Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PEMANFAATAN KEONG MAS(Pomaceae canaliculata)

SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


PRODUKSI TANAMAN TEMBAKAU

PROPOSAL
PENELITIAN

Oleh :

Diana Febrianty

Erita
22253112026

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang

mana telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal penelitian dengan judul Pengaruh

Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Budidaya Tanaman

PerkebunanJurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian

Negeri Payakumbuh.

Dalam penyusunan Proposal ini penulis mendapat bimbingan dan berbagai

sumber informasi, tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen

pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia ibu Ir. Misfit Putriana, M.P yang

telah membimbing dan memotivasi penulis sehingga dapat menyelesaikan

Proposal ini dengan baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Penulis menyadari dalam pembuatan Proposal ini masih banyak

kekurangan, oleh sebeb itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga

laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya

Payakumbuh, 5 April 2021


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tembakau (Nicotiana tabacum, L) merupakan komoditas yang merupakan

salah satu sumber bahan baku industri dalam negeri sehingga keberadaannya

perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan. Tembakau memberikan banyak

manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang khususnya dirasakan oleh

masyarakat, peran tembakau sendiri terhadap perekonomian Indonesia yaitu

sebagai sumber devisa negara, cukai, dan dapat menciptakan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat mulai dari budidaya hingga pasca panen tembakau

(Santoso, 2013).

Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi penghasil tembakau, dari

beberapa kabupaten yang ada di Sumatera Barat Kabupaten Lima Puluh Kota

adalah salah satunya. Di Kabupaten Lima Puluh Kota tedapat 3 varietas

tembakau yang dibudidayakan petani yaitu, varietas Rudau Teleng, varietas

Rudau Sendok dan varietas Taram. Adapun varietas yang banyak

dibudidayakan adalah varietas Rudau Teleng. Tembakau varietas Rudau

Teleng, varietas Rudau Gadang dan varietas Taram tergolong kedalam

tembakau asli/rajangan. Sedangkan secara umum, Tembakau terdiri dari 4

jenis yaitu tembakau cerutu, tembakau pipa, tembakau sigaret dan tembakau

asli/rajangan. Tembakau asli/rajangan terdiri atas banyak varietas sesuai

dengan daerah pengembangannya (Suwarto, 2014).

Salah satu alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan

bahan organik sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Penggunaan pupuk pada
2

kegiatan budidaya tanaman tembakau bertujuan untuk memenuhi unsur hara

tanaman. Pemberian pupuk berimbang dan rasional serta berkelanjutan sangat

dianjurkan dengan memperhatikan jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk,

waktu pemberian serta cara pemberian pupuk, sehingga tercapai produksi dan

kualitas yang baik dari tanaman yang dipupuk (Asmoro, 2019).

Salah satu bahan pembuat pupuk organik adalah keong mas. Keong mas

(Pomaceae canaliculata L.) Pada umumnya keong mas dianggap sebagai hama

yang merusak tanaman padi. Melihat fenomena tersebut, maka muncul ide untuk

memanfaatkan hama keong mas diolah menjadi pupuk organik cair yang ramah

lingkungan. Pembuatan pupuk organik cair dengan bahan baku keong mas

diharapkan dapat menghambat atau bahkan menghilangkan perkembangbiakan

keong mas tersebut, sehingga mengurangi kerusakan tanaman padi (Ameliawati,

2013).

Keong mas merupakan musuh bagi petani, namun keong mas tersebut dapat

berubah fungsi menjadi lebih bermanfaat apabila dikelola dengan baik. Keong

mas dapat lebih bernilai ekonomis dan ekologis apabila dijadikan pupuk organik.

Keong mas telah banyak dimanfaatkan dalam dunia pertanian karena keong mas

memiliki kandungan kitin yang cukup besar dan unsur-unsur lain yang dapat

menyuburkan tanah. Keong mas dapat diolah menjadi pupuk organik cair karena

memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas tanah juga dapat berfungsi

sebagai sumber mikroba yang menguntungkan. Keong mas dapat dijadikan pupuk

karena dapat berfungsi sebagai sumber mikroba yang menguntungkan dalam

proses menyuburkan tanah (Suhastyo, dkk 2013).


3

Cangkang keong mas mengandung kalsium 40,04% dan fosfor 0,19%.

Menurut (Delvita, H. 2015). Menurut Sumarlin,dkk. Suraedah Alimuddin, Edy

Nuhung, dan Jabal Rahmat Ashar (2020) Pupuk organik cair keong mas

mengandung N total 0,37 %, K2O 0,03 %, P2O5 0,022%, Kadar C-Organik

3,12%, dan Rasio C/N 12,14).

Berdasarkan uraian tersebut,maka penulis melakukan Proyek usaha Mandiri

(PUM) ini denga judul “Pengaruh Pemanfaatan Keong Mas(Pomacea

Canaliculata)Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi

Tanaman Tembakau(NicotianaTabaccum L.)”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pemanfaatan keong mas(Pomacea

Canaliculata)Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Tembakau(NicotianaTabaccum L.)

2. Bagaimana pengaruh pemanfaatan keong mas(Pomacea

Canaliculata)Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi Tanaman

Tembakau(NicotianaTabaccum L.)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk melihat pengaruh pemanfaatan keong mas(Pomacea

Canaliculata)Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Tembakau(NicotianaTabaccum L.)
4

2. Untuk melihat pengaruh pemanfaatan keong mas(Pomacea

Canaliculata)Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi Tanaman

Tembakau(Nicotiana Tabaccum L.)

1.4. Ruang lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun praktek Politeknik Pertanian

Negeri Payakumbuh, Tanjung Pati Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh

Kota, Sumatera Barat.

1.5. Hipotesis

1. Pemanfaatan keong mas(Pomacea canaliculata)sebagai pupuk

organik cair berpengaruh terhadap produksi tanaman

tembakau(Nicotiana Tabaccum L.)

2. Pemanfaatan keong mas(Pomacea canaliculata)sebagai pupuk

organik cair tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman

tembakau(Nicotiana Tabaccum L.).


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Botani Tanaman Tembakau

Berdasarkan klasifikasi botani menurut Suwarto, Octavianti, dan

Hermawati (2014), tanaman tembakau dikelompokkkan sebagai berikut.

Devisi : Spermathophyta

Subdevisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Solanes

Famili : Solanaceae

Genus : Nicotiana

Spesies : Nicotiana tabacum L.

2.2. Morfologi Tanaman Tembakau

1. Akar

Tanaman tembakau berakar tunggang yang tumbuh tegak kepusat bumi.

Akar tunggangnya dapat menembus kedalam tanah sampai kedalaman 50 cm – 70

cm, Sedangkan akar serabutnya menyebar kesamping. Perakaran tanaman

tembakau ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika tanahnya gembur,

porous ( mudah menyerap air ), dan subur (Cahyono, 2011).

Fungsi akar adalah Memperkokoh tanaman dan penyerapan zat – zat hara

( makanan ) dan air dalam tanah (Cahyono, 2011).


6

2. Batang

Batang tanaman tembakau berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak

tetapi kuat, makin keujaung makin kecil. Ruas–ruas batang mengalami penebalan

yang ditumbuhi daun, batang tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang.

Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga tumbuh tunas yang disebut

ketiak daun . Diameter batang sekitar 5 cm (Cahyono, 2011).

Fungsi batang, selain sebagai tempat tumbuh daun dan organ – organ

lainnya, adalah untuk jalan pengangkutan zat hara ( makanan ) dari akar ke daun

dan sebagai jalan menyalurkan zat- zat hasil asimilasi keseluruh bagian tanaman

(Cahyono, 2011).

3. Daun

Daun tembakau berbentuk bulat lonjong ( oval ) atau bulat, tergantung

pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing,

sedang yang berbentuk bulat ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang – tulang

menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Daun bertangkai yang

melekat pada batang, kedudukan daun agak mendatar, tergantung pada

varietasnya. Ukuran daun ( lebar dan panjangnya) bervariasi, tergantung pada

varietasnya dan lingkungan tumbuhnya. Ketebalan daun berbeda-beda, tergantung

pada varietasnya dan cara budidaya. Jumlah daun dalam satu tanaman berkisar 28

–32 helai, namun apabila syarat- syarat tumbuh kurang memenuhi, jumlah

dauunya sekitar 24 helai atau kurang. Daun tumbuh berselang seling (spiral)

mengelilingi batang tanaman (Cahyono, 2011).


7

Fungsi daun dalam kehidupan tanaman adalah sebagai tempat asimilasi

untuk pembentukan karbohidrat, (gula), lemak, protein, nikotin, dan lain – lain

(Cahyono, 2011).

4. Bunga

Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang tersusun

dalam beberapa tandan dan masing – masing tandan berisi sampai 15 bunga.

Bungan berbentuk terompet dan panjang, terutama yang berasal dari keturunan

Nicotiana tabacum L. Adapun yang berasal dari keturunan Nicotiana rustica,

bunganya lebih pendek. Warna bunga merah jambu tua pada bagian atasnya,

sedangkan bagian lain berwarna putih. Bunga tembakau akan mekar secara

berurutan dari yang paling tua ke yang paling muda. Kelopak memiliki lima

pancung. Benang sari berjumlah lima, yang satu lebih pendek dari lainnya dan

melekat pada mahkota bunga. Letak kepala putik dekat sekali dengan benang sari

atau kepala sari dengan kedudukan sama tingginya (Cahyono, 2011).

Tanaman tembakau dapat melakukan penyerbukan sendiri, walaupuntidak

menutup kemungkinan terjadinya penyerbukan silang. Bunga berfungsi sebagai

alat penyerbukan atau pembuahan sehingga dapat dihasilkan biji-biji untuk

perkembangbiakan (Cahyono, 2011).

5. Buah

Bakal buah akan tumbuh menjadi buah setelah terjadi penyerbukan.

Sekitar tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Buah

tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, didalamnya banyak berisi

biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi lebih kurang 1200
8

butir biji. Jumlah biji yang dapat dihasilkan pada setiap tanaman rata-rata 25

gram. Selanjutnya biji-biji dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman atau

pembiakan. Namun, penggunaannya tidak dapat dilakukan langsung setelah

pemungutan. Biji-biji harus mengalami masa dorman (istirahat) sekitar 2-3

minggu (Cahyono, 2011).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tembakau

a). Iklim

Temperatur dan kelembapan udara untuk tanaman tembakau bervariasi

sesuai dengan jenis tembakau, namun temperature yang cocok untuk pertumbuhan

tembakau pada umumnya berkisar 210 C – 32,30 C (Cahyono, 2011).

Keadaan curah hujan untuk tembakau dataran rendah sangat baik apabila

ditanam didaerah dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun. Sedangkan

tembakau daratan tinggi sangat baik bila ditanam didaerah dengan rata-rata curah

hujan 1.500 mm- 3.500 mm/tahun (Cahyono, 2011).

b). Tanah

Struktur tanah yang baik untuk budidaya tembakau (semua jenis) adalah yang

berstruktur remah atau gembur dan mudah mengikat air sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasilnya.

Derajat kemasaman tanah yang baik untuk tanaman tembakau adalah

tanah yang memiliki pH 5-6. Namun, tanaman masih toleran pada pH 6,5 (

tembakau besuki dan vorstenlanden). Tembakau Deli dapat tumbuh dengan hasil
9

yang baik pada tanah dengan pH 5-5,6. Adapun tembakau Virginia dapat tumbuh

dengan baik pada tanah yang memiliki pH 5,6-6.

Sifat biologis tanah yang baik untuk tanaman tembaku adalah tanah yang

banyak mengandung bahan organic dan banyak organisme tanah yang dapat

menguraikan bahan organik.

Tanaman tembakau dapat tumbuh di dataran rendah, medium atau

didataran tinggi. Namun, untuk mendapatkan kualitas tembakau yang baik

tergantung pada varietas yang ditanam. Ketinggian tempat yang cocok untuk

pertumbuhan tembakau adalah 0-900 mdpl.Tanaman tembakau yang ditananam

didataran tinggi >1000 mdpl akan menghasilkan daun yang besar, tebal dan kuat.

Sedangkan tanaman tembakau yang ditanam didataran rendah (0 -200 mdpl)

sampai medium (200 – 700 mdpl) akan menghasilkan daun yang besar tipis, dan

elastis. Makin tinggi tempat, makin tinggi pula kadar nikotinnya.

2.4. Pupuk Organik Cair Keong Mas

Pupuk organik adalah pupuk yang berperan dalam meningkatkan aktivitas

biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk

pertumbuhan tanaman (Indriani, 2004).

Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan

organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

kandungan usur haranya lebih dari satu unsur. Pada umumnya pupuk cair organik

tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin. Selain

itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos

(Lingga dan Marsono, 2003).


10

Keong mas merupakan musuh bagi petani, namun keong mas tersebut

dapat berubah fungsi menjadi lebih bermanfaat apabila dikelola dengan baik.

Keong mas dapat lebih bernilai ekonomis dan ekologis apabila dijadikan pupuk

organik. Keong mas telah banyak dimanfaatkan dalam dunia pertanian karena

keong mas memiliki kandungan kitin yang cukup besar dan unsur-unsur lain

yang dapat menyuburkan tanah. Keong mas dapat diolah menjadi pupuk organik

cair karena memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas tanah juga dapat

berfungsi sebagai sumber mikroba yang menguntungkan (Suhastyo, dkk 2013)

Daging Keong Mas mengandung salah satu asam aminotriftofan. Asam

amino tersebut berperan sebagai prekusor pembentukan Indol Acetic Acid (IAA)

yang berperan mendorong pertumbuhan dengan cara pemanjangan sel

(Damayanti, 2015).

Cangkang keong mas mengandung kalsium 40,04% dan fosfor 0,19% (

Delvita, H. 2015). Pupuk organik cair keong mas mengandung N total 0,37 %,

K2O 0,03 %, P2o5 0,022%, Kadar C-Organik 3,12%, dan Rasio C/N 12,14

(Sumarlin.dkk 2020).
11

III. METODE PELAKSANAAN


3.1. Waktu dan Tempat

Proyek Usaha Mandiri telah dilaksanakan di kebun praktek Politeknik

Pertanian Negeri Payakumbuh, Tanjung Pati Kecamatan Harau, Kabupaten Lima

Puluh Kota, Sumatera Barat. Proyek telah dilaksanakan selama 4 bulan terhitung

dari bulan September 2021 sampai Desember 2021 dengan ruang lingkup dari

penyiapan lahan hingga pemanenan. Lahan yang digunakan seluas 220 m2 ( 20

m x 11 m).

3.2. Sumber Data

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM)

antara lain : pisau, ember, jerigen, cangkul, garu, meteran, gembor, knapsack

sprayer, selang plastik kecil, Botol mineral, saringan dan alat penumbuk.

Bahan yang digunakan dalam Proyek Usaha Mandiri (PUM) antara lain : bibit

tembakau didalam poliybag, plasti ukuran 8 cm x 6 cm, pupuk organik cair keong

mas, Pupuk kandang, ZA, TSP, KCl, EM 4, air cucian beras, air kelapa, air, tali

rafia, Decis 100 ml dan Dithane M-45.

3.3. Alur Penelitian

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama proyek berlangsung antara lain

adalah peninjauan dan pengukuran lokasi lahan, persiapan bahan tanam,

pembuatan pupuk organik cair keong mas, persiapan pupuk kandang, pengolahan

tanah, pembuatan lubang tanam, penanaman, aplikasi pupuk organik cair

(POC)keong mas penyiraman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan,


12

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan, panen, pengamatan

pertumbuhan vegetative.

3.3.1. Peninjauan dan Pengukuran lahan

Penentuan lokasi lahan pertanaman ditentukan oleh UPT Farm selaku

penanggung jawab kebun percobaan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Kegiatan ini telah dilaksanakan pada minggu pertama sesuai jadwal kegiatan

budidaya. Lahan diukur dengan menggunakan meteran 50 meter, dengan luasan

yang dibutuhkan adalah 220m2 (20 m x 11 m ). Berikut desain lay out lahan

Proyek Usaha mandiri :

Gambar 1. Denah areal Budidaya Tanaman Tembakau dengan luas lahan 220 m2

Keterangan :
: Tanaman Tembakau
a : 20 m
b : 11 m
c : 19 m
d : 10 m
Luas lahan efektif = Luas seluruh bedengan
= (c x d) m2
= (19 x 10) m2 = 190 m2
Luas lahan PUM = luas lahan keseluruhan
= ( a x b ) m2
= (20 m x 11 m) = 220 m2
Jarak tanam = 100 cm x 50 cm
Populasi = 380 tanaman
13

1.3.2. Persiapan bahan tanam

Persiapan bahan tanaman pada budidaya tembakau ini yaitu dengan

membeli bibit dari penangkar bibit. Dengan kriteria bibit yaitu usia 40 – 50 hari,

jumlah daun 5 lembar, ukuran tinggi tanaman 10 – 12,5 cm, tidak terlalu subur

dan tidak terlalu kurus, perakaran baik serta terbebas dari serangan hama dan

penyakit. Bibit yang digunakan merupakan bibit cabutan yang kemudian

dipindahkan kedalam plastik bening kecil (8 cm × 6 cm) seminggu sebelum

ditanam dilapangan.

3.3.3. Pembuatan Pupuk Organik Cair Keong Mas

Cara pembuatan pupuk organik cair adalah sebagai berikut :

a. Ambil air cucian beras, campurkan dengan mikrobia dan endapkan selama

semalam.

b. Tumbuk keong mas beserta cangkangnya hingga lembut.

c. Encerkan gula dengan air bersih dan air kelapa dalam satu tempat.

d. Campurkan semua bahan menjadi satu dan aduk hingga merata.

e. Tutup ember dengan plastik dan diikat. Bagian atas diberi lubang sesuai

ukuran.

f. selang kemudian masukan selang kedalam ember, hubungkan dengan botol

yang terisi air bersih setengahnya. Maksud dari perlakuan ini untuk mengetahui

proses fermentasi sedang berlangsung. Usahakan udara yang keluar dari ember

hanya dapat keluar melalui selang. Apabila suhu didalan ember terlalu tinggi
14

maka udara akan keluar melalui selang dan mengeluarkan gelembung udara

didalam botol.

g. Tunggu proses fermentasi kurang lebih selama 10-15 hari

h. Fermentasi dinyatakan berhasil jika mengeluarkan bau harum segar yang khas..

i. Hasil fermentasi dikatakan gagal jika mengeluarkan bau busuk.

j. Hasil fermentasi disaring dan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.

k. Cara pemupukan menggunakan POC keong mas dapat disemprotkan pada

permukaan tanah atau seluruh bagian tanaman.

3.3.4. Pengolahan Tanah

Persiapan lahan dikebun perlu memerhatikan jadwal semai dan umur bibit

pindah tanam. Umur bibit pindah tanam 35-55 hari hari, Sedangkan lama

persiapan tanah yang baik untuk tanam adalah dua bulan (60 hari). Jadi persiapan

dan pengolahan tanah adalah 25-5 hari sebelum semai, tergantung pada umur bibit

yang akan dipindah tanam (Cahyono, 2011).

Pengolahan tanah pertama, dibajak dengan traktor atau dengan bajak .

pembajakan tanah dilakukan sedalam 40 cm – 60 cm karena perakaran tanaman

tembakau cukup dalam. Dengan pembajakan itu tanah yang berada dibawah dapat

terbalik dan terangkat keatas permukaan tanah (Cahyono, 2011).

Pengolahan tahap kedua, dilakukan seminggu setelah pengolahan tanah

tahap pertama, Pada pengolahan tanah tahap kedua ini tanah digemburkan dengan

cangkul sehingga bongkahan tanah hancur dan diperoleh struktur tanah yang

remah (gembur).
15

Seminggu setelah pengolahan tanah kedua, tanah diolah lagi, untuk

membalik tanah kembali sehingga tanah yang berada didalam dipermukaan lagi

(Cahyono, 2011).

Kemudian seminggu kemudian dilakukan pengolahan tanah secara ringan

sekaligus dibentuk bedeng-bedeng dan pari-parit. Bedeng berfungsi untuk tempat

penanaman bibit dan parit-parit berfungsi sebagai saluran irigasi dan drainase.

Jarak antar bedengan adalah 100 cm dan jarak tanam dalam guludan 50 cm.

Sekeliling petakan dibuat saluran pembuangan air dengan lebar 60 cm dan dalam

60 cm. Arah bedengan yang baik adalah membujur arah timur barat karena sinar

matahari dapat diterima secara merata oleh seluruh tanaman (Cahyono, 2011).

3.3.6. Penanaman

a). Penentuan waktu tanam

Penentuan waktu yang tepat merupakan hal yang penting untuk

penanaman disesuaikan dengan iklim setempat dan waktu panen. Tembakau

musim hujan ditanam pada sekitar bulan Agustus – September yang merupakan

akhir musim kemarau sedangkan tembakau tembakau musim kemarau ditanam

pada bulan maret - juni yang merupakan akhir musim hujan (Setiawan dan

Trinawati, 1993).

b). Penentuan Jarak Tanam

Jarak tanam yang ideal untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah

100 cm x 50 cm. (Wahyudi, M. dan Abdullah, A.S. 2019).


16

c). Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dipersiapkan dengan membuat titik-titik sesuai dengan jarak

tanam. Kemudian, pada titik-titik tersebut dibuat lubang sedalam kira-kira 10 cm -

15 cm dan diameternya sekitar 8 cm (Cahyono, 2011).

d). Cara Penanaman

Setelah kegiatan pembuatan lubang tanam, dilakuakan penanaman bibit,

Bibit yang digunakan berasal dari kantong polybag. Polibag dibuka dan bibit

ditanam dengan disertakan tanahnya. Penanaman dilakukan dengan cara

membenamkan bibit kedalam lubang tanam sedalam leher akar, kemudian lubang

tanam ditutup dengan tanah dan ditekan-tekan sedikit agar tanaman dapat berdiri

dengan tegak dan kuat (Cahyono, 2011).

3.3.6. Penyiraman

Penyiraman bibit dilakukan setelah selesai penanaman. Pemberian air pada

tanaman tembakau dilakukan secara individual. Kebutuhan air untuk tembakau

adalah 2 liter air per tanaman tiap kali penyiraman.

3.3.7. Penyulaman

Penyulaman Penyulaman dilakukan umur 7 HST, dengan menanam bibit

yang telah disediakan untuk penyulaman (Wahyudi, M. dan Abdullah, A.S. 2019).
17

3.3.8. Aplikasi pupuk Organik Cair (POC) Keong Mas

Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) hasil fermentasi dilakukan pada

tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Pembuatan larutan POC yang akan

diaplikasikan ketanaman dilakukan dengan cara, mengencerkan terlebih dahulu

cairan pekat POC hasil fermentasi dengan mencampurkan dengan dosis 1 ml : 60

ml ( POC keong mas : air).

Perlakuan pemberian pupuk organic cair Keong mas yang telah

diencerkan, diberikan dengan volume setiap tanaman dengan cara menyiramkan

ketanah sekitar batang tanaman dengan cara melingkar secara merata.

3.3.9. Penyiangan

Penyiangan untuk tanaman tembakau dilakukan 3 kali yaitu pada umur 15

HST, 30 HST dan 45 HST. Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan

cara dicabut atau menggunakan cangkul/kored.

3.3.10. Pembumbunan

Kegiatan pembumbunan dilakukan bersamaan dengan kegiatan

penyiangan. Pembumbunan dilakukan 3 kali yaitu pada umur 15 HST, 30 HST

dan 45 HST.

3.3.11. Pemupukan

Pemupukan menggunakan pupuk anorganik dengan dosis anjuran yaitu ZA

200 Kg/Ha, pupuk SP36 100 Kg/Ha dan pupuk KCL 100 Kg/Ha.

Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada usia 7 HST dan 21 HST.

Pada pemupukan 7 HST pupuk yang diberikan yaitu ZA (5 gram/tanaman), KCl


18

(5 gram/tanaman) dan SP36 (5 gram/tanaman). Pada pemupukan 21 HST pupuk

yang diberikan hanya ZA (5 gram/tanaman) dan KCl (5 gram/tanaman). Pupuk

diberikan dengan cara ditebar sekeliling batang kemudian ditutup sedikit dengan

tanah, pupuk N diletakkan terpisah dari pupuk P & K.

3.3.12. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit direncanakan menggunakan Insektisida

dengan konsentrasi 2 cc/liter air dan pengendalian penyakit dilakukan dengan

Fungisida dengan konsentrasi 2 gr/liter air dan dilakukan 2 kali seminggu mulai

saat tanam (Wahyudi, 2003).

3.3.13. Pemangkasan Pucuk dan Tunas Ketiak

Pemangkasan pucuk dan tunas ketiak daun. Pemangkasan pucuk dilakukan

pada tanaman tembakau berumur 70 HST, sedangkan pemangkasan tunas ketiak

daun dilakukan 1 minggu setelah pemangkasan pucuk dan selang waktu

pemangkasan tunas ketiak daun 1 minggu sekali.

3.3.14. Pengamatan Pertumbuhan Vegetative

Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu dengan

interval seminggu sekali dilakukan sebanyak 5 kali pengamatan. Dengan cara

menentukan sampel acak sebanyak 5% dari populasi tanaman. Penentuan sampel

diambil dari setiap baris tanaman dimulai dari ujung barisan tanaman, kemudian

setiap sampel diberikan ajir dan penanda nomor urut sampel. Hal-hal yang diamati

meliputi sebagai berikut :


19

a. Persentase Tumbuh

Pengamatan persentase tumbuh dilakukan 4 minggu setelah tanam,

dilakukan dengan menghitung tanaman yang hidup pada areal yang kita

budidayakan.

b. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang sampai titik


tumbuh tanaman tembakau atau pengukurannya dimulai dari batas tanda yang
terdapat pada ajir (10 cm).

c. Panjang Daun (cm)

Panjang daun diukur dari pangkal ketiak daun hingga ujung daun. daun

yang diukur adalah daun yang sama dengan daun yang dijadikan sampel pada

penentuan lebar daun.

d. Lebar daun

Pengukuran lebar daun dilakukan pada bagian daun yang terlebar.

Pengukuran daun sampel diambil dari daun yang paling besar diantara daun yang

ada pada pohon sampel.

e. Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung mulai dari daun paling bawah pada tanaman

tembakau sampai daun termuda yang telah menjadi sempurna.


20

f. Diameter Batang

Batang tanaman yang diukur adalah batang bagian tanaman bagian bawah dan

bagian atas mendekati titik tumbuh. Tandai bagian yang diukur menggunakan

spidol agar hasil pengamatan lebih akurat.


21

DAFTAR PUSTAKA

Asmoro, Y. 2019. Bagaimana Meningkatkan Produksi Tembakau.


https://www.academia.edu/16999439/Bagaimana_meningkatkan_produksi
_tembakau. Diakses 11 Juni 2021

Balittas. 2000. Tembakau Temanggung. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kehutanan dan Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Perkebunan. Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat.
Malang.
Cahyono, Bambang. 2011. Untung selangit dari usaha bertanam tembakau.
Cahaya atma pustaka : Yogyakarta.
Delvita, H. 2015. Pengaruh Variasi Temperatur Kalsinasi Terhadap Karakteristik
Kalsium di Kabupaten Pasaman”. Jurnal Pillar Of Physics. Vol. 6: 17-24.
Hadiatul wazri. 2019. Budidaya Tembakau Virginia. Dinas Pertanian Lombok
Timur.https://distan.lomboktimurkab.go.id/baca-berita-161-budidaya-
tembakau-virginia.html. Diakses 16 Juni 2021
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman jilid 2. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen
pendidikan dasar dan menegah, Departemen pendidikan Nasional.
Indriani. 2004. Membuat kompos secara kilat. Penebar Swadaya. Jakarta
Lingga, P dan Marsono. 2003. Petunjuk penggunaan pupuk. Penerbit Swadaya.
Jakarta. 150 hal.
Maulidiana, N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli di PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Helvetia. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara.
Santoso, Kabul. 2013. Tembakau Dibutuhkan dan Dimusuhi. Jember: Jember
Surakarta. 41 hal.

Setiawan dan Trisnawati. 1993. Cara Pembudidayaan, Pengelolaan dan


Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan. 2019. Upaya Penanggulangan Virus Mozaik Tembakau.Dinas Pertanian
Bidang Perkebunan
Suhastyo, A.A.,Anas I.,Santoso, D.A, Lestari, Y.2013.Jurnal Penelitian. Studi
mikrobiologi dan sifat kimia mikroorganisme local (mol) yang digunakan
pada budidaya padi metode sri system of rice intensification). Jurnal
Sainteks.Volume X
22

Sumarlin, Suraedah Alimuddin, Edy Nuhung, dan Jabal Rahmat Ashar. 2020.
“Kandungan hara pupuk organik cair dari keong emas dengan interval
fermentasi yang berbeda” Jurnal Agrotek Mas ( hlm 18-23) Makassar :
Agroteknologi, Faperta UMI.
Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Suwarto, Octavianti, Y dan Hermawati, S. 2014. Top 15 tanaman perkebunan.
Jakarta : Penebar Swadaya
Sutanto, R. 2006. Penerapan petanian organik kemasyarakatan dan
Pengembangnya. Kaniskus. Yogyakarta
Thinkway, 2021. Limapuluh Kota, Penghasil Tembakau Terbaik di Sumatera
Barat. https://thinkway.id/02/04/2019/13/06/limapuluh-kota-penghasil-
tembakau-terbaik-di-sumatera-barat/. Diakses senin 14 juni 2021
Vivin A.2019. “Aplikasi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) sebagai Pupuk
Organik Cair Pada Pertumbuhan Tanaman Melon (Cucumis melo L) Var.
Japonica dan Tacapa” dalam jurnal : SIMBIOSA, 8 (2): 100-108.
Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya, Indonesia
Wahyudi, Mamang. 2002. Beberapa taraf pemberian dosis pupuk ZA dan tingkat
pemangkasan terhadap pertumbuhan dan produksi tembakau Payakumbuh.
Tesis program pasca sarjana : Universitas Andalas.

Wahyudi, Mamang dan Ingan Pulung Tarigan. 2005. Budidaya Gambir dan
Tembakau. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati
Wahyudi Mamang dan Ardi Sardina Abdullah. 2019. Berbagai taraf pemberian
pupuk ss dan pupuk kandang Terhadap pertumbuhan dan produksi tembakau
Payakumbuh. Jurnal Penelitian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Vol. 18,
No. 2, Agustus 2019 hlm 87-97. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Anda mungkin juga menyukai