Oleh :
Kelompok 2
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, serta
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Biologi dan Ekologi Gulma Putri Malu (Mimosa pudica)” Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen mata
kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman (Gulma) Universitas Padjajaran yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kami berharap makalah kami dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati. Penulis berharap
semoga Allah SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang telah membantu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………...…………………..……………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………..…………………………...…….....…..2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Biologi Putri Malu..………………………………..……………….…….4
2.2 Syarat Tumbuh Ubi Kayu……….……………………………………….5
2.3 Rekayasa Ubi Kayu……………………………………………………...13
2.3.1 Pengaruh pemangkasan, pembumbunan dan perlakuan dengan
grafting terhadap produksi ubi kayu……………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………...……………………..…….19
ii
ABSTRAK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kosmetik,dan obat-obatan (priyadi dan Silawati,2004). Uwi, cantel, ganyong,
gembili, yang termasuk dalam umbi-umbian (Astawan,2004).
Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi
akar. Ketela pohon adlaah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak
dapat dijadikan bahan perbanyakan. Beberapa organ yang tumbuh di bawah
permukaan tanah juga terkadang disebut sebagai umbi, seperti rimpang dan
geragih.
2
1.3 Tujuan
3
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica
2. Batang
Batang tumbuhan putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya
terdapat rambut dan mempunyai duri yang menempel , batang tumbuhan putri
malu dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah
atau ke arah bawah.
4
3. Akar
Putri malu atau sikejut mempunyai akar pena yang sangat kuat
berbedadengan akar-akar tanaman-tanaman lainnya, jika kita cabut langsung
terangkatseluruh akar-akar nya. Akan tetapi lain halnya dengan akar
tanaman putrimalu, untuk mencabuti nya kita memerlukan suatu alat-alat yang
khusus agarsemua akar-akar nya tercabut.
4. Bunga
5. Buah
Buah putri malu berbentuk polong, pipih seperti garis dan berukuran
sangat kecil jika dibandingkan dengan buah-buah tumbuhan lainnya.
6. Biji
Sama halnya seperti buah, tanaman putri malu juga memiliki biji,
yang berukuran kecil dan bulat,berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalamt
umbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkembang biak
dengan biji.
c. Daur Hidup
Mimosa pudica memiliki daur hidup annual weed (semusim) karena
hanya memiliki satu musim atau satu tahunan mulai dari tumbuh, anakan,
dewasa dan dewasa.d.
5
HabitatTumbuhan putri malu dapat tumbuh dimana saja dengan begitu
suburnyadisekitar kita. Putri malu dapat tumbuh secara liar dimana saja, dan
tanamanini tidak memerlukan perawatan yang khusus misalnya seperti
pemupukanatau penyiraman. Tanaman putri malu bisa tumbuh dimana saja
diatas permukaan tanah, baik diatas permukaan tanah yang lembab maupun diatas
permukaan tanah yang gersang.
Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah yang lapang baik
itudiladang, diperkebunan, diperkarangan rumah dan pada tempat yang
lainnyadisekitar kita.e.
6
A. Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1.500-2.500
mm/tahun. Suhu udara minimal sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di bawah 10
derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil
karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara optimal
antara 60-65%. Sinar matahari yang dibutuhkan sekitar 10 jam/hari terutama
untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
B. Media Tanam
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur
remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih
mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan yang lebih baik, tanah
harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.
Jenis tanah yang sesuai adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah
kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Derajat keasaman (pH) tanah yang
sesuai antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-
pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup
netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
Ketinggian tempat yang baik dan ideal antara 10-700 m dpl, sedangkan
toleransinya antara 10-1.500 m dpl. dan dapat ditanam pada ketinggian tempat
tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
A. Pembibitan
1. Persyaratan Bibit
Bibit yang baik untuk bertanam ubi kayu harus memenuhi syarat sebagai
berikut yaitu berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan,harus
7
dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam. Batangnya telah
berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurusdan tumbuh tunas-tunas baru.
2. Penyiapan Bibit
B. Pengolahan Tanah
1. Persiapan
b. Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami
untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
c. Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu
diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya
(tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman
yang sejenis.
d. Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani
ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena
8
berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Apabila pada
saat panen nantinya harga akan anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi
panen raya maka volume produksi diatur seminimal mungkin.
3. Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian.
Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk
memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar
maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
4. Pengapuran
9
C. Penanaman
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan
tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau
setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola
monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X
40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150
X 100 cm atau 300 X 150 cm.
2. Cara Penanaman
D. Pemeliharaan
1. Penyulaman
2. Penyiangan
10
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman
liar/pengganggu (gulma) yang hidup di sekitar tanaman. Dalam satu musim
penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan. Penyiangan pertama
dilakukan pada umur 3 minggu sampai 1 bulan setelah tanam. Penyiangan ini
dilakukan secara mekanis dengan menggunakan koret. Sedangkan penyiangan
kedua dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam dengan menggunakan
herbisida. Penjarangan cabang dilakukan pada umur 1 bulan, dengan jumlah
cabang yang dipelihara adalah 2 cabang per tanaman
3. Pembubunan
4. Perempelan/Pemangkasan
E. Pemupukan
11
F. Pengairan Dan Penyiraman
Kondisi lahan ubi kayu dari awal tanam sampai umur + 4-5 bulan
hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang
kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat.
Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung
akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah
sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan.
Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk
seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
1. Hama
12
akan menjadi kering. Pengendalian: menanam varietas toleran dan
menyemprotkan air yang banyak.
2. Penyakit
13
di parit/got dan lubang penanaman. Khusus gulma dari golongan teki (Cyperus
sp.) dapat di berantas dengan cara manual dengan penyiangan yang dilakukan 2-3
kali permusim tanam. Penyiangan dilakukan sampai akar tanaman tercabut.
Secara kimiawi dengan penyemprotan herbisida seperti dari golongan 2,4-D amin
dan sulfonil urea. Penyemprotan harus dilakukan dengan hati-hati.
H. Panen
Ubi kayu dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai
berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen
tanaman ketela pohon telah mencapai 6-8 bulan untuk varietas Genjah dan 9-12
bulan untuk varietas Dalam.
2. Cara Panen
Ubi Kayu dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang
tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
3. Pengumpulan
14
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah
dijangkau oleh angkutan.
a) Pemangkasan
b) Pembumbunan
15
Pembumbunan berfungsi untuk melindungi umbi dari serangan hama
(Yudianto et al 2015 dalam Fitria dkk, 2017), menghindari umbi muncul ke
permukaan tanah (Hamdani 2009 dalam Fitria dkk, 2017), dan memperbaiki
sirkulasi udara di dalam tanah (Djahidun et al 2014 dalam Fitria dkk, 2017). Hal
ini dimungkinkan dengan pembumbunan tanaman mudah untuk membentuk
umbi sehingga umbi yang dihasilkan banyak. Tanah pada perlakuan dengan
pembumbunan lebih gembur dan remah sehingga air mudah masuk ke dalam
tanah dan melindi unsur hara pada tanah. Pengolahan tanah meningkatkan
kehilangan kadar bahan organik akibat tanah yang mudah tererosi. Dengan
semakin banyak frekuensi pembumbunan yang dilakukan maka nilai rata-rata
pada luas daun, jumlah daun, dan tinggi tanaman semakin meningkat. Hasil
jumlah umbi per tanaman yang diperoleh pada perlakuan pembumbunan yang
tinggi, karena tanaman menjadi lebih mudah dalam membentuk umbi pada tanah
yang gembur. (Fitria dkk, 2017)
Ubi kayu mukibat merupakan tanaman hasil sambung atau grafting antara
ubi karet sebagai batang atas dan ubi biasa sebagai batang bawah. Pemilihan ubi
karet sebagai batang atas dengan dasar bahwa ubi karet kapasitas sumber besar,
daun besar, dan warna hijau tua, sehingga tanaman mempunyai luas daun lebih
luas dan laju fotosintesis lebih besar. Menurut (Glodsworthy dan Fisher 1992
dalam Purwanto, 2007) ubi kayu secara bersama-sama mengembangkan luas
daun dan akar yang secara ekonomi berguna sehingga persediaan
fotosintat/asimilat yang ada dibagi antara pertumbuhan daun dan akar. Hal ini
berarti ada indek luas daun optimum untuk pertumbuhan akar. Rekayasa
meningkatkan keseimbagan antara sumber dan lubuk dengan menggunakan teknik
mukibat diharapkan dapat meningkatkan hasil tanaman.
Karakteristik daun ubi karet dengan daun besar dan hijau diharapkan dapat
memanfaatlkan radiasi sinar matahari secara efisien. Spesies tanaman budidaya
yang efisien cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan
dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pemanfaatan radiasi
16
matahari yang efisien. Beberapa sifat tipe tanaman yang akan memberikan hasil
lebih tinggi yaitu luas daun terbesar harus tidak kurang dari 500 cm2, cabang
pertama harus terbentuk 6 bulan pertama setelah penanaman, dan umur daun
individual harus lebih dari seratus hari, sehingga tanaman akan memberikan
keseimbangan optimum antara luas daun (source) dan pertumbuhan akar (sink).
a) Pemangkasan
b) Pembumbunan
c) Grafting
Keuntungan
17
tinggi dibandingkan dengan tanaman ubi kayu biasa. Peningkatan produksi ubi
kayu sistem mukibat maningkat 30% dan bahkan dapat mencapai lebih dari 100 %
tergantung pada kondisi wilayah penanaman (Purwanto,2007)
Keuntungan grafting :
- Persiapan benih relatif lebih cepat.
- Proses pembuahan dan perkembangbiakan lebih cepat.
- Produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan
perbanyakan dengan biji.
- Pertumbuhan tanaman lebih seragam
- Proses pemanenan lebih mudah dan tersusun.
- Proses penangganan hama dan penyakit lebih mudah.
Kerugian
- Perlu keahlian khusus.
- Kemungkinan tumbuh tanaman yang diarapkan tidak besar
Kelemahan grafting :
- Membutuhkan pengetahuan dan pengalaman mengenai okulasi.
- Terkadang hasil okulasi yang dihasilkan tidak optimal.
- Terkadang tidak ada kecocokan dengan batang bawah dan batang atas,
meski satu famili dan genus.
- Peluang kegagalan dalam penyambungan cukup besar, dibandingkan
dengan perbanyakan menggunakan biji.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organ target utama pada tanaman ubi kayu atau singkong adalah bagian
akarnya. Tanaman ubi kayu mempunyai syarat tumbuh seperti iklim yang optimal
dan tempat tumbuh yang sesuai. Untuk rekayasa tanaman ubi kayu dengan
pemangkasan yang tepat dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetative
dan produktif. Selain itu ada pembumbunan yang berfungsi untuk melindungi
umbi dari serangan hama. Teknik rekayasa terakhir adalah grafting, Ubi kayu
mukibat merupakan tanaman hasil sambung atau grafting antara ubi karet sebagai
batang atas dan ubi biasa sebagai batang bawah. Pemilihan ubi karet sebagai
19
batang atas dengan dasar bahwa ubi karet kapasitas sumber besar, daun besar, dan
warna hijau tua, sehingga tanaman mempunyai luas daun lebih luas dan laju
fotosintesis lebih besar. Organ target akar pada tanaman ubi kayu dapat meningkat
produksinya dengan dilakukannya suatu teknik rekayasa penanaman ubi kayu.
3.2 Saran
Pembaca yang tertarik dengan budidaya tanaman ubi kayu sebaiknya
mengetahui cara atau metode untuk merekayasa produksi tanaman ubi kayu.
Dengan rekayasa produksi tanaman ubi kayu, akan banyak manfaat yang akan
diperoleh. Salah satunya adalah meningkatnya komponen hasil panen. Selain itu,
merekayasa tanaman ubi kayu dalam budidaya tanaman juga bermanfaat dalam
meningkatkan produktivitas hasil panen yang optimal dan menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Howeler, R.H. 1994. Integrated soil and crop management to prevent environment
degradation in cassava based cropping systems in Asia. Proc. of workshop
on Upland Agriculture in Asia, April 6-8, 1993 at Bogor,Indonesia. 195-
224.
20
Nugraha, dkk.2015. Kajian Potensi Produktivitas Ubikayu (Manihot Esculenta
Crant.) Di Kabupaten Pati.676.
Saleh, Nasir, dkk. 2015. Peningkatan Produksi dan Kualitas Umbi-Umbian. 9-10.
Sunyoto, dkk.2015. Kajian Produksi Ubi Dan Aci Tanaman Ubikayu (Manihot
Esculenta Crantz) Akibat Pemangkasan Tajuk.314-316.
21