Kata Pengantar
Penulis
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................2
Daftar Isi....................................................................3
Daftar Tabel..............................................................6
Daftar Gambar..........................................................7
BAB I PENDAHULUAN.............................................8
A. Nama Sukun..................................................14
A. Perkembangbiakan Sukun.............................26
B. Persyaratan Tumbuh.....................................31
C. Penanaman...................................................32
C. Kerusakan Mekanis.......................................44
D. Kerusakan Fisiologis......................................46
A. Panen............................................................51
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
B. Pasca Panen.................................................54
Daftar Pustaka..........................................................76
Biografi Penulis.........................................................77
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Daftar Tabel
Gram.........................................................................57
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
4. Bunga
Bunga sukun relatif besar dan memiliki tandan
bunga. Bunga jantan tebal, berbentuk seperti gada
dan mirip busa. Bunga jantan tersusun atas bunga -
bunga kecil dengan stamen tunggal yang dilengkapi
sela beruang dua yang menjulur keluar. Bunga
betina terdiri atas kumpulan bunga yang banyak
sekali yang berkumpul pada dasar bunga. Kelopak
bunga berbentuk tabung. Diatas kelopak ada kepala
putik beruang dua yang menjulur. Bakal buah
beruang dua.
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
BAB II
KOMODITAS SUKUN
A. Nama Sukun
Di Indonesia, sukun memiliki banyak nama daerah,
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Sumatera : sukun (Aceh), hatopul (Batak),
suku (Nias).
2. Jawa/Madura : sukun (Sunda dan Jawa), Sokon
(Madura).
3. N. Tenggara : Sukun (Bali), pulur (Sasak),
karara (Bima, Sawu, Sumba, dan Flores), kundu
(Alor), susu aek (Roti), naunu, naun,
laku(Timor), ulun uun (Wetar).
4. Sulawesi : kuhuku, namu, sukun, kulur,
sarangen (Minahasa), amu (Gorontalo), amo
(Buol), tohu’u bakare (Bonerate), bakara
( Makasar), baka (Bugis).
5. Maluku : sukun (Kai), hukun ( Watubela),
suune, suwino (Seram), suune (Ambon), suuno
(Ulias), suune, sokon (Buru), amo (Halmahera
dan Ternate).
6. Irian : Kamandi, urknem, beitu.
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Catatan:
% Nilai harian*
Total Lemak 0.20 g 0.3 %
Lemak Jenuh 0.100 g 0.5 %
Kolesterol 0 mg 0.0 %
Sodium 2 mg 0.1 %
Total Karbohidrat 27.10 g 9.0 %
Diet Serat 4.9 g 19.6 %
Protein 1.10 g 2.2 %
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Vitamin C 48.3 %
Vitamin B1 Thiamin 6.0 %
Vitamin B2 Riboflavin 1.8 %
Vitamin B3 Niasin 4.0 %
Vitamin B5 Asam Pantotenat acid 5.6 %
Vitamin B6 15.0 %
Kalsium 1.7 %
Besi 2.8 %
Kalium 14.0 %
Fosfor 3.0 %
Magnesium 6.3 %
Seng 0.7 %
Tembaga 4.0 %
Mangan 3.0 %
C Sistein 1.7 %
F Fenilalanin 3.0 %
I Isoleusin 4.6 %
K Lisin 1.8 %
L Leusin 2.4 %
M Metionin 1.9 %
T Treonin 5.0 %
Tirosin 2.2 %
V Valin 2.6 %
W Triptofan 10.7 %
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
BAB III
POTENSI SUKUN
BAB IV
BUDIDAYA SUKUN
A. Perkembangbiakan Sukun
Sukun tidak memiliki biji, oleh karena itu untuk
perkembangbiakannnya dapat dilakukan dengan
bermacam-macam cara, antara lain sebagai berikut:
1. Okulasi
Cara perkembangbiakan dengan cara okulasi
telah lama dirintis oleh para pakar pertanian,
bertujuan untuk memperoleh bibit dalam waktu yang
singkat dengan jumlah banyak.
Perkembangbiakan sukun dengan cara okulasi
umumnya tidak bisa berkembang dengan baik,
karena memerlukan keterampilan khusus dalam
proses okulasi. Selain itu penyediaan Zailing dari biji
kluwih cukup sulit, karena umunya buah kluwih
dipanen muda untuk sayur.
2. Cangkok
Perkembangbiakan tanaman sukun dengan cara
cangkok dapat dikerjakan seperti halnya
mencangkok tanaman buah-buahan lainnya. Cara
ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan bibit yang
jumlahnya sedikit.
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
B. Persyaratan Tumbuh
1. Tanah
Tanaman sukun dapat ditanam hampir di segala
jenis tanah, sehingga memiliki daerah penyebaran
yang luas. Pada tanah podsolik merah kuning, tanah
berkapur, tanah berpasir, tanaman sukun mampu
tumbuh dengan baik karena mempunyai toleransi
yang tinggi terhadap keadaan tanah. Kesesuaian
lahan di berbagai membuat sukun menjadi terkenal,
misalnya Sukun Sorong, Sukun Bone, Sukun
Yogyakarta, Sukun Cilacap, Sukun Pulau Seribu
dan lain-lain.
Sukun mampu tumbuh dengan baik di dataran
rendah, dataran sedang hingga mencapai kurang
lebih 600 m di atas permukaan laut. Di Pegunungan
Bone sukun mampu tumbuh dengan baik. Tanah
yang gembur dan banyak mengandung humus,
serta air tanahnya dangkal sangat menguntungkan
bagi pertumbuhan sukun. Sedangkan pada tanah-
tanah yang kurang suburm akan menghambat
pertumbuhan sukun sekaligus mempengaruhi
produktivitasnya. Sukun tidak tahan pada tanah
airnya berkadar garam tinggi.
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
2. Iklim
Sukun relatif kuat terhadap keadaan iklim. Di
daerah yang memiliki curah hujan tinggi, banyak
bulan basah dan di daerah yang sedikit bulan
basahnya seperti di Madura fdan Flores, sukun
mampu tumbuh dan menghasilkan banyak buah.
Iklim mikro yang sangat ideal untuk
pertumbuhan sukun adalah di tempat terbuka dan
banyak menerima panas sinar matahari. Di daerah
yang ternaung atau daerah yang sering berkabut
kurang cocok untuk pertumbuhan sukun. Sebagai
indikator kesesuaian klimat adalah apabila tanaman
kluwih dapat tumbuh dengan baik, maka tanaman
sukun pun akan tumbuh dengan baik pula.
C. Penanaman
1. Pemilihan Bibit
Bibit sukun yang baik adalah bibit sukun yang
sehat, kekar, berdaun cukup, pertumbuhannya
bagus, dan yelah banyak akarnya. Apabila bibit
diperoleh dari pasaran bebas, maka harus dipilih
bibit yang memenuhi syarat seperti tersebut diatas.
Apabila bibit tidak dari pasaran bebas, maka yang
penting diketahui adalah asal pohon induknya,
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
BAB V
HAMA, PENYAKIT, KERUSAKAN MEKANIS DAN
FISIOLOGIS
A. Hama Tanaman Sukun
1. Bekicot ( Achantina fulica)
Bekicot adalah hewan pemakan tumbuh-
tumbuhan, terutama bagian yang lunak. Keluarga
mollusca ini berkembangbiak dengan bertelur. Baik
bekicot besar maupun kecil sering mengganggu
persemaian sukun. Hama ini mudah diketahui,
karena disamping mobilitasnya lambat, bekas jejak
yang dilalui terdapat lender. Bekicot biasanya
menyerang tanaman pada sore atau malam hari,
dan aktif pada suasana yang tidak panas dan
lembab.
Gejala serangan bekicot ditandai dengan
terputusnya tunas-tunas muda pada stek akar sukun
baik dipersemaian maupun di polybag. Bagian yang
tidak termakan biasanya berceceran di sekitar
tempat tersebut. Apabila serangan bekicot tidak
terlalu berat, tunas baru masih bisa diharapkan
untuk tumbuh kembali. Kerugian dari serangan
hama ini relative kecil, apalagi kalau persemaian
sukun ditangani dengan cermat.
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
4.Penggerek buah
Pada buah menjelang tua, sering dijumpai
hama tanaman pengerek buah. Gejala penggerek
buah biasanya terlihat pada bagian atas atau bagian
sisi buah dengan tanda - tanda lubang kehitam -
hitaman. Serangan tersebut memasukkan telurnya
kepermukaan buah yang mulai menipis, dan agak
kasar. Telur kemudian menetas menjadi ulat kecil
yang terus berkembang menjadi dewasa. Ulat
tersebut berkulit kekuning -kuningan, kepala
kecoklat - coklatan, dan panjangnya mencapai lebih
dari dua centimeter.
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
3.Gugur buah
4. Busuk Buah
2. Ranting Patah
Ranting tanaman sukun biasanya tumbuh
memanjang dengan daun-daun yang lebat. Pada
musim buah ranting tersebut harus menyangga
beban buah yang jumlahnya sering lebih dari satu
buah. Beban tersebut semakin lama makin
bertambah berat, karena buah sukun semakin
besar.
Pada bulan November dan Desember atau
mongso kanem dan kapitu, biasanya hujan lebat
disertai dengan tiupan angin kencang dan berubah
arah. Pada waktu itu buah mulai beranjak besar dan
semakin tua, sehingga beban bagi ranting
bertambah berat dan akhirnya ada beberapa ranting
yang patah.
Buah sukun biasanya masih ada yang
menggantung pada ranting patah. Oleh karena
aliran getah telah terputus, maka buahpun akan ikut
menjadi layu dan mongering kemudian gugur.
Apabila ranting putus, maka buahnya pun ikut jatu
ke tanah. Buah sukun yang gugur masih bisa
dimanfaatkan bila sudah tua. Bila bua cukup tua
dapat direbus dan dimasak, dan bila masih agak
muda dapat dimanfaatkan sebagai sayur. Cara
mengurangi kerusakan ranting patah adalah
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
2. Tanaman Kerdil
Tanaman sukun pada umumnya cepat tumbuh
menjadi pohon yang besar, jika lingkungannnya
mendukung. Gejala pertumbuhan yang terhenti,
banyak ditemui pada tanaman sukun di daerah
dekat pantai. Pertumbuhan yang tidak normal ini
diduga bahwa pada kedalaman tertentu yang
berkadar garam tinggi pertumbuhan akar tidak
normal lagi. Di tempat yang bercadas dan tidak
subur pertumbuhan sukun juga sering terhambat
karena system perakaran terhalang
perkembangannya. Keadaan seperti di atas
menyebabkan tanaman kerdil.
3. Buah Retak
Pada buah sukun yang tua sering dijumpai
adanya kulit yang retak. Gejala ini biasanya berada
pada buah bagian atas, dan sering pula dekat
dengan tangkai buah Pada bagian retak, tepi
kulitnya keras berwarna agak putih karena getah
yang mongering. Arah keretakan berupa galur
mulai dari atas kebawah atau melintang.
Penyebab retak buah adalah pengaruh suhu
panas dari sengatan matahari dan pertumbuhan
buah kurang normal. Kerugian dari buah ini tidak
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
BAB VI
A. Panen
1. Perkembangan Buah
Pada umumnya ranting yang berdaun sekitar
15 helai akan muncul bunga dari ketiak daun. Tidak
ada urutan yang tetap antara bunga jantan dan
bunga betina. Bunga jantan atau bunga betina
sering lebih dari sebuah, dan bahkan bunga betina
ada yang sampai empat buah. Bunga tersebut
susul-menyusuldalam periode yang tidak terlalu
lama, bersamaan dengan mekarnya daun baru.
Pembentukan buah sukun tidak didahului
dengan proses pembuahan bakal biji, maka buah
sukun tidak memiliki biji. Bakal buah terus
membesar berbentuk bulat atau agak lonjong. Pada
mulanya buah memiliki kulit yang kasar mirip duri.
Selanjutnya kulit seolah tertarik dan terbentang
hingga berbekas seperti gamabr hexagonal dengan
titik ditengahnya, dan kulit menjadi halus.
Buah akan menjadi tua setelah tiga bulan
munculnya bunga betina. Buah yang muncul awal
akan menjadi tua lebih dahulu, kemudian diikuti oleh
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
B. Pasca Panen
1. Gaplek Sukun
Buah sukun yang telah tua dihilangkan
tangkai buahnya, dibersihkan dari kotoran, dan
dikupas dan kemudian dicuci bersih. Buah dipotong-
potong dan diiris tipis dengan menggunakan pisau
tajam. Bila jumlahnya banyak bisa digunakan alat
mekanis.
Dalam keadaan masih basah dan lembab,
irisan buah mudah terkontaminasi jamur. Dari
aktivitas jamur tersebut akan menimbulkan warna
kuning dan mengakibatkan rasa pahit. Oleh karena
itu irisan harus segera dihamparkan secara merata
di tempat pengeringan dan dijemur di panas
matahari. Setiap tiga jam sekali jemuran dibalik, agar
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Energi (Kalori)
Air (g) 46 108 302,4
Protein (g) 87,1 69,3 15
Lemak (g) 2,0 1,3 3,6
Karbohidrat (g) 0,7 0,3 0,8
Serat (g) 9,2 28,2 78,9
Abu (g) 2,2 - -
Kalsium (g) 1,0 0,9 2
Fosfor (g) 59 21 58,8
Besi (g) 46 59 165,2
Vitamin B1 (g) - 0,4 1,1
Vitamin B2 (g) 0,12 0,12 0,34
Vitamin C (g) 0,06 0,06 0,17
21 17 47,6
5) Donat Sukun
Bahan : 1 biji buah sukun, 100 gram
mentega, 1 butir telur, gula halus
secukupnya, 150 gram gula pasir, 250 gram
tepung terigu, misis secukupnya, minyak
goreng secukupnya.
Cara : Buah sukun dikupas dan cuci
bersih, kemudian dikukus sampai matang,
setelah itu dihaluskan. Kemudian dicampur
dengan telur, gula pasir, mentega, tepung
terigu, dan diaduk sampai tidak lengket.
Bentuk adonan tersebut digoreng sampai
berwarna kecoklatan kemudian tiriskan.
Setelah dingin olesi mentega, ditaburi gula
halus dan dihias dengan misis. Donat telah
siap dihidangkan.
6) Dodol Sukun
Bahan : 1 buah sukun ukuran sedang, 2
buah kelapa tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda (semrundeng), 1 kg gula pasir, 1
sendok makan prambus, 1 bungkus pewarna.
Cara : Sukun dikupas, dicuci, lalu
diparut; kelapa dikupas, dicuci, lalu diparut.
Parutan sukun dan kelapa dicampur jadi satu
lalu dikukus sampai masak. Setelah masak
Pengembangan tanaman sukun dalam upaya diversifikasi Pangan
Daftar Pustaka
Biografi Penulis
Riwayat Pendidikan:
SD N 1 TAMBAKBOYO
SMP N 1 TAMBAKBOYO
SMA N 2 TUBAN
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya