ACARA III
TEKNOLOGI PENGEMASAN UNTUK KOMODITAS HORTIKULTURA
Oleh:
Andhiarizqi Mulyawan
NIM. A1L113006
Rombongan 9
A. Latar Belakang
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013, terjadi peningkatan
pangan sehingga kebutuhan pangan tidak tercukupi. Maka dari itu, banyak
budidaya tanaman. Pada dasarnya buah dan sayuran merupakan salah satu bagian
dari tanaman yang dimanfaatkan oleh manusia. Manusia memanfaatkan buah dan
atau untuk konsumsi hewan ternak dan lain-lain. Nilai ekonomis dari buah dan
Kekurangan terbesar dari buah dan sayuran adalah tidak tahan lama apabila
akan disimpan dalam waktu yang lama. Guna memperpanjang masa simpannya,
47
B. Tujuan
1. Membedakan komoditas yang dikemas maupun yang tidak dikemas dari segi
48
II. TINJAUAN PUSTAKA
Apel (Malus sylvestris L.) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai
terutama di daerah subtropis bagian Eropa Utara. Sedang apel lokal di Indonesia
yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur dan daerah Gunung
Pangrango, Jawa Barat (Soelarso, 1996). Produksi apel di Indonesia pada tahun
2014 sebesar 2.260.337 ton (BPS, 2014), yang merupakan jumlah yang besar dan
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan
laut. Tanaman ini sangat baik pada curah hujan 1.000-2.000 mm per tahun.
Tanaman ini juga sangat memerlukan cahaya matahari hingga 50-60 %, suhu 16-
49
Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-
mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun
apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan
dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan
berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam
Tanaman apel memiliki akar tunggang yaitu akar bawah tegak lurus ke
dalam tanah. berfungi untuk menyokong tanaman, menyerap unsur hara tanah
(Sunarjono, 1987). Batangnya berkayu keras dan kuat. Tanaman ini memiliki kulit
(Soelarso, 1996). Tanaman apel memiliki bentuk lonjong dan oval, memiliki
ujung yang runcing dan memiliki daun tumpul dan tepi daunnya bergerigi
(Soelarso, 1996).
berdandan dan pada tiap tandan bunga memiliki 6-7 bunga. Bunga pada tanaman
ini tumbuh di ketiak daun , mahkota bungan berwarna putih dan kemarahan
Tanaman apel memiliki buah yang sangat bervariasi yaitu hijau, merah, dan
juga kemaraha dengan bentuk oval atau bulat. Buah pada apel memiliki kulit
tipsi dan kasar serta memiliki pori-pori yang besar. Namun, setelah matang
sempurna akan menjadi mengkilat dan juga halus permukaan buah (Sunarjono,
1987).
50
B. Aspek Botani Pakcoy
tergolong keluarga Brassicaceae. Flora pakcoy berasal dari China dan sudah
dibudidayakan seusai abad ke-5 dengan cara luas di China selatan dan China pusat
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat,
tak membentuk kepala, tumbuh agak tegak alias setengah mendatar, tersusun
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna
putih alias hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15-30 cm
(Sunarjono, 2003).
51
Daerah penanaman yang tepat untuk pakcoy adalah dari ketinggian 5-1.200
100-500 mdpl.Tanaman pakcoy bisa tumbuh baik di tempat yang berhawa panas
maupun berhawa dingin, namun hasil yang diperoleh lebih baik jika ditanam di
dataran tinggi (Firmansyah dkk., 2009). Tanaman pakcoy tahan kepada air hujan.
Pada musim kemarau yang butuh diperhatikan adalah penyiraman dengan cara
kerapatan tinggi; yaitu kurang lebih 20- 25 tanaman/m 2, dan bagi kultivar kerdil
ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan
kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari seusai tanam. Pakcoy mempunyai
umur pasca panen singkat, tetapi nilai produk bisa dipertahankan selagi 10 hari,
pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang tepat untuk ditanami sawi adalah
tanah gembur, tak sedikit mengandung humus, subur, dan pembuangan airnya
52
C. Aspek Botani Selada
berikut:
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman
20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap
oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi
Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam, bergantung
varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun yang lebar,
berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki tangkai daun
lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun
bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun
53
selada umumnya memiliki ukuran panjang 20-25 cm dan lebar 15 cm (Haryanto
dkk., 1995).
Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek
dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat
dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang
selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada
batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm
bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar
bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak
muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang
dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap
krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak
(Sunarjono, 2003).
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras, berwarna
coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan lebar satu
milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua,dan dapat
hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada
54
Tanaman ini umumnya ditanam pada penghujung musim penghujan, karena
termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau tanaman ini
memerlukan penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap hujan,
tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu panas
(Sunarjono, 2003).
5-2.200 mdpl. Selada krop biasanya membentuk krop bila ditanam di dataran
tinggi, tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat membentuk krop di
dataran rendah seperti varietas great lakes dan Brando (Haryanto dkk., 1995).
Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung humus.
Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur baik sekali untuk
dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagi media tanam selada (Haryanto
dkk., 1995).
(Rukmana, 2002)). Tanaman ini ditemukan sekitar 6.500 tahun yang lalu, tumbuh
secara liar di kawasan kepulauan Asia Tengah dan kawasan Timur Dekat (Asia
menyebar luas ke Eropa, Afrika, Amerika, dan Indonesia yang beriklim panas
55
Tanaman ini memilki kesamaan atau kerabatan dengan parsley, seledri
berikut :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Umbellales
Famili : Umbelliferae
Genus : Daucus
Daun pada tanaman wortel sangat lah majemuk, menyirip ganda dua atau
Bagian tepi bercanggap dan setiap tanaman memilki 5-7 tangkai daun berukuran
agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan halus. Sedangkan
selehai daun emas lemas dan tipis. Daun berguna sebagai fotosintesis yang
(Rukmana, 2002).
Batangan paada tanaman wortel, berbentuk bulat , tidak berkayu, agak keras
media translokasi air dari tanam maupun hasil proses fotosintesis (Cahyono,
2002).
56
Tanaman wortel memilki akar serabut dan tunggang. Namun dalam
juga sebagi tempat penyimpanan makanan sehingga akar akan berubah menjadi
ganda , berwarna putih atau merah jambu agak pucat . Bunga memilki tangkai
pendek dan tebal . bunga terletak pada bidang lengkung yang sama . Bunga wortel
yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji berukuran
Biji tanaman wortel merupakan biji tertutup dan berkeping dua , dan di
dengan 3 mm dan lebar 1.5 mm setiap gram benih berisi 200 biji (Rukmana,
2002).
Umbian pada tanaman wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah
lemak, vitamin, mineral dan air (Cahyono, 2002). Ukuran umbi wortel tergantung
kecil 3.5 cm berat umbi besar mencapai 300 gram sedangkan yang kecil 100 gram
(Rukmana, 2002).
57
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: apel, wortel, selada,
pakcoy masing-masing 4 buah, air biasa, solusi ppm 100 dan ppm 200 klorin serta
sabun cuci piring (natrium sulfonat). Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini
C. Prosedur Kerja
1. Ember disiapkan, lalu diisi dengan air biasa, klorin dan sabun cuci piring
2. Buah dan sayuran yang digunakan pada praktikum dicuci dengan air biasa.
4. Buah dan sayuran dicuci dengan sabun cuci piring selama 20 detik.
6. Buah dan sayuran diambil dari keranjang, lalu diletakkan pada styrofoam.
8. Buah dan sayuran yang terbungkus dan tidak terbungkus diletakkan di ruang
58
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1 9/12/2015
Kemas Ruang Terbuka
Warna Tetap Tetap Tetap Tetap
59
Tanpa Kemas Ruang Kulkas
60
Kemas Ruang Terbuka
61
Kontaminan Tidak ada Tidak ada - -
62
4. Sabtu Kemas Ruang Terbuka
12/12/2015
63
Kemas Ruang Kulkas
Berubah
Warna Tetap Tetap Tetap
Tidak segar
Kesegaran Segar Segar Segar
ada
Kontaminan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Berubah
Warna Tetap Tetap Tetap
Tidak segar
Kesegaran Segar Segar Segar
ada
Kontaminan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
64
Tanpa Kemas Ruang Terbuka
Berubah Berubah
Warna Berubah Tetap
Tidak segar Tidak segar
Kesegaran Tidak segar Segar
Tidak ada Tidak ada
Kontaminan Tidak ada Tidak ada
65
14/12/2015
66
Tidak segar Tidak segar
Kesegaran Tidak segar Segar
Tidak ada Tidak ada
Kontaminan Tidak ada Tidak ada
67
-
Kesegaran Segar Segar -
-
Kontaminan Tidak ada Tidak ada -
68
B. Pembahasan
suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan
dengan mengemas suatu produk agar kuantitas maupun kualitasnya tetap terjaga
(Kartasapoetra, 1989).
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan dan getaran). Selain itu,
adalah:
69
6. Mendukung perkembangan makanan siap saji.
aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan tersebut, yaitu sebagai berikut
1. Kemasan harus benar – benar berfungsi sebagai wadah yang dapat diisi
produk.
3. Permukaan bagian dalam kemasan harus halus sehingga produk tidak rusak
selama pengangkutan.
5. Bahan untuk kemasan harus cukup kering sehingga beratnya tetap (konstan),
bahan kemasan juga harus tahan serangan jamur, gigitan serangga dan tikus.
70
7. Kemasan harus mudah diangkat dan dapat disusun pada bak – bak alat angkut
10. Mempunyai ukuran,bentuk dan bobot yang sesuai dengan stndart yang
11. Menampakkan identitas ,informasi dan penampilan yang jelas agar dapat
1. Frekuensi pemakaian
minuman).
71
2. Struktur sistem kemas
plastik).
1. Gelas
sebagai barrier terhadap benda padat, cair dan gas. Sifat gelas yang
gelas seperti pyrex tahan terhadap suhu yang tinggi. Kelemahan kemasan
72
gelas yaitu mudah pecah dankurang baik bagi produk-produk yang peka
2. Kertas
kemasan dari tanah liat, gelas dan kaleng.Pada abad ke 19 itu pula karton
mulai berkembang dalam bentuk kantong kertas dan kardus.Kotak kertas yang
dibuat pada sekitar tahun 1840 membutuhkan banyak lem karena banyak
mewah (Kartasapoetra,1989)
3. Karton Lipat
oleh banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan
4. Logam
sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas, uap air, jasad renik, debu
73
dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermitis. Disamping itu walaupun
dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari lembaran dasar baja dilapisi timah
putih dengan cara encelupan dalam timah cair panas (hot dipping) atau
menghasilkan lapisan timah yang lebih tipis. Contohnya adalah kaleng baja
bebas timah (tin free steel), kaleng tiga lapis (three piece cans) dan kaleng
yang padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai
kekerasan yang berbeda-beda, yaitu dari mulai yang sangat lunak sampai yang
keras. Foil mempunyai sifat yang hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya.
pada bagian dalam atau lapisan tengah sebagai penguat yang dapat
74
5. Plastik
panas, tidak hermetis (masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik),
dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
atau sebagai kemas kaku. Makanan padat yang memiliki umur simpan pendek
kemasan bentuk. Sementara itu makanan cair dan padat yang memerlukan
perlindungan ekstra perlu dikemas dengan kemasan kaku dalam bentuk botol,
mengikuti perubahan suhu, bila pengerasan telah terjadi maka bahan tidak
tinggi. Karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel.
75
Polietilen adalah jenis plastik yang harganya paling murah. Polietilen
memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High
yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan
pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap
atau lemak.
terhadap uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan
seperti tepung terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-
kantung yang berkapasitas 10-50 kg. Kelebihannya adalah tidak mudah sobek,
76
6. Edible film
sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa
yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida
pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh
pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, dan kapsul minyak ikan
hortikultura. Produk yang digunakan untuk praktikum adalah buah apel dan
dengan penyucian produk dengan air biasa, klorin dan sabun cuci piring (natrium
yang kemungkinan berada di dalam produk, karena klorin bersifat basa sehingga
dengan natrium sulfonat bertujuan untuk menghilangkan aroma tidak sedap pada
waktu hanya beberapa detik agar tidak meresap masuk ke dalam produk (Coles
et.al., 2003).
77
berpasangan di dalam kulkas dan di ruangan terbuka untuk diketahui
kemas dan kemas kulkas telah terdapat kontaminan. Produk yang terkena
kontaminan adalah selada pada perlakuan tanpa kemas dan kemas kulkas serta
pakchoy pada perlakuan tanpa kemas kulkas. Pada hari ke 2 pengamatan terjadi
produk yang busuk, yaitu selada dan pakchoy pada perlakuan kemas ruang
terbuka. Hal tersebut diakibatkan oleh produk yang tidak dikeringkan dengan baik
Pada hari ke 5 pengamatan, perlakuan tanpa kemas ruang terbuka dan kemas
ruang kulkas menjadi busuk.Produk yang membusuk adalah selada dan pakchoy.
Pada perlakuan tanpa kemas ruang terbuka, pembusukan terjadi akibat produk
tidak terlindungi dengan baik sehingga mudah terkena kontaminan dan akhirnya
pembusukan terjadi akibat produk yang tidak dikeringkan dengan baik dan
(Coles et.al., 2003). Sampai hari terakhir pengamatan, tidak ada perlakuan yang
78
Produk yang dibungkus dengan plastik dan diletakkan di dalam kulkas
merupakan perlakuan yang paling tepat untuk menyimpan produk dalam jangka
pembekuan atau penyimpanan dalam suhu dingin merupakan salah satu cara
menyimpan produk pasca panen dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu,
bahan pengemas yang digunakan, yaitu plastik, mampu menjadi bahan pengemas
yang baik dan dapat digunakan untuk mengemas produk pasca panen (Coles et.al.,
79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum acara III ini adalah:
komoditas / produk yang dikemas lebih memiliki masa kesegaran, estetik dan nilai
ekonomis yang lebih baik dibandingkan produk yang tidak dikemas. Produk yang
diletakkan dalam kulkas pun lebih lebih memiliki masa kesegaran, estetik dan
nilai ekonomis yang lebih baik dibandingkan produk yang diletakkan di ruang
terbuka.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum acara III ini adalah:
3. Menjalin komunikasi lebih intens antar praktikan dan antara praktikan dengan
80
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Data Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971,
1980, 1990, 2000 dan 2010. www.bps.go.id diakses19 Mei 2015.
Cahyono, B. 2002. Wortel, Teknik Budi Daya dan Usaha Tani. Kanisius,
Yogyakarta.
Firmansyah, F., T.M. Anngo dan A.M. Akyas. 2009. Pengaruh umur pindah
tanam bibit dan populasi tanaman terhadap hasil dan kualitas sayuran
pakcoy (Brassica campestris L. Chinensis Group) yang ditanam dalam
naungan kasa dan di dataran medium. J. Agrikultura 20 (3): 216-224.
Haryanto, E., S. Tina, dan R. Estu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Lakitan, B. 1995. Hortikultura Teori, Budidaya dan Pasca Panen. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Purba, H. W. S., F.E. Sitepu dan Haryati. 2013. Viabilitas benih rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) pada berbagai kadar air awal dan kemasan benih. Jurnal
Online Agroekoteknologi1(2): 318-326.
Rahmat. 1993. Panen dan Pasca Panen Serta Cara Khusus Keberhasilan.
Setyabook, Bandung.
81
Rukmana. 1994. Bertanam Pakchoi dan Sawi. Kanisius, Yogyakarta.
82
LAMPIRAN
83