Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk, berkah, serta
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah budidaya tanaman
Hortikultura.Maksud di buatnya makalah ini adalah bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang di
berikan oleh dosen mata kuliah hortikultura dan sekaligus memberi ilmu pengetahuan mengenai
budidaya tanaman sukun (Artocarpus communis )

Walaupun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam pembelajaran
budidaya tanaman hortikultura.

Akhir kata, sekian dan terima kasih.

Mandalle, 10 Februari 2020

Aan
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………….……… i


Daftar isi ………………………………………………………………...………………..… ii
BAB1Pendahuluan …………………………………….......…………………………..…… 1
Latarbelakang ………………………………………………….......………………..……… 1
Tujuan ……………………………………………………………………………………….. 2
Mamfaat ……………………………......…………………………………………………… 2
BAB II Tinjauan Pustaka .......……………………………...……………………………….. 3
BAB III Isi dan Pembahasan …………………......…………………………………………. 4
Morfologi dan klasifikasi tanaman sukun …………………………………………………... 5
Morfologi tanaman ………………………………………………………………………….. 5
Klasifikasi tanaman …………………………………………………………………………. 5
Lingkungan dan daerah penanaman yang cocok ……………………………………………. 5
Syarat tumbuh ……………………………………………………………………..………… 5
Ketinggian tempat ………………………………………………………………………….… 6
Suhu ……………………………………………………………….……………………….… 6
Curah hujan dan kelembaban ……………………………………..…………………………. 6
Sinar matahari …………………………………………………….…………………………. 6
Tanah ……………………………………………………..………………………………….. 6
Pembibitan …………………………………………………………………………………… 7
Membuat bibit sendiri ....……………………...……………………………………………… 7
Penanaman …………………...……………………………………………………………….. 9
Persiapan tanah ……………………………………………………………………………….. 9
Pembukaan lubang tanah …………………………………………………………………….. 10
Penanaman bibit ……………………………………………………………....……………… 10
Langkah –langkah penanaman ……………………………………………....……………….. 11
Pemeliharaan ………………………………………………………..….…………………….. 11
Pembuatan pagar tanaman ……………………………………….....………………………… 12
Pengairan ………………………………………………….....……………………………….. 12
Penyiangan dan pembubunan …………………………………………………………………. 12
Pemengkasan …………………………………………....…………………………………….. 13
Pemupukan ……………………………………........………………………………………….. 13
Hama dan penyakit ………………………............……………………………………………. 14
Panen dan pasca panen ………………………………......…………………………………….. 16
Panen …………………………………….............…………………………………………….. 16
Pasca panen ……………………………………....……………………………………………. 17
BAB IV Kesimpulan ……………………………………………….…………………......…… 22
Daftar pustaka ………………………………………………………………………………...... iv
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Tanaman sukun tercatat berasal dari daerah Pasifik, yang kemudian berkembang di
daerah tropis. Pada abad XVIII sukun dikembangkan di daerah Malaysia, dan selanjutnya
berkembang sampai ke Indonesia. Tanaman sukun sekarang telah tersebar di Kepulauan
Indonesia. Di pulau Jawa tanaman sukun telah cukup lama dikenal. Hal ini terbukti dengan
adanya tanaman sukun di Kebun Raya Bogor yang telah berumur ratusan tahun, yang diduga
ditanam oleh ahli botani Belanda.
Ada sementara masyarakat yag berpantang menanam tanaman sukun karena dianggap
tabu. Di Malaysia ibu hamil tidak boleh makan buah sukun, dengan alasan yang tidak jelas.
Selain itu tanaman sukun kurang dikenal oleh masyarakat, dan teknologi budidaya sukun belum
berkembang. Oleh karena itu tanaman sukun tidak berkembang dengan pesat.
Buah sukun telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Ada yang
memanfaatkanya sebagai makanan pokok tradisional, antara lain di Hawai, Tahiti, Fiji, Samoa,
dan Kepulauan Sangir Talaut. Selain itu sukun dimanfaatkan pula sebagai makanan ringan. Cara
pemanfaatannya, ada yang hanya direbus, diiris dan dibakar, dimasak seperti kentang, atau cara
tradisional yang lain. Pada saat sekarang pemanfaatan sukun telah selangkah lebih maju,
terutama di daerah penghasil sukun.
Pemanfaatan sukun sebagai bahan pangan semakin penting, sejak pemerintah mulai
melancarkan program diversifikasi pangan. Sukun mengandung karbohidrat dan gizi yang baik
seperti halnya ubi, uwi, gembili, gadung, suweg dan lain-lain. Dengan demikian sukun
mempunyai prospek yang cerah sebagai komoditas agroindustri di waktu mendatang.
Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan
kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya
lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah
banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun
berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya
keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang
yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka.
Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol
rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Buah sukun
mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan
hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji
(partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping
dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.
B . Tujuan
Tujuan dari di buat nya makalah ini adalah sebagai salah satu tugas yang di berikan oleh dosen
mata kuliah holtikultura serta memberikan ilmu pengetahuan tentang pembudidayaan tanaman
SUKUN kepada pembaca mengenai bagaiman cara membudidaya tanaman SUKUN dengan baik
dan benar.

C. Mamfaat
Dengan adanya makalah ini di harapkan kepada pembaca dapat mengambil informasi tentang
pembudidayaan tanaman sukun serta bermamfaat bagi masyarakat luar atau yang membutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi. sejak jaman
penjajahan Belanda sukun lebih populer sebagai sumber pangan alternatif. di beberapa daerah
lain sukun umumnya dimakan sebagai makanan sampingan. sukun mempunyai kandungan gizi
yang cukup tinggi, terutama kandungan karbohidrat yang mencapai 28,2 gr, energi 108 kalori,
protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.
Tanaman sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, seperti tanah Podsolik Merah
Kuning, tanah berkapur dan rawa pasang surut. Tanaman sukun akan tumbuh lebih baik pada
tanah subur seperti tanah alluvial dan regusol dan akan tumbuh lebih baik pada lahan-lahan
dengan permukaan air tanah yang cukup dalam, bahkan sukun dapat tumbuh pada lahan-lahan
marginal dan kering. Sukun dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah hingga daerah
dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. pada umumnya sukun tumbuh optimal pada
ketinggian sampai 400 m DPL dengan suhu rata-rata 20-24 Derajat Celcius dengan curah hujan
1500 – 2500 mm/tahun dengan kelembaban 79-90 %.
Manfaat Sukun adalah Buahnya dapat digunakan sebagai bahan makanan seperti di
goreng. Jaman dahulu di Hawai sukun digunakan sebagai makanan pokok. Di Madura digunakan
sebagai obat sakit kuning. Bunganya dapat di ramu sebagai obat. Bunganya dapat
menyembuhkan sakit gigi dengan cara dipanggang lalu digosokkan pada gusi yang giginya sakit.
Daunnya selain untuk pakan ternak, juga dapat diramu menjadi obat. Di India bagian barat,
ramuan daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan asma. Daun yang
dihancurkan diletakkan di lidah untuk mengobati sariawan. Juice daun digunakan untuk obat
tetes telinga. Abu daun digunakan untuk infeksi kulit. Bubuk dari daun yang dipanggang
digunakan untuk mngobati limpa yang membengkak. Getah tanaman digunakan untuk
mengobati penyakit kulit. Getah yang ditambah air jika diminum dapat mengobati diare. Di
Caribia sebagai bahan membuat permen karet. Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis
dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior, papan
selancar dan peralatan rumah tangga lainnya. Serat kulit kayu bagian dalam dari tanaman muda
dan ranting dapat digunakan sebagai material serat pakaian. Di Malaysia digunakan sebagai
mode pakaian.
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya


lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang
Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan
bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun
berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya
keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang
yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka.
Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol
rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah
keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh
angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga.
Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga
buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat
berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak
sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah
sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul,
bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji
(partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping
dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.

 Manfaat
Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat
dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan
bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah
keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering
dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat
digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

1. Morfologi dan Klasifikasi tanaman sukun


 Morfologi tanaman
Artocarpus communis (sukun) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam famili Moraceae
yang banyak terdapat di kawasan tropika seperti Malaysia dan Indonesia. Ketinggian tanaman ini
bias mencapai 20 meter (Mustafa, A.M., 1998). Di pulau Jawa tanaman ini dijadikan tanaman
budidaya oleh masyarakat. Buahnya terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk
bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai bahan makanan alternatif (Heyne K, 1987). Sukun
bukan buah bermusim meskipun biasanya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahny
berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak berbentuk poligonal. Segmen
poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah sukun (Mustafa, A.M.,1998)

 Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus communis

2. Lingkungan dan Daerah Penanaman yang Cocok


 Syarat tumbuh.
Pohon sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir semua daerah di-Indonesia dapat
tumbuh, bahkan Sukun di Irian Jaya dan Halmahera diduga merupakan tanaman asli Indonesia.
Sukun dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi dan dari asalnya didaerah
kepulauan sukun pun cocok dikembangkan di Indonesia yang merupakan daerah kepulauan.
Namun untuk berproduksi optimal, faktor lingkungan merupakan satu hal yang sangat
menentukan yaitu ketinggian tempat, iklim dan tanah.
 Ketinggian tempat.
Tanaman sukun tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi 700 m di atas permukaan laut.
Pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut tanaman sukun masih mau tumbuh asalkan
daerahnya tak begitu dingin. Umumnya tanaman sukun akan tumbuh optimal didataran rendah
hingga sedang, pada ketinggian 0 – 400 m di atas permukaan laut. Daerah-daerah dingin atau
pegunungan yang jauh dari permukaan laut jarang di tumbuhi sukun, kalaupun daerah tersebut
ditemukan tanaman sukun biasanya tanaman lebih cenderung tumbuh rimbun dan kurang
berbuah normal.
 Suhu.
Sukun pun mampu tumbuh di daerah yang memiliki temperatur harian rata-rata 20-40 °C.
pertumbuhan optimal didapat di daerah dan kisaran suhu 21 – 33 °C.
 Curah Hujan dan Kelembaban.
Selain tumbuh dapat di sembarang ketinggian tanaman sukun dapat tumbuh di daerah kering
seperti Madura, NTT, sampai daerah basah seperti Jawa Barat. Kisaran hujannya 1500 – 2500
mm/tahun. Kelembaban ini penting untuk menunjang pertumbuhan, pembungaan dan
pembesaran buah.
 Sinar Matahari.
Pohon sukun memiliki kebutuhan sinar matahari yang sedikit rumit, sewaktu masih muda
tanaman lebih baik bila ternaungi, tetapi setelah tanaman dewasa pohon sukun membutuhkan
sinar matahari penuh.
 Tanah
Pohon sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik merah kuning, tanah
berkapur dan rawa pasang surut. Sebenarnya di ketinggian manapun tanaman ini dapat tumbuh,
maka yang diinginkan untuk tanaman baru adalah permukaan air tanah haruslah relatif dangkal,
tetapi tidak tergenang. Sukun memang tidak berbiji, jadi pohon sukun hanya dapat diperbanyak
secara vegetatif. Adapun caranya bisa memilih dengan setek akar, okulasi, cangkok, atau tunas
akar. Tehnik okulasi dan cakok ini mempunyai kendala yaitu sumber atau pohon tidak banyak,
cabang bergetah dan juga sulit mencakok cabang/ranting yang sudah tinggi. Oleh karenanya, bila
dibutuhkan bibit dalam jumlah banyak, cara ini sulit dipenuhi. Pembibitan pohon sukun dengan
cara setek akan merupakan alternatif utama yang dipakai para pembibit. Cara ini timbul karena
secara alami akar sukun mampu menumbuhkan tunas sebagai tanaman baru. Berdasarkan hal
tersebut muncul kesimpulan baru bahwa akar tanaman sukun di dalam media pembibitan dapat
juga menumbuhkan tunas. Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembaban dan
kebutuhan airnya terjaga. Untuk mengantisipasi penyiraman, para petani biasanya melakukan
penanaman diawal musim hujan, dengan demikian air hujan yang turun mampu mencukupi
kebutuhan air untuk tanaman yang baru.

3. Pembibitan
Produktivitas suatu tanaman ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya pemakaian bibit
yang baik dan sehat. Bibit ini dapat diperoleh dari penjual tanaman atau dengan jalan
membibitkan.
 Membuat Bibit Sendiri
Dalam kegiatan pembibitan sukun ada beberapa teknik pembiakan vegetatif yang dapat
dilakukan:
 Pemindahan tunas akar alami
Secara alami pohon sukun berkembang biak dengan tunas akar. Untuk merangsang tumbuhnya
tunas akar alami dapat dilakukan dengan cara melukai akar yang menjalar di permukaan tanah
menggunakan parang. Setelah tunas tumbuh sekitar 30 cm sudah dapat dipindahkan ke media
dalam polybag/pot. Bibit hasil sapihan ini dipelihara di persemaian sampai siap tanam.
 Pencangkokan
Teknik mencangkok dilakukan untuk mendapatkan bibit dalam jumlah terbatas. Untuk
memperoleh hasil yang baik maka ranting yang dicangkok harus ranting yang baru dan belum
produktif (menghasilkan buah). Cara pencangkokan tanaman sukun adalah sebagai berikut:
Kulit ranting dikupas sekitar 3 -5 cm dan bagian kambium pada permukaan luka dibersihkan dan
dikeringkan selama sehari. Mengolesi luka bagian atas dengan zat pengatur tumbuh seperti
rootone F. Menutup seluruh luka dengan campuran tanah dan kompos atau dengan media lain
yang telah disemprot insektisida. Membungkus media dengan sabut kelapa atau plastik serta
diikat kuat sehingga cangkok tidak goyah. Pelaksanaan yang baik adalah pada musim hujan
sehingga media cangkok cukup lembab untuk pertumbuhan akar. Pengambilan hasil cangkokan
dilakukan setelah cangkok berakar dengan baik yaitu setelah berumur 23 bulan. Pengambilan
dilakukan dengan cara memotong pangkal cabang yang dicangkok dengan gergaji. Hasil
cangkokan segera ditanam pada media tanah di persemaian dan diberi naungan/peneduh.
 Stek akar
Metode ini didasarkan atas peristiwa alami pertumbuhan tunas akar dan dapat menghasilkan
jumlah benih yang banyak dan seragam.
Tahapannya sebagi berikut :
1. Persiapan Setek Akar.
Akar di ambil dari pohon induk yang tidak sedang pembungaan atau masa berbuah (bulan
oktober). Pohon induk sebaiknya berumur sekitar 20 tahun biasanya lebih berhasil dibanding
pohon yang muda. Pengambilan akar dilakukan secara bertahap dan tanaman tidak perlu
dibongkar. Pengambilan akar diikuti dengan pemberian pupuk sebelum lubang galian ditutup
kembali. Akar dipotong secara hati-hati, di angkat dan dikumpulkan
2. Pembuatan Setek Akar.
Akar dipotong-potong dibuat stek dengan panjang antara 15 cm s/d 20cm. Disusun teratur searah
ujung pangkalnya sehingga mudah penanamannya. Setek diletakan di tempat yang teduh / tidak
kepanasan.
3. Pembuatan Tempat Persemaian
Digunakan sebagi tempat sementara untuk menyemaikan setek akar agar bertunas dan berakar.
Tempat harus terlindung, tidak terkena matahari langsung. Tempat persemaian dapat berupa
tanah yang berpasir atau di buatkan bak kayu yang berpasir. Agar bebas jamur, persemain
disemprot fungisida.
4. Penyemaian Setek.
Tujuan penyemaian untuk memacu setek akar tunas. Setek akar ditanam kedalam tanah pasir
dengan kedalaman sekitar 8 cm. Bagian akar yang lebih muda diletakan dibagian bawah jika
terbalik tidak dapat bertunas. Pertunasan dapat dipacu dengan hormon Rootone F dan disiram
secara teratur. Jarak antara persemaian sekitar 3 cm. Setek akar yang sudah berdaun 3-5 lembar
siap dipindahkan ke polybag.
5. Pembuatan Tempat Pembenihan.
Menggunakan Polybag berukuran 10 X 15 cm yang diberi lubang-lubang kecil di bawahnya.
Media tanam terdiri dari tanah yang berpasir dan pupuk kandang perbandingan 1 : 1. Diberi
naungan.
6. Pembesaran Benih.
Setek yang sudah bertunas dan berakar ditanam dipolybag. Dilakukan penyiraman dan
pengendalian hama penyakit secara teratur. Jika benih bertunas banyak, tunas dikurangi sehingga
tinggal satu yang sehat dan bagus. Setelah benih berumur 3-5 bulan, tanaman siap dipindahkan
ke lapangan

 Langkah-langkah Penanaman
Berikut ini diuraikan langkah-langkah penanaman sukun secara ringkas :
Bersihkan lahan dari rumput, batu, atau kotoran.
Pada jarak tanam 12 x 12 cm hingga 15 x 15 cm buat lubang tanam dengan ukuran 75 x 75 x 75
cm. Tanah sebelah atas ditaruh di sebelah kiri, tanah sebelah bawah di taruh di sebelah kanan.
Tanah bagian atas dicampur dengan 1 blek pupuk kandang.
Buka plastik penutup bibit.
Masukkan bibit dalam lubang. Timbun dengan tanah bagian bawah terlebih dahulu baru tanah
bagia atas. Saat penimbunan ini dapat ditaburkan pupuk NPK sebanyak 100 g per lubang.
Beri sedikit air agar tanah dapat dimampatkan sehingga posisi tanaman menjadi lebih kokoh.
Selanjutnya tanaman perlu dirawat dan disiram secara teratur agar mampu tumbuh dengan baik
Untuk penanaman sukun di kebun, saat tanaman masih muda di sela-selanya dapat
ditanam tanaman lain, seperti palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dan lain-lain), sayuran
(cabai, tomat, terung, sawi, kacang panjang, kemangi, dan lain-lain), atau jenis tanaman lainnya
yang berguna. Tanaman sampingan ini selain berguna untuk dikonsumsi juga dapat menambah
pemasukan, sekaligus berfungsi sebagai tanaman penutup tanah. Setelah tanaman sukun besar
dan tajuknya menaungi, biasanya tanaman lain akan sulit tumbuh dengan baik di bawahnya.
5. pemeliharaan
Tanaman muda yang baru ditanam sangat rentan terhadap kekeringan, karena itu harus
ditanam pada musim hujan dan dinaungi, selain itu harus dijaga supaya tidak kekeringan.
Penyiangan dan pembumbunan merupakan kegiatan penting karena tanaman sukun mudah kalah
dalam persaingan pengambilan unsur hara dari tanaman lainnya. pemupukan merupakan upaya
penting untuk supaya sukun tumbuh dengan baik, bisa dengan pupuk organik juga pupuk
anorganik dengan memperhatikan jumlah, waktu dan cara yang tepat. organisme pengganggu
tanaman dalam kelompok hama antara lain penggerek buah, penggerek batang dan bekicot serta
dari kelompok penyakit antara lain busuk buah dan gugur buah.
Berikut ini dibahas beberapa tindakan pemeliharaan yang penting dilakukan pada pohon
sukun, yakni pembuatan pagar pengaman, pengairan, penyiangan dan pembumbunan,
pemangkasan, serta pemupukan.
 Pembuatan Pagar Pengaman
Pagar tanaman cukup dibuat sederhana. Jika ada dana, dapat dibuatkan dari kawat. Namun, bila
ingin yang lebih murah, dapat dibuat dari bambu. Caranya, belahan bambu ditancapkan dengan
jarak 10 cm dari tajuk terluar tanaman muda. Maksudnya agar pertumbuhan tanaman tidak
terganggu oleh pagar pengaman. Belahan bambu ditancapkan miring dengan posisi menyilang
dengan belahan bambu lainnya. Pagar akan lebih kuat bila belahan saling disangga dengan posisi
saling menutupi belahan lainnya.
 Pengairan
Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembapan dan kebutuhan airnya terjaga.
Untuk mengantisipasi penyiraman, petani biasanya melakukan penanaman di awal musim hujan.
Dengan demikian, air hujan yang turun mampu mencukupi kebutuhan tanaman.
Apabila hujan yang turun sangat sedikit atau penanaman dilakukan di musim kemarau,
penyiraman merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Tanaman muda perlu disiram sedikitnya
sekali sehari. Namun, saat udara amat panas penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore,
akan lebih membantu.Tanaman sukun umumnya dapat berproduksi dengan baik di lokasi yang
berdekatan dengan sungai atau aliran air. Hal ini menunjukkan bahwa sukun sesungguhnya lebih
menyukai lingkungan yang lembab, meskipun tidak basah lembab.
 Penyiangan dan Pembumbunan
Gulma atau tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar tanaman perlu juga dicabut atau dibuang. Bila
gulma yang tumbuh hanya sedikit maka pencabutan manual dengan tangan dapat dilakukan.
Namun, jika gulma yang tumbuh banyak maka alat Bantu seperti kored atau cangkul perlu
dipakai untuk efisiensi pekerjaan Penyiangan pada pohon sukun muda biasanya diikuti juga
dengan pembumbunan. Tanah yang keras disekitar tanaman bias pula digemburkan lalu tanahnya
ditinggikan sedikit ke arah pokok tanaman. Tanaman sukun dewasa umumnya jarang ditumbuhi
gulma. Apabila dilakukan penyiangan, hal ini perlu di lakukan secara hati – hati. Akar sukun
yang sebagian menjalar gampang sekali terkana cangkul. Bila akar luka hanya sedikit, tidaklah
menjadi soal. Justru hal ini membantu menumbuhkan tunas pada akar yang terluka tersebut.
Namun, pohon dewasa yang sedang berbuah sebaiknya sedapat mungkin tak banyak di lukai
karena dapat mengganggu produksi buah.
 Pemangkasan
Pemangkasan sebaiknya hanya dilakukan terhadap cabang yang rimbun saja atau cabang yang
terserang hama penggerek batang. Pemangkasan berat hingga tanaman nyaris gundul tak berdaun
yang dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan cabang/tunas baru jarang dilakukan pada
sukun. Pemangkasan ringan umumnya sudah mampu merangsang tumuhnya tunas dan cabang.
Alat yang digunakan dalam pemangkasan dapat berupa golok atau gergaji yang tajam.
Seandainya hendak dilakukan pemangkasan, sebaiknya dilakukan paling tidak saat tanaman
berumur 4 tahun. Keuntungan pemangkasan pada umur demikian sebagai berikut :
Perawakan tanaman dapat dibuat lebih kecil sehingga pemanenan menjadi lebih mudah
dilakukanUntuk tanamanyang ditanam dengan system tumpang sari, baik dengan palawija,
hortikultura, ataupun tanaman lain yang berguna, pemangkasan dapat memungkinkan tanaman di
sekitar tajuk tanaman sukun tumbuh dengan baik. Pemangkasan berikutnya sebaiknya dilakukan
3 tahun sekali saja.
 Pemupukan
Dengan pertimbangan umur tanaman yang mempengaruhi besarnya tajuk tanaman, jumlah
produksi, besarnya batang dan percabangan, serta jumlah daun, berikut ini perkiraan kebutuhan
pupuk untuk tanaman sukun :

Tabel 3. Perkiraan Kebutuhan Pupuk Untuk Tanaman Sukun


Umur Tanaman Urea (g) TSP (g) KCl (g) Pupuk Kandang (blek)
0 – 1 tahun 30 – 75 40 – 75 25 – 40 1
2 – 5 tahun 130 – 200 80 – 150 80 – 150 2
5 tahun lebih 150 – 250 150 – 250 150 – 300 3
Dosis pupuk diatas berlaku untuk satu tahun. Pemberiannya dapat dilakukan 2 kali dengan
jumlah per tahun dibagi 2. Pemberiannya pertama sebulan setelah panen raya yang terjadi sekitar
bulan Januari – Februari. Pemberian kedua sebulan setelah panen susulan yang terjadi sekitar
bulan Juli – Agustus.
Selain dosis pemupukan diatas, ada juga petani yang memberikan pupuk gabungan antara
nitrogen – fosfor – kalium – atau NPK. Dengan demikian, pemberian menjadi lebih praktis. Jika
menggunakan NPK, dosisnya 1 kg per tahun di tahun pertama. Selanjutnya setiap tahun dosisnya
ditambah 1 kg hingga tahun keempat. Dosis tahun-tahun selanjutnya menggunakan tahu keempat
ini (4 kg). Pupuk ini juga diberikan 2 kali setahun. Perlu diingat bahwa pemberian pupuk dalam
bentuk NPK harus tetap disertai penambahan pupuk kandang dengan dosis yang sama seperti
table 3.
Cara pemberian pupuk dengan menggali lubang di daerah lingkaran tajuk tanaman, lalu
pupuk dibenamkan ke dalam lubang tersebut. Selanjutnya, lubang ditimbuni kembali dengan
tanah.
 Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan lalat
buah (Dacus sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau batangnya
disiram dengan larutan insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama penggerek ini dapat
mematikan pohon. Oleh karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas. Penyakit yang biasa
mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk (Fusarium sp.), busuk buah lunak (Phytophthora
palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.). Namun, penyakit ini belum merupakan
ancaman serius.
 Hama yang menyerang tanaman sukun antara lain :
Ø Bekicot ( Achatina fulica ) mengganggu persemaian sukun
Ø Penggerek Batang ( stem borer ) menyerang pada bagian batang
Ø Belalang ( Valanga sp ) menyerang pada bagian daun
Ø Penggerek Buah menyerangpada bagian buah
Ø Keluang ( Pterocarpus edulis ) hama ini menyerang pada bagian buah sukun.
 Penyakit yang menyerang tanaman sukun
 Mati Tunas Semai
Bagi penangkar bibit sukun sering mengalami kesulitan dari gangguan penyakit mati tunas semai.
Serangan penyakit tersebut disebabkan oleh faktor kelembapan yang tinggi, terutama di musim
penghujan, sehingga tunas semai ditumbuhi oleh jamur. Jamur tersebut, bila menyerang, akan
menyebabkan tunas yang tumbuh dari stek akar mengalami layu pucuk, dan kemudian diikuti
oleh bagian dibawahnya, mengering, dan mati. Cara pencegahan dapat dilakukan dengan
melaksanakan persemaian menurut petunjuk teknis yang benar, bedeng persemaian disemprot
dengan fungisida, dan penyiraman tidak boleh terlalu lembab.
 Spot Kering Daun
Spot kering daun diduga disebabkan oleh jamur. Gejala spot kering, nampak pada daun yang
cukup tua, utamanya pada musim kemarau. Daun yang terserang menunjukkan bercak-bercak
kering berwarna coklat pada permukaannya. Bercak kering tersebut mengakibatkan daun
berlubang dan tembus pandang, karena bagian yang mati kemudian terlepas dan yang tertinggal
seperti kasa. Penyakit ini tidak banyak merugikan. Cara pengandaliannya adalah dengan
penyemprotan fungisida.
 Gugur Buah
Penyakit gugur buah sering dijumpai pada musim penghujan daripada musim kemarau. Pohon
tua yang berbuah lebat lebih sering terkena gejala gugur buah daripada pohon muda yang sedikit
buahnya. Penyakit ini diduga disebabkan oleh sejenis jamur (Fusarium sp). Gejala penyakit dapat
dikenali dari penampang tangkai buah yang memperlihatkan bercak kecoklatan. Jaringan sel
pada tangkai buah sebagian rusak dan tidak berfungsi. Sambungan antara tangkai buah dan
ranting menjadi lemah, kemudian buah gugur. Walaupun gugur buah tidak serentak dan
jumlahnya relatif sedikit, namun akan mengurangi produksi buah. Cara pengendalian yang
dianjurkan adalah membuat kondisi pohon tetap sehat dengan perawatan lingkungan, dan
pemupukan tanaman yang tepat dan teratur.
 Busuk Buah
Gejala busuk buah diakibatkan oleh terjadinya pembusukan pada permukaan luar buah,
kemudian di ikuti dengan pembusukan di bagian dalam buah. Warna daging buah dari putih
kekuningan berubah menjadi coklat tua agak basah dan menimbulkan bau yang spesifik.
Pembusukan dapat terjadi pada sebagian buah atau hampir seluruh buah, tergantung intensitas
serangan penyakit tersebut. Biasanya buah yang terserang penyakit ini dapat bertahan sampai tua
di pohon, namun sering pula buah telah gugur sebelum tua. Busuk buah menyebabkan
merosotnya nilai ekonomi buah dan berkurangnya produksi. Upaya pengendalian busuk buah
dapat dilakukan dengan cara pembungkusan buah sukun sejak masih muda.
6. Panen dan pasca panen
 Panen
Tanaman sukun mulai berbuah pada umur 3-4 tahun dengan produksi optimal pada umur 8 – 10
tahun. Dengan pemeliharaan yang baik dapat mencapai produksi buah di atas 500 – 1000
kg/tanaman/tahun. Tanaman sukun dapat berbuah sepanjang tahun. Buah Sukun menjadi tua
setelah berumur tiga bulan sejak berbunga. tanda-tanda buah sukun yang tua dan siap dipetik
ialah permukaan kulit yang semula kasar menjadi halus, warna buah berubah menjadi
kekuningan kusam, buah sukun dipanen sebelum terlalu tua atau jatuh, karena kalau terlalu tua
atau jatuh daging buahnya akan terasa pahit. buah sukun yang telah dipanen dapat disimpan
selama satu mimggu. Musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret. Buah sukun
dipotong pada tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari
tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan buah ke dalam air. Buah tidak boleh jatuh ke
tanah agar tidak memar. Bagian buah yang memar menjadi pangkal serangan busuk buah yang
berakibat buah terasa pahit.
 Kriteria panen :
Kulit buah yang semula kasar kini menjadi halus, kulit yang bertonjolan kecil kini membesar,
selain itu kulit cenderung datar tidak terlalu nampak lagi tonjolannya.
Warna kulit buah yang semula hijau cerah berubah kekuning-kuningan. Buah tua yang terlalu
kuning tidak terlalu enak dikonsumsi.
Buah sukun tua tampak padat, tetapi cenderung agak lunak bila ditekan. Buah yang terlalu lunak
menandakan sukun kelewat umur bahkan sedang mengalami proses pembusukan.
 Pasca Panen
Buah sukun mempunyai daging buah tebal, rasanya manis dan kandungan airnya tinggi,
sehingga tidak tahan lama untuk disimpan. Sekitar tujuh hari setelah dipetik, buah menjadi
matang, dan selanjutnya akan rusak akibat proses kimiawi. Apabila akan dimanfaatkan untuk
jangka waktu yang lama, buah sukun perlu diproses terlebih dahulu menjadi tepung sukun,
gaplek sukun atau berbagai masakan sukun.
 Aneka ragam masakan dari sukun
KERIPIK SUKUN
Bahan yang dibutuhkan :
ð 1 buah sukun yang tua
ð 1 sdm kapur sirih
ð 1 sdm garam
ð minyak goreng secukupnya untuk menggoreng
Cara pembuatan :
Buah sukun tua dikupas, kulitnya dibuang. Bagi yang suka bagian empulurnya, bagian ini
tidak usah dibuang apalagi untuk pembuatan potongan keripik yang bundar-bundar. Namun, bagi
yang tidak suka, bagian empulurnya dapat dibuang. Selanjutnya sukun dipotong tipis-tipis
berbentuk bundar atau memanjang mengikuti separuh diameter buah. Remdam potongan
potongan ini dalam air yang sudah diberi sirih dan garam selama 15 menit. Selanjutnya,
potongan sukun diangkat dan ditiriskan. Panaskan minyak dalam penggorengan. Goreng
potongan sukun dalam minyak panas hingga benar-benar kering. Setelah ditiriskan dan dibiarkan
sekitar 5 menit agar dingin, potongan keripik dapat dimasukkan dalam toples atau dikemas
dalam kemasan plastik agar tahan lama.

 Puding Sukun
Bahan yang dibutuhkan :
ð 0,5 kg daging buah sukun
ð 1 btr kelapa
ð 0,5 kg gula pasir
ð 2 btr telur
ð 2 bungkus agar-agar
ð 2 daun pandan
ð seujung sdt garam
Cara pembuatan :
Daging buah sukun yang sudah bersih dikukus. Kelapa diparut, lantas diperas menjadi 2
gelas santan kental. Setelah sukun matang, dilumatkan sambil dicampur dengan santan. Telur
dikocok. Daun pandan diremas dan diambil airnya. Rebus agar-agar dam 2 gelas air. Tambahkan
gula, garam, sari pandan, kocokan telur, dan sukun yang telah dilumatkan. Rebus hingga masak.
Basahi cetakan pudding. Masukkan cairan agar-agar ke dalamnya. Biarkan mengeras dan dingin
sebelum dihidangkan.
BAB IV
KESIMPULAN

Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi,sukun mempunyai
kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan karbohidrat yang mencapai 28,2 gr,
energi 108 kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan sukun.Dapat
digunakan sebagai obat – obatan, seperti, sakit kuning, sakit gigi, sariawan, dapat meringankan
asma, infeksi kulit, getahnya dapat mengobati penyakit kulit, mengobati diare, dll.
Tanaman sukun dapat di jadikan berbagai macam aneka ragam makanan seperti, keripik sukun,
donat sukun, kolak sukun, puding sukun, dsb.

Setelah saya mempelajari tentang budidaya tanaman sukunTanaman sukun merupakan tanaman
hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua
bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan
berbulu kasar. Ide pokok pada makalah saya ialah BUDIDAYA TANAMAN SUKUN kemudian
topik nya ialah SUKUN kesimpulan nya yang dapat saya ambil adalah :
Sukun merupakan jenis tanaman sumber karbohidrat yang cukup tinggi,
sukun mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan karbohidrat yang
mencapai 28,2 gr, energi 108 kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr bahan
sukun.Dapat digunakan sebagai obat – obatan, seperti, sakit kuning, sakit gigi, sariawan, dapat
meringankan asma, infeksi kulit, getahnya dapat mengobati penyakit kulit, mengobati diare, dll.
Tanaman sukun dapat di jadikan berbagai macam aneka ragam makanan seperti, keripik sukun,
donat sukun, kolak sukun, puding sukun, dsb. Sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsukra.blogspot.com/2011/02/sukun-sebagai-pangan-alternatif.html

http://Rahardi, Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis Tanaman Swadaya. Jakarta.

http://www.budidaya sukun.iptek.net.id

Share this:
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
zulfakhairiah
Back to top

Anda mungkin juga menyukai