PENDAHULUAN
tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8 meter (m), besar daunnya yang
(Budiman, 2011).
diperkirakan pada abad ke 16, terutama setelah bangsa Eropa yaitu Spanyol,
Portugis, Inggris dan Belanda menemukan dunia baru yaitu Amerika. Sedangkan
Belanda pada tahun 1830 oleh van den bosch melalui “Cultuurstelsel’’ yaitu sekitar
semarang dan jawa tengah, namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun
1856, oleh Belanda dicoba kembali penanaman tembakau secara meluas didaerah
besuki, jawa timur, dengan dilengkapi suatu balai penelitian, yaitu besoekisch
profstation pada tahun 1910, dengan adanya balai penelitian tersebut maka usaha-
usaha gunakan mendapatkan galur yang ccock dan diinginkan terbuka dengan cara
1
jenis tembakau Besuki cerutu yang sekarang banyak ditanam di Besuki tersebut
beberapa kabupaten yang ada di Sumatera Barat Kabupaten Lima Puluh Kota
adalah salah satunya. Pada tahun 2010 Kabupaten Lima Puluh Kota terdapat 3
varietas tembakau yang dibudidayakan petani yaitu, varietas Rudau Teleng, varietas
Rudau Sendok dan varietas Taram. Adapun varietas yang banyak dibudidayakan
adalah varietas Rudau Teleng. Tembakau varietas Rudau Teleng, varietas Rudau
secara umum, Tembakau terdiri dari 4 jenis yaitu tembakau cerutu, tembakau
kerja. Pada tingkat hulu, mulai dari kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan
tanaman, pengolahan hasil panen, sortasi, grading dan pemasaran tembakau dapat
seperti Jawa Timur 78.343 ton/ha, NTB 42.793 ton/ha (Deptan, 2010).
2
Melalui perbaikan pendapatan usahatani tembakau akan mendorong perhatian
rakyat rendah disebabkan ketersediaan benih tidak murni dan manipulasi agronomis
dan tingkat pengetahuan yang rendah (Setiawan dan Dedis, 2011). Untuk itu perlu
permasalahan pokok yang timbul dalam usaha tani tembakau adalah Tingkat
optimal, teknologi yang dipakai pada kegiatan produksi dan pengolahan bersifat
tradisional, pengaruh faktor alam seperti cuaca dan kesuburan tanah menjadi faktor
Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 261.738 Ha dengan produksi 261.322 ton
sedangkan untuk daerah Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2020 sebanyak
24,00 Ha dengan produksi 93 ton. Dengan luas lahan tersebut pada kenyataannya
menghasilkan tembakau yang sehat. Untuk mendapatkan tembakau yang sehat dan
produksinya tinggi maka perlu memakai varietas unggul, pemeliharaan yang baik,
pemberian air yang cukup, dan pemupukan yang seimbang (Hanadyo et al, 2013).
3
dalam pembudidayaan perlu dioptimalkan. Faktor-faktor penunjang lainnya perlu di
optimalkan, seperti sumber daya alam (iklim, tanah dan lain-lain), sumber hayati
dan sumber daya hewani sebagai penghasil pupuk. Optimalisasi semua sumberdaya
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan hama dan penyakit yaitu
ramah terhadap alam, tidak akan menyebabkan resistensi pada hama, dan residu
kandungan yang tersedia yang bersifat racun terhadap patogen, bahan bakunya
dengan kemampuan dan pengetahuan yang ada. Pestisida nabati mempunyai bahan
aktif yang mudah terurai (bio-degradable) sehingga relatif aman bagi lingkungan
Sebagaimana hasil uji analisis fitokimia oleh Yennie, dkk. (2013) bahwa
senyawa aktif yang terdapat pada bawang putih yaitu alkaloid, flavonoid, saponin,
tannin dan sulfur bahan aktif tersebut bermanfaat digunakan sebagai pestisida yang
berasal dari bahan alami. Senyawa bawang putih adalah senyawa sulfida
disintesis dari asam amino. Apabila bawang putih dihancurkan atau dipotong-
4
potong maka allinase akan mengkonversi alliin menjadi alicin (Syamsiah, 2003).
Manfaatnya bawang putih ini pada tanaman tembakau dapat mengatasi hama dan
penyakit pada tanaman tembakau. Pada bawang putih ini juga mengandung bioaktif
yang dapat membantu dalam pembuatan pestisida, juga memiliki khasiat sebagai
Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan judul “Pemanfaatan Ekstra Bawang Putih
tabacum L.)’’.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini bagi
penulis adalah :
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Ordo : Solanales
Genus : Nicotiana
2.2.1. Akar
70 cm. Akar serabut akan muncul saat tanaman dipindah tanam dan berkembang di
6
sekitar leher akar. Jika kondisi lingkungan sesuai, akar serabut dapat tumbuh
daun.
mensintetis nikotin dari nitrogen yang diserap sebelum maupun sesudah dipangkas.
Disamping itu pada kondisi kering akan mendorong akar untuk berkembang lebih
baik, sehingga meningkatkan penyerapan nitrogen melalui aktifitas akar yang lebih
2.2.2 Batang.
tanaman antara 58 cm – 101 cm dengan internoda yang rapat. Disetiap ketiak daun
terdapat titik-titik tumbuh cabang yang dorman. Jika batang dipangkas, titik tumbuh
akan menjadi cabang dan berkembang menjadi cabang baru yang akan menghambat
2.2.3. Daun
daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedang yang berbentuk
agak bergelombang dan licin. Daun bertangkai yang melekat pada batang,
7
Jumlah daun dalam satu tanaman berkisar 28 helai - 32 helai, namun apabila
syarat-syarat tumbuh kurang memenuhi, jumlah daun hanya sekitar 24 helai atau
(Cahyono, 2011).
2.2.4. Bunga
terompet terdiri atas kelopak, mahkota bunga, benang sari dan putik. Periode
Bakal buah berada di atas dasar bunga dan terdiri dari dua ruang yang dapat
membesar.Tiap tiap ruang berisi bakal biji yang banyak sekali. Bakal buah ini
2.2.6. Buah
banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan.Dalam setiap gram biji berisi kurang
lebih 12.000 butir biji. Jumlah biji yang dihasilkan tiap tanaman rata-rata 25 gram
(Cahyono, 2011 ).
8
18 0C – 27 0C.
3. Curah hujan rata-rata untuk tanaman tembakau dataran tinggi adalah 2.000
4. Tembakau dapat tumbuh pada ketinggian 200 meter – 3.000 meter di atas
dataran rendah
lahan yang sesuai dengan jenis tanaman budidaya untuk pertumbuhan tanaman
secara optimal. Media tempat tumbuh tanaman yang diolah sedemikian rupa untuk
a. Persiapan lahan
maupun dari benda-benda lain seperti batuan dan tunggul kayu yang tidak
b. Pengukuran lahan
ditanami tembakau, serta untuk dapat mengetahui jumlah petakan yang akan dibuat.
c. Pengolahan tanah I.
9
Langkah awal untuk mendapatkan produksi tembakau yang optimum adalah
tanah pertama ini juga bisa dibajak menggunakan traktor setelah itu dibiarkan
selama 1 minggu.
d. Pengolahan tanah II
Pada tahap ini dilakukan pemupukan dasar dengan memberikan pupuk kandang
yaitu kotoran sapi yang sudah jadi (matang) dengan dosis 500 gram per lubang
itu melakukan pengolahan tanah dengan membuat parit atau saluran drainase
tanam.Bibit yang digunakan adalah bibit yang telah berumur 35 hari - 55 hari
2.4.3. Penanaman
10
Menurut Wahyudi (2015), waktu penanaman tembakau yang baik adalah
pada pagi dan sore hari yaitu pukul 6.00 - 9.00 atau jam 15.00. Pada saat
bibit sedalam leher akar dan tanah dipadatkan supaya bibit dapat berdiri dengan
tegak.
2.4.4. Penyiraman
Penyiraaman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore bila tidak hujan,
penyiraman insentif dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam dengan volume
hari setelah tanam, penyiraman dilakukan 4 hari - 5 hari sekali dengan jumlah air 3
perakaran sudah cukup kuat dan kebutuhan air cukup meningkat sehingga di
2.4.5. Pemupukan
agar pertumbuhan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Ada beberapa dosis varietas
11
a. Tembakau Virginia = 40-60 kg N setara dengan 190-285 kg ZA, 45-90
kg ,P2O5 setara dengan 97-194 TSP kg. 100 kg K2O setara dengan 200 kg
ZK.
c. Dan untuk tembakau Payakumbuh = 200 kg - 300 kg ZA, 100 kg SP36 dan
100 kg KCL. Atau setara dengan 10gr ZA, 5gr SP36, 5gr KCL per tanaman.
8%.Pemberian pupuk dilakukan setengah dosis pada saat tanam dan setengah dosis
2.4.6 Penyulaman
terdapat bibit yang pertumbuhannya kurang baik atau mati.Bibit sulaman harus
diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penyemaian benih
untuk bibit sulaman dilakukan bersamaan dengan benih-benih yang lain yang bukan
cadangan. Dengan demikian, besar dan pertumbuhan bibit sulaman sama dengan
atau mati. Kemudian bibit yang baru ditanam pada lubang tanaman yang terdahulu
dan ditutup tanah sambil ditekan sedikit sehingga posisi tanaman berdiri tegak dan
yang baik adalah pada sore hari atau pagi hari. Penyulaman terakhir dilakukan pada
12
tanaman umur 3 minggu setelah tanam atau sebelum tanaman mencapai tinggi 20
cm ( Bambang, 2011).
membentuk plot baris tanaman. Gulma yang tidak disiang akan menyebabkan
2.4.8. Pemangkasaan
atau 10% atau tembakau berbunga, dikenal 2 macam pemangkasan yaitu topping
(pangkas pucuk) dan suckering atau pembuangan tunas samping (wiwil) yang
biasanya dilakukan secara manual. Pangkas pucuk dilakukan pada saat daun
berjumlah 20 helai diatas daun bibit.Pangkas pucuk tanaman dilakukan saat bunga
mekar dengan mengikut sertakan 3 lembar - 4 lembar daun bunga dibawah bunga.
Pangkasan wiwil dilakukan 3 hari- 5 hari sekali pada saat panjang tunas sampai
deciss. untuk mencegah serangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan
13
mengunakan ditheane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air,dan decis 2 cc/liter air
pada umur 45 hari sesudah tanam digunakan Curater atau Furadan 3G.
siang hari ulat ini berada didalam tanah.Gejala serangan ulat daun adalah timbulnya
lubang-lubang tidak beraturan dan warna putih pada bekas luka gigitan.Serangan
parah dapat menyebabkan daun daun tembakautinggal tulang – tulang atau urat –
uratnya saja.
sebagai berikut:
- Memangkas daun yang menjadi sarang telur dan ulat, kemudian dibakar.
- Penggenangan air sesaat pada pagi hari atau sore hari untuk membunuh ulat
Pada tanaman tembakau dewasa yang diserang adalah daun daunnya dengan
gejala daun berlubang-lubang tidak teratur.Pada tanaman yang masih muda (bibit)
batang yang diserang ulat ini tampak rebah dan layu karena pangkal batangnya
putus.
14
Pencegahan dan pemberantasan ulat tanah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
- Penggenangan air sesaat pada pagi hari atau sore hari untuk membunuh
Dipeterx 95 SL, dedak, gula merah dan air. Dosis untu 1Ha lahan adalah
250-500 g Dipeterx 95 SL, 20 kg dedak, 1-2 kg gula merah dan 20 liter air.
pucuk berlubang-lubang dan lama kelamaan habis baik pada tanaman muda
maupun dewasa.
dengan cara memotong daun yang tertempeli telurnya atau ulat (Nimfa) kemudian
Gejala serangan ulat ini adalah daun yang terserang akan berlubang-lubang.
Tanaman tembakau di persemaian (bibit) yang diserang ulat ini, disamping daunnya
15
Pencegahan dan pemberantasan ulat ini dapat dilakukan dengan memotong
daun yang ada stelur dan ulatnya, dikumpulkan dan dibakar atau dapat juga dengan
daun.Jamur tersebut tumbuh karena kotoran kutu melekat pada daun.Kutu daun
menghisap cairan sel daun sehingga daun yang terserang berkerut, menguning dan
biasanya terjadi pada musim kemarau yang kering. Bagian tanaman yang diserang
adalah daun dengan cara menghisap cairan daun. Daun – daun tembakau yang
16
terserang gurem akan berkerut melengkung dan mengering, terutama pada bibit
yang masih muda. Serangan pada tanaman dewasa menyebabkan warna daun
akan mengering berwarna coklat sampai hitam seperti hangus terbakar. Apabila
tanaman dibongkar akan tampak batang yang berada didalam tanah membusuk.
Gejala awal yang tampak adalah batang tampak berkerut-kerut.Akibat penyakit ini
berikut:
- Mencabut tanaman yang sakit kemudian dibakar dan tanah bekas cabutan
tidak lembab.
b. Lanas
Cendawan ini menyerang tanaman pada semua umur.Seluruh bagian tanaman dapat
17
menunjukkan gejala warna hitam pada pangkal batang dekat dengan permukaan
tanah.Adapun pada tanaman dewasa yang sudah agak besar menunjukkan gejala
semua daunnya tampak lemas lunglai dan menggantung, daun – daun bawah lebih
cepat layu dan mati.Akar yang terinfeksi menunjukkan warna hitam. Infeksi pada
akar akan menjalar ke batang sehingga tanaman menjadi layu dan mati.
sebagai berikut:
c. Patik daun
bercak-bercak bulat berwarna putih hingga cokelat. Bagian daun tersebut sangat
rapuh karena jaringannya telah rusak dan mudah robek sehingga menimbulkan
sehat.
18
- Memangkas daun yang terinfeksi apabila serangan belum keseluruh
WP.
d. Bercak cokelat
coklat.Ukuran bercak dapat kecil atau besar dan jumlahnya dapat sedikit dan
banyak tergantung pada tingkat serangannya. Serangan penyakit ini dapat meluas
e. Layu bakteri
Erw Smith.Tanaman tembakau yang diserang bakteri ini mengalami layu dan
dewasa di kebun.
19
- Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inangnya hingga 3 tahun- 5
tahun.
- Pengolahan tanah secara Intensif dan Sterilisasi tanah dengan uap panas.
- Jika serangan penyakit ini hebat, daun tembakau menjadi belang – belang
keriting.
- Daun yang mula – mula terserang adalah bagian daun muda, kemudian
20
- Sterilisasi alat – alat pertanian yang digunakan untuk memotong tanaman
- Tidak memegang tanaman yang lain jika baru saja mencabut tanaman yang
baru terinfeksi.
sekali.
lain – lain untuk memberantas kutu daun yang dapat menularkan penyakit.
2. Kerupuk (Krul)
berkerut seperti kerupuk, tangkai dan batang melengkung, urat – urat daun
3. Pseudomosaik
menyempit, kecil, dan panjang, pertumbuhan daun jelek dan susunanya tidak
Gejala yang tampak pada awal dari penyakit mosaik ketimun hampir sama
dengan penyakit Tobacco mozaik virus. Namun pada stadia lanjut perbedaannya
21
akan lebih jelas. Tanaman tembakau yang terinfeksi virus mozaik ketimun, daunnya
2.4.10. Panen
Pada umur 1 bulan dilakukan panen cuci kali 2-3 lembar,lalu panen pertama
dilakukakn pada umur 2 bulan sebanyak 3-4 lembar dan 2 minggu dilakukan
panen sebanyak 4-5 lembar. Pemetikan dilakukan pada umur tanaman 90 hari – 100
hari. Waktu pemetikan tembakau NO ( Naa Oogst) dilakukan pagi hari (sebelum
Ciri daun tembakau yang telah masak adalah warna daun sudah mulai hijau
kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwarna cokelat, warna tangkai
daun hijau kuning keputih – putihan, posisi daun/tulang daun mendatar, dan kadang
– kadang pada lembaran daun ada bintik – bintik cokelat sebagai lambang ketuaan (
Haryanto, 2011).
22
III. METODE PELAKSANAAN
Puluh Kota, Sumatera Barat. Proyek dilaksanakan selama 5 bulan terhitung dari
bulan Agustus - Desember 2022 dengan ruang lingkup dari penyiapan lahan hingga
antara lain: cangkul, garu, gembor, meteran, ember, pisau, sabit, parang, blender
dan knapsack sprayer. Bahan yang digunakan adalah bibit tembakau, pupuk
kandang sapi, bawang putih, aquades, sekam padi, ZA, KCL, SP-36, tali rafia, air,
peninjauan dan pengukuran lokasi lahan, persiapan bahan tanam, seleksi dan
23
penunasan, pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam dan penanaman,
lebih dahulu dari vegetasi di atasnya setelah itu baru dilakukan pengukuran lahan.
adalah 223m2 (panjang 16,5 m dan lebar 13,5 m). Persiapan lahan, peninjauan dan
pengukuran lahan ini dilakukan 5 minggu sebelum tanam. Gambar denah lahan
24
D. 0,25 m
A. 1 m
B. 0,5 m
C. 0,5 m
E. 16,5 m U
F. 0,5 m
0,5
I. 15m
H. 12 m
G.13,5
m
Gambar 1. Denah areal Budidaya Tanaman Tembakau dengan luas lahan 223 m2.
Keterangan :
25
:Tanaman tembakau
A : Jarak tanaman
B : Jarak antar barisan
C :Jarak tanaman dengan tepi
D : Jarak tanaman dengan tepi
E : Panjang lahan
F : Jarak parit
G : Lebar lahan
H : Lebar bedengan
I : Panjang bedengan
Kedalaman drainase : 30 cm
Luas lahan : 16,5 m x 13,5 m
Luas lahan efektif : 15 m x 12 m
Jumlah Populasi : 360 populasi
lahan, persiapan bahan tanam dilakukan pada 4 minggu sebelum tanam, bahan
digunakan adalah bibit yang telah berumur 35 - 55 hari setelah benih ditanam.
Kebutuhan ekstra bawang putih untuk populasi tanaman tembakau sebanyak 360
26
1. Bawang putih
2. Aquades
3. Air
cara ekstrasi. Dengan konsentrasi 60%( larutan ekstra 60 ml ekstrasi bawang putih
dan 40 ml aquades )
dan disaring.
dilahan yang akan ditanam berada pada kondisi tanah yang sudah siap untuk
27
Pengolahan tanah I dilakukan pada 5 minggu sebelum tanam. Pada
tanah satu ini juga bisa di dibajak menggunakan traktor setelah itu dibiarkan selama
1 minggu.
pengolahan tanah tahap kedua ini, tanah digemburkan dengan cangkul sehingga
bongkahan tanah hancur dan diperoleh struktur tanah yang remah (gembur).
tanah yang berada didalam berada di permukaan lagi dan kegiatan ini dilakukan 1
minggu setelah pengolahan tanah II. Sekaligus pada pengolahan ini dibentuk
petakan dan parit-parit untuk saluran drainase selebar 50 cm. Untuk membuang
bibit. Jarak tanam tanaman tembakau Payakumbuh berjarak tanam 100 cm x 50 cm.
konsentrasi 60% (60 dan 40 ml aquades) tujuan untuk mencegah hama pada bibit
28
tembakau tersebut. Setelah penyemprotan pertama maka penyemprotan selanjutnya
3.3.7. Penanaman
tembakau yang berasal dari kantong polybag tersebut dimasukkan kedalam lubang
membenamkan bibit kedalam lubang tanam sedalam leher akar, kemudian lubang
tanam ditutup dengan tanah dan ditekan-tekan sedikit agar tanaman dapat berdiri
3.3.8. Penyiraman
dilakukan setiap hari, 1 kali dalam sehari dan disiram waktu sore hari. Pada umur
3.3.9. Penyulaman
yang pertumbuhannya kurang baik atau mati. Bibit sulaman diambil dari bibit
dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang rusak atau mati kemudian
mengganti dengan bibit sulaman yang sudah disiapkan lalu menggali lubang tanam
pada tempat tanaman yang akan di ganti menggunakan cangkul, penanaman bibit
29
sulaman ditanam sedalam leher akar bibit sulaman. Penyulaman dilakukan pada
sore hari, penyulaman terakhir dilakukan pada tanaman umur 3 minggu setelah
tanam.
3.3.10. Penyiangan
dilakukan seminggu setelah penanaman setelah itu baru setiap tiga minggu sekali.
tembakau ini. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma
disekeliling batang tanaman, sementara itu gulma yang ada di antara baris tanaman
pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu dan pendagiran selanjutnya dilakukan
dengan pendagiran.
30
Pemupukan selanjutnya menggunakan pupuk ZA dengan dosis 200 -300
kg/Ha, pupuk TSP dengan dosis 100 – 120 kg/Ha, dan pupuk KCl dengan dosis 100
– 200 gr/Ha.
Pemupukan nitrogen dan kalium dilakukan 7 hari dan 28 hari setelah tanam. Dosis
kalium dapat dilakukan dengan cara membuat lubang setengah lingkaran disekitar
lubang tersebut dan ditutup tanah kembali (Cahyono, 2011). Sedangkan pemupukan
3.3.13. Pemangkasan
pertama pangkas wiwil dan kedua pangkas pucuk. Pangkas wiwil dilakukan 3-5
hari sekali dengan cara dipelintir wiwilan tersebut pada saat panjang tunas samping
sekitar 7 hari. Pangkas wiwil dilakukan sampai panen berakhir. Pangkas pucuk
dilakukan pada saat daun berjumlah 20 helai diatas daun bibit, pangkas pucuk
terlihat adanya gejala serangan hama ataupun penyakit yang dapat merugikan
secara ekonomi, yang dilakukan dengan cara manual dan kimia, secara manual
dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang, apabila tidak
bisa lagi dikendalikan dengan cara manual maka dilakukan pengendalian secara
31
kimia dengan menyemprotkan insektisida dengan dosis 2 cc/liter air dan fungisida
sampel diberi ajir dan nomor urut. Bagian–bagian tanaman yang diamati adalah:
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari batas tanda yang terdapat pada ajir
Jumlah daun dihitung mulai dari daun paling bawah pada tanaman
Pengamatan luas daun dilakukan dengan mengukur panjang daun dan lebar
lebar daun sampel dilakukan pada bagian daun yang terlebar dan pengukuran
panjang daun dilakukan dari pangkal tangkai daun sampai ke ujung daun.
32
Pengukuran daun sampel diambil dari daun yang paling besar diantara daun
permukan tanah agar tidak hilang maka diberi ajir sebagai tandan, bagian
3.3.16. Panen
Pemetikan dilakukan 1–3 helai daun dengan selang waktu 2-6 hari. Pemetikan daun
dilakukan terhadap daun–daun yang masak lebih dahulu, dan daun yang belum
Ciri daun tembakau yang telah masak adalah warna daun sudah mulai hijau
kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwarna coklat, warna tangkai
daun hijau kuning keputih-putihan, posisi daun/ tulang daun mendatar, dan kadang-
kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat sebagai lambang ketuaan
(Budiman, 2011). Waktu panen dilakukan pada pagi hari yaitu sebelum tanaman
33
3.4. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 1. Rencana jadwal kegiatan PUM selama 5 bulan dengan luas lahan 223 m2.
Bulan
34
18 Pengendalian HP**
19 Pengamatan
20 Panen & pemasaran
Rencana biaya proyek meliputi biaya alat, bahan, tenaga kerja (HKO) dan
Tabel 2. Rencana biaya alat pada kegiatan budidaya tanaman tembakau pada
luasan 223 m2 selama 5 bulan.
Harga /
Jumlah Biaya
No Nama Alat Satuan Jumlah Unit
Terpakai (Rp)
(Rp)
1 Cangkul* Buah 1 0,09 45.000 4.050
2 Garu* Buah 1 0,09 25.000 2.250
3 Meteran* Buah 1 0,09 30.000 2.700
4 Ember 0 Buah 1 0,2 10.000 2.000
5 Pisau cutter0 Buah 1 0,2 5.000 1.000
6 Parang* Buah 1 0,09 30.000 2.700
7 Kored * Buah 1 0,09 20.000 1.800
Knapsack
8. Buah 1 0,03 350.000 10.500
Sprayer***
Jangka
9 Buah 1 0,09 15.000 1.350
sorong*
10 Blender*** Buah 1 0,03 100.000 3.000
11 Gembor* Buah 1 0,09 35.000 3.150
12 Gunting Buah 1 0,09 20.000 1.800
35
Pangkas*
Jumlah 36.300
36
4.3. Biaya Tenaga Kerja
37
15 Pengendalian HP HKO 0,18 75.000 13.500
Panen dan
16 HKO 0,20 75.000 15.000
Pemasaran
Jumlah 246.000
Sumber: Laporan PUM (Dolla Prima, 2021)telah disesuaikan.
x5/12
3 Biaya 50.000 50.000
transportasi
4 Biaya Tak 10%( 36.300 + 366.200 + 246.000 + 9.292 + 14.417 + 72.221
Terduga 50.000 )
(BTT)
5 Bunga 15%x( 36.300 + 366.200 + 246.000 + 9.292 + 14.417 49.652
Modal + 50.000 + 72.221) x5/12
Jumlah 195.582
38
No Jenis biaya Jumlah (Rp)
11 1. Biaya Alat 36.300
22 2. Biaya Bahan 366.200
33 3. Biaya Tenaga Kerja 246.000
4. Biaya Lain-Lain 195.582
Jumlah 844.082
1) Pendapatan (keuntungan)
a. Pendapatan = Rp.1.080.000
b. Biaya = Rp.844.082
c. Keuntungan = Rp.235.918
Pendapatan
2) B/C Rasio =
Biaya total
1.080.000
=
844.082
= 1,3
Biaya total
3) BEP Produksi =
Harga produksi
39
844.082
=
3.000
= 281 batang
Biaya total
4) BEP Harga =
Jumlah produksi
844.082
=
360
= 2.345/ batang
DAFTAR PUSTAKA
Agnetha A.Y., 2014. Efek Ekstra Bawang Putih (Allium sativum) Sebagai
Larvasida Nyamuk Aedes sp. Program Studi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
Astuti, W., & Widyastuti. CR (2016). Pestisida organik ramah lingkungan
Pembasmi hama tanaman sayur.
Badan Pusat Statistik,2022. Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka 2020.
Http:// Limapuluhkotakab.bps.go.id. Diakses 2 juni 2022.
Budiman, H. 2011. Budidaya Tanaman Tembakau. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta. 162 hlm.
Cahyono, Bambang. 2011. Untung Selangit Dari Usaha Bertanam Tembakau.
Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta. 141 hlm.
Deptan. 2010. Sosialisasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau tahun 2010 di
Provinsi Sumatera Barat. http://www.deptantembakau.htm. (diakses 02
Agustus2012).
Fauziyah E. 2010. Analisis efisiensi teknis usahatani tembakau. Fakultas
PertanianUniversitas Trunojoyo.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman jilid 3. http://bsd.Pendidikan.id
( Diakses 20 april 2018).
Mazmuiz, 2015. Definisi Pengertian Penyiapan Lahan. http://www. mazmuiz. ac.Id
/2015/01/definisi-pengertian-penyiapan-lahan.pdf
Suwarto, Yuke Octavianty, Silvia Hermawati. 2014. Top 15 tanaman perkebunan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Syamsiah I.S., Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik
Alami.Jakarta:Agromedia Pustaka.
Wahyudi, M dan Tarigan, I. 2005. Budidaya dan Pengolahan Gambir dan
Tembakau. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Tanjung Pati.34
hal.
Wiratno, D. Taniwiryono, I.M.C.M. Rietjens, and A.J.M. Murk.2008.Bioactivity of
plant exracts toT.castaneum. Effectiveness and safety of botanical pesticides
applied in black paper. Wageningen University, Wageningen. P. 126.
40
Yennie, E., S. Elystia, A. Kalvin dan M. Irfan. 2013. Pembuatan Pestisida Organik
Menggunakan Metode Ekstrasi dari Sampah Daun Pepaya dan Umbi
Bawang Putih. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas
Riau. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (10) : 46-59 Januari 2013.
41