Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses transformasi dari agraris ke industri suatu negara tampaknya
harus melalui masa peralihan yang gradual. Peralihan yang bersifat
terobosan (loncatan) tanpa melalui urutan yang benar seperti dialami pada
masa orde baru, hasilnya kurang dapat menjamin keberhasilan. Urutan
transformasi yang benar sebelum memasuki industrialisasi telah terbukti
keberhasilannya, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara yang kini
adalah negara kaya, yaitu negara Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara
Eropa.
Tanaman perkebunan dipandang menjanjikan untuk dikembangkan karena
potensial menjadi primadona negara dalam hal menambah devisa negara, salah
satu tanaman perkebunan yang potensila itu adalah tanaman cengeh. Tanaman
cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan tanaman perkebunan atau industri
berupa pohon dengan famili Myrtaceae. Cengkeh merupakan salah satu tanaman
herba abadi yang berbentuk kecil. Tanaman ini juga merupakan jenis tanaman
tahunan, dua tahunan, dan tanaman yang berusia pendek.
Keberadaan tanaman cengkeh di Indonesia memberikan manfaat yang
sangat besar bagi negara dan peningkatan pendapatan masyarakat, karena tanaman
cengkeh memberikan konstribusi terhadap negara dimana tanaman perkebunan
atau rempah-rempah ini banyak diminati oleh negara asing khususnya negara-
negara di Eropa, sehingga nilai ekspornya tinggi. Cengkeh sudah dikenal sebagai
tanaman rempah- rempah dan obat tradisional yang sangat berkhasiat. Tanaman
cengkeh ini dapat tumbuh dan berkembang di beberapa daerah di indonesia.
Khasiat dan manfaat tanaman cengkeh dalam bidang kesehatan, dan perindustrian
menyebabkan tanaman ini sebagai tanaman yang paling di gemari oleh
masyarakat, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di
dataran tinggi membudidayakan tanaman cengkeh tersebut.

1
Oleh karena itu, dalam membahas tanaman cengkeh lebih lanjut akan
dijelaskan dalam makalah ini untuk memahami lebih dalam mengenai salah satu
tanaman perkebunan yang merupakan komunitas unggulan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah tanaman cengkeh?
2. Bagaimana panen dan pasca panen tanaman cengkeh?
3. Bagaimana kandungan gizi tanaman cengkeh?
4. Bagaimana pemanfaatan tanaman cengkeh ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sejarah tanaman cengkeh;
2. Untuk mengetahui panen dan pasca panen tanaman cengkeh;
3. Untuk mengetahui kandungan gizi tanaman cengkeh;
4. Untuk mengetahui pemanfaatan tanaman cengkeh

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tanaman Cengkeh


Tanaman cengkeh, (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum),
dalam bahasa Inggris disebut cloves adalah tangkai bunga kering beraroma dari
suku Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan
sebagai bumbu masakan pedas di negara –negara Eropa, dan sebagai bahan utama
rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di
Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan sebagai aroma terapi dan juga
untuk mengobati sakit gigi. Cengkeh di tanam terutama di Indonesia (Kepulauan
Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, Sri Lanka. Pohon
cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai
10 – 20m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk –
pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika
sudah mekar.
Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5 – 2cm. Tumbuhan
ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara, pohonnya dapat tumbuh tinggi
mencapai 20 – 30m dan dapat berumur lebih dari 100 tahun. Tajuk tanaman
cengkeh umumnya berbentuk kerucut, pyramid atau pyramid ganda, dengan
batang utama menjulang keatas. Cabang – cabangnya amat banyak dan rapat,
pertumbuhannya agak mendatar dengan ukuran relative kecil jika dibandingkan
batang utama. Daunnya kaku berwarna hijau atau hijau kemerahan dan bentuk
elips dengan kedua ujung runcing. Daun – daun ini biasa keluar setiap periode
dalam satu periode ujung ranting akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri
dari dua daun yang terletak saling berhadapan, ranting daun secara keseluruhan
akan membentuk suatu tajuk yang indah.
Pada abad keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan
setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya mengunyah cengkeh, agar
harumlah napasnya. Cengkih, pala dan merica sangatlah mahal pada zaman

3
Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad
pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar
menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih
dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian
dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka
peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama
dengan harga 7 gram emas. Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang
Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil
membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih
dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke-17 dan ke-18 di
Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.
Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat
bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai
sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.Pohon
cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole,
Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Pohon yang
disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter
198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan
sekitar 400 kg bunga cengkih.
Nama daerah Cengkeh : Clove (Inggris), cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda),
wunga lawing (Bali), cangkih (Lampung), sake (Nias), bungeu lawing (Gayo),
cengke (Bugis), sinke (Flores), canke ( Ujung Pandang), gomode (Halmahera,
Tidore)

2.2 Panen dan Pasca Panen


2.2.1 Panen
Masing-masing daerah waktunya tanaman berbunga itu tidaklah sama. Hal
ini sangat tergantung pada keadaan iklim setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor
lain yang sangat bersar pengaruhnya. Maka mulai berbunga dan waktu
pemungutannya pun tidak sama.

4
· Di Sumatera : tumbuh kuncup bunga antara bulan Oktober – November
maka musim panennya sekitar bulan April – Juni
· Di Jawa : Tumbuh kuncup bunga antara bulan November – Januari maka
panennya jatuh pada bulan Mei-Juli
· Di Maluku : Tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei-Juli dan waktu
panennya pada bulan Oktober _ Januari

a). Waktu Pemetikan


Di atas telah dijelaskan bahwa waktu cengkeh berbunga itu di setiap daerah
tidak sama. Maka sebagai gambaran, di bawah ini diketengahkan masa-masa
berbunga atau panen yang berbeda.
1. Pada umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia itu satu tahun sekali,
demikian pula waktu panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu minimal
tiga bulan, lebih-lebih bila luas arealnya luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan.
Tanaman yang normal setelah umur 15-20 tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg
per pohon. Ini adalah merupakan suatu perhitungan yang normal. Memang sering
dialami ada pohon yang menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap pohon,
tetapi pada suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berbuah sesuai dengan
siklusnya. Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-ratanya saja.
2. Di Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang pendek saja yakni
musim kemarau mulai pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti satu
tahun hanya satu musim berbunga.
3. Di Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang berarti dua musim panen
yaitu, panen besar mulai Juli-September dan panen kecil musim November-
Januari. Produksi pertahun rata-rata 3 kg tiap pohonnya.
Perbedaan tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu
pemetikan dan teknik pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasik yang
berbeda pula. Sedang di daehah penghasil cengkeh yang musim kemaraunya
bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim panennya juga berbeda. Juga
pengaruh pola hujan, temperature dan tinggi tempat pertanaman akan membawa
pengaruh yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada

5
tingkat kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna pucat yang
sebelumnya itu berwarna hijau, kemudian menguning akhirnya keunguan muda
dan merah tua. Saat yang paling bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri
dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar bentuknya, berisi dan mengkilat.
Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda berarti sebentar lagi akan
membuka.
Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh
kering yang keriput, berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang
sehingga harganya pun rendah. Sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya
bunga banyak yang mekar akan meghasilkan cengkeh kering yang tidak berkepala
sehingga ruas dan aromanya sangat berkurang. Itulah sebabnya, maka pemetikan
cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat . pemetikan biasanya dilakukan
setelah ada beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3
yang sudah membuka.

b). Cara Pemetikan


Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut jangan dibiarkan
sampai mekar. Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus
dibersihkan terlebih dahulu, maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh
diwaktu pemetikan mudah dipungut. Adapun cara pemetikannya tergantung
keadaan tanaman itu sendiri.
1. Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan
berdiri mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak
tinggi dapat menggunakan kait supaya lebih mudah.
2. Kalau tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan
tangga yang berkaki tiga, tangga itu mudah dipindah-pindahkan.
3. Pada pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih dari 25 tahun
pemetikannya bisa dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait
sebab rantingnya dapat ditarik dengan kait itu sehingga memudahkan
pemetikannya. Tapi pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada ranting-ranting
yang dekat dengan btang pokok. Yang lebih sulit batang sudah tinggi dan besar.

6
Maka untuk keperluan ini, pada sekitar pohon itu harus diberi tiang dari bambu,
diberi palang-palang dan diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk
memnjat dengan demikian pemungutan dapat dilakukan lebih mudah.
Sebagaimana diketahui bunga cengkeh itu terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang
jauh dari batang atau cabang, maka pemungutannya harus pandai jangan sampai
merusaknya.
Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain karung berukuran
kecil atau keranjang bambu dan karung besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak
dapat menjangkau dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki empat.
Pemetikan yang lazim dilakukan yaitu dengan jalan mematahkan rumpun bunga
pada bukunya sehingga sepasang daun akan ikut terpetik. Tetapi cara demikian
sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya tandannya saja, sepasang
daun pada tandan tidak usah diikut sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak
jumlah sirung baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik
pertandan tepat di atas buku daun berakhir dengan menggunakan kuku jari atau
pisau yang kecil dan tajam. Daun termuda yang berdekatan dengan bunga tidak
boleh ikut dipetik agar tidak menggangu pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila
daun ikut terpetik, dapat mengurangi jumlah tunas hingga 1/3 -1/2 bagian.
Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil
yang sudah disediakan dan dibawa mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah
penuh, cengkeh dipindahkan karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat
pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja seseorang dapat memperoleh 20-
30 kg cengkeh segar. Hal ini sangat tergantung pada banyaknya cengkeh yang
bisa dipetik dan juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkeh
biasanya dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali dengan jarak 5-7 hari.
Hal ini tergantung pada umur dan besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang
terdapat ribuan pohon dengan jenis yang berlainan, pemetikannya bisa makan
waktu 3-4 bulan.

7
2.2.2 Pasca Panen
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik, masalah pengolahan juga
perlu untuk diperhatikan dengan seksama. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan
melalui beberapa tahap yaitu sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi
kering dan penyimpanan.
1. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan.
Sortasi ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan
menempatkannya pada tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu
dipisahkan karena mempunyai harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah
penting untuk diperhatikan karena jika tangkai dan bunga tercampur maka akan
menurunkan mutu.
2. Pemeraman
Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan
kedalam karung atau peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk
mempersingkat waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna
cengkeh menjadi cokelat mengkilap.
3. Pengeringan
Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan
kadar air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh
mudah terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di
bawah 12 % cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan
cara alami. Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur
cengkeh di bawah terik matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman
bambu. Pengeringan secara alami umumnya tidak mengalami banyak hambatan
karena pada umumnya cengkeh dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada
mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari. Tanda bahwa
cengkeh sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah
bila ditekan.

8
Di perkebunan pesar, kadar air diukur dengan alat pengukur kadar air.
Pengeringan dengan cara buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan
menggunakan bahaan bakar minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh
digunakan untuk mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25 %. Dengan
demikian perlu dilakukan pengeringan dengan cara alami dibawah terik matahari
hingga kadar air mencapai 12-14 %. Pengeringan dengan mesin tidak boleh
mencapai kadar air 14% dan suhu lebih dari 56 derajat Celcius karena dapat
menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau hancurnya cengkeh.
Kombinasi pengeringan dengan cara alami dan buatan memiliki beberapa
keuntungan yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh lebih
tajam serta warna lebih seragam dan mengkilap.
4. Sortasi Kering dan Pengemasan
Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara
ditampi menggunakan tampah. Cengkeh yang sudah bersih dimasukkan ke dalam
karung kecil berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg kemudian
dijahit zig zag. Cengkeh yang telah dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan
atau disimpan untuk bebrapa waktu. Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak
lembab, mempunyai banyak ventilasi dan berlantai semen. Di atas lantai dibuat
para-para dari balok kayu yang kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung berikut
cengkehnya disusun di atasnya.

2.3 Kandungan Gizi Tanaman Cengkeh


Cengkeh biasa diolah dalam keadaan kering. Cengkeh yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memiliki kandungan energi sebesar 292
kilokalori, protein 5,2 gram, karbohidrat 57,4 gram, lemak 8,9 gram, kalsium 740
miligram, fosfor 100 miligram, dan zat besi 5 miligram. Selain itu di dalam
Cengkeh Kering juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0
miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100 gram Cengkeh Kering, dengan jumlah yang dapat
dimakan sebanyak 100 %.

9
2.4 Manfaat dan Pohon Industri Cengkeh
2.4.1 Manfaat Tanaman Cengkeh
Pada umumnya, cengkeh dijadikan bahan masakan. Di Indonesia cengkeh
menjadi bahan masakan yang paling sering digunakan. Selain menjadi bahan
masakan, tanaman tropis yang berasal dari Maluku ini sudah banyak
dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya. Minyak cengkeh (Eugniae
aromatica) dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering
(clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove stem oil), dan daun cengkeh
kering (clove leaf oil). Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi
sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, tanaman ini juga digunakan dalam
industri farmasi, dan wewangian.
· Sebagai obat tradisional cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi,
sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung,
batuk, terlambat haid, rematik, campak, dan lain-lain;
· Adapun khasiat lain yaitu, dapat mencegah peradangan karena berbagai zat
aktif seperti flavanoid ditemui pada minyak asli cengkeh. Flavanoid bekerja
dengan sifat anti inflamasinya sehingga akan mengurangi peradangan pada gejala
penyakit rematik misalnya. Rasanya yang hangat juga bisa menjadi ekspektoran
untuk mengobati berbagai kondisi gangguan saluran pernapasan;
· Mengandung nutrisi penting. Berbagai vitamin, kalsium dan magnesium
merupakan nutrisi penting bagi tubuh dan cengkeh menyediakannya sebagai
khasiat dari alam. Bahkan terdapat zat yang menyediakan energi pada cengkeh
yang juga mengandung serat;
· Menyehatkan jantung. Sudah sejak lama penyakit jantung manjadi momok
menakutkan penduduk dunia. Kandungan Eugenol pada cengkeh berfungsi untuk
mencegah pembekuan pada darah yang mencegah terjadinya gejala penyakit
stroke;
· Meredakan batuk. Mengunyah cengkeh dapat menyembuhkan batuk gatal
ditenggorokan. Rasanya mungkin sedikit getir dan ada pahitnya, tetapi kandungan
kimia dalam cengkeh adalah ekspektoran alami yang mengencerkan dahak;

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
· Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu
masakan pedas di Negara –Negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek
khas Indonesia.
· Morfologi cengkeh terdiri dari dari : daun, akar, batang, biji, bunga, dan
buah.
· Klasifikasi tanaman cengkeh terdiri dari : si putih, si kotok, Tipe Zanzibar,
dan tipe Ambon.
· Waktu panen cengkeh di setiap daerah bereda-beda karena masing-masing
daerah waktunya tanaman berbunga itu tidaklah sama. Penanganan pasca
panennya meliputi : sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan
pengemasan.
· Cengkeh kaya akan karbohidrat dan lemak.
· Cengkeh dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan utama rokok, dan
bermanfaat bagi berbagai kesehatan.

3.2 Saran
Saran bagi pemerintah sebaiknya potensi cengkeh yang lainnya lebih
dikembangkan seperti minyak cengkeh dan eugenol dari minyak cengkeh, karena
sepertinya di Indonesia produksi cengkeh lebih mengarah kepada pembuatan
rokok, sehingga tidak menutup kemungkinan suatu saat di Indonesia produksi
cengkeh habis terserap untuk kebutuhan pabrik rokok.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyan, dkk. 2012. Buah cengkeh. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pardamaen, Marulia. 2011. Sukses Membuka Kebun dan PKS. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Pasaribu,N. 2004. Minyak Buah Cengkeh. Medan : USU press

Susilawat. 1997. Pengolahan Minyak


Cengkeh.http://www.saskiani.blogspot.com [diakses pada 21
April 2020].
Suryani. 2012. Produk Turunan Buah Cengkeh. http://www.ainira.blogspot.com
[diakses pada 21 April 2020].

Syarel. 2012. Pengolahan CPO menjadi PKO.


http://syerelmediapembelajaran.wordpress.com/2012/08/15/tugas-
alat- -proses-pengolahan-crude-palm-oil-cpo/[diakses pada 21
April 2020].

12

Anda mungkin juga menyukai