Hal
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
PENDAHULUAN
METODOLOGI
Hasil ............................................................................................................. 7
Pembahasan ................................................................................................. 10
KESIMPULAN.................................................................................................... 13
i
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Hasil Uji Deskriptif Perubahan Kenampakan Pisang (Pisang Baranga) .....7
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
tahun 2011-2015. Produksi pisang nasional pada tahun 2015 mencapai 7.29
juta ton dengan 5 produsen utama yaitu Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat,
dipasarkan dengan jarak jauh umumnya pada tingkat kematangan 75-80% dengan
ciri-ciri sudut -sudut pada pisang masih tampak jelas, sedangkan untuk pemasaran
jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% dengan ciri-ciri sudut buah
berkembang penuh walaupun sudut buah masih tampak nyata. Buah pisang yang
pematangan agar buah pisang dapat dipasarkan dengan tingkat kematangan penuh
melihat pola respirasi pada buah tersebut.Hal tersebut dibedakan menjadi buah
1
2
apabila seudah dipanen akan memasuki fase klimakterik yaitu peningkatan dan
menjelang kematangan laju respirasi menurun lalu tidak menunjukkan adanya fase
mangga, pisang, papaya, pir,dan apel.Buah pisang akan cepat matang apabila diberi
perlakuan etilen karena buah pisang juga memiliki kandungan etilen alami sehingga
Tujuan Percobaan
pada Buah Pisang Selama Proses Pematangan” ini yaitu untuk mengamati dan
mengobservasi perubahan warna dan perubahan tekstur pada buah pisang selama
yang berdampak pada kualitas buah pisang. Penentuan umur petik dengan
menghitung jumlah hari setelah bunga mekar hingga panen masih menimbulkan
sehingga buah mudah rusak. Waktu pemanenan buah yang tidak tepat dapat
menyebabkan kualitas buah kurang baik. Buah yang dipanen terlalu muda akan
memiliki kualitas yang kurang baik ketika matang, sedangkan buah yang dipanen
meningkatnya laju respirasi pada saat buah menjadi matang, dan hal ini
etilen berperan dalam perubahan fisiologis dan biokimia yang terjadi selama
menggunakan karbid. Karbid atau kalsium karbida adalah senyawa kimia yang
mempunyai rumus kimia CaC2 bila diberi air akan bereaksi menghasilkan C2H2
(gas asetilen) dan Ca(OH)2. Gas asetilen inilah yang mempunyai peranan dalam
pemeraman buah. Pada proses pematangan buah, terjadi perubahan fisik maupun
kimiawi yakni meliputi tekstur, warna dan nilai gizinya. Kandungan gizi pada buah
3
4
pisang yang masih mentah dan matang tentulah juga pasti berubah. Pada buah
Selama Proses Pematangan ini dilakukan pada tanggal 17 Maret 2020 sampai
dengan 22 Maret 2020, yaitu selama 6 hari pengamatan di Medan, Sumatera Utara.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah satu sisir pisang
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah wadah dan kamera
Prosedur Percobaan
- Dilakukan pengamatan terhadap warna dan tekstur buah pisang pada hari
pertama
- Dilakukan pengamatan terhadap warna dan tekstur buah pisang pada hari
- Dicatat perubahan warna dan tekstur yang terjadi pada buah pisang selama
pengamatan dan dicatat juga pada hari ke berapa perubahan tersebut terjadi
5
6
- Difoto perubahan warna dan tekstur yang terjadi pada buah pisang selama
pengamatan
- Dibuat hasil dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk laporan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Waktu Perubahan
Foto Perubahan Pisang
Pengamatan Warna Tekstur
sulit dibelah.
7
8
lembut.
Kulit pisang
Pembahasan
sebuah perkebunan. Jenis pisang yang ditanam oleh masyarakat beraneka ragam
mulai dari pisang untuk olahan (plantain) sampai jenis pisang komersial (banana)
yang bernilai ekonomi yang tinggi. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera
penjualan yang ingin dicapai. Hal ini karena apabila waktu pemanenan tidak tepat
maka buah pisang cenderung akan rusak sebelum sampai ditangan konsumen.
Namum pada umunya pisang dipanen pada saat tua penuh. Pemanenan dilakukan
dengan memotong 1/2 – 1/3 bagian batang dengan tujuan untuk mempermudah
pada proses pemanenan. Pada saat pemanenan diusahakan agar pisang tidak terluka
atau memar.
Mulai dari warna hijau yang menunjukkan tingkat kematangan pisang masih muda
hingga berwarna kuning cerah dengan bintik coklat yang menandakan tingkat
kematangan pisang yang telah tinggi dan apabila dibiarkan akan menuju ke proses
Buah pisang akan cepat matang apabila diberi perlakuan etilen karena buah
pisang juga memiliki kandungan etilen alami sehingga proses pematangan terjadi
lebih cepat. Etilen yang banyak akan merangsang pematangan pada buah. Proses
sel. Etilen merupakan hormon yang berperan sangat penting dalam pematangan
perubahan warna buah pisang menjadi kuning merata dan aroma matang pisang
lebih pekat. Hal ini sesuai dengan literatur Widodo, dkk., (2019) yang menyatakan
bahwa respirasi merupakan perombakan bahan yang kompleks dalam sel (pati,
gula, dan asam- asam organik) dengan bantuan oksigen menjadi molekul yang
ditentukan oleh kadar air dan kandungan lemak, jenis dan jumlah struktur
karbohidrat seperti selulosa dan pectin serta dipengaruhi oleh perubahan kandungan
protein pada saat proses pematangan. Hal ini sesuai dengan literature Ali Murtadha,
dkk., (2012) yang menyatakan Tekstur yang bagus yaitu yang disukai oleh panelis
adalah tekstur yang agak lunak dimana hasil yang paling baik diperoleh pada etilen
untuk tingkat kematangan 85-90%, dan asetilen untuk tingkat kematangan 75-80%.
peningkatan kadar vitamin C. Hal ini disebabkan karena peningkatan asam- asam
12
pada pisang termasuk asam askorbat (vitamin C). Hal ini sesuai dengan literatur Ali
oksalat yang merupakan komponen penyebab rasa sepat (astrigensi) pada buah
pisang muda oleh enzim oksalat oksidase. Pada fase klimakterik, asam malat
Berdasarkan hasil praktikum rasa manis yang dihasilkan buah pisang dari
kandungan gula pada buah merupakan sifat yang paling menonjol pada proses
pematangan buah pisang. Hal ini sesuai dengan literatur Widodo, dkk., (2019) yang
menyatakan kandungan gula dalam daging buah meningkat dengan cepat selama
fase pematangan sehingga tekanan osmotik meningkat dan terjadi penyerapan air
dari kulit buah oleh daging buah. Hal ini yang menyebabkan buah pisang yang
terlalu matang memiliki kulit buah yang tipis dan daging buahnya berair
KESIMPULAN
Proses pematangan pada buah pisang selain dipengaruhi oleh etilen dapat
juga dipengaruhi oleh respirasi. Proses pematangan buah akan membuat perubahan
yaitu perubahan fisik maupun kimiawi yang meliputi tekstur, warna dan nilai
gizinya. Kandungan gizi pada buah pisang yang masih mentah dan matang akan
buah pisang menjadi kuning merata dan aroma matang pisang lebih pekat . Tekstur
pada buah pisang sebagian besar ditentukan oleh kadar air dan kandungan lemak,
jenis dan jumlah struktur karbohidrat seperti selulosa dan pectin. Selama proses
peningkatan asam- asam pada pisang termasuk asam askorbat (vitamin C).
Kandungan gula pada buah pisang merupakan sifat yang paling menonjol pada
13
DAFTAR PUSTAKA
Murtadha A., Elisa J, dan Ismed S. 2012. Pengaruh jenis pemacu kematangan
Utami, S., Widiyanto, J., dan Kristianita, K. 2016. Pengaruh Cara dan Lama
14