Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PEMASARAN TEMBAKAU BADES DI DESA BADES,

KECAMATAN PASIRIAN, KABUPATEN LUMAJANG

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:
Yazid Muzaki
NIM 1954201712

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LUMAJANG
2023
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor
pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja.
Pemerintah mengutamakan pada subsektor perkebunan, karena memiliki daya
tarik yang tinggi untuk diekspor ke negara maju (Soediono, 1989:160).
Perkebunan menurut Syechalad (2009:5) merupakan usaha pertanian yang
menjadi suatu kegiatan ekonomi dengan mengusahakan tanaman peladangan yang
banyak dikelola secara individu.
Perkebunan dibagi menjadi tiga berdasarkan jenis pengusahaannya, yaitu:
perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara.
Terdapat tiga ciri – ciri perkebunan rakyat dilihat dari usaha taninya, yaitu: 1)
Perkebunan rakyat memiliki luas areal yang diusahakan secara kecil dan
perorangan; 2) Pengelolaannya masih menggunakan teknologi yang sederhana
dan tradisional; 3) Perkebunan rakyat juga memiliki kelemahan pada permodalan,
pemasaran dan kualitas produksinya (Ertherington, 1984:109).
Tembakau merupakan salah satu komoditi agrobisnis andalan yang
memberikan kesempatan kerja luas dan memberikan pendapatan bagi masyarakat
pada setiap rantai agribisnisnya. Investment Employment Ratio pada budidaya
tembakau cukup tinggi dibandingkan komoditi pertanian yang lainnya. Artinya
dengan modal relatif rendah, usaha tersebut dapat memberikan pekerjaan pada
sejumlah orang lebih banyak dibandingkan usaha pada komoditi lain. Tembakau
juga menunjang roda perekonomian dengan cukai devisa yang dihasilkannya
(Widoyo, 2003).
Menurut Ruswidyaningrum (2003), Tembakau merupakan bahan baku
utama dalam industri rokok. Bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis
yaitu daun, selain bahan baku rokok tembakau juga dimanfaatkan sebagai
kunyahan (jawa: susur), terutama untuk kalangan ibu-ibu di pedesaan. Tanpa
adanya budidaya tembakau, industri rokok maupun pemasaran tembakau dan
rokok tidak akan mungkin berlangsung sebab tidak ada yang diolah maupun
dipasarkan, namun tetap tidak dapat dipungkiri bahwa peran subsistem yang lain
mutlak diperlukan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi tembakau di Indonesia
mencapai 236.900 ton pada 2021. Angka tersebut turun 9,37% dari tahun
sebelumnya yang sebesar 261,4 ribu ton. Jawa Timur menjadi provinsi penghasil
tembakau terbesar di tanah air mencapai 110.800 ton. Ini sejalan dengan luas area
perkebunan tembakau yang mencapai 101.800 hektare (ha). Kabupaten Jember
merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil tembakau di provinsi ini,
Jumlah produksi tembakau di Jember mencapai 24.285 ton pada 2021. Provinsi
sentra tembakau terbesar kedua ditempati oleh Jawa Tengah dengan produski
sebanyak 57.600 ton. Kemudian, produksi tembakau di Nusa Tenggara Barat
(NTB) sebanyak 53.100 ton. Produksi tembakau di Jawa Barat sebesar 7.400 ton.
Sedangkanm produksi tembakau di Aceh dan Sumatera Utara masing-masing
sebanyak 2.100 ton dan 1.800 ton. Di Yogyakarta dan Lampung, produksi
tembakau sama-sama sekitar 800 ton. Sedangkan produksi di Lumajang mencapai
800 ton, dengan luas area perkebunan tembakau mencapai 1.028 hektare (ha).
Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang jarang ada petani tembakau, jadi
produksi tembakau di lumajang kurang maksimal.
Wilayah terbanyak petani tembakau berada di Kecamatan Pasirian
terutama di Desa Bades banyak sekali masyarakat memproduksi tanaman
tembakau karena daerahnya yang cocok untuk tanaman tembakau tersebut, alasan
memproduksi tanaman tembakau karena selain untuk pendapatan, produksi dan
proses pengolahan cukup cepat karena tanaman tembakau adalah tanaman
musiman (Syahputra, 2022).
Bakau Bades merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang
produksi, pengepul, distributor dari produk tembakau. Bakau Bades beralamat di
Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur 67316.
Produk yang dihasilkan dari bakau bades adalah tembakau segar.
Permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran bakau diantaranya
permintaan tembakau yang masih rendah, persaingan yang semakin ketat dan
harga yang belum stabil. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan
strategi pemasaran tembakau di Bakau Bades. Menurut Sofjan Assauri (2002)
adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Pada hakekatnya, strategi
pemasaran tembakau di Bakau Bades adalah upaya untuk menstrategikan setiap
aspek pemasaran agar konsumen semakin banyak dan meningkatkan kepuasan
konsumen. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti dengan judul “ANALISIS PEMASARAN TEMBAKAU
BADES DI DESA BADES, KECAMATAN PASIRIAN, KABUPATEN
LUMAJANG”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari dari latar belakang di atas, maka rumusan
masalahnya adalah :
a. Bagaimana saluran pemasaran dan pendapatan petani dalam produksi
pemasaran tembakau Bakau Bades di Desa Bades, Kecamatan Pasirian,
Kabupaten Lumajang?
b. Begaimana fungsi-fungsi pemasaran petani tembakau di Bakau Bades,
Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai antara lain :
a. Untuk mengetahui saluran pemasaran petani tembakau Bakau Bades di
Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang?
b. Untuk mengetahui fungsi-fungsi yang ada dalam saluran pemasaran pada
petani tembakau di Bakau Bades, Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten
Lumajang?
1.4 Kegunaan Penelitian
a. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Lumajang.
b. Bagi petani pembaca, penelitian ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan mengenai strategi pemasaran tembakau di Desa Bades, Kecamatan
Pasirian, Kabupaten Lumajang.
BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Tanaman Tembakau
Tembakau merupakan tanaman perkebunan yang cukup banyak
dibudidayakan oleh petani karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Tanaman tembakau berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama
dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani dan sumber
devisa bagi negara disamping mendorong berkembangnya agribisnis tembakau
dan agroindustri (Cahyono, 1998). Klasifikasi tanaman tembakau adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Tanaman Tembakau
Klasifikasi tanaman tembakau
Divisio Spermatopyita
Sub divisio Angiospermai
Class Dicotyledoneae
Ordo Personatae
Famili Solanaceae
Genus Nicotiana
Spesies Nicotiana tabacum L.
(Sumber: Matnawi, 2011)

2.1.2 Morfologi Tembakau


A.. Akar
Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas
pada tanah yang subur sepanjang 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu
akar dan serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang
berlebihan karna dapat menggannggu akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi,
1997).
B. Daun
Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat, tergantung pada varietasnya.
Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya berbulat runcing, sedangkan
berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun memiliki tulangtulang
menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang
berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselangseling
mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang terletak merata.
Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 2011).
C . Bunga
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang tersusun
dalam beberapa tandan dan masing-masing tandan berisi samapi 15 bunga. Bunga
berbentuk terompet yang panjang. Warna bunga merah jambu sampai merah tua
pada bagian atasnya sedangkan yang lain berwarna putih. Bunga tembakau akan
mekar secara berurutan dari yang paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau
dapat mengadakan penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan
terjadi penyerbukan silang. Bunga ini berfungsi sebagai alat penyerbukan
sehingga dapat dihasilkan biji-biji perkembangbiakan (Maulidiana, 2008).
D . Batang Tembakau
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi
kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang (Ali, 2015).

2.1.3 Budidaya Tembakau


Tembakau rakyat dapat ditanam diberbagai jenis tanah, mulai dari tanah
ringan sampai berat dan umumnya ditanam pada dataran rendah sampai dataran
tinggi. pH tanah yang sesuai yaitu berkisar 5,5 – 6,5 dengan cuah hujan rata-rata
2000mm/tahun untuk daerah rendah dan 1500-3000 mm/tahun untuk dataran
tinggi (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan, 2009). Budidaya
tembakau dimulai dari pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan,
pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen.
2.1.4 Pemanfaatan Batang Tembakau
Selama ini, pemanfaatan tembakau hanyalah bagian daun yang digunakan
untuk bahan baku rokok. Sedangkan bagian batang tembakau masih dianggap
sebagai produk samping pertanian yang belum diolah secara baik. Seringkali
untuk mengatasi produk samping ini masih dilakukan dengan cara membakar
batang tembakau. Hal ini akan menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan
karena batang dan akar masih mengandung nikotin, sehingga asap hasil
pembakaran mengandung zat-zat yang berbahaya bagi manusia. Agar tidak terus –
menerus mencemari lingkungan, maka perlu adanya upaya lain yang dapat
mengolah limbah menjadi suatu bahan yang bernilai guna tetapi tidak berbahaya
bagi lingkungan. Adapun manfaat batang tembakau sebagai berikut:
1. Dapat dimanfaatkan menjadi membran ultrafiltrasi yang digunakan untuk
biofilter air sungai sebagai solusi permasalahan masyarakat, yaitu minimnya 7
Institut Teknologi Nasional ketersediaan air bersih. Batang tembakau memiliki
kandungan selulosa yang cukup tinggi yaitu mencapai 44% (Kholis, et al., 2015).
2. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biopestisida nabati karena
mengandung nikotin yang dapat membasmi hama lingkungan (Nugraha dan
Agustiningsih, 2015).
3. Asap cair dari batang tembakau dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang
umur simpan daging ikan gurami (Mu’tamar et. al., 2018)

2.1.5 Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009), “Pemasaran adalah salah satu kegiatan
pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa
dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.” Sedangkan
menurut Tjiptono dan Chandra (2012), “Pemasaran berarti kegiatan individu yang
diarahkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui barter.” Pemasaran
berarti menentukan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial dengan maksud
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari sebuah perusahaan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang digunakan untuk
merencanakan, menentukan harga, mendistribusikan dan mempromosikan suatu
barang atau jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan pembeli.
Konsep pemasaran diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran
guna menentukan dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran. Pemasaran harus
dibedakan dengan penjualan, Pemasaran merupakan orientasi manajemen yang
beranggapan bahwa tugas utama perusahaan adalah memaksimalkan kepuasan
konsumen (consumer satifaction), sedangkan penjualan hanya merupakan bagian
dari kegiatan pemasaran yang lebih berorientasi kepada peningkatan volume
penjualan yang maksimal. Menurut Kotler dan Keller (2009), “Tugas pemasaran
bukanlah mencari pelanggan yang tepat untuk produk Anda, melainkan
menemukan produk yang tepat untuk pelanggan Anda.” Dalam manajemen
pemasaran, terdapat empat hal pokok yang dapat menjamin keberhasilan
perusahaan dalam memasarkan produknya, keempat hal pokok tersebut disebut
bauran pemasaran (marketing mix).

2.1.6 Tahapan Strategi Pemasaran


Menurut Zikhmund dan Babin (2010), ttahapan-tahapan dalam
mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi pemasaran meliputi:
a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan
b. Menganalisis segmen pasar dan memilih target pasar.
c. Merencanakan dan menerapkan bauran pemasaran yang akan
memberikan nilai bagi pelanggan dan sesuai dengan tujuan dari organisasi
d. Menganalisis kinerja perusahaan.

2.1.7 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran (marketing strategy) menurut Sofjan Assauri (2002)
adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.
Suliyanto (2010) menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada
usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta
lokasinya.

2.2 Kerangka pemikiran


Hasil produk tembakau bades disalurkan kepada konsumen melalui
pengepul. Beberapa hasil produk tembakau bades menjual produknya kepada
pedagang besar. Pedagang besar kemudian menjualnya kepada konsumen. Untuk
sampai ketangan konsumen, bakau bades juga menjual tembakau ke pengecer.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dilihat dalam skema kerangka


pemikiran sebagai beriku:

Pemasaran
tembakau bades

Fungsi pemasaran

Saluran pemasaran 1. Pembelian

1. Pedagang besar 2. Pengolahan

2. Pedagang 3. Packing
pengecer 4. Penyimpanan
3. Konsumen 5. Transportasi
6. Penjualan
2.3 Hipotesis
1. Saluran pemasaran yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
produsen  Pedagang besar dan pengecer  Konsumen
2. Fungsi pemasaran yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
Pembelian, pengolahan packing, penyimpanan, transportasi, penjual
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada usaha Tembakau Bades produksi dan
pengepul tembakau yang beralamat di Desa Bades, Kecamatan Pasirian,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur 67316. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan, bahwa usaha ini merupakan salah satu
usaha unggulan produksi dan pengepul tembakau di Desa Bades. Penelitian ini
dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu 29 Mei sampai 29 Juni 2023.

3.2 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskript if
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Lexy J. Meleong (2007), metode penelitian
deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

3.3 Metode Pengambilan Contoh dan Pengumpulan Data


3.3.1 Metode Pengambilan Contoh
Medote Pengambilan Contoh yang digunakan adalah Purposive Sampling,
metode dengan cara menentukan subjek penelitian yang akan diteliti, terutama
orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya (Rahmadi, 2011).

3.3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah (Rahmadi, 2011) :
1. Observasi
Jenis observasi yang digunakan peneliti ini adalah observasi nonpartisipan.
Observasi nonpartisipan merupakan observasi yang mana peneliti tidak terlibat
secara langsung dengan kehidupan dan aktivitas orang yang diamatinya. Di sini
peneliti bertindak sebagai pengamat independen dan menjaga jarak dengan objek
pengamatannya.
2. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara mendalam
(in-depth interview), yaitu wawancara tidak berstruktur yang dilakukan berkali-
kali dan membutuhkan waktu lama bersama informan di lokasi penelitian, yang
mana hasil dari wawancara ini akan dijadikan data primer penelitian.

3.3.3 Sumber Data Penelitian


a. Data Primer
Dalam Penelitian ini data primer yang dimaksud adalah berupa informasi
langsung dari pemilik Bakau Bades. Data yang diambil melalui wawancara,
observasi ini merupakan data yang berkaitan dengan pemasaran Bakau Bades.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder yang dimaksudkan adalah data yang
bersumber dari buku, jurnal dan dokumen lain yang berhubungan dengan fokus
penelitian.

3.4 Metode Analisis Data dan Uji Keabsahan Data


a. Reduksi data
data yang diperoleh dari lapangan jumlsahnya cukup banyak, sehingga
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan
semakin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal hal yang
pokok, memfokuskan pada hal hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
b. display data (penyajian data)
setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data
dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan
tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka
data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami. Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya.
c. penarikan kesimpulam
penariakan kesimpulan dan verifikasi langkah ketiga dalam analisis data
dalam penelitian kualitatif menurut miles dan huberman (2014) adalah penarikan
kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.5 definisi operasional


Tabel Definisi operasional
No Variabel penelitian Definisi operasional
1. Produk (product) Produk adalah layanan tembakau bades yang
ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhan konsumennya.
2. Harga (price) Harga adalah banyaknya nilai (uang) yang harus
dilakukan konsumen untuk menerima dan
merasakan dari tembakau bades.
3 Tempat atau lokasi Lokasi berhubungan dengan dimana tembakau
(place) bades melaksanakan operasional usaha dalam
melayani konsumen.
4 Promosi (promotion) Promosi penjualan adalah bentuk persuasi
langsung yang dilakukan oleh bagian pemasaran
dari tembakau bades melalui berbagai intensif
untuk menarik perhatian konsumen.
5 Partisipan (people) People disini adalah pegawai tembakau bades
yang memiliki keterampilan interpersonal dan
sikap positif untuk secara langsung berinteraksi
dengan konsumen.
6 Proses Proses adalah semua prosedur aktual,
mekanisme, dan aliran aktivitas bakau bades
dalam menjual produk tembakaunya.
7 Keputusan pembelian Keputusan pembelian adalah tahap dimana
konsumen telah menentukan pilihannya dan
melakukan pembelian tembakau di tembakau
bades pasirian.

Anda mungkin juga menyukai