Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan limpahan Rahmat serta Hidayah-Nya semata, maklah tentang Pengelolaan
Tanaman Serealia berjudul tanaman Kacang Koro ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, maka makalah ini
tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat menjadi bahan untuk pelajaran atau sedikit menambah wawasan tentang
modal dalam usaha tani. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak 
kekurangan baik dari dalam susunan bahasa maupun penulisan, Penulis juga
meminta kritik dan saran atas perbaikan makalah ini. Terima kasih

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................1
Bab II Pembahasan ....................................................................................... 2
2.1 Sejarah Tanaman Kacang Koro.............................................................. 2
2.2 Potensi Kacang Koro...............................................................................3
2.3 Olahan berbahan baku Kacang Koro.......................................... ............7
Bab III Penutup ............................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 9
3.2 Saran .......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kacang adalah istilah non-botani yang biasa dipakai untuk menyebut biji
sejumlah tumbuhan polong-polongan. Kacang koro merupakan salah satu
kelompok kacang polong (lagume) yang paling populer dan gampang di jumpai di
pasaran. Kacang dengan bijian berkulit agak keras ini memiliki nama latin
Canavalia Ensiformis yang berasal dari Amerika selatan, dan kini telah tumbuh
dan berkembang dikepulauan nusantara.kacang koro memiliki beberapa sebutan
seperti kacang biduk, kacang kajih, kacang bado,kara wedus, dan kacang peda.
Kacang koro mempunyai 3 jenis kacang koro yaitu canavalia gladiata atau kacang
koro pedang, mucuna prurien atau kacang koro benguk, psopocarpus
tetragonolobus atau kacang koro kecipir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Tanaman Kacang Koro
2. Apa Saja Potensi Tanaman Kacang Koro
3. Sebutkan Olahan Berbahan Baku Kacang Koro

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Sejarah Tanaman Kacang Koro
2. Dapat Mengetahui Potensi Yang Dimiliki Oleh Tanaman Kacang Koro
3. Mengetahui Olahan Berbahan Baku Kacang Koro

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tanaman Kacang Koro


Koro Pedang sejenis palawija atau kacang-kacangan Kalau di kabupaten
Bone disebut Canggoreng Bangkung-bangkung karena buahnya menyerupai
bangkung atau parang. Sejarah keberadaan Koro Pedang (Canavalia ensiformis/
L) di Indonesia, berawal dari kedatangan armada dagang Spanyol dan Portugis ke
Nusantara, sekitar abad ke 15, mereka membawa Koro pedang/ Jack Bean untuk
dijadikan tanaman hias karena bentuk bunga dan buah nya yang cantik.
Penyebaran tanaman ini cukup merata, mulai dari Sabang sampai di
Kepulauan Maluku, karena tanaman yang berasal dari Amerika Selatan/Tengah
ini, dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis, dengan ketinggian 20
sampai 2.000 m dpl.
Tanaman ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuh
den berkembangnya, karena tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman
pionir yang dapat tumbuh diberbagai jenis lahan, mulai dari tanah yang memiliki
tingkat ke asaman rendah sampai tinggi.
Menurut catatan dari seluruh daerah dikepulauan Nusantara, yang sudah
terbiasa mengkonsumsi kacang Koro pedang adalah masyarakat Sumatera Utara
Tanah Karo) disini biji Koro pedang dikonsumsi sebagai makanan se hari-hari
(diambil yang masih muda untuk dijadikan bahan sayuran) dan juga dijadikan
sebagai bahan pengawet makanan alami (dipakai untuk mengawetkan tape) begitu
juga di Pulau Jawa, sebagian masyarakat  di Jawa Tengah, menggunakan Koro
pedang sebagai bahan pembuatan tempe.
kacang koro diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kingdom : Plantae (tumbuhan).
2. Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan yang berpembuluh).
3. Superdivisio : Spermatophyta (tumbuhan yang menghasilkan biji).
4. Divisio : Magnoliophyta (tumbuhan dengan bunga).
5. Kelas : Magnoliopsida (tumbuhan berkeping dua / dikotil).

2
6. Sub-kelas : Rosidae.
7. Ordo : Fabales.
8. Familia : Fabaceae (suku polong-polongan).
9. Genus : Canavalia.
10. Spesies : Canavalia gladiata (Jack.) DC., Canavalia ensiformis ( L.)
DC., Mucuna prurien, dll
Tanaman koro pedang sendiri merupakan tanaman pemanjat tahunan
dimana proses pertumbuhannya tidak memakan waktu lama dan dilengkapi
dengan batang kayu dengan panjang maksimal 10 meter. Kacang koro berdaun
tiga dengan bentuk membundar seperti telur, lancip dan memiliki bulu halus
jarang pada kedua sisinya. Adapun bunganya serupa tandan di ketiak dan terkeluk
balik dengan warna putih. Sementara itu buahnya berupa polongan dengan bentuk
lonjong memita, ujungnya cenderung lebar dan dalam kondisi tertentu
melengkung. Biji dalam polongan kacang koro memiliki bentuk lonjong dengan
warna variatif yakni merah muda, merah, merah kecoklatan dan bahkan hitam
pekat. Namun dalam kondisi tertentu, warna biji ini tak jarang dijumpai yang
berwarna putih bersih.

2.2 Potensi Kacang Koro


Harga kedelai semakin mahal dan impor terus melonjak tinggi, banyak
orang menyarankan agar segera dicari bahan pangan alternatif pengganti kedelai.
Karakter bahan pangan itu tentu harus mirip dengan kedelai, salah satunya, tetap
enak dan lezat ketika menjadi bahan bahan baku tempe dan tahu. Selain itu, bahan
pangan tersebut juga harus bisa diproduksi secara masal dalam jumlah besar, dan
secara ekonomis menguntungkan bagi yang memproduksi. Berbagai jenis koro
dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam fermentasi berbagai makanan
tradisional seperti kecap, tempe, tahu, dan tauco. Banyak makanan terfermentasi
dibuat dengan bahan dasar kedelai, yang sebenarnya dapat dicampur dengan
aneka kacang potensial. Kacang koro pedang (Canavalia gladiata), koro benguk
(Mucuna prurien), dan kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), merupakan
beberapa bahan baku yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pemenuh atau

3
substitusi kedelai. Penelitian membuktikan bahwa tahu dapat dibuat dari biji
kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), serta substitusi kedelai dengan aneka biji
koro. Pilihan bahan-bahan dasar tersebut disebabkan karena kacang koro pedang,
koro benguk, dan kecipir memiliki kandungan kimia yang hampir sama dengan
kedelai, sehingga diharapkan dapat diperoleh tahu dengan kualitas yang tidak
kalah dengan tahu dari kedelali murni. Dari sekian banyak alternatif,tanaman koro
pedang (Canavalia ensiformis) merupakan salah satu pilihan terbaik. Melalui
pendayagunaan koro pedang, maka ketergantungan impor kedelai dapat dikurangi
yaitu melakukan substitusi kedelai dengan koro pedang. Tanaman koro pedang
telah lama dikenal di Indonesia, namun kompetisi antar jenis tanaman
menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam skala luas. Secara
tradisional tanaman koro pedang digunakan untuk pupuk hijau, polong muda
digunakan untuk sayur (dimasak seperti irisan kacang buncis). Biji koro pedang
tidak dapat dimakan secara langsung karena akan menimbulkan rasa pusing
disebabkan oleh adanya senyawa toksik. Biji koro merah digunakan untuk obat
sakit dada dan di Madura, koro biji merah digunakan untuk obat dengan nama
Bedus. Secara botani tanaman koro pedang dibedakan ke dalam dua tipe tanaman
yaitu: koro pedang yang tumbuh merambat (climbing) dengan biji merah
(Canavalia gladiata (jack) DC.) (Gambar 1) dan koro pedang tumbuh tegak
dengan biji putih (Canavalia ensiformis (L.) DC.) (Gambar 2). Tipe merambat
(Canavalia gladiata) dikenal dengan Swordbean tersebar di Asia Tenggara, India,
Myanmar, Ceylon dan negara-negara Asia Timur. Koro pedang tipe tegak/perdu,
polongnya dapat menyentuh permukaan tanah sehingga disebut Koro Dongkrak
(Jackbean). Koro pedang (Canavalia gladiata), berasal dari Asia atau Afrika.
Koro pedang ditanam secara luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama di
India, Srilanka, Myanmar, dan Indo-China. Kini, koro pedang telah tersebar di
seluruh daerah tropis dan telah beradaptasi di beberapa daerah termasuk
Indonesia.

4
Gambar 1. Tanaman dan biji koro pedang merah (sumber www.
agribisnis.indonesia.com dan www. sdedek08.wordpress.com).

Gambar 2. Tanaman dan biji koro pedang putih (sumber : www.


bisniskoropedang.blogspot.com dan www.tanijaya.com).
Daun koro pedang berjari tiga dan cukup lebar dengan bentuk bundar
seperti telur, lancip, dan memiliki bulu halus pada kedua sisinya. Bunga berbentuk
tandan dengan mahkota bunga berwarna putih. Buah berupa polong dengan
bentuk lonjong panjang, ujungnya cenderung lebar. Biji koro pedang berbentuk
lonjong dengan warna beragam, yakni: merah, merah muda, merah kecoklatan,
hitam pekat, dan putih. Kandungan protein biji koro pedang mencapai 30,36%
yang tidak berbeda banyak dengan proteinkedelai sebanyak 35%. Kandungan
protein biji aneka kacang berturut-turut adalah: koro pedang biji putih (27,4%),
koro pedang biji merah (32%), kedelai (35%) dan kacang tanah (23,1%). Ekstrak
biji koro pedang dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mencegah penyakit
kanker. Namun, biji koro pedang mengandung zat toksik, yaitu: kholin, asam
hidrozianine, trogonelin, dan glukosianida dan asam fitat yang merupakan
senyawa anti gizi, namun dapat dinetralkan/didetoksifikasi dengan perendaman,
perebusan, pengupasan kulit biji dan difermentasikan. Biji koro pedang memilki

5
kandungan canavanine yang sangat tinggi (88–91%). Canavanine merupakan
suatu senyawa asam amino yang mirip Arginin. Arginin adalah salah satu dari 20
asam amino yang digunakan oleh organisme untuk menyusun protein. Apabila
canavanine dikonsumsi, senyawa ini akan bergabung ke dalam protein yang biasa
ditempati oleh Arginin. Biji koro pedang juga mengandung vitamin B1 dan B2.
Koro pedang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan karena
mudah dibudidayakan dan ditumpangsarikan dengan ubi kayu, jagung, sengon,
kopi, kakao, dan lain-lain. Peluang pasar yang menjanjikan antara lain permintaan
dari Korea, Jepang, dan Amerika Serikat. Tanaman ini juga toleran kekeringan
dan adaptif pada lahan kering masam. Tanaman koro pedang dapat tumbuh pada
segala jenis tanah, termasuk tanah marjinal. Beberapa daerah sudah menggunakan
koro pedang sebagai bahan baku tempe, susu, tepung pengganti terigu, dan
bungkil sebagai pengganti bungkil kedelai untuk pakan, minyak goreng, dan abon.
Produktivitas rata-rata koro pedang sebanyak 7 ton/ha dengan potensi hasil
mencapai 12 t/ha, dan pupuk hijau yang dihasilkan sebanyak 40‒50 ton/ha. Luas
lahan penanaman kacang koro pedang baru mencapai 1.590 hektar dengan
produksi rata-rata 5 ton per tahun. Di tengah semakin melambungnya harga
kedelai disertai dengan produksi yang semakin berkurang, kacang koro pedang
diyakini mampu menjadi bahan komoditas alternatif sebagai pemenuh atau
pengganti kedelai untuk bahan baku tempe dan tahu. Kegiatan usaha produk hasil
olahan pangan lokal koro pedang berkontribusi pada diversifikasi pangan. Para
petani kacang koro pedang yang terhimpun dalam Komunitas Damar Sindoro-
Sumbing, di Temanggung, Jawa Tengah mampu menghasilkan 4–8 ton koro
pedang setiap panen dan menilai, prospek budidaya koro pedang cukup bagus.
Permintaan koro pedang di Jawa Tengah mencapai 100-200 ton per bulan.

6
2.3 Olahan berbahan baku Kacang Koro

a. Ontong (jantung pisang) eseng koro

Bahan-bahan

1. 1 buah Jantung pisang


2. 1 ons koro
3. 1 buah jagung manis
4. Bumbu
5. 3 siung Bawang merah
6. 1 siung bawang putih
7. 3 buah cabe kecil
8. Secukupnya garam+gula+penyedap
9. Beberapa cabe hijau besar(bisa tidak pake juga)

Langkah-Langkah

1. Jantung pisang dikupas kulitnya sampai terlihat putih2 bagiannya kmudian


rebus

2. Iris jantung pisang, koro dan sisir jagungnya

3. Uleg uleg bumbunya

7
4. Eseng bumbunya dan masukkan cabe besar+ koro+jagung + ontong

5. Tambahkan air biarkan mendidih, icip rasa dan angkat

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kacang koro pedang diyakini mampu menjadi bahan komoditas alternatif
sebagai pemenuh atau pengganti kedelai untuk bahan baku tempe dan tahu.
Kegiatan usaha produk hasil olahan pangan lokal koro pedang berkontribusi pada
diversifikasi pangan.

3.2 Saran
Dengan adanya tanaman kacang koro ini semoga bisa menjadi pengganti
untuk membuat olahan makanan terutama pembuatan tempe dan tahu di
karenakan harga kedelai yang mahal jadi kacang koro ini bisa menjadi alternatif
yang menjanjikan.

Daftar Pustaka
http://tentangkacang.blogspot.com/2012/11/kacang-koro-si-nikmat-yang-
menyehatkan.html diakses pada tanggal 15 desember 2019
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/prospek-aneka-kacang-potensial-
koro-pedang-sebagai-pengganti-kedelai/ diakses pada tanggal 15
desember 2019
http://boneselatan.blogspot.com/2012/08/sejarah-kacang-koro-canggoreng-
bangkung.html diakses pada tanggal 15 desember 2019
http://dewipuspitasr.blogspot.com/2013/05/kacang-koro.html diakses pada
tanggal 15 desember 2019

Anda mungkin juga menyukai