang pada
kenyataannya dengan terpaksa para invetor tersebut dibuat
kecewa, kasus Koperasi Langit Biru ini membuat mereka menanyakan
akan uang investasi mereka dan juga bagaimana kelanjutan kasus
penipuan ala Koperasi Langit Biru.

Dari para investor tersebut Koperasi Langit Biru setidaknya telah


memutar uang sebesar 6 triliun yang selanjutnya berkembang tanpa
menggunakan rekening bank dalam perputaran uang nasabah tersebut.
Dengan seiring waktu banyak kejanggalan yang terjadi dengan
puncak kasus Koperasi Langit Biru ini adalah para investor yang
mengamuk dengan menjarah dan merusak kantor Koperasi Langit Biru
pada hari Sabtu 2 Juni 2012 kemarin. Hingga sekarang kasus
Koperasi Langit Biru ini terus berlanjut
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
4.
NOV
28

PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

Pada dasarnya lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah
diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai
golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas
menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri,
sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus
diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh
banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan  bangsa
Indonesia. Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik
dari sisi usianyapun yang sudah lebih dari 50 tahun berarti sudah
relatif matang. Sampai dengan bulan November 2001, misalnya,
berdasarkan data Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(UKM), jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak
103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak
26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi
per-Desember 1998  mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat.
Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001,
sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Hingga tahun 2004 tercatat
130.730, tetapi yang aktif mencapai 28,55%, sedangkan yang
menjalan rapat tahunan anggota (RAT) hanya 35,42% koperasi saja.
Data terakhir tahun 2006 ada 138.411 unit dengan anggota
27.042.342 orang akan tetapi yang aktif 94.708 unit dan yang tidak
aktif sebesar 43.703 unit.

PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE LAMA

Sejak masa kemerdekaan, koperasi di Indonesia mengalami suatu


perkembangan yang lebih baik karena adanya dukungan dari
pemerintah terutama Drs. Moh. Hatta selaku wakil presiden saat itu.
Selain itu, ditetapkan pula undang-undang yang mengatur tentang
perkoperasian, yaitu Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang menyatakan
bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya disebutkan pula bahwa
bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan tersebut
adalah koperasi.

Dengan adanya dukungan yang positif dari pemerintah Indonesia


masa itu, maka pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan
pendaftaran koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di
seluruh Indonesia.Pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres
koperasi yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam kongres
tersebut menghasilkan keputusan antara lain terbentuknya Sentral
Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI); menjadikan tanggal
12 Juli sebagai Hari Koperasi, serta menganjurkan
diselenggarakannya pendidikan koperasi di kalangan pengurus,
pegawai dan masyarakat secara umum. Setelah diadakan kongres itu,
pertumbuhan koperasi di Indonesia semakin meningkat pesat.

Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun


1950 program Pemerintah semakin nyata keinginannya untuk
mengembangkan perkoperasian. Hal ini terbukti dengan adanya
pergantian kabinet-kabinet yang kebijakannya selalu mendukung
koperasi agar semakin berkembang. Lalu pada tanggal 15 sampai 17
Juli 1953 dilangsungkan kongres koperasi Indonesia yang ke II di
Bandung. Kongres kedua ini menghasilkan keputusan antara lain
merubah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)
menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DKI). Keputusan yang lain ialah
penyampaian saran kepada Pemerintah agar segera diterbitkannya
Undang-Undang Koperasi yang baru serta mengangkat Bung Hatta
sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE BARU

Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1966 segera
setelah itu pada tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-
Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967
tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Konsideran UU No. 12/1967
tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian
mengandung pikiran-pikiran yang nyata-nyata hendak :
a. Menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung
daripada politik. Sehingga mengabaikan koperasi sebagai wadah
perjuangan ekonomi rakyat.
b. Menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi
dasar koperasi dari kemurniannya.
2. a. Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang
baru yang sesuai dengan semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana
dituangkan dalam Ketetapan-ketetapan MPRS Sidang ke IV dan
Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi koperasi mendapatkan
kedudukan hukum dan tempat yang semestinya sebagai wadah
organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan
sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.
b. Bahwa koperasi bersama-sama dengan sektor ekonomi Negara dan
swasta bergerak di segala kegiatan dan kehidupan ekonomi bangsa
dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha untuk
mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila
yang adil dan makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
3. Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun
1965 perlu dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang
terkandung dalam jelas menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan
dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang sesuai dengan susunan
perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada ketentuan itu dan
untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban
membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap “ing
ngarsa sung tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani”.
Diposting 28th November 2012 oleh ANANDYO TRI LAKSONO

  

Tambahkan komentar
5.
NOV

28

TUJUAN, FUNGSI, PERANAN KOPERASI

TUJUAN KOPERASI
Mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya masyarakat
pada umumnya. Koperasi indonesia adalah perkmpulan orang-orang,
bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran
utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang di terima anggota lebih
di utamakan daripada laba. Keanggotaan koperasi indonesia bersifat
sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai pelaku
ekonomi. melalui koperasi , para anggota ikut, secara aktif
memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya
dan jasa yang di sumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih
menekankanpada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik
produsen maupun konsumen.

FUNGSI KOPERASI
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada  umumnya untuk meningkatkan kesehjateraan ekonomi
dan sosialnya. Meliputi :
- Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat
-  Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahana
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
 - Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Peranan koperasi :
1. Koperasi membantu para anggotanya dalam meningkatkan penghasilannya.
2. Koperasi menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan.
3. Koperasi menyatukan dan mengembangkan daya usaha orang-orang baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
4. Koperasi ikut meningkatkan taraf hidup rakyat dan meningkatkan tingkat pendidikan
rakyat.
5. Koperasi berperan dalam penyelenggaraan kehidupan ekonomi secara demokratis.
Asas-Asas Koperasi di Indonesia
Asas adalah prinsip atau dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir. Asas-asas koperasi
adalah suatu sistem ide yang menjadi dasar atau prinsip atau petunjuk untuk membangun koperasi
yang efektif dan tahan lama. Pada dasarnya asas koperasi adalah asas kekeluargaan.

“Asas kekeluargaan itu adalah istilah dari Taman Siswa untuk menunjukkan bagaimana guru dan
murid-murid yang tinggal padanya hidup sebagai suatu keluarga. Itu pulalah hendaknya corak
koperasi Indonesia.” (Bung Hatta, 1977)

Menurut UU No. 25 tahun 1992, asas-asas koperasi adalah sebagai berikut :

1. Koperasi merupakan badan usaha (business enterprise). Sebagai badan usaha, koperasi harus
memperoleh laba, namun tidak difungsikan sebagai tujuan utama dalam kegiatan koperasi.
2. Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat. Maksudnya, seperti moto “dari rakyat untuk rakyat”,
dana koperasi diperoleh dari rakyat (anggota koperasi) dan dikembalikan atau disalurkan kembali
untuk kepentingan rakyat. Maka jelas bahwa selain untuk kepentingan anggotanya, koperasi didirikan
juga untuk kepentingan menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat atau rakyat luas.
3. Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi. Selain orang pribadi,
koperasi juga dapat diikuti oleh peserta berbentuk suatu badan usaha koperasi yang telah memiliki
akta pendirian usahanya (berbadan hukum). (Baca juga : Aspek Hukum Ekonomi Pembangunan)
4. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Artinya, setiap orang anggota koperasi yang
bergabung tidak berdasar atas paksaan pihak mana pun. Di samping itu, bagi mereka yang memiliki
kepentingan dalam badan usaha koperasi dapat menjadi anggota koperasi tersebut, dan bisa
menerima manfaat dari padanya.
5. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan ini juga dapat diartikan sebagai
pengendalian, yaitu pengendalian koperasi yang dilakukan oleh anggota secara demokratis. (Baca
juga : Fungsi Lembaga Keuangan Bukan Bank)
6. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-
masing anggota. Pembagian SHU proporsional sesuai jasa usaha anggota koperasi.
7. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Pemberian imbalan jasa disesuaikan dengan
modal atau simpanan anggota pada koperasi.
8. Pendidikan perkoperasian. Perlu diberikan pendidikan tentang perkoperasian bagi setiap
anggotanya agar mereka dapat berkembang dan berperan baik dalam koperasi.
9. Kerjasama antar koperasi. Guna pertumbuhan gerakan koperasi dalam memperjuangkan
kebebasan dan menjunjung tinggi martabat manusia, maka perlu adanya kerjasama antar badan
koperasi-koperasi.
Rapat Anggota Koperasi atau RA merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota
sebagai pemilik. Wewenag RA diantaranya adalah menetapkan

1. AD/ART
2. Kebijakan Umum Organisasi, Manajemen, dan usaha koperasi
3. Memilih, mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas.
4. RGBPK dan RAPBK
5. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pengawas.
6. Amalgamasi dan pembubaran koperasi

Koperasi Simpan Pinjam Menurut Peraturan Pemerintah


1.                     Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun
dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota
koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan
atau anggotanya.
2.                     Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan
pinjam.
3.                     Unit Simpan Pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan
pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan.
4.                     Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan
koperasi berjangka.
5.                     Simpanan Berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan.
6.                     Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan Buku
Tabungan Koperasi.
7.                     Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.

Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli


1. P.J.V. Dooren
Menurutnya Koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari badan-badan hukum (corporate).

2. Prof. R.S. Soeriaatmadja


Menurutnya Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh
anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir
laba atau dasar biaya

3. Dr. Fay
Menurutnya Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka
yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari sendiri sedemikian rupa,
sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan
sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.

4. Margaret Digby
Menurutnya koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi dengan
berlandaskan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
azas kekeluargaan”

5. Moh. Hatta
Menurutnya Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada
kawan berdasarkan prinsip seorang buat semua dan semua buat seorang.

6. Margaret Digby
Menurutnya Koperasi adalah kerja sama dan siap untuk menolong.

7. Ensiklopedia
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan
bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan.

8. UU No. 25 1992
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.

9. Arifinal Chaniago
Menurutnya Koperasi adalah suatu perkumpulan beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang
memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan
menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

10. Said Hamid Hasan


Menurutnya Koperasi adalah Kumpulan dari orang-orang yang sebagai manusia secara bersama-sama
bergotong royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi
mereka dan kepentingan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai