Anda di halaman 1dari 21

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Prayugo (2007) media tanam yang digunakan untuk pembibitan
biasanya berbeda-beda tergantung kebutuhan dan jenis tanaman, namun harus
tetap memenuhi fungsinya sebagai pengikat air, penopang tubuh tanaman,
menjaga aerasi dan sirkulasi, dan selain itu media tanam juga harus mampu
mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman. Salah satu penyedia unsur hara yang
sering digunakan sebagai campuran media tanam yaitu pupuk kandang dan
kompos.
Media tanam disebut juga dengan media tumbuh,bagi tanaman umumnya
berupa tanah. Puluhan bahan yang berbeda yang digunakan dalam berbagai
kombinasi untuk mebuat media tumbuh buatan sendiri atau komersial.media
tanam umumnya memiliki berbagai nutrisi,mineral,air,vitamin,sertan kandungan
lain yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman, sehingga peran akar berperan
penting dalam menyerap kandungan hara yang dimiliki media tanam bisa lagi
lebih optimal (Marcelina 2020). Tanah memiliki kandungan organik yang cukup
banyak, Sekam padi merupakan bahan yang dapat digunakan untuk
mempertahankan daya tumbuh benih dalam penyimpanan karena
kemampuannya menyerap kelembaban udara sekitar benih, dan Pupuk kandang
kotoran kambing mengandung 0,97% N, 0,69% P, dan 1,66 % K. Peran pupuk
kandang kambing diantaranya menambahkan unsur hara seperti fosfor, nitrogen,
sulfur, kalium, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, melepas unsur P dari
oksida Fe dan Al,memperbaiki sifat fisik tanah dan struktur tanah.
Hal ini diduga karena media tanam yang terdiri dari pupuk kandang
kambing dapat memperbaiki struktur tanah sehingga membantu tanaman dalam
menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah secara maksimal. Diperkuat
pendapat Rahmawati (2014), pupuk kandang kambing memiliki kandungan C-
organik yang lebih tinggi dibandingkan C-organik pupuk kandang ayam, dengan
2

adanya C-organik yang cukup maka dapat menggemburkan tanah sehingga


penyerapan unsur hara dalam tanah lebih maksimal
Hasil penelitian Rustam dan Fajar (2021) menunjukkan bahwa perlakuan
M1: Tanah lapsian atas + Pupuk kandang (3:1) memberikan nilai rata-rata
tertinggi disetiap parameter pengamatan pada tanaman bawang rambut
dibandingkan dengan perlakuan M0 Tanah Lapisan Atas (kontrol), M2 Tanah
Lapisan Atas + Pupuk Kandang + Arang Sekam (2:1:1), dan M3 Tanah Lapisan
Atas + Pupuk Kandang + Arang Sekam + Kompos (1:1:1:1).
Interval adalah jenis data penelitian yang diukur dalam suatu skala, dimana
setiap titik dalam penghitungan ini ditempatkan pada jarak yang sama (Interval)
satu sama lain. Menurut Nugroho,dkk (2019). interval pemupukan yang terdiri
dari tiga taraf, yaitu 1 kali/minggu, 1 kali/2 minggu, dan 1 kali/3 minggu
terhadap pertumbuhan tanaman marigold.
Kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk anorganik dapat
dimanfaatkan lebih efektif oleh tanaman dalam penyerapan hara. Salah satu
pupuk anorganik yang dapat digunakan adalah pupuk NPK Phonska merupakan
pupuk majemuk yang mengandung unsur hara yang lebih dari dua jenis, dengan
kandungan unsur hara Nitrogen 15% dalam bentuk N H 3 fosfor 15% dalam
bentuk P2 05, kalium 15% dalam bentuk K 2 Odan sulfur 10%. Mudah larut dalam
air, kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata, meningkatkan produksi dan
kualitas panen (Anonim, 2016).
Kopi adalah komoditas perkebunan yang peranannya dalam peningkatan
ekonomi nasional sangat penting. Enam kontribusi komoditas kopi terhadap
ekonomi nasional, yaitu: sebagai sumber devisa negara, pendapatan petani,
penciptaan lapangan kerja, pembangunan wilayah, pendorong agribisnis dan
agroindustri serta pendukung konservasi lingkungan. Indonesia adalah penghasil
kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Namun demikian,
produktivitas tanaman kopi di Indonesia baru mencapai 771 kg ha-1 per tahun
2

untuk kopi Robusta dan 787 kg ha-1 per tahun untuk kopi Arabika. Produktivitas
tanaman ini tergolong sangat rendah bila dibanding negara pesaing seperti
Vietnam yang produktivitas tanamannya telah mencapai 1.542 kg ha-1 per
tahun. Peluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi Indonesia masih
sangat terbuka lebar sebab Indonesia memiliki iklim tropis yang secara
agronomis sangat cocok untuk pengusahaan kedua jenis tanaman kopi tersebut
(Sudjarmoko, 2013).
Kopi robusta berasal dari hutan-hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai
barat sampai Uganda. Tanaman kopi mulai dapat menghasilkan buah kopi
setelah umur 4-5 tahun tergantung pada pemeliharaan dan iklim setempat.
Tanaman kopi dapat memberi hasil yang tinggi mulai umur 8 tahun dan dapat
berbuah baik selama 15 -18 tahun. Pemeliharaan tanaman kopi yang baik akan
menghasilkan sampai umur sekitar 30 tahun (Ridwansyah, 2003). Sejak tahun
1900 kopi robusta telah tersebar luas ke seluruh daerah tropis. Kopi robusta
dapat tumbuh lebih baik di daerah dengan ketinggian 0-1000 mdpl, dimana
tempat tersebut tidak cocok untuk kopi arabika yang memerlukan ketinggian
lebih dari 1000 mdpl untuk menghindari serangan hama Hemelia vastatrix (HV).
Hal ini yang menyebabkan kopi robusta lebih banyak dibudidaya di Indonesia
yang daerahnya didominasi dataran rendah (Rahardjo, 2012). Ciri-ciri kopi
robusta secara umum antara lain memiliki rasa yang lebih pahit, aroma yang
dihasilkan khas manis, warna biji bervariasi, teksturnya lebih kasar daripada
kopi arabika (Anggara dkk, 2011).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian “Pengaruh Media
Tanam dan Interval Pemupukan NPK Phonska dan Terhadap Pertumbuhan Bibit
Kopi Robusta (Coffea canephora L.)”
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan dosis pupuk NPK Phonska terhadap bibit kopi.
2. Untuk mendapatkan media tanam yang baik terhadap pertumbuhan bibit kopi.
2

3. Untuk mengatahui intraksi media tanaman dan pemberian pupuk


NPKPhonska terhadap pertumbuhan bibit kopi.
1.3 Hipotesis
1. media tanam tanah + sekam padi + Dengan media tanam tanah + sekam padi
+ pupuk kandang kambing dengan komposisi 2 : 1 : 1 akan membantu
pertumbuhan tanaman kopi robusta.
2. Pemberian pupuk NPK Phonska dengan dosis 10g/polybag akan membantu
pertumbuhan bibit kopi robusta
3. Interaksi antara pupuk kandang kambing, serta dosis pupuk NPK Phonska
akan membantu pertumbuhan tanaman kopi robusta.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai dasar rujukan tentang pengaruh pupuk NPK Phonska yang
mempunyai pengaruh nyata terhadap berbagai jenis media tanam.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penggunaan pupuk NPK
Phonska dalam aplikasi.
3. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian yang akan datang agar dapat
memperbaiki kesalahan dan Kekurangan yang ada.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora L.)


Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia dan
berhasil menempati urutan keempat setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Data
International Coffee Organization tahun 2016 melaporkan bahwa produksi kopi
di Indonesia mencapai angka 358.620.000 kg. Tanaman kopi sendiri telah
dibudidayakan sejak abad ke-15, hingga saat ini kopi menjadi salah satu
minuman yang paling banyak dikonsumsi bahkan telah dianggap sebagai gaya
hidup modern (Putri, dkk 2017).
Kopi Robusta (Coffea canephora L.) dikenal memiliki kafein yang tinggi
dan lebih tinggi dibandingkan dengan kopi jenis arabika (Erdiansyah dkk 2012)
Biji kopi secara alami mengandung berbagai jenis senyawa antara lain
kafein, asam klorogenat, karbohidrat, lemak, asam amino, senyawa volatil, dan
mineral. Ruth (2010), menjelaskan bahwa biji kopi mengandung protein, minyak
aromatis, dan asam-asam organik. Kopi robusta memiliki kandungan kafein dua
kali lipat dibandingkan kopi arabika, sehingga efek stimulan dari kopi robusta
akan lebih besar dibandingkan kopi arabika (Erdiansyah dkk, 2012). Kadar
kafein yang terdapat di dalam biji kopi robusta antara 1,50-2,72%, sedangkan di
dalam biji kopi arabika sebesar 0,94-1,59% (Mulato, dkk 2006)
2.2 Klasifikasi Tanaman Kopi Robusta
Kopi robusta adalah keturunan dari beberapa jenis kopi, terutama Coffea
canephora. Tanaman ini masuk dalam suku Rubiaceae marga Coffea. Jenis kopi
lain seperti liberika juga pernah digolongkan ke dalam Coffea canephora, akan
tetapi saat ini telah terpisah sebagai spesies tersendiri yaitu Coffea liberica.
5

Klasifikasi tanaman Kopi Robusta (Coffea robusta L.) menurut Rahardjo


(2012) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta L.
2.3 Morfologi Tanaman Kopi
Morfologi tanaman kopi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi beberapa
bagian yaitu:
a. Akar
Tanaman kopi memiliki sistem perakaran tunggang yang tidak rebah,
perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat
lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan Danarti, 2012).
b. Batang
Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok memiliki
ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada tiap ruas
tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua macam cabang,
yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal dan dapat
menggantikan kedudukan batang bila batang dalam keadaan patah atau dipotong) dan
cabang plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke samping atau horizontal)
(PTPN XII 2013).
6

c. Daun
Daun kopi memiliki bentuk bulat telur, bergaris ke samping, bergelombang,
hijaau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. daun tumbuh dan tersusun
secara berdampingan di ketiak batang, cabang ranting yang tumbuh mendatar, Kopi
Arabika memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila dibandingkan dengan
spesies Kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan tebal. Warna daun kopi
Arabika hujau gelap sedangkan kopi Robusta hijau terang (Panggabean 2011).
d. Bunga
Bunga kopi tersusun dalam kelompok, masing masing terdiri dari 4-6 kuntum
bunga. pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2-3 kelompok bunga sehingga
setiap ketiak daun dapat menghasilakn 8-18 bunga kopi berukuran kecil, mahkota
warna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi
bajkal buah yang mengandung dua bakal bijik. Benang sari terdiri dari 5-7 tangkai
berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal musim kemarau.
Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada ahir musim kemarau( Najiyati
dan Danarti 2007).
e. Buah dan Biji
Buah kopi juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan biji kopi
lainnya. Secara umum, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat,
lengkungan bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi arabika dan garis tengah dari
atas ke bawah hampir rata (Panggabean 2011). Daging buah terdiri atas 3 bagian
yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit
tanduk (endokarp) yang tipis dan keras. Buah kopi menghasilkan dua butir biji tetapi
da juga yang tidak menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir biji. Biji
kopi terdiri atas kulit biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat
telur, berstekstur keras dan berwarna kotor (Najiyati dan Danarti, 2012).
7

2.4 Syarat Tumbuh Kopi Robusta


Mengenai iklim, Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati
oleh garis khatulistiwa yang artinya Indonesia beriklim tropis. Dengan iklim
tropis ini, negara Indonesia sangat cocok untuk menanam berbagai tanaman
perkebunan apalagi tanaman kopi. Curah hujan yang cukup akan membantu
mempengaruhi pembentukan bunga menjadi buah, untuk kopi jenis arabika
dianjurkan curah hujan sekitar 1000-1500 mm per tahun, sedangkan curah hujan
yang dikehendaki kopi robusta maksimal 2000 mm per tahun, untuk daerah
dengan ketinggian di atas 1000 m dpl memiliki musim kering yang pendek,
padahal kopi khususnya kopi arabika membutuhan musim kering yang agak
panjang supaya produksinya optimal (Suwarto, 2010).
Pada bulan Maret 2022 menunjukkan bahwa secara umum wilayah
Kalimantan Timur mengalami curah hujan kategori menengah hingga tinggi (50-
500 mm) dan sebagian kecil mengalami curahhujankategori sangat tinggi (>500
mm).(BMKGSamarinda, 2022)
Kondisi tanah yang baik untuk penanaman kopi dianjurkan tanah yang
memiliki top soil atau kandungan organik yang tebal. Biasanya tanah seperti ini
banyak terdapat di dataran tinggi. Tingkat keasaman atau derajat keasaman (pH)
tanah yang dianjurkan untuk tanaman kopi adalah sekitar 5,5 – 6,5 . Jika keadaan
tanah terlalu asam maka dapat ditambahkan pupuk Ca(PO)2 atau Ca(PO3)2 atau
seringkali kita dengar sebagai kapur. Apabila pH tanah terlalu rendah atau untuk
meningkatkan pH tanah dapat kita tambahkan urea (Sunanto. 1992).
Wilayah Kalimantan Timur memiliki pH tanah sekitar 4,50 dan kadar c-
organik sekitar 1,24%. Tekstur tanah wilyah Kalimantan Timur adalah 30%
fraksi liat, 31% fraksi pasir, dan 39% fraksi debu (Suharta, 2010).
2.5 Pupuk NPK Phonska

NPK Phonska merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara


yang lebih dari dua jenis, dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15% dalam
8

bentuk NH3, fosfor 15% dalam bentuk P2 05, kalium 15% dalam bentuk K 2 O
dan sulfur 10%. Mudah larut dalam air, kandungan unsur hara setiap butir pupuk
merata, meningkatkan produksi dan kualitaspanen (Anonim, 2016).

Peranan Pupuk NPK Phonska Peranan Nitrogen Unsur N adalah merupakan


unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur
ini adalah : Merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), meningkatkan
jumlah anakan dan meningkatkan jumlah bulir/ rumpun (Kurniadie. D, 2011).

Peranan Posfor Secara detail fungsi posfor dalam pertumbuhan tanaman


sukar di utarakan, namun demikian fungsi-fungsi utama posfor dalam
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut : memacu terbentuknya bunga,
bulir pada malai, menurunkan aborsitas, perkembangan akar halus dan akar
rambut , memperkuat jerami sehingga tidak mudah rebah dan memperbaiki
kualitas gabah (Novizan, 2010).

Peranan Kalium Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang


esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai
aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah
menyebabkan: ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar,
tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki kualitas bulir,
dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor dan mampu
mengatasi kekurangan air 27 pada tingkat tertentu (Kurniadie, 2011).

Menurut (Yussairi, 2018), untuk mendorong pertumbuhan bibit, tanah


sebaiknya diberi pupuk. Jenis pupuk tergantung keadaan tanahnya.Biasanya,
pupuk yang diberikan adalah pupuk lengkap NPK Phonska 10 g/bibit.

2.6 Media Tanam


9

Media tanam disebut juga dengan media tumbuh,begi tanama umumnya


berupa tanah. Puluhan bahan yang berbeda yang digunakan dalam berbagai
kombinasi untuk mebuat media tumbuhbuatan sendiri atau komersial.media tama
umumnya memiliki berbagai nutrisi,mineral,air,vitamin,sertan kandungan lain
yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting
dalam menyerap kandungan hara yang dimiliki media tanam bisa lagi lebih
optimal (Marcelina Listaria, 2020).
2.6.1 Tanah
Salah satu ciri yang baik adalah memiliki lapisan tanah topsoil yang
tebal. Umumnya, kondisi tanah dataran tinggi memiliki kandungan organik
yang cukup banyak dan tidak terlalu banyak terkontaminasi dengan polusi
udara. Tenam kopi sebaiknya ditanam ditanah yang memiliki kandungan
hara dan organik yang tinggi. Rata-rata pH tanah yang dianjurkan adalah 5-7
(Robertus, 2020).
`2.6.2 Sekam Padi
Sekam padi merupakan bahan yang dapat digunakan untuk
mempertahankan daya tumbuh benih dalam penyimpanan karena
kemampuannya menyerap kelembaban udara sekitar benih.Kelembaban
udara yang tinggi mengakibatkan kandungan air benih meningkat sehingga
laju respirasi meningkat.
`2.6.3 Pupuk Kandang Kambing
Pupuk kandang kambing berasal dari pembusukan kotoran kambing
berbentuk padat (kotoran)sehingga warna, rupa, tekstur, bau kadar airnya
tidak seperti aslinya. Pupuk kandang kotoran kambing mengandung 0,97%
N, 0,69% P, dan 1,66 % K. Peran pupuk kandang kambing diantaranya
menambahkan unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur, kalium,
meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, melepas unsur P dari oksida Fe
dan Al,memperbaiki sifat fisik tanah dan struktur tanah (Marcelina,2020).
10

Hasil penelitian (Maida N, dkk 2015) perlakuan komposisi 2:1:1


(tanah: sekam padi: pupuk kandang kotoran kambing) memberikan hasil
terbaik terhadap pertumbuhan bibit kakao di polybag, hal ini tercermin dari
parameter pertambahan tinggi tanaman (16.55 cm), berat basah akar (3.60
g).
Hasil pengamatan Rustam dkk (2021) menunjukkan bahwa perlakuan
M1: Tanah lapsian atas + Pupuk kandang (3:1) memberikan nilai rata-rata
tertinggi disetiap parameter pengamatan pada tanaman bawang rambut
dibandingkan dengan perlakuan M0 Tanah Lapisan Atas (kontrol), M2
Tanah Lapisan Atas + Pupuk Kandang + Arang Sekam (2:1:1), dan M3
Tanah Lapisan Atas + Pupuk Kandang + Arang Sekam + Kompos (1:1:1:1).
BAB III

iMETODE iPENELITIAN

3.1 iTempat idan iWaktu iPenelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Penelitian dilaksanakan selama
3 bulan, terhitung sejak bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2022
3.2 iAlat iPenelitian idan iBahan
Alat iyang idigunakan iyaitu iparang, icangkul, igembor, ialat itulis imenulis,
ikamera, kalkulator, imeteran imicro ikaliper, meteran, spidol, golok, pisau, iLem
iparalon idan ilakban ibening isecukupnya.
Bahan iyang idigunakan idalam ipenelitian iini iadalah pupuk kandang
ikambing,skam padi,ipupuk iNPK iPhonska, idan ibibit kopi. iTanah ilapisan
atas, Polybag ukuran 25 x 30 cm.
3.3 iRancangan iPercobaan
Rancangan iini imenggunakan ipercobaan iFaktorial i4 ix i3, idisusun idalam
Rancangan iAcak iKelompok i(RAK), idan iulangan isebanyak i3 iulangan.
Setiapiulangan terdiri dari 1 ipolybag isehingga ijumlah isatuan ipercoban
sebanyak i36 isatuan ipercobaan.
1. Media Tanam (M) iterdiri iatas i4 itaraf, iyaitu:
M0 =Tanpa Media Tanam (Kontrol)
M1 =Tanah lapisan atas +Sekampadi (2:1) i
M2 =Tanah lapisan atas +kotoran kambing (2:1)
M3 =Tanah lapisan atas+kotoran kambing+sekampadi (2:1:1)
11

2. Interval pemupukan (P) iterdiri idari 3 itaraf, iyaitu:


P0 = Diberikan 0g/polybag (kontrol)
P1 = Diberikan 10g/polybag 10 kg (5 : 5)
P2 = Diberikan 10g/polybag 10 kg (2,5 : 2,5 : 5)
Secara ikeseluruhan iterdapat i9 ikombinasi iperlakuan, idan isetiap
ikombinasi iperlakuan idiulang isebanyak i3 ikali isehingga imenjadi 3 ix i3 ix
i3 i= i36 isatuan ipercobaan, iyang idapat idisusun isebagai iberikut:
Tabel i1. iModel iSatuan iPercobaan iRancangan iAcak iKelompok i(RAK)

Perlakuan P0 P1 P2

M0 P0M0 P1M0 P2M0

M1 P0M1 P1M1 P2M1

M2 P0M2 P1M2 P2M2

M3 P0M3 P1M3 P2M3

VV3.4 iPelaksanaan iPenelitian


1. Persiapan lahan
Lahan yang digunakan sebagau tempat penelitian dibersihkan terlebih
dahulu dari gulma dan di cangkul agar rata untuk meletakan polybag. Untuk
jarak tanam antara tanaman 20 cm x 20 cm dan jarak antara ulangan 40cm
x40cm yang diberi batas ulangan sebanyak 3 ulangan.
2. Pembuatan naungan
Pembuatan naungan dengan menggunakan alat dan bahan yang ada,
yaitu menggunakan kayu sebagai kerangka naungan, sedangkan atap dan
dinding menggunakan paranet.
12

3. Penyedian Bibit
Bibit yang digunakan adalah varietas Robusta dan bibit yang telah
berumur 2 bulan, yang diperoleh dari SMK-SPP Negeri Samarinda, Bibit
kopi robusta yang digunakan yaitu bibit yang telah mempunyai 2 helai daun
atau lebih dengan kondisi yang tidak cacat dan seragam.
4. Persiapan media tanam
Polybag disiapkan 36 lembar sesuai dengan kebutuhan,kemudian
tanah dimasukan kepolybag, tanah yang digunakan yaitu tanah bagian atas.
Polybag di bagi menjadi 3 ulangan dengan masing -masing ulangan terdapat
12 polybag sesuai keperluan.
5. Penanaman
Bibit yang telah terpilih seragam dipindahkan kedalam polybag
ukuran 25 x 30cm dengan berat perpolybag 5kg. Dengan Media Tanam
sesuai dengan perlakuan penelitian yaitu : M0= Tanpa media tanam, M1=
Tanah lapisan atas dan Sekam padi (2 : 1), M2= Tanah lapisan atas dan
Kotoran Kambing (2 : 1), M3= Tanah lapisan atas + Sekam padi + Kotoran
kambing (2 : 1 : 1)
6. Pemupukan NPK Phonska
Pupuk iNPK iPhonska isesuai idosis iperlakuanya, iyaitu itanpa ipupuk
NPK iPhonska atau (kontrol) i(P0), idosis ipupuk iNPK i iPhonska
10g/polybag (5 : 5) (P1), idosis ipupuk iNPK iPhonska 10g/polybag
(2,5 :2,5 : 5)(i(P2),.Diberikan ipada 15HST, 45HST dan 75HST.
7. Pemeliharaan ibibit i
1. Penyiraman

Penyiraman idilakukani2ikali isehari i(pagi idan isore), isesuai


ikondisi media tanam, iapabila idihari ipenyiraman iada ihujan imaka
ipenyiraman tidak iperlu dilakukan.i
13

2. Penyiangan i
Penyiangan idilakukan iapabila iada igulma iyang itumbuh, ibaik
didalam polybag maupun idiantara ipolybag, idilakukan isecara imanual.
3.5 Pengambilan data
Data yang diamati dalam peneletian ini adalah:
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi itanaman idiukur imenggunakan imeteran ipada iumur 30HST,
umur 60HST dan 90HST setelah ipindah itanam. iDengan icara mengukur
tinggi itanaman idari ipangkal ibawah yang telah diberikan tanda pada 5HST
dengan menggunakan sepidol sampai keujung daun tertinggi.
2. Diameter batang (mm)
Diameter Batangidiukur ipada iumur 30HST,iumur 60HST dan umur
90HST setelah ipindah itanam.iDengan icara imenjepit ialat imikro kalifer
pada ibatang itunas iyang itelah idiberikan itanda menggunakan spidol
permanen
3. jumlah daun (helai)
Pertambahan jumlah daun yang dihitung berdasarkandaun yang telah
terbentuk dan telah membuka sempurna, penghitungan jumlah daun dilakukan
pada umur 30,60 dan 90HTS
14

3.6. iAnalisis iData

Untuk imenguji ipengaruh iperlakuan idan iinteraksinya, idigunakan ianalisis


isidik iragam ipada irancangan iacak ikelompok i(RAK) ipada ipercobaan
ifaktorial.
i2. iModel iSidik iRagam iRancangan iAcak iKelompok i(RAK) iFaktorial

F itabel
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F ihitung
5 i 1%
ikeragama ibebas ikuadrat itengah
%
n

(K) (K-1) JKK KTK/(K- KTK/KTG


1)

(P) (p-1) JKP KTP/(P-1) KTP/KTG

Intraksi (K-1)(P- JKKP JKKP/(K- KTKP/KTG


i( iKxP) 1) 1) i(P-1)

Galat i(G) KP i(r-1) JKG JKG/(KP-


1) i(r-1) i

Total KPr-1 JKT

Data ipenelitian idianalisa idengan isidik iragam. iApabila iterdapat


pengaruh iyang inyata ipada iperlakuanya, imaka idilanjutkan idengan
menggunakan iuji iBNT itaraf i5% iuntuk imembandingankan idengan irata-rata
perlakuan.
15

Rumus iBNT itaraf i5 i% i:

BNT ik itaraf i i5 i% i= it i(a% i: idb)


√ KTGalat
g.r

BNT ip itaraf i i5 i% i=t i(a% i: idb)


√ KTGalat
k .r

BNT ipk itaraf i i5% i=t i(a% i: idb)


√ KTGalat
r
Untuk imelihat ipersentase itingkat iketelitian ipada ipenelitian iyang i
dilaksanakan imaka iharus idihitung inilai ikofesien ikeragamanya i:

Rumus iKoefisien iKeragaman i(KK) i: iKK i= i


√ KTSiss
Y
iX i100%
16

DAFTAR PUSTAKA

Agus Selwina1 dan Hery Sutejo(2017).Pengaruh Pupuk Kandang Kambing dan


Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet Okulasi (Hevea
brasiliensis Muell.Arg). Diakses Tanggal 21 Mei 2022 : Vol 16 No 1 : 9
Tersedia pada :https://media.neliti.com/media/publications/54424-ID-none.pdf

Anggara, Anies dan Sri Marini. (2011). Kopi Sihitam Menguntungkan Budidaya dan
Pemasaran. Cahaya Atma Pustaka : Yogyakarta.

Anonim, (2016). Anjuran Pemupukan Berimbang Menggunakan Pupuk Majemuk.


Diakses Tanggal 24 Febuari 2021 : Vol 9 N0.2 : 24 Tersedia pada :
(http://www.petrokimiagresik.com/Pupuk/Phonska.NPK,com)
Erdiansyah, N.P. dan Yusianto, (2012). Hubungan Intensitas Cahaya di Kebun
dengan Profil Cita Rasa dan Kadar Kafein Beberapa Klon Kopi Robusta.
[internet] [diunduh 2022 Juli 10] Tersedia di :
https://repository.unsri.ac.id/24759/3/RAMA_41202_05021181520025_00140
16103_0024018207_01_front_ref.pdf

Kurniadie. (2012). Pengaruh Kombinasi Pupuk Majemuk Npk Phonska Dan Pupuk
Mutiara Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Sawah.
[internet]. [diunduh 2021 Maret 06] Teresedia pada:
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/9171/1/skripsi%201.pdf
Maida Nora, Nurbaiti Amir, R. Iin Siti Aminah (2015). Pengaruh Komposisi Media
Tanam Terhadap Pembibitan Tanaman Kako ( Theobroma cacao L. ) di
Polybag
Marcelina, (2020).Pengaruh Media Tanam Ekstrak Bawang Merah Sebagai Zat
Pengatur Tumbuh Alami Pada Seluruh Panjat Stek Tanaman Lada (Piper
Nigrum L.).

Mulato, S.S., Widyotomo dan Suharyanto, E., (2006). Teknologi Proses dan
Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kopi. Jember. Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao.

Najiyati, S dan Danarti. 2006. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar
Swadaya, Jakarta. 192 hlm.
17

Najiyati, S., & Danarti. (2012). Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya.

Novizan. (2010). Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta.
[internet]. [diunduh 2021 Maret 24] Teresedia pada:
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/9171/1/skripsi%201.pdf

Nugroho, E.D , Elonard Ardian , Rusmana, dan Sri Ritawati. (2019). Uji Konsentrasi
Dan
Interval Pemupukan Npk Terhadap Pertumbuhan Marigold. (Tagetes erecta
L.) Diakses tanggal 8 agustus 2022 : Vol 7 No 3. Tersedia pada :
file:///C:/Users/User/Downloads/1415-2648-1-SM%20(2).pdf

Prayugo S. (2007). Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta
[internet] [diunduh 02 Agustus 2022] Tersedia di :
https://repository.unsri.ac.id/70996/2/RAMA_54211_05071381722077_0020
085903_01_front_ref.pdf

PT. Perkebunan Nusantara XII. 2013. Pedoman Pengelolaan Budidaya Tanaman


Kopi Arabika. Surabaya (ID): PTPN XII.

Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka
hlm 124-132.

Putri, J.M.A., Nocianitri, K.A. dan Putra, N.K., (2017). Pengaruh Penggunaan Getah
Pepaya (Carica papaya L.) pada Proses Dekafeinasi Terhadap Penurunan
Kadar Kafein Kopi Robusta. Jurnal Media Ilmiah Teknologi Pangan.
[internet] [diunduh 2022 maret 14] Tersedia pada :
https://repository.unsri.ac.id/24759/3/RAMA_41202_05021181520025_0014
016103_0024018207_01_front_ref.pdf

Ridwansyah. (2003). Pengolahan Kopi. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas


Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rahardjo P. (2012) Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Jakarta : Penerbar Swaday.

Robertus, M. (2020) Respon Pertumbuhan bibit Kopi Robusta(Coffea robusta L.)


Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Pupuk Oraganik Cair (POC).

Riyanti, Y. (2009). Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit


Sirih Merah (Piper crocatum Ruizand Pav.). Skripsi. IPB, Bogor.
18

Rustam Baraq Noor dan Fajar Sidik (2021). Pengaruh Pemberian Plant Catalyst dan
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Rambut (Allium
chinense G.Don). Diakses Tanggal 02 Agustus 2022 : Vol 10 No 2 : 3.
Tersedia di : file:///C:/Users/User/Downloads/1079-Article%20Text-2528-1-
10-20220208%20(1).pdf

Suharta, N. (2010). Karakteristik dan Permasalahan Tanah Marginal Dari Batuan


Sedimen Masam di Kalimantan. Jurnal Litbang Pertanian Vol 29 (4): 139-
146.
Sudjarmoko, B. (2013). Prospek Pengembangan Industrialisasi Kopi Indonesia.
Sirinov. 1 (3), 99-110. [internet] [diunduh 02 Agustus 2022] Tersedia di :
https://repository.unsri.ac.id/24438/3/RAMA_54294_05021381520001_0026
026403_0014075910_01_front_ref.pdf

Sunanto H. (1992). kopi, budidaya dan pengolahan hasil kanisius.


[internet] [diunduh 2022 maret 17]
Yogyakarta.http://scholar.unand.ac.id/70080/6/skripsi%20wisuda%20riki
%20riswa.

Suwarto. (2010). Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan.Penebar Swadaya.


Jakarta [internet] [diunduh 2022 maret 17] Tersedia di :
http://scholar.unand.ac.id/70080/6/skripsi%20wisuda%20riki%20riswandi-1-
dikonversi.pdf
Yussairi, (2018) Pengaruh pupuk kandang kambing dan NPK Phonska terhadap
Pertumbuhan bibit karet okulasi ( Hevea brasiliensi. Muell, Arg).
19

Lampiran 1. Jadwal Penelitian: Pengaruh Media Tanam dan Interval Pemupukan


NPK Phonska dan Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea
canephora L.)

Pelaksanaan
No Kegiatan Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PersiapanPenelitian √ √ √ √
2 PelaksanaanPenelitian

a. Persiapan Tempat Penelitian √

b. Penanaman Dengan Media



Tanam
c. Pemberian Pupuk NPK √ √

Phonska

d. Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Pengambilan Data √ √ √
4 Pengolahan Data √ √ √ √ √ √ √ √ √

Anda mungkin juga menyukai