PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tembakau telah terkenal sebagai komoditi ekspor sejak dua setengah abad
yang lalu, yakni ketika penguasa kolonial yang kemudian digantikan oleh
pemodal swasta mengusahakan untuk pasaran Eropa.Kira-kira dua abad sejak
diperkenalkannya
tembakau
oleh
bangsa
Portugis
di
Nusantara,
sejenis
neurotoxin
yang
sangat
ampuh
jika
digunakan
pada
tembakau
biasanya
digunakan
sebagai
bahan
pembuatan
banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan
cara panen (Yulaikah, dkk., 2005).
Tanaman tembakau telah menyebar ke seluruh Amerika Utara, sebelum
masa kedatangan orang kulit putih.Pada tahun 1556, tanaman tembakau
diperkenalkan di Eropa, dan mula-mula hanya digunakan untuk keperluan
dekorasi dan kedokteran/medis saja.Tanaman tembakau merupakan salah satu
tanaman tropis asli Amerika.Jean Nicot, yang pertama kali melakukan eksploitasi
tanaman ini di Perancis.Kemudian, tanaman tembakau menyebar dengan sangat
cepat
di
seluruh
Eropa,
Afrika,
Asia,
dan
Australia
biji).
Kurangnya
penyinaran
matahari
menyebabkan
terhambatnya
awal musim kemarau (bulan Februari) dan dipanen sekitar pada bulan Mei
(Suwarso dan Murdiyati, 2005).
Tembakau diketahui oleh Colombus yang berlayar mengelilingi dunia
pada tahun 1492. Beliau menemukan benua Amerika dan mendarat di pulau
Sansalvador. Belaiu menemukan suku Indian yang menghisap dadaunan dan
bertanya mengapa mereka melakukan hal itu. Mereka mengatakan dengan
menghisap dadaunan itu mereka dapat merasakan nikmat, ngantuk, mabuk,
mengurangi kelelahan (segar) dan juga mengobati penyakit (Matwani, 1997).
Tembakau merupakan komoditi perkebunan penting sebagai penghasil
devisa dan sumber pendapatan usahatani. Harga Komoditi tinggi dan pengusahaan
teknik usahatani yang melekat dengan petani menjadikan usahatani tembakau
merupakan mata pencaharian pokok. Pengelolaan Tembakau Vor Oogst Madura
dilakukan oleh perkebunan rakyat dihadapkan kendala rendahnya produktivitas.
Untuk meningkatkan produktivitas tembakau rakyat (nafive tobacco) pemerintah
melaksanakan program lntensifikasi Tembakau Rakyat Beberapa hambatan
pengembangan produksi Tembakau Madura yaitu teknik budidaya dan pengolahan
tradisional, penggunaan input usahatani tidak optimal, gangguan cuaca, fluktuasi
harga dan serangan hama penyakit tanaman. Padahal sebagai komoditi tradisional
masyarakat (Heriyanto, 2000).
Tembakau mempunyai nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam
pendapatan usahatani.Di Indonesia, terdapat berbagai jenis tembakau yang
diproduksi, misalnya Virginia (atau Flue-cured), Burley, Rajangan,
tembakau yang dikeringkan matahari dan udara, serta tembakau untuk
cerutu. Namun ada beberapa faktor khas Indonesia yang membuat jenis
tembakau di Indonesia sulit dikelompokkan menjadi jenis Virginia,
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam
Ditjenbun
(2005),
sistematika
tanaman
tembakau
adalah
dan
telah
disimpan
dengan
baik
dengan
suhu
yang
kering
(Ditjenbun, 2005).
Syarat Tumbuh
Iklim
Curah hujan yang dibutuhkan antara tembakau yang satu dengan yang
lainnya tidak sama. Masalah air berperan penting dalam pertumbuhan
tanaman.Misalnya jenis tembakau cerutu menghendaki curah hujan berkisar
antara 1500 mm 2000 mm per tahun. Artinya untuk setiap tahunnya, areal yang
akan ditanami tembakau tersebut harus mendapatkan siraman air hujan sebanyak
1500 mm 2000 mm. Hal ini dapat dimengerti dengan setiap m 2 pada areal itu
mampu memperoleh air hujan sebanyak 1,5 m3 2 m3 per tahun tersebut
(Yulaikah, dkk., 2005).
Suhu optimal yang dikehendaki tanaman tembakau adalah 270 0C atau
berkisar antara 2200C 3300C. Kelembaban udara baik untuk diketahui guna
memperhitungkan saat tingginnya perkembangan penyakit lanas. Kelembaban
udara berpengaruh pula pada lamanya pertumbuhan tanaman.Kelembaban udara
yang baik berkisar antara 62 % - 85 % (Davies and Nielsen, 1999).
Tanah
baik,
tepat
musim,
dan
fermentasi
yang
optimal
(Ditjenbun, 2005).
Tinggi tempat penanaman tembakau sangat bervariasi.Pada dataran
rendah, sedang, dan dataran tinggi, tembakau dapat tumbuh dengan baik sesuai
dengan jenis tanaman dan varietasnya. Tembakau bawah naungan akan dapat
tumbuh
baik
pada ketinggian
145
di atas
permukaan
air laut
terlalu banyak pengaruhnya terhadap tanah akan baik karena cukup longgar, air
akan mudah diserap dan cukup dikandung tanah, udara tanah mudah masuk dan
tanah mudah diolah (Hasibuan, 2006).
Untuk media tanam atau tanah pengisi kantong besar digunakan topsoil
yang bertekstur baik, bila terpaksa memakai tanah liat berat harus dicampur
dengan pasir kasar (pasir sungai) dengan perbandingan 3:2. Media tanam jangan
dicampur dengan fungisida dan insektisida karena dapat merusak bibit
(Sianturi, 1991).
Top Soil
Pertumbuhan bibit tembakau dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
jenis tanah yang digunakan sebagai media dan pemupukan. Jika media tumbuh
yang digunakan adalah tanah yang normal (berstruktur baik) dan subur, maka
pemupukan tidak diperlukan, karena kurang menguntungkan. Namun seringkali
tanah yang digunakan sebagai media tumbuh bibit tidak mengandung cukup unsur
hara untuk menunjang pertumbuhan bibit yang sehat sehingga perlu diberi pupuk
melalui tanah atau daun atau keduanya. Secara umum pemupukan dilakukan
melalui tanah dengan tujuan memberikan bahan kepada tanah yang berupa pupuk
buatan, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan lainnya untuk memperbaiki
keadaan fisika, kimia dan biologi tanah, dengan harapan bahwa unsur hara yang
diberikan akan diserap oleh akar tanaman (Sutanto, 2005).
Top Soil adalah lapisan tanah yang paling dekat dengan permukaan tanah,
mengandung banyak mikroorganisme, mengandung paling banyak unsur hara, dan
memiliki kandungan udara yang paling tinggi dibanding lapisan tanah lainnya.
Setebal 20 cm dari permukaan , itulah "emas" yang seharusnya tetap dijaga dan
dirawat. Top soil jugalah yang menyimpan Bahan organik (seresah) yang menjadi
bahan untuk dilanjutkannya siklus unsur hara di areal hutan. Apabila ini terganggu
maka, yang paling merugikan adalah hilangnya potensi alam yang dapat menjadi
modal kelestarian jangka panjang (Sutanto, 2005).
Keberadaan bahan unsur di dalam tanah ditunjukkan oleh lapisan
berwarna gelap atau hitam, biasanya pada lapisan atas setebal 10-15 cm. Jumlah
dan ketebalan lapisan ini bergantung pada proses yang terjadi seperti pelapukan,
penambahan, mineralisasi, erosi, pembongkaran dan pencucian (leaching), serta
pengaruh lingkungan seperti drainase, kelembapan, suhu, ketinggian tempat, dan
keadaan geologi (Hasibuan, 2006).
Top Soil adalah lapisan tanah yang paling dekat dengan permukaan tanah,
mengandung banyak mikroorganisme, mengandung paling banyak unsur hara, dan
memiliki kandungan udara yang paling tinggi dibanding lapisan tanah lainnya.
Setebal 20 cm dari permukaan , itulah "emas" yang seharusnya tetap dijaga dan
dirawat. Top soil jugalah yang menyimpan Bahan organik (seresah) yang menjadi
bahan untuk dilanjutkannya siklus unsur hara di areal hutan. Apabila ini terganggu
maka, yang paling merugikan adalah hilangnya potensi alam yang dapat menjadi
modal kelestarian jangka panjang (Sianturi, 1991).
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, dengan jumlah
yang tidak besar (sekitar 3 5 %), namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah
sangat besar. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibat terhadap
pertumbuhan tanaman adalah :Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah),
Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya, Menambah kemampuan
tanah untuk menahan air, Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur
hara (kapasitas tukar, kation tanah menjadi tinggi), dan Sumber energi bagi
mikroorganisme (Sianturi, 1991).
10
Lapisan tanah dibawah lapisan tanah atas (topsoil) yang disebut lapisan
tanah bawah (subsoil) berwarna lebih terang dan bersifat kurang subur. Hal ini
bukan berarti bahwa lapisan tanah bawah tidak penting peranannya bagi
produktivitas tanah, karena walaupun mungkin akar tanaman tidak dapat
mencapai lapisan tanah bawah, permeabilitas dan sifat-sifat kimia lapisan tanah
bawah akan sangat berpengaruh terhadap lapisan tanah atas dalam peranannya
sebagai medium pertumbuhan (Sianturi, 1991).
Kompos
Hara dalam pupuk kandang berasal dari pakan yang dikonsumsi ternak,
lebih dari 70% N yang dimakan oleh hewan dapat dilihat dari kotorannya,
demikian juga kalsium sebesar 80%. Diantara kotoran ternak, kotoran ayam
mempunyai kandungan hara tinggi, terendah sapi sedangkan kotoran babi berada
diantaranya (Sutanto, 2005).
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas
baik, misalnya tanah bagian atas (topsoil) pada ketebalan 10 20 cm, dan berasal
dari areal pembibitan dan sekitarnya (Fauzi, dkk, 1997).
Sekam Padi
Sekam merupakan salah satu jenis limbah. Limbah sering diartikan
sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses pengolahan hasil pertanian. Proses
penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga limbah tidak
saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan
manusia. Pada setiap penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan
gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam
padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah
yang mengganggu lingkungan.
11
12
kira-kira satu
tahun
sehingga
dapat
dedak antara
8- 12% dan
beras giling
antara 50-63,5%
data bobot
13
tanah.
Sejauh
ini,
pasir
dianggap
memadai
dan
sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit
tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat keringakan
memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudahcukup
umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan mediatanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkansistem aerasi serta
drainase
media
tanam.
Penggunaan
pasir
sebagai
mediatanam
sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, sepertikerikil, batubatuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenistanaman. Oleh karena
memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro)maka pasir menjadi mudah
basah dan cepat kering oleh proses penguapan.Kohesi dan konsistensi (ketahanan
terhadap proses pemisahan) pasir sangatkecil sehingga mudah terkikis oleh air
atau angin. Dengan demikian, mediapasir lebih membutuhkan pengairan dan
pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang
digunakan sebagai media tanamsecara tunggal.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yangbersersalinitas
tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media
tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi
pada media tanam dapat ,menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organorgan tanaman, seperti akar dandaun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang
selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
14
15
biasa, sehingga daun menjadi berkerut atau terpuntir. Jika semai trinfeksi segera
setelah muncuk, semai dapat mati. Jika tanaman trifeksi setelah dewasa
pengaruhnya dapat lemah sekali
Jika mosaik tembakau dan mosaik mentimun mengadakan infeksi secara
bersamaaan, pada daun dan batang akan terjadi garis-garis hitam yang terdiri atas
jaringn mati. Virus ini biasanya tidak mematikan, namun hanya menurunkan
produktivitas dan kualitas dari tumbuhan,terutama pada tumbuhan yang diserang
sejak muda. Di Minnesota, tumbuhan yang biasa menjadi target penyerangan
TMV adalah tumbuhan tomat, lada, bunga petunia, snapdragon, delphinium,dan
marigold. TMV juga menyerang tumbuhan melon, mentimun, labu, bayam, bunga
celosia, ceri,dan masih banyak lagi dengan jumlah yang lebih sedikit. Walaupun
TMV dapat menyerang berbagai macam tanaman, biasanya TMV hanya
menyerang tanaman yang tumbuh di persemaian.
TMV adalah virus yang biasanya menyerang dari luka kecil pada tanaman
akibat kerusakan oleh manusia atau serangga. Sumber TMV yang paling umum
adalah puing-puing dari tanaman yang telah terinfeksi di tanah dan tangan pekerja
yang terkena produk-produk tembakau seperti rokok. Setelah virus memasuki
inangnya, virus mulai menggandakan dirinya dengan menyerang sel inang. TMV
tidak menyebabkan penyakit dengan membunuh sel, melainkan dengan
mengendalikan proses metabolisme dari sel. Sampai sekarang ini, konsumsi dari
produk-produk tembakau yang terinfeksi dengan TMV tidak menimbulkan efek
pada manusia.
Metode Pencegahan Penyakit TMV (Tobacco Mozaic Virus)
Kebanyakan tembakau mengandung penyakit , kalau mereka yang bekerja
di pertanaman tomat merokok atau mengunyah tembakau, maka mereka inilah
16
yang menularkan tanaman dengan TMV. Virus menular secara mekanis, oleh
tangan para pekerja, ternak, atau alat-alat pertanian. Virus tidak ditularkan oleh
serangga. Selain pada tembakau, virus jiga dapat betahan pada sisa-sisa tanaman
sakit selama 4 bulan. Virus jug adapt bertahan dari musim ke musim pada gulma
yang termasuk suku terungan (Solanaceae), misalnya kecubung dan ceplukan.
a.
bekerja di persemaian dan pada waktu memindahkan tanaman. Pada waktu ini
pekerja dapat menularkan virus ke banyak tanaman, dan infeksi pada tanaman
masih kecil akan sangan menekan produksi. Meskipun virus yang melekat di
tangan tidak dapat sama sekali hilang di cuci, tetapi membasuh tangan dengan
sabun atau deterjen akan banyak mengurangi infeksi.
b.
Persemaian diperiksa denga teliti, bibit yang sakit di cabut agar tidak
pegang dan tidak dipegang terlalu keras, misalnya pada saat memanjatkan
tanaman dan pada waktu memangkas.
d.
Proteksi silang atau premunisasi. Tanaman ditulasi dengan strain virus yang
lemah untuk melindunginya terhadap infeksi strain virus yang kuat (Sulyo, 1988
dalam Semangun 2007). Hiruki (1980) di Canada membuktikan bahwa tanaman
tomat yang diinfeksi dengan virus mosaic tembakau yang dilemahkan (dipanaskan
dengan suhu 35C selama 15 hari dalam batang tembakau) terlindungi dari infeksi
virus yang virulen.
17
DAFTAR PUSTAKA
Balitnak.2010. Kotoran Kambing-Domba Bisa Bernilai Ekonomis. Balai
Penelitian Ternak, Ciawi Bogor.
Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, H. Hanum. 2010.
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.
18